TANBIIH

الحَمـْدُ للهِ المُــوَفَّـقِ للِعُـلاَ حَمـْدً يُوَافـــِي بِرَّهُ المُتَـــكَامِــلا وَإِن تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّـهِ لَا تُحْصُوهَا ۗ إِنَّ اللَّـهَ لَغَفُورٌ رَّحِيمٌ ثُمَّ الصَّلاَةُ عَلَي النَّبِيِّ المُصْطَفَىَ وَالآلِ مَــــعْ صَـــحْــبٍ وَتُبَّـاعٍ وِل إنَّ اللَّـهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا تَقْوَى الإلهِ مَدَارُ كُلِّ سَعَادَةٍ وَتِبَاعُ أَهْوَى رَأْسُ شَرِّ حَبَائِلاَ إن أخوف ما أخاف على أمتي اتباع الهوى وطول الأمل إنَّ الطَّرِيقَ شَرِيعَةٌُ وَطَرِيقَةٌ وَحَقِيقَةُ فَاسْمَعْ لَهَا مَا مُثِّلا فَشَرِيعَةٌ كَسَفِينَة وَطَرِيقَةٌ كَالبَحْرِ ثُمَّ حَقِيقَةٌ دُرٌّ غَلاَ فَشَرِيعَةٌ أَخْذٌ بِدِينِ الخَالِقِ وَقِيَامُهُ بَالأَمْرِ وَالنَّهْيِ انْجَلاَ وَطَرِِيقَةٌ أَخْذٌ بِأَحْوَطَ كَالوَرَع وَعَزِيمَةُ كَرِيَاضَةٍ مُتَبَتِّلاَ وَحَقِيقَةُ لَوُصُولُهِ لِلمَقْصِدِ وَمُشَاهَدٌ نُورُ التّجَلِّي بِانجَلاَ مَنْ تصوف ولم يتفقه فقد تزندق، ومن تفقه ولم يتصوف فقد تفسق، ومن جمع بينهما فقد تحقق

hiasan

BELAJAR MENGKAJI HAKIKAT DIRI UNTUK MENGENAL ILAHI

Sabtu, 21 Juli 2012

SULUK LINGLUNG ... KANJENG MALAYA


Birahi ono nireku, aran iro Alloh jati. Tan ono kalih tetigo, sopo weruho yen wus dadi, ingsun weruh pesti nora, ngarani namanireki

Timbulnya hasrat kehendak Alloh menjadikan terwujudnya dirimu dengan adanya wujud dirimu menunjukkan akan adanya Alloh dengan sesungguhnya,(hono niro setuhune hononing hyang) Alloh itu tidak mungkin ada dua apalagi tiga.

Siapa yang mengetahui asal muasal kejadian dirinya, saya berani memastikan bahwa orang itu tidak akan membanggakan kutipan ajaran Nabi Khidir kepada Sunan Kalijaga Azmatkhon dalam Suluk dirinya sendiri.

Sipat jamal to puniku, ingkang kinen angarani, pepakane ono ika, akon ngarani puniki, iyo Alloh angandiko, mring Muhammad kang dadi kekasih.

Ada pun sifat jamal (sifat terpuji/bagus) itu ialah, sifat yang selalu berusaha menyebutkan, bahwa pada dasarnya adanya dirinya, karena ada yang mewujudkan adanya.

Demikianlah yang difirmankan Alloh kepada Nabi Muhammad yang menjadi Kekasih-Nya

Yen tan ono sira iku, ingsun tan ono kang ngarani, mung sira ngarani ing wang, dene tunggal lan sireki iya Ingsun iya siro, aran iro aran mami

Kalau tidak ada dirimu, Alloh tidak dikenal/disebut-sebut; Hanya dengan sebab ada kamulah yang menyebutkan keberadaan-Ku, Sehingga kelihatan seolah-olah satu dengan dirimu. Adanya AKU, Alloh, menjadikan dirimu. Wujudmu menunjukkan adanya Dzatku

Tauhid hidayat sirrku, tunggal lawan Sang Hyang Widhi, tunggal siro lawan Alloh, uga donya uga akhirot, ya rumangsanono pangeran, ya Alloh ono nireki.

Tauhid hidayah yang sudah ada padamu, menyatu dengan Tuhan. Menyatu dengan Alloh, baik di dunia maupun di akherat. Dan kamu merasa bahwa Alloh itu ada dalam dirimu

Ruh idhofi neng sirrku, makrifat ya den arani, uripe ing aranan Syahadat, urip tunggil sak njroning urip sujud rukuk pangasonyo, rukuk pamore Hyang Widhi

Ruh idhofi ada dalam dirimu. Makrifat sebutannya. Hidupnya disebut Syahadat (kesaksian), hidup tunggal dalam hidup. Sujud rukuk sebagai penghiasnya. Rukuk berarti dekat dengan Tuhan pilihan.

Sekarat tan onomu nyamur, jo melu yen siro wedi, lan jo melu-melu Alloh, iku aran sekaratil, ruh idhofi mati tan ono, urip mati mati urip.

Penderitaan yang selalu menyertai menjelang ajal (sekarat) tidak terjadi padamu. Jangan takut menghadapi sakratulmaut, dan jangan ikut-ikutan takut menjelang pertemuanmu dengan Alloh. Perasaan takut itulah yang disebut dengan sekarat. Ruh idhofi tak akan mati ,Hidup mati, mati hidup

Lir ing mati sajroning ngahurip, iya urip sajatining pejah, urip bae selawase, kang mati nepsu iku, badan dhohir ingkang ngelakoni, katampan badan kang nyoto, pamore sawujude, rogone ngrasa matiyo, Syekh Malaya (S.Kalijaga) den padhang siro nampani, Wahyu prapto nugroho.

mati di dalam kehidupan. Atau sama dengan hidup dalam kematian. Ialah hidup abadi. Yang mati itu nafsunya.

Lahiriah badan yang menjalani mati. Tertimpa pada jasad yang sebenarnya. Kenyataannya satu wujud.

Raga sirna, sukma mukhsa. Jelasnya mengalami kematian! Syeh Malaya (S.Kalijaga), terimalah hal ini sebagai ajaranku dengan hatimu yang lapang. Anugerah berupa wahyu akan datang padamu.…
.


Alhasil, berprasangka baik kepada Alloh merupakan suatu yang wajib bagi kita kaum muslimin, bukan hanya menimbulkan ketabahan melainkan akan membuahkan hasil yang semupna dalah keikhlasan kepada Alloh. 

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ



Maha suci Engkau ya Alloh, dan segala puji bagi-Mu. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Engkau. aku mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu.”

BERBAGAI DEFINISI TASAWUF DALAM PANDANGAN BERGAI ULAMA' AHLU SUNNAH WAL-JAMA'AH




Tasawuf pada prinsipnya bukanlah tambahan terhadap Al-Qur’an dan hadits, justru Tasawuf adalah implementasi dari sebuah kerangka agung Islam. Secara lebih rinci, Al-Qusyairy meyebutkan beberapa definisi dari para Sufi besar:

Syeikh Muhammad al-Jurairy:

“Tasawuf berarti memasuki setiap akhlak yang mulia dan keluar dari setiap akhlak yang tercela."

Syeikh Al-Junaid al-Baghdady:

“Tasawuf artinya Alloh mematikan dirimu dari dirimu dan menghidupkan dirimu bersama dengan-Nya.”
“Tasawuf adalah engkau berada semata-mata bersama Alloh swt. Tanpa keterikatan dengan apa pun.”
“Tasawuf adalah perang tanpa kompromi.”
“Tasawuf adalah anggota dari satu keluarga yang tidak bisa dimasuki oleh orang-orang selain mereka.”
“Tasawuf adalah dzikir bersama, ekstase yang diserta sama’ dan tindakan yang didasari Sunnah Nabi.”
“Kaum Sufi seperti bumi, yang diinjak oleh orang saleh maupun pendosa; juga seperti mendung, yang memayungi segala yang ada; seperti air hujan, mengairi segala sesuatu.”

“ Jika engkau melihat Sufi menaruh kepedulian kepada penampilan lahiriyahnya, maka ketahuilah bahwa wujud batinnya rusak"

Syeikh Al-Husain bin Manshur al-Hallaj:

“Sufi adalah kesendirianku dengan Dzat, tak seorang pun menerimanya dan juga tidak menerima siapa pun".

Syeikh Abu Hamzah Al-Baghdady:

Tanda Sufi yang benar adalah dia menjadi miskin setelah kaya, hina setelah mulia, bersembunyi setelah terkenal. Sedang tanda Sufi yang palsu adalah dia menjadi kaya setelah miskin, menjadi obyek penghormatan tertinggi setelah mengalami kehinaan, menjadi masyhur setelah tersem, bunyi.

Syeikh Amr bin Utsman Al-Makky:

“Tasawuf adalah si hamba berbuat sesuai dengan apa yang paling baik saat itu.”

Syeikh Mohammad bin Ali al-Qashshab:

“Tasawuf adalah akhlak mulia, dari orang yang mulia di tengah-tengah kaum yang mulia.”

Syeikh Samnun:

“Tasawuf berarti engkau tidak memiliki apa pun, tidak pula dimiliki apapun".

Syeikh Ruwaim bin Ahmad:

“Tasawuf artinya menyerahkan diri kepada Alloh dalam setiap keadaan apa pun yang dikehendaki-Nya.”

“Tasawuf didasarkan pada tiga sifat: Memeluk kemiskinan dan kefakiran, mencapai sifat hakikat dengan memberi, dengan mendahulukan kepentingan orang lain atas kepentingan diri sendiri dan meninggalkan sikap kontra dan memilih".

Ma’ruf Al-Karkhy:

“Tasawuf artinya, memihak pada hakikat-hakikat dan memutuskan harapan dari semua yang ada pada makhluk”.

Syeikh Hamdun al-Qashshsar:

“Bersahabatlah dengan para Sufi, karena mereka melihat dengan alasan-alasan untuk mermaafkan perbuatan-perbuatan yang tak baik dan bagi mereka perbuatan-perbuatan baik pun bukan suatu yang besar, bahklan mereka bukan menganggapmu besar karena mengerjakan kebaikan itu".

Syeikh Al-Kharraz:

“Mereka adalah kelompok manusia yang mengalami kelapangan jiwa yang mencampakkan segala milik mereka sampai mereka kehilangan segala-galanya. Mereka diseru oleh rahasia-rahasia yang lebih dekat di hatinya, ingatlah, menangislah kalian karena kami".

Syeikh Sahl bin Abdulloh:

“Sufi adalah orang yang memandang darah dan hartanya tumpah secara gratis untuk alloh".

Syeikh Ahmad an-Nuury:

Tanda orang Sufi adalah ia rela manakala tidak punya dan peduli orang lain ketika ada.

”Syeikh Muhammad bin Ali Kattany:

“Tasawuf adalah akhlak yang baik, barangsiapa yang melebihimu dalam akhlak yang baik, berarti ia melebihimu dalam Tasawuf".

Syeikh Ahmad bin Muhammad ar-Rudzbary:

“Tasawuf adalah tinggal di pintu Sang Kekasih, sekali pun engklau diusir.”“Tasawuf adalah Sucinya Taqarrub, setelah kotornya berjauhan denganya".

Syeikh Abu Bakr asy-Syibly:

“Tasawuf adalah duduk bersama Alloh swt tanpa hasrat.”“Sufi terpisah dari manusia dan bersambung dengan Alloh swt sebagaimana difirmankan Alloh swt, kepada Musa, ‘Dan Aku telah memilihmu untuk Diri-Ku’ (Thoha: 41) dan memisahkanmu dari yang lain. Kemudian Alloh swt berfirman kepadanya, ‘Engkau tak akan bisa melihat-Ku’.”

“Para Sufi adalah anak-anak di pangkuan Tuhan Yang Haq.”“Tasawuf adalah kilat yang menyala dan Tasawuf terlindung dari memandang makhluk.”“Sufi disebut Sufi karena adanya sesuatu yang membekas pada jiwa mereka. Jika bukan demikian halnya, niscaya tidak akan ada nama yang dilekatkan pada mereka".

Syeikh Al-Jurairy:

“Tasawuf berarti kesadaran atas keadaaan diri sendiri dan berpegang pada adab".

Syeikh Al-Muzayyin:

Tasawuf adalah kepasrahan kepada Al-Haq.”

Syeikh Askar an-Nakhsyaby:“Orang Sufi tidaklah dikotori suatu apa pun, tetapi menyucikan segalanya.”

Syeikh Dzun Nuun Al-Mishry:

“Kaum Sufi adalah mereka yang mengutamakan Allah swt. diatas segala-galanya dan yang diutamakan oleh Alloh di atas segala makhluk yang ada.”

Syeikh Muhammad al-Wasithy:

“Mula-mula para Sufi diberi isyarat, kemudian menjadi gerakan-gerakan dan sekarang tak ada sesuatu pun yang tinggal selain kesedihan".

Syeikh Abu Nashr as-Sarraj ath-Thusy:

“Aku bertanya kepada Ali al-Hushry, ‘siapakah, yang menurutmu Sufi itu?’ Lalu ia menjawab, ‘Yang tidak di bawa bumi dan tidak dinaungi langit’. Dengan ucapannya menurut saya, ia merujuk kepada keleburan".

Syeikh Ahmad ibnul Jalla’:

“Kita tidak mengenal mereka melalui prasyarat ilmiyah, namun kita tahu bahwa mereka adalah orang-orang yang miskin, sama sekali tidak memiliki sarana-sarana duniawi. Mereka bersama Alloh swt tanpa terikat pada suatu tempat tetapi Alloh swt, tidak menghalanginya dari mengenal semua tempat. Karenanya disebut Sufi".

syeikh Abu Ya’qub al-Madzabily:

“Tasawuf adalah keadaan dimana semua atribut kemanusiaan terhapus.”

Syeikh Abul Hasan as-Sirwany:“Sufi yang bersama ilham, bukan dengan wirid yang menyertainya".

Syeikh Abu Ali Ad-Daqqaq:

“Yang terbaik untuk diucapkan tentang masalah ini adalah, ‘Inilah jalan yang tidak cocok kecuali bagi kaum yang jiwanya telah digunakan Alloh swt, untuk menyapu kotoran binatang’.”

“Seandainya sang fakir tak punya apa-apa lagi kecuali hanya ruhnya dan ruhnya ditawarkannya pada anjing-anjing di pintu ini, niscaya tak seekor pun yang menaruh perhatian padanya".



Syeikh Abu Sahl ash-Sha’luki:

“Tasawuf adalah berpaling dari sikap menentang ketetapan Alloh.”
Dari seluruh pandangan para Sufi itulah akhirnya Al-Qusayiry menyimpulkan bahwa Sufi dan Tasawuf memiliki terminologi tersendiri, sama sekali tidak berawal dari etimologi, karena standar gramatika Arab untuk akar kata tersebut gagal membuktikannya.

Alhasil, dari seluruh definisi itu, semuanya membuktikan adanya adab hubungan antara hamba dengan Alloh swt dan hubungan antara hamba dengan sesamanya. Dengan kata lain, Tasawuf merupakan wujud cinta seorang hamba kepada Alloh dan Rosul-Nya, pengakuan diri akan haknya sebagai hamba dan haknya terhadap sesama di dalam amal kehidupan.

Jumat, 20 Juli 2012

AWAL MULA MUTAJALIYATI-INSAN



اَعُوْذُ بِااللهِ مِنَ اْلشَّيْطَا نِ الْرَجِيْم بِسْمِ اللهِ اْلَرّحْمنِ اْلرَحِيْمِ
اَشْهَدُ اَنْ لا َاِلَهَ اِلا الله وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ الله
اَلله ُوَحْدهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ مُحَمَّدٌ عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهْ حَقُّ الله - رَحْمَةُ الله – رِضَأ الله

وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

“Dan sesungguhnya inilah jalan-Ku yang lurus maka ikutilah dia dan jangan kamu ikuti jalan-jalan (lainnya) sebab jalan-jalan itu akan mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Demikianlah Alloh berwasiat kepada kamu mudah-mudahan kamu bertaqwa.” (QS. Al An’am : 153)

Semoga Alloh s.w.t memberikan kamu kemulyaan di dalam amalan-amalan yang disukai-Nya dan Semoga kamu memperoleh keridhaan-Nya. Fikirkan, tekankan kepada pemikiran kamu dan faham dengan apa yang aku katakan. Alloh Yang Maha Tinggi pada permulaannya menciptakan Nur Muhammad dari cahaya suci Keindahan-Nya. Dalam hadis Qudsi ...


إ ن الله خلق ا د م على صو ر ته.

Sesungguhnya Alloh menciptakan Adam sesuai dengan bentuk-Nya”.

Ini dinyatakan juga oleh Nabi Muhammad s.a.w dengan sabdanya: “Mula-mula Alloh ciptakan ruhku.
Pada awalnya diciptakan-Nya sebagai ruh suci”. 
“Mula-mula Alloh ciptakan qolam”. 
“Mula-mula Alloh ciptakan aqal”.


Apa yang dimaksudkan sebagai pengadaan (tajalli / nyata) permulaan itu ialah penciptaan hakikat Nabi Muhammad s.a.w, Kebenaran tentang Muhammad yang tersembunyi. Dia juga diberi nama yang indah-indah. Dia dinamakan nur, cahaya suci, karena dia di sucikan dari kegelapan yang tersembunyi di bawah sifat jalal Alloh. Alloh Yang Maha Tinggi berfirman: 

قَد جاءَكُم مِنَ اللَّهِ نورٌ وَكِتٰبٌ مُبينٌ

“Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Alloh, dan kitab yang menerangkan.”. (Al-Maaidah, ayat 15)

Dia dinamakan aqal yang meliputi setiap mahluk karena dia telah melihat dan mengenali segala-galanya.

Dia dinamakan qolam kerana dia menyebarkan hikmah dan ilmu dan dia mencurahkan ilmu ke dalam huruf-huruf. 
NUR Muhammad adalah dzat atau hakikat  menjadi rujukan kepada segala kejadian (kenyataan) mahluk seluruh alam baik yang di bumi dan di langit dunia dan akhirat, permulaan dan kenyataan alam maya. Baginda s.a.w menyatakan hal ini dengan firman

( كنت كنزا مخفيا فأحببت أن أعرف فخلقت الخلق لاعرف )

“Adanya Aku (alloh) adalah perbendaharaan yang tersembunyi maka Aku berkehendak akan Kuperkenalkan akan ada Aku maka Aku jadikan semua makhluk supaya kenyataan Aku dikenalnya.”

Kemudian beliau menyebut hadits Nabi s.a.w

. أول ما خلق الله تعالى نورى وفى رواية روحى



Artinya: “Yang pertama kali di adakan oleh alloh adalah NUR ku (dan pada suatu riwayat – ruhku).”

 Maka dalam pemahaman al-faqir keADAan alam ini di mutajalayihahkan Alloh subhanahu taala dari  sebab NUR Muhammad s.a.w. seperti yang telah tersebut. Lalu ia menyebut pula hadith qudsi:

خلقت الاشياء لاجلك وخلقتك لاجلى

Artinya: “Aku jadikan semua perkara itu karena engkau ya Muhammad dan Aku jadikan akan engkau itu karena adanya Aku, yakni dijadikan nur Muhammad itu dengan tiada wasithoh apa pun.”

dalam riwayat lain rosululloh bersabda :

اول ما خلق الله تعالي نوري وكان نوري من نور الله ولاجل ذالك النور فرض الله تعالي مني وامتي خمس وقت صلاة 

Sesuatu yang diciptakan alloh adalah NURku dan Adanya Nurku itu dari NURULLOH dan oleh karena memulyakan NURULLOH di wajibkan untukku dan umatku sholat dalam 5 waktu 

Kemudian Alloh ciptakan arasy dari cahaya mata Muhammad. Dia ciptakan makhluk yang lain dari arasy. Kemudian Dia tiupkan Ruh-ruh turun kepada peringkat penciptaan yang paling rendah yaitu menempati alam kebendaan , alam jirim dan badan. 

ثُمَّ رَدَدنٰهُ أَسفَلَ سٰفِلينَ

"Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka)" (Surah Tin, ayat 5)




ALLOH turunkan cahaya itu dari tempat ia diciptakan, dari alam lahut, yaitu alam kenyataan bagi dat Alloh, hal yang menjadi petunjuk bagi keESAanNya, bagi wujud mutlak, kepada alam dengan sebutan nama-nama Ilahi, hakikat sifat-sifat Ilahi, alam bagi aqal yang menjadi asbab milik ruh yang meliputi sekailan kehidupan.


Kemudian ALLOH memberikan RUH''  itu selimut dari cahaya. Ruh-ruh ini dinamakan ‘Ruh al-amr / ruh pemerintah’'Dengan selimut cahaya mereka turun kepada alam jabarut dan di sebut  "Ruh wilayah / Ruh idhofi" kemudian deng selimut Cahaya Ruh turun kepada alam malaikat. Di sana mereka dinamakan ‘ruh ruhani’. Kemudian ruh itu arahkan turun kepada alam kebendaan yaitu alam jirim, air dan api, tanah dan angin dan kemudian mereka di sebut ‘ruh manusia’. Kemudian dari dunia ini Dia ciptakan tubuh yang berdaging, berdarah. 

مِنها خَلَقنٰكُم وَفيها نُعيدُكُم وَمِنها نُخرِجُكُم تارَةً أُخرىٰ

“ Dari bumi (tanah) itulah Kami menjadikan kamu dan kepadanya Kami akan mengembalikan kamu dan daripadanya Kami akan mengeluarkan kamu pada kali yang lain”. (Surah Ta Ha, ayat 55)

setelah peringkat-peringkat ini Alloh memerintahkan roh-roh supaya memasuki badan-badan dan dengan kehendak-Nya mereka pun masuk.

فَإِذا سَوَّيتُهُ وَنَفَختُ فيهِ مِن روحى فَقَعوا لَهُ سٰجِدينَ

“Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Ku tiupkan kepadanya roh (ciptaan) Ku maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya…”. (Surah Shad, ayat 72)

Sampai masanya roh-roh itu terikat dengan badan, dengan darah dan daging dan lupa kepada asal usul kejadian dan perjanjian mereka. Mereka lupa tatkala Alloh ciptakan mereka pada alam arwah Dia telah bertanya kepada mereka,

الست بربكم قالوا بلي 

“Adakah aku Tuhan kamu? Mereka telah menjawab:Iya, bahkan!.”

Mereka lupa kepada ikrar mereka. Mereka lupa kepada asal usul mereka, lupa juga kepada jalan untuk kembali kepada tempat asal mereka.

Tetapi Alloh Maha Penyayang, Maha Pengampun, sumber kepada segala keselamatan dan pertolongan bagi sekalian hamba-hamba-Nya. Dia mengasihani mereka lalu Dia antarkan kitab-kitab suci dan rosul-rosul kepada mereka untuk mengingatkan mereka tentang asal usul mereka.

وَلَقَد أَرسَلنا موسىٰ بِـٔايٰتِنا أَن أَخرِج قَومَكَ مِنَ الظُّلُمٰتِ إِلَى النّورِ وَذَكِّرهُم بِأَيّىٰمِ اللَّهِ ۚ إِنَّ فى ذٰلِكَ لَءايٰتٍ لِكُلِّ صَبّارٍ شَكورٍ

“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Musa dengan membawa ayat-ayat Kami, (dan Kami perintahkan kepadanya): ""Keluarkanlah kaummu dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dan ingatkanlah mereka kepada hari-hari Alloh"". Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Alloh) bagi setiap orang penyabar dan banyak bersyukur.”. (Surah Ibrahim, ayat 5)

Perintah alloh untuk semua rosul yaitu ‘ingatkan ruh-ruh tentang hari-hari di mana mereka tidak terpisah dengan Alloh’. 

Para rosul-rosul telah datang ke dunia ini, melaksanakan tugas mereka dan kemudian meninggalkan dunia ini. Tujuan semua itu adalah membawa kepada manusia utusan yang mengingatkan akan hakikat penyembahan, peringatan serta menyadarkan manusia dari kelalaian mereka.

Tetapi mereka yang ingat pada-Nya, & kembali kepada-Nya, hanyalah sedikit manusia yang ingin kembali kepada asal usul mereka, menjadi semakin berkurang dan terus berkurang bersama berputarnya zaman 

SEMOGA BISA MENJADI TELAAH BUAT KITA SEMUA UNTUK KEMBALI PADA AL-ILAH

PENGERTIAN AL-DIIN (AGAMA




لا دينا لمن لا ايمان له 

tidak di sebut mempunyai agama bagi orang-orang yang tidak meyaqininya (agama)

Makna leksikal al-diin adalah kepatuhan, ketaatan, penyerahan dan balasan. Dan makna istilahnya adalah keseluruhan keyakinan, akhlak, undang-undang dan aturan-aturan yang bertujuan mengatur urusan-urusan manusia dan membimbing mereka. Tidak semua ajaran itu seluruhnya benar dan dan juga sebaliknya, dan terkadang dalam beberapa ajaran bercampur antara benar dan batil. Jika keseluruhan ajarannya adalah benar maka disebut agama yang benar, dan begitu pula sebaliknya disebut agama yang batil atau percampuran antara benar dan batil. syahadat pertama (syahadatain)PERJANJIAN Pengertian ‘perjanjian’ bisa kita temukan dalam ayat-ayat qur`aniah di bawah ini.

وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِنْ بَنِي ءَادَمَ مِنْ ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَى أَنْفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ قَالُوا بَلَى شَهِدْنَا أَنْ تَقُولُوا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَذَا غَافِلِينَ

“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman), ‘Bukankah Aku ini Tuhanmu?’ Mereka menjawab, ‘Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi.’ (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan, ‘Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan).’” (al-A’raaf: 172) ini menjadi haqiqat sampurnanya ADAM mumkin



اشهد ان لا اله الا الله و اشهد ان محمدا رسول الله

. IQRAR (syahadatulloh) Pengertian ‘ikrar’ bisa kita temukan dalam firman Allah berikut ini.

"شَهِدَ اللَّهُ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ "وَالْمَلَائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِمًا بِالْقِسْطِ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ “

Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia, Yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tidak ada Tuhan melainkan Dia, Yang Mahaperkasa lagi Maha Bijaksana.” (Ali ‘Imran:18) YANG MENJADI AQIDAH 68 YANG ASLI MENJADI DZAT WAJIBUL WUJUD

شهد الله انه لا اله الا هو

INI YANG KE TIGA SUMPAH

قَالُوا شَهِدْنَا عَلَى أَنْفُسِنَا وَغَرَّتْهُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَشَهِدُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ أَنَّهُمْ كَانُوا كَافِرِينَ

“…Mereka berkata, ‘Kami menjadi saksi atas diri kami sendiri,’ kehidupan dunia telah menipu mereka, dan mereka menjadi saksi atas diri mereka sendiri, bahwa mereka adalah orang-orang yang kafir.” (al-An’aam: 130)




YANG MENJADI HAQIQAT WUJUD MUHAMMAD HAQIQI . PERSAKSIAN

Adapun pengertian ‘persaksiaan’ untuk kalimat syahadat bisa kita temukan dalam beberapa firman Allah SWT

. قَالَ فَاشْهَدُوا وَأَنَا مَعَكُمْ مِنَ الشَّاهِدِينَ

“…Allah berfirman, ‘Kalau begitu saksikanlah (hai para Nabi) dan Aku menjadi saksi (pula) bersama kamu.” (Ali ‘Imran: 81)

قَالُوا شَهِدْنَا عَلَى أَنْفُسِنَا وَغَرَّتْهُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَشَهِدُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ أَنَّهُمْ كَانُوا كَافِرِينَ

“…Mereka berkata, ‘Kami menjadi saksi atas diri kami sendiri,’ kehidupan dunia telah menipu mereka, dan mereka menjadi saksi atas diri mereka sendiri, bahwa mereka adalah orang-orang yang kafir.” (al-An’aam: 130)

شهد نا علي انفسنا

SETELAH INI DI PAHAMI BARU YG NAMANYA ISLAM

قال النبي صلي الله عليه وسلم

Sabda nabi muhammad SAW

من عبد الاسم دون المعني فقد كفر

Barang siapa yg menyembah nama dari lafadz maka bukan arti di namakan kafir

ومن عبد المعني دون الاسم فقد نفق

Barang siapa yg menyembah arti dari lafadz bukan nama maka di namakan munafiq

ومن عبد الاسم والمعني فقد أشرك

Barang siapa yang menyembah nama dan artinya maka dimakan syirik

ومن عبد المعني بحقيقة المعرفة فهو مؤمن حق

Barang siapa yang menyembah arti dari lafadz dengan haqiqatnya orang yang ma’rifat maka dimakan mu’min yang benar sebagaimana yang terekam dalam surah al-A’raf (7) ayat 172 :

وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِنْ بَنِي ءَادَمَ مِنْ ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَى أَنْفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ قَالُوا بَلَى شَهِدْنَا أَنْ تَقُولُوا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَذَا غَافِلِينَ

(Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini Tuhan-mu?” Mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi”. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhani).

INI BUKAN BUAT PERBANDINGAN NAMUN KAJIAN BUAT MASING.

Senin, 16 Juli 2012

LATAR BELAKANG PERLUNYA MANUSIA TERHADAP AGAMA (diin)


Sekurang-kurangnya ada alasan yang melatar belakangi perlunya manusia terhadap agama. Alasan tersebut secara singkat dapat dikemukakan sebagai berikut.

1. Pengakuan terhadap adanya hubungan manusia dengan kekuatan ghaib yang harus dipatruhi.

2. Pengakuan terhadap adanya kekuatan ghaib yang menguasai manusia.

3. Mengikatkan diri pada suatu bentuk hidup yang mengandung pengakuan pada suatu sumber yang berada diluar diri manusia yang mempengaruhi perbuatan-perbuatan manusia.

4. Kepercayaan pada suatu kekuatan ghaib yang menimbulkan cara hidup tertentu.

5. Suatu system tingkah laku  yang berasal di kekuatan ghaib.

6. Pengakuan terhadap adanya kewajiban-kewajiban yang diyakini bersumber pada suatu kekuatan ghaib.

7. Pemujaan terhadap kekuatan ghaib yang timbul dan perasaan lemah dan perasaan takut terhadap kekuatan misterius yang terdapat dalam alam sekitar manusia.

8. Ajaran yang dianutnya Tuhan kepada manusia melalui seorang rasul.

Berdasarkan uraian tersebut kita dapat mengambil suatu kesimpulan bahwa agama adalah ajaran yang berasal dan Tuhan atau hasil renungan manusia yang terkandung dalam kitab suci yang turun temurun diwariskan oleh suatu generasi kegenerasi dengan tujuan untuk memberi tuntunan dan pedoman hidup bagi manusia agar mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat, yang didalamnya mencakup unsur emosional dan kenyataan bahwa kebahagiaan hidup tersebut bergantung pada adanya hubungan yang baik dengan kekuatan ghaib tersebut.




 Latar Belakang Fitrah Manusia

Dalam bukunya berjudul prospektif manusia dan agama, Murthada Muthahhari mengatakan bahwa disaat berbicara tentang para Nabi

Imam Ali as. Menyebutkan bahwa mereka diutus untuk mengingat manusia kepada manusia yang telah diikat oleh fitrah manusia, yang kelak mereka akan dituntut untuk memenuhinya.

Perjanjian itu tidak dicatat diatas kertas melainkan dengan pena ciptaan Alloh dipermukaan terbesar dan lubuk fitrah manusia, dan diatas permukaan hati nurani serta di kedalaman perasaan batiniyah.
Kenyataan bahwa manusia memiliki fitrah keagamaan tersebut buat pertama kali ditegaskan kepada agama islam, yakni bahwa agama adalah kebutuhan fitri manusia, sebelumnya, manusia belum mengenal kenyataan ini.

Baru dimasa akhir-akhir ini muncul beberapa orang yang menyerukan dan mempopulerkannya. Fitri keagamaan yang ada pada diri manusia inilah yang melatar belakangi perlunya manusia kepada agama, oleh karenanya ketika datang wahyu Tuhan yang menyeru manusia agar beragama, maka seruan tersebut memang amat sejalan dengan fitrahnya hal tersebut.

Dalam konteks ini kita misalnya membaca ayat yang berbunyi :

فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا فِطْرَةَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لا يَعْلَمُونَ

"Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Alloh), (sebagai perwujudan dari) fitrah Alloh (sifat-sifat Alloh). (Alloh) Yang telah menciptakan manusia, menurut fitrah itu (pula). Tidak ada perubahan pada fitrah Alloh, (yang berupa) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui, (hakekat semua ajaran agama-Nya ialah keimanan dan ketaqwaan kepada Alloh, dengan menselaraskan kehidupan manusia kepada berbagai sifat-Nya dalam Asmaul Husna)" – (QS.30:30)

مُنِيبِينَ إِلَيْهِ وَاتَّقُوهُ وَأَقِيمُوا الصَّلاةَ وَلا تَكُونُوا مِنَ الْمُشْرِكِينَ

"dengan kembali bertaubat kepada-Nya dan bertaqwalah kepada-Nya, serta dirikanlah shalat, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Alloh," – (QS.30:31)

Setiap perkara yang di adakan Alloh mempunyai fitrahnya sendiri-sendiri , sedang manusia saya membuat sesuatu itu pasti dengan fitrahnya sendiri-sendiri .

Kesimpulannya bahwa latar belakang perlunya manusia pada agama adalah karena dalam diri manusia sudah terdapat potensi untuk beragama. Potensi yang beragama ini memerlukan pembinasaan, pengarahan, pengambangan dan seterusnya dengan cara mengenalkan agama kepadanya.




 Kelemahan dan Kekurangan Manusia.

Faktor lainnya yang melatar belakangi manusia memerlukan agama adalah karena disamping manusia memiliki berbagai kesempurnaan juga memiliki kekurangan .

Walaupun manusia itu dianggap sebagai makhluk yang terhebat dan tertinggi dari segala makhluk yang ada di ala mini, akan tetapi mereka mempunyai kelemahan dan kekurangan karena terbatasnya kemampuan  para  ulama' menyatakan bahwa keterbatasan manusia itu terletak pada pengetahuannya hanyalah tentang apa yang terjadi sekarang dan sedikit tentang apa yang telah izin.

Adapun tentang masa depan yang sama sekali tidak tahu, oleh sebab itu kata beliau selanjutnya hukum apa sajapun yang dapat dibuat oleh manusia tentang kehidupan insani adalah berdasarkan pengalaman masa lalu.

Selanjutnya dikatakan disamping itu manusia menjadi lemah karena di dalam dirinya ada hawa nafsu yang selain mengajak kepada kejahatan, sesudah itu ada lagi iblis yang selain berusaha menyesatkan manusia dari kebenaran dan kebaikan. Manusia hanya dapat melawan musuh-musuh ini ialah dengan senjata agama.
Alloh menciptakan manusia dan berfirman “bahwa manusia itu telah diciptakan-nya dengan batas-batas tertenu dan dalam keadaan lemah.

إِنَّا كُلَّ شَيْءٍ خَلَقْنَاهُ بِقَدَرٍ

Artinya :
“Sesungguhnya tiap-tiap sesuatu (terasuk manusia) telah kami ciptakan dengan ukuran (batas) tertentu (qS. Al-Qomar : 49)


وَمَا أَمْرُنَا إِلا وَاحِدَةٌ كَلَمْحٍ بِالْبَصَرِ

"Dan perintah Kami hanyalah satu perkataan seperti kejapan mata." – (QS.54:50)

وَلَقَدْ أَهْلَكْنَا أَشْيَاعَكُمْ فَهَلْ مِنْ مُدَّكِرٍ

"Dan sesungguhnya, telah Kami binasakan orang yang serupa dengan kamu. Maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran." – (QS.54:51)

وَكُلُّ شَيْءٍ فَعَلُوهُ فِي الزُّبُرِ



"Dan segala sesuatu yang telah mereka perbuat tercatat dalam buku-buku catatan." – (QS.54:52)

وَكُلُّ صَغِيرٍ وَكَبِيرٍ مُسْتَطَرٌ


"Dan segala (urusan) yang kecil maupun yang besar adalah tertulis." – (QS.54:53)

Untuk mengatasi kelemahan-kelemana dirinya itu dan keluar dari kegagalan-kegagalan tersebut tidak ada jalan lain kecuali dengan wahyu akan agama .




Tantangan Manusia


Faktor lain yang menyebabkan manusia memerlukan agama adalah karena manusia adalah karena manusia adalah dalam kehidupan senantiasa menghadapi berbagai tantangan baik dari dalam maupun dari luar. Tantangan dari dalam dapat berupa dorongan dari hawa nafsu dan bisikan syetan sedangkan tantangan dari luar dapat berupa rekayasa dan upaya-upaya yang dilakukan manusia yang secara sengaja berupa ingin memalingkan manusia dari Tuhan.

Mereka dengan rela mengeluarkan biaya, tenaga, dan pikiran yang dimanifestasikan dalam berbagai bentuk kebudayaan yang didalamnya mengandung misi menjauhkan manusia dari keluhan.

Orang-orang kafir itu sengaja mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk mereka gunakan agar orang mengikuti keinginannya, berbagai bentuk budaya, hiburan, obat-obatan terlarang dan sebagainya dibuat dengan sengaja.

Untuk itu upaya untuk mengatasinya dan membentengi manusia adalah dengan mengejar mereka agar taat menjalankan agama. Godaan dan tantangan hidup demikian itu saat ini semakin meningkat sehingga upaya mengamankan masyarakat menjadi penting .


Islam Rahmatan Lil 'Alamin

. Pengertian Islam Rahmatan lil’alamin

1. Pengertian islam

Kata “islam” adalah kata bahasa arab yaitu “sailama” yang dimasdarkan menjadi “islaman” yang berarti damai.

2. Pengertian rahmatan

Kata ‘rahmatan” kata bahas Arab yaitu “rohima” yang dimasdarkan menjadi “ rahmatan’ yang artinya kasih saying.

3. Pengertian lil’alamin

Kata “Al-alamin” adalah kata bahasa Arab yaitu “alam” yang dijama’kan menjadi “alamin” yang artinya alam semesta yang mencakup bumi beserta isinya.

Maka yang dimaksud dengan islam rahmatan lil’alamin adalah islam yang kehadirannya ditengah kehidupan masyarakat mampu mewujudkan kedamaian dan kasih sayang bagi manusia maupun alam.

PENGERTIAN DIINU AL-ISLAM


PENGERTIAN ISLAM SECARA BAHASA

Kata “ISLAM” berasal dari kata Asalama-yuslimu-islaman yang mempunyai arti semantik sbb:

  1. Tunduk dan patuh ( istislam-istislam)

  2. Berserah diri, menyerahkan, memasrahkan (sallama-taslim / tawakkal)

  3. Mengikuti (atba’a – itba’)

  4. Menunaikan-menyampaikan (adda’-ta’diyah)

5. Masuk dalam kedamaian, keselamatan, atau kemurnian (dakhala fi as-salm au –silm au as- salam).



PENGERTIAN SYARI'AT

Islam dalam istilah syariat dibedakan menjadi dua macam, yakni :

Duna al Iman (tanpa Iman), yaitu pengakuan keislaman dengan lisan tanpa adanya iman di hati. Ini imannya orang munafik. Firman Alloh QS. Al Hujrat 14 :

قَالَتِ الْأَعْرَابُ آَمَنَّا قُلْ لَمْ تُؤْمِنُوا وَلَكِنْ قُولُوا أَسْلَمْنَا وَلَمَّا يَدْخُلِ الْإِيمَانُ فِي قُلُوبِكُمْ [الحجرات/14

“Orang-orang Arab budui itu berkata:”Kami telah beriman .”Katakanlah (kepada mereka):”Kamu belum beriman, tetapi katakanlah ‘kami telah ber- Islam (tunduk secara lahir), karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu.”

Fauqa al Iman (dengan Iman), yaitu pengakuan Islam yang dibarengi dengan keyakinan dalam hati, dibarengi dengan perbuatan, dan ketundukan serta penyerahan diri kepada Alloh pada semua qodho’ dan qodar-Nya. Inilah muslim sejati/mukmin sejati.

أَسْلِمْ قَالَ أَسْلَمْتُ لِرَبِّ الْعَالَمِينَ [البقرة/131]



…Tunduk patuhlah! Ibrahim menjawab: Aku tunduk patuh kepada Tuhan semesta Alam (QS. Al Baqarah 2:131)



PENGERTIAN ISLAM SEBAGAI SATU-SATUNYA AGAMA ALLOH SWT.



إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ وَمَا اخْتَلَفَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ إِلَّا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ وَمَنْ يَكْفُرْ بِآَيَاتِ اللَّهِ فَإِنَّ اللَّهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ (19) آل عمران/19

“Sesungguhnya agama (yang diridhoi) Alloh hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi al-kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) diantara mereka. Barangsiapa kafir terhadap ayat-ayat Alloh, maka sesungguhnya Alloh sangat cepat siksa-Nya
(QS. Ali Imran 3:19).”

شَرَعَ لَكُمْ مِنَ الدِّينِ مَا وَصَّى بِهِ نُوحًا وَالَّذِي أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ وَمَا وَصَّيْنَا بِهِ إِبْرَاهِيمَ وَمُوسَى وَعِيسَى أَنْ أَقِيمُوا الدِّينَ وَلَا تَتَفَرَّقُوا فِيهِ كَبُرَ عَلَى الْمُشْرِكِينَ مَا تَدْعُوهُمْ إِلَيْهِ اللَّهُ يَجْتَبِي إِلَيْهِ مَنْ يَشَاءُ وَيَهْدِي إِلَيْهِ مَنْ يُنِيبُ [الشورى/13

Dan telah mensyariatkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa, (yaitu):”Tegakkanlah agama Islam dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya (QS. Asy Syura:13).”
Sabda nabi saw:

الأنبياء أولاد علات ، أمهاتهم شتى ودينهم واحد

“Para nabi itu bersaudara. Mereka putera-putera dari berbagai perempuan, Ibu mereka berlainan, tetapi agama mereka satu
(HR. Bukhari-Muslim)

Pada hakekatnya Islam adalah agama Alloh yang dibawa oleh para nabi dan rasul-Nya sejak nabi Adam as sampai dengan nabi Muhammad saw. Pengertian ini dikuatkan oleh banyak ayat al-Qur’an antara lain :

Lisan nabi Nuh as:

وَأُمِرْتُ أَنْ أَكُونَ مِنَ الْمُسْلِمِينَ [يونس/72

Dan aku disuruh supaya aku termasuk golongan orang-orang muslim (QS. Yunus :72)

2. Doa Nabi Ibrahim dan Isma’il

رَبَّنَا وَاجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ [البقرة/12

“Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh (muslim) kepada Engkau….(QS. Al Baqarah 128)

3. Wasiat Nabi Ibrahim dan Ya’qub kepada anak-anaknya

يَا بَنِيَّ إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَى لَكُمُ الدِّينَ فَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ [البقرة/132]

“Hai anak-anakku! Sesungguhnya Alloh telah memilih agama ini bagi kamu sekalian, maka janganlah mati kecuali dalam memeluk agama Islam (QS Al Baqarah 132).

4. Perintah Nabi Musa kepada kaumnya

فَعَلَيْهِ تَوَكَّلُوا إِنْ كُنْتُمْ مُسْلِمِينَ [يونس/84

“Maka bertawakalah kepada-Nya saja, jika kamu sekalian (benar-benar) orang-orang yang muslim (berserah diri) (QS. Yunus :84).

5. Doa nabi Yusuf

تَوَفَّنِي مُسْلِمًا وَأَلْحِقْنِي بِالصَّالِحِينَ [يوسف/101

….Wafatkanlah aku dalam keadaan Islam dan gabungkanlah aku dengan orang-orang yang sholeh (QS Yusuf:101)

6. Doa para ahli sihir Fir’aun yang telah beriman kepada Nabi Musa

رَبَّنَا أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَتَوَفَّنَا مُسْلِمِينَ [الأعراف/126

“…Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami dan wafatkanlah kami dalam keadaan Islam (berserah diri) (QS. Al-A’raf :126).

7. Pernyataan Kaum Hawariyyun pengikut Nabi Isa as.

آَمَنَّا بِاللَّهِ وَاشْهَدْ بِأَنَّا مُسْلِمُونَ [آل عمران/52

….Kami beriman kepada Alloh dan saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berserah diri (QS. Ali Imran :52)

8. Iqrar keislaman Ratu Saba’

وَأَسْلَمْتُ مَعَ سُلَيْمَانَ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ [النمل/44

….Aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Alloh, Tuhan Semesta Alam (QS. An Naml :44)

7. Pernyataan Kaum Hawariyyun pengikut Nabi Isa as.

آَمَنَّا بِاللَّهِ وَاشْهَدْ بِأَنَّا مُسْلِمُونَ [آل عمران/52

….Kami beriman kepada Alloh; dan saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berserah diri (QS. Ali Imran :52)

8. Iqrar keislaman Ratu Saba’

وَأَسْلَمْتُ مَعَ سُلَيْمَانَ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ [النمل/44

….Aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Alloh, Tuhan Semesta Alam (QS. An Naml :44)

 ISLAM DENGAN SEBAGIAN AJARANNYA

Dalam berbagai hadits sering dijumpai Rosululloh saw. Mendifinisikan Islam dengan sebagaian ajarannya, yang berarti mendifinisikan keseluruhan (kull) dengan sebagaian (juz’).Ini mengandung maksud bahwa ajaran yang sebagian itu merupakan unsur yang pokok dan sangat penting dalam ajaran Islam. Contoh:

خَمْسُ صَلَوَاتٍ فِي الْيَوْمِ وَاللَّيْلَةِ

….(Islam adalah) Sholat lima waktu sehari semalam (HR. Bukhari dll).


الْإِسْلَامُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَتُقِيمَ الصَّلَاةَ وَتُؤْتِيَ الزَّكَاةَ وَتَصُومَ رَمَضَانَ وَتَحُجَّ الْبَيْتَ إِنْ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبِيلًا

“Islam adalah kamu bersaksi bahwa sesungguhnya tiada Tuhan selain Allah dan sesungguhnya Muhammad adalah Hamba dan Utusan-Nya, mendirikan sholat, menunaikan zakat, berpuasa Romadhon dan melaksanakan haji jika mampu (HR. Muslim).



Islam adalah satu-satunya agama yang diridhoi Alloh. Hakikat Islam adalah agama Alloh swt yang dibawa oleh semua nabi dan rasul-nya, sejak nabi Adam hingga nabi Muhammad saw. 
Asas dari semua ajaran Islam yang dibawa oleh para nabi dan rasul itu adalah keyakinan akan keesaan Alloh (akidah tauhid) dengan kemurnian dan kelurusannya.
Ada dua macam orang ber islam:

a. Duuna iman (tanpa iman);

b. Fauqa al iman (islam dengan keimananan yang mantap.

SEMUA KEMBALI PADA MASING-MASING ... ISLAM TIDAK TERBATAS PADA AGAMA SEMATA NAMUN TERCERMIN DARI SETIAP TINGKAH LAKU DALAM SEHARI'' ,,, 

PENGERTIAN QIBLAT

1) Qiblat tubuh

2) Qiblat hati

3) Qiblat nyawa



1) Adapun qiblat tubuh itu atau qiblat dada (shodrun) itu adalah hakikat ka'bah



دون الكعبة في المكة



maka semua orang yang sembahyang hendaknya mengadapkan qiblat ini.

Jikalau tidak qiblat ini maka tidaklah SAH sembahyangNya karena telah keluar dari arah'' UBUDIYAH RUBUBIYATI AL-WAHDAH karena di dalam dada itu adalah qiblatul MU'MIN



قال النبي صلي الله عليه وسلم واعلموا ان الصلاة يتوجه لاجل القبلة اي من صلي بغير القبلة لم تصح صلاته لأن الصلاة يتوجه للقبلة والقلب يتوجه للقبلة دون القبلة في الكعبة اي الكعبة في المكة لأنهما حجر من صنع ابراهيم



Sabda rosululloh SAW:

Katahuilah sesungguhnya sholat itu menghadap qiblat ,barang siapa yang solat tanpa menghadap qiblat maka sholatnya seseorang itu hukumnya batal (tidak sah) ,karena sesungguhnya sholat itu menghadap kearah qiblat dan hati menghadap alloh bukan arah qiblatnya ka’bah (ka’bah yang dimekah) artinya ka’bah & mekah itu letak batu perjanjiannya nabi ibrahim as



ومن صلي مستقبل القبلة الكعبة في المكة بطلت صلاته حق عند الله لاءخراج عبودية الربو بية من اجل القبلة



Barang siapa yang sholat menghadap qiblat (ka’bah & mekah) maka batallah sholat nya orang itu secara yaqin menurut alloh ,karena sholatnya seseorang itu telah keluar dari penyembahan LILLAH WABILLAH karena telah keluar dari arah qiblatnya alloh.



وقبلة الطريقة مناجة علي المعبود وقبلة المعرفة في القلب كما قال الشيخ ابو يزيد البشطمي رضي الله عنه نفسه الصلاة نية دون الوهم والحيال دون العقل بل هو جواهر الاولي يؤتي من الدنيا الي دار الاخرة



Adapun qiblatnya ahli thoriqoh itu munajah dengan alloh .

Adapun qiblatnya orang ma’rifat itu didalam hati seperti penjelasannya syeich abu yazid al busthomi ra tubuhnya sholat itu niat bukan angan-angan cipta juga bukan aqal akan tetapi niat itu buah (hidayah) pertama yang diberikan dari dunia sampai akhirat





وقال النبي صلي الله عليه وسلم يصلي في الكعبة ولم يستقبل الكعبة ولاخراج عبوديته من اجل الكعبة الا قبلة الوحدة الله بانحصار جميع الاعضاء في حضرة مولاه



Sabda rosullulloh SAW:

Aku sholat didalam ka’bah dan tidak menghadap ka’bah,karena keluarnya sholatku karena menghadap ka’bah dan qiblatku hanya pada keESAan allah dengan berserah diri sepenuhnya kepada ILAHQ



.Maka hendaklah dadanya,segalanya anggotanya,urat,daging,darah,tulang semua segala anggotanya sebab difardhukan oleh Alloh Taala segala orang islam mengadapkan dia maka sah sembahyangnya.



2) Qiblat Hati: Adapun qiblat hati itu kepada Al-Ilah Ka'abah Alloh

kita hendakNya beriitiqad Alloh Ta'ala tidak dikanan,tidak dikiri,tidak dihadapan,tidak

dibelakang,tidak diatas,tidak dibawah bahkan tidak ditentukan pada suatu tempat karena DIA meliputi alam selian ( Ahadun Wa Shomadan )



seperti firman Alloh

( والله محيط عن العالمين )



artinya- Alloh meliputi pada seluruh alam.



Firman Alloh



( وهو معكم انما كنتم )



artinya- Alloh menyertai kita semua dimanapun MAHLUK berada

,jikalau demikian itu nyata (MUTAJALIYAH) bahwa Alloh itu tidak ditentukan akan tempat / bersandar / duduk di kursy & arsy inilah yang dikehendaki dengan Qiblat hati MU'MIN ...



3) Qiblat nyawa: Adapun Qiblat nyawa itu pula sentiasa ia tidak berpisah dengan AL-ILAH baik dalam prasangka & kenyataan karena semua itu anugerah oleh Al-Ilah yang di ikat dengan 7 sifat hayat mengantarkan kepada kita semua selembar nyawa kita maka hiduplah kita dalam selubung haiyulloh

dengan yang hidup maka dihantar pula ilmu kepada TAJALLI pada NUR AHMAD LIAJLI ROBBIH ,,, LAA YA'LAMU HUA ILLA HUA ,,,



وقبلة الحقيقة الله هوالذي ليس متوجها لان عبادته راجع الي كنهية اي في عبوديته ولم يسجد لان نفسه كدران البحر اي كمن غرق في بحر اللهوت



Adapun qiblatnya orang haqiqat itu kepada allah karena alloh itu dzat yg tidak bertempat dan arah ,karena ibadahnya orang haqiqat itu semuanya kembali pada adanya dzat yang artinya di dalam ibadahnya orang haqiqat itu tidak ada sujud ,karena tubuhnya orang haqiqat itu di umpamakan garamnya samudra artinya ibadahnya seperti orang yang tenggelam di samudra yang tiada bertepi



Sesunggguhnya Hati kita melihat maka mengertilah kita dengan yang awal & akhir pengetahuan,maka anugrahkan pula Qudrot kepada

anggota kita maka kuasalah kita dengan kuasanya



والله علي كل شئ قدير



,kemudian di anugrahkan pula IrodahNya kepada keinginan (budi & nafsu) maka kita bisa merasakan kehendakNya wujud keinginan kita dibawah kehendakNya.



selanjutnya di anugrahkan pula Sama' kepada telinga kita maka mendengarlah kita dengan pendengaranNya





ان الله علي كل شئ عليما





,Kemudian di anugrahkan pula Bashiroh kepada mata kita maka melihatlah kita dengan penglihatanNya





والله علي كل شئ بصيرا



kemudian Dianugrahkan pula Kalam kepada kita maka berkata-katalah kita

dengan SabdaNya

وكلم الله موسي تكليما



لايتكلمون الا من اذن له الرحمن وقال صوابا



....

kemudian di talqin bai'atlah kita dengan talqin musyahadah pada i'tikad kita dengan sabdaNya



ألست بربكم قالوا بلى شهدنا



"Bukankah Aku Ini Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (QS.AL-ARAF 172)



inilah Alloh Ta'ala.Apabila engkau ketahui hal yang demikian maka hendaklah

engkau ketahui fana'kanlah dirimu itu segala perbuatanmu itu diliputi Af’al Alloh

semata-mata alloh sendiri



والله خلقكم وما تعملون



maka hapuslah,karamlah,lenyaplah sifat itu didalam sifat

Alloh.dan hanya sifat Alloh semata uang ada tidak sedikitpun sifat Insan, kemudian sirnakanlah dzat sifat,af'al dan asmamu semata'' haq muthlaq bil ithlaq milik alloh.



di dalam sholatmu adalah ikhromNya

di dalam fathikhahmu adalah munajahNya

di dalam Ruku'mu adalah IbdaLNya

di dalam Sujudmu adalah Mi'rojNya

di dalam tasyahudmu adalah MinnahNya

Dalam kesempurnaanNya semata ...





Ketahuilah olehmu bahwasanya jalan kepada Allah Taala itu 4 jalan



1) Jalan Syariat

2) Jalan Thoriqot

3) Jalan Ma'rifat

4) Jalan Hakikat



Adapun syariat itu adalah ucapan para nabi & rosul

Thoriqot itu perbuatan para Nabi & rosul

Ma'rifat itu pengertian rahasiaNya.

Hakikat itu kenyataanNya SEMATA



Adapun istana syariat itu lidah,

Istana tarikat itu hati,

Istana Ma'rifat itu adab para Nabi & rosul

Istana Hakikat itu RUH yang Meliputi pada seluruh alam inilah di namakan 4jalan selamat (ISLAM KAFFAH) Maka hendaknya kita mengerti dan kenal dengan hati kita masing-masing .

Dimulai dari syari'at itu kerja tubuh,thoriqat itu kerja aqal,ma'rifat itu kerjanya hati fu'ad hakikat itu kerja hati sanubari (lubbun)


URUT - URUTAN SYARIAT ,THORIQOT,MA'RIFAT & HAQIQAT



قال النبي صلي الله عليه وسلم الشريعة بلا طريقة باطلة والطريقة بلا حقيقة يصح ولكن لا يؤتي اي وصل الي الذرة فالحقيقة بلا طريقة فأولي لا ترتيب والحقيقة بلا معرفة افضل والمعرفة بلا حقيقة يحرم ذاته الي ذات الحق لان معرفة يفني سرلاربعة الي سر الربوبية





Sabda rosululloh saw yg artinya



Syari’at tanpa thoriqoh itu hukumnya batal



Thoriqoh tanpa haqiqat itu sah tapi tidak akan pernah sampai pada mutiara ma’rifat



Haqiqat tanpa thoriqoh itu lebih utama walaupun tidak tertib (berurutan)



Haqiqat tanpa ma’rifat itu diutamakan



Ma’rifat tanpa haqiqat itu di haramkan dzatnya al ‘arif bertemu dg dzatnya AL_HAQ



Karena sesungguhnya orang yg ma’rifat itu telah fana’ dari syari’at ,thoriqoh.haqiqat dan ma’rifat itu sendiri tenggelam pada wujud ketuhanan yg sebenar-benarnya








القائم مع الشريعة تفضل عليه بالعلم والعمل والقائم بالطريقة تفضل عليه بالمجاهدة والجماعة والقائم مع المعرفة تفضل عليه بالمشاهدة والمكاشفة والقائم بالحقيقة تفضل عليه بالمنّة لله وشتَان بين العلم والعمل والجاعة والمجاهدة والمشاهدة و المكاشفة والمنة لله



AL QOOIMU MA’AS SYARI’ATI TAFADDLOLU ‘ALAIHI BIL ‘AMALI WAL AL QOOIMU BITTHORIIQOTI TAFADDOLU ‘ALAIHI BIL MUJAAHADATI WAL JAMAA'AH, WAL QOOIMU BILMA’RIFATI TAFADDOLU ‘ALAIHI BIL MUSYAAHADAH WALMUKAASYAFAH WAL QOOIMU MA’AL HAQIQOTI TAFADDOLU ‘ALAIHI BIL MINNATI, WA SYATTAANA BAINAL MUJAHADATI WAL MINNATI LILLAH





Adapun orang yang beribadah dengan syari’at itu bisa bermanfa'at jika memakai ilmu yang di amalkan, Adapun orang yang mengikuti (masuk) thoriqoh itu lebih utamanya dengan tatacara bermujahadah (sungguh-sungguh) dan berjama'ah , Adapun orang yang berubudiyah dengan MA'RIFAT itu lebih utamanya dengan menyaksikan alloh dan terbukanya beberapa rahasia hati (kasyful asror) adapun seseorang yang berubudiyah dengan HAQIQAT lebih utamanya dengan pemberian Alloh semata (Ridho) bagi alloh .dan sangatlah jauh banget perbedaannya antara Ilmu,amal,mujahadah (sungguh-sungguh) , jama'ah ,musyahadah , mukaasyafah dengan MINNAH (pemberian Alloh swt) BAGI ALLOH semata.....



Ilmu Thariqot disini adalah ilmu yang memastikan arah hatinurani agar supaya
diam dan geraknya, ucapan dan tingkah lakunya, hati itu selalu hadir di hadapan


 Dzat Alloh. Jadi bukannya ucapan wirid Alloh...sekian ribu kali atau Laa ilaaha
 illalloh ... berulang-ulang. Sebab ilmu thoriqat di wilayah penempuh
jalan Sufi Islam yang sesungguh-sungguhnya adalah ilmu ingatnya hatinurani


 kepada musamma-Nya Alloh (Asma Rahasia Tuhan) yang baru dapat dimengerti orang
kalau digurukan kepada Guru Mursyid yang haq dan sah mengajari ilmu hakekat
 untuk ma'rifat kepada Alloh.

Dalam kitabnya ahli ma’rifat billah yaitu kitab Bayanu Haqiqatin, dinyatakan


bahwa :

 1. Barang siapa menyembah asma dengan tidak beserta makna, maka benar-benar KAFIRlah orang itu. Artinya yang diketahuinya hanya kepada Asma Alloh, padahal Asma
 Alloh ini adalah nama-Nya Dzat Yang Wajib WujudNya. Nama tidak bisa apa-apa,
 Yang menciptakan jagad raya seisinya dan Yang memberi manfaat dan madhorot adalah Yang “Empunya” Asma Alloh yaitu Dzat Yang Wajib WujudNya. Tanyakanlah


kepada ahlinya tentang Dzat Yang Wajib WujudNya (QS.21:7, QS.16:43),



Tuhan yang menyatakan DiriNya dengan Asma Alloh (QS.20:14) tersimpan dalam makna rahasia
 dhomir “Huwa” Alloh Yang Ahad (QS. Al Ikhlash).

 2. Dan barangsiapa menyembah makna dengan tidak beserta asma, maka benar-benar
 MUNAFIKlah orang itu.



Artinya dengan secara mendetail ia mampu dengan akalnya
membahas tentang adanya Tuhan, sifat Kesempurnaan-Nya, Malaikat-Nya, para
Rasul-Nya, kitab-kitab-Nya, dllsb dengan berbagai ilmu filsafat, ilmu kalam,
dll.



Ia hanya puas disitu. Hakekat Tuhan yang mestinya harus di ingat dalam
hatinuraninya, sama sekali tidak tersentuh akal pikirnya. Bagaimana ihsan,
bagaimana dgn ayat ttg ulul-albab, ihsan, dan maksud QS. al-Hijr ayat 99,



dan
ayat-ayat dalam al-Qur’an yang menegaskan ttg dzikr ?.

 3. Barang siapa menyembah asma beserta makna, maka sama dengan MUSYRIKlah orang itu
(menyekutukan Tuhan) orang itu.



Artinya ia hanya mengawinkan kedua penjelasan
tsb diatas, maka aku dirinyalah yang tampil dengan kepuasan ilmunya ini,
sehingga merasa dirinya telah cukup dan mampu, karena membanggai kemampuan akal
pikirnya.

 4. Dan barangsiapa menyembah makna dengan ilmu hakekat untuk mencapai
ma’rifat, maka inilah MUKMIN YANG HAQ.



Artinya orang tersebut berguru secara
benar kepada ahli yang berkewajiban, hak dan sah menunjuki ilmu hakekat untuk
 ma’rifat kepada Alloh, sehingga inilah mukmin yang haq. Mengetahui maknanya
 berarti akan sebagai alat tafakurnya kepada kekuasaan dan kesempurnaan Alloh.
 Dan ilmu hakekat sebagai jalan, supaya dalam hati dan rasa selalu dapat murroqobah (mengintai-intai dg sekasama) Dzat Alloh.

 5. Kemudian siapa yang meninggalkan asma dan makna, itulah orang yang telah
ma’rifat billah (ma’rifatun min kulli ma’rifatin). Artinya mereka telah
 benar-benar ma’rifat kepada Alloh. Sebab orang yang ma’rifat dgn yakin dan telah
 sampai ke hadhirat Alloh, penglihatan hatinya tidak ragu (wa’bud rabbaka hattaA ya’tiyakal yaqin), tetapi ia tidak akan dapat mengatakan seperti apa Dzat Alloh
itu.



Sebab orang yang ma’rifat itu berarti fana’dzat. “mati ikhtiar” namanya,
 dzat dirinya nafi, tiada, atas Fadhal dan Rahmat Alloh yang menariknya masuk
 dalam alam ma’rifat kepada Alloh.

 6. Al Ma’rifatu kullul ma’rifati. Artinya atas Fadhol dan RahmatNya Alloh,
 dadanya terbuka, harinurani roh dan sirr(rasa)nya terbuka. Mengetahui bahwa “Maa kaana fi ‘aalamil kaabiri kamitsli ma kaaana fi ‘alamishshoghiiri”.



Rekaman apapun baik bangsa dunia dan jagad raya beserta isinya maupun rekaman bangsa akherat
 dengan berbagai alam keajaiban Tuhannya, semua ada didalam dadanya orang yang telah benar-benar ma’rifat kepada Alloh .



Tetapi ia sadar, bahwa selain Alloh
itu semua adalah makhluk yang akhirnya akan sirna. “Kullu syai’in haalikun illa
wajhahu (QS.Al Qashash 88).



Jangankan begitu, sudah ma’rifat billah saja kok
masih merasa ma’rifat …. Ini masih keliru, masih musyrik.



Sebab masih ada dua,yaitu yang ma’rifat dan yang di ma’rifati.

Supaya sempurna dan tidak musyrik
 lagi, maka yang ma’rifat itu masuk kedalam yang di ma’rifati. Sehingga benarlah wujud itu hanyalah Tuhan Alloh SWT. AdaNya Dia tak tampak wujud oleh penglihatan mata hati, karena terdinding oleh yang mestinya
tiada atau fana’, yaitu ujud jiwaraganya sendiri dan dunia seisinya (maujud).

Itulah sebabnya untuk menafikan yang mestinya tiada atau fana’, harus secara
benar dengan sungguh2 dan ikhlas ber jihadunnafsi (sbg jihadul akbar) mengikuti
 petunjuk dan bimbingan Guru yang ahli yang berkewajiban, hak dan sah menunjukkan pengertian ilmu hakekat untuk ma’rifat kepada Alloh. Di wilayah penempuh jalan Sufi Islam
disebut Guru Mursyid yang hak dan sah.

Kemudian para ahli m’rifat mengatakan bahwa :

 “Siapa yang menyembah kepada Alloh setelah mengetahui ilmunya menyembah, maka
 Alloh akan memberitahukan kepadanya hal yang mestinya harus diketahui. Alloh
akan menempatkan orang tersebut kepada tempat yang belum pernah ditempati,
tetapi orang takkan bisa mengetahui tentang ilmunya menyembah yang haq, kecuali
 setelah mengetahui jatidirinya sendiri, sebab “Man ‘arofa nafsahu faqod ‘arofa
Robbahu”.





الأعمال متعلق بالشريعة والطريقة متعلق بالعلم والمعرفة

متعلق بالايمان والمكاشفة والحقيقة متعلق بالله لله فقط





Adapun beberapa 'amal itu bergantung dengan syari’at, dan thoriqoh itu bergantung pada 'Ilmu,dan Ma'rifat amal serta ilmu itu bergantung dengan iman dan terbukanya rahasia hati, dan Hakikatnya Iman serta kasyaf itu bergantung pada ALLOH dan bagi alloh (terbukanya pengetahuan ilahiyah)





mari kita aplikasikan dengan pertanyaan UMUM SEMATA



كيف تطلب العواض على عمل هو متصدق به عليك بالواجبة ؟





أم كيف تطلب الجزاء على صدق هو مهديه إليك بالعمل ؟





"Bagaimana bisa kamu ingin meminta suatu ganti (imbalan) atas kebenaran ibadah / perbuatan wajib yang telah dilakukan, sedangkan hal itu merupakan shodaqoh yang telah Alloh berikan kepada hambanya ???.



Dan bagaimana bisa kamu meminta suatu balasan pahala atas kebenaran amalmu, sementara kita bisa melakukan segala amal ini sebab adanya pemberian anugrah dari Alloh ???



JAWABANNYA ADA PADA DIRI KALIAN MASING-MASING .... APA ITU IBADAH WAJIB & SUNNAH ???

SERTA AMAL KEBAIKAN YANG KITA LALUKAN SEHARI-HARI INI TELAH IKHLAS ... SEDANG KEIKHLASAN ITU ADA SEDIKIT HARAPAN DI KEMUDIAN HARI .... ???



PEMBAGIAN AMAL SECARA GARIS BESAR



1- Ummiyyah Umniyyah adalah mengharapkan sesuatu tanpa ada usaha. Sedangkan tujuan yang diharapkan tidak akan berhasil tanpa adanya suatu usaha yang memerlukan tenaga baik itu secara bathin ataupun dlohir. Sedangkan yang dimaksud Shidqun disini ialah merupakan amal perbuatan yang dilakukan dengan sungguh-sungguh dan menetapi syarat sah ketentuanNya baik secara Ilmu & Amal.



Ketika kedua arti ini disatukan maka akan ada unsur dalam diri seseorang rasa ingin mendapatkan pahala atau pemberian dari Alloh subhanahu wata'ala atas amal yang telah dilakukannya, padahal amal tersebut adalah sebuah pemberian atau anugerah dari Alloh, jadi untuk apa kita meminta pahala kepadaNya sedangkan pekerjaan tersebut juga termasuk dari anugerah Nya. Hal ini juga sama dengan seseorang ketika ditanya tentang amal, apakah kamu ingin menjadi orang yang alim ?





jawaban yang pasti adalah INGIN.



Akan tetapi sewaktu ditanya apakah kamu mau menjadi orang yang benar- benar alim ..?





Dari pertanyaan kedua ada kalimat benar-benar yang menunjukan adanya tekanan kepada orang yang menjawab, maka dari itu hanya sebagian orang saja yang bisa menjawab pertanyaan tersebut. Alasan jawaban yang pertama adalah karena tidak adanya suatu beban dalam berusaha. Sedangkan alasan kedua disebabkan adanya usaha berat yang maksimal (banyak aturan) .





2- Raja' Raja' ialah mengharapkan sesuatu yang dibarengi adanya usaha dan terdapat konsekuensi dalam melakukan suatu perbuatan tersebut tapi dalam melakukan perbuatannya dia tidak mengharapkan pahala dalam berbentuk apapu kecuali hanya ingin bias mendekatkan diri kepada Alloh. Seperti yang dilakukan shahabat Nabi dalam mengerjakan amal yang dijanjikan Alloh,mereka melakukan dengan sungguh- sungguh...



سُنَّةَ اللَّهِ الَّتِي قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلُ وَلَنْ تَجِدَ لِسُنَّةِ اللَّهِ تَبْدِيلًا (الفتح : 23)



Artinya : "Sebagai suatu sunnatulloh yang telah berlaku sejak dahulu, kamu sekali-kali tiada akan menemukan peubahan bagi sunnatulloh itu". (Q.S. Al-Fath : 23)



Ayat ini menunjukan bahwasanya Alloh menegur kepada orang-orang yang menggantikan sunatulloh atau perintah Nya dengan hal yang baru, seperti yang dilakukan oleh orang-orang zaman sekarang yang mempropokatori (dahwah amal) bahwasanya yang bisa mempersatukan umat islam bukanlah dari segi sholat jama'ah tapi dengan adanya organisasi seperti persatuan sepak bola, bulu tangkis dan lain-lain padahal tidak demikian,





Hadist nabi



اخبرني أبو عبيد مولى عبد الرحمن بن عوف ان ابا هريرة قال سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول لن يدخل الجنة احدا عمله قالوا ولا انت يا رسول الله قال ولا انا الا ان يتغمدني الله منه بفضل ورحمة Artinya :



"Abu ‘ubaid seorang budak Abdurrohman Bin A'uf membawa berita kepadaku sesungguhnya Abu hurairoh berkata : "Saya pernah mendengar Rasulallah bersabda : "Tidak akan masuk surga seseorang terhadap amalnya, para shohabat berkata : "Bukan engkau wahai Rosulalloh. Rosulalloh menjawab : "Bukan saya, kecuali Alloh memberika atas perbuatannya keanugerahan dan kebesaran sifat rohimNya alloh semata





Dalam hadist tersebut rasulallah mempertegas bahwasanya amal perbuatan seseorang tidak akan bisa membawanya masuk surge Alloh kecuali dengan adanya kasih sayong Alloh dan anugerah Nya.



3- Zuhud





" إنما يستوحش العباد والزهاد من كل شيئ لغيبتهم عن الله في كل شيئ فلو شهدوه في كل شيئ لم يستوحشوا من شيئ "



"Sesungguhnya orang - orang yang tekun beribadah dan zuhud itu merasa asing dari segala sesuatu dikarenakan mereka tidak bisa menyaksikan Alloh di setiap sesuatu, jikalau mereka bisa menyaksikan Alloh ketika menemui sesuatu, maka mereka tidak akan merasa asing dari sesuatu tersebut".



Sebagian dari orang-orang yang tekun beribadah dan zuhud ada yang menyangka bahwa untuk membersihkan qolbu (hati) mereka diperlukan 'uzlah (mengasingkan diri) dari manusia dan gemerlapnya dunia. 'Uzlah mereka jadikan metode untuk mempraktekkan nilai kezuhudan, kemudian mereka mencari tempat-tempat untuk ber'uzlah seperti gua, gunung dan lainya supaya terhindar dari pengaruh negatif gemerlapnya dunia. Sebenarnya, apakah ini bisa dikatakan derajat yang tinggi yang seyogyanya dipraktekkan oleh hamba-hamba Alloh yang ingin mendekatkan diri kepada Alloh subhanahu wa ta'ala sehingga mampu meraih derajat Abror atau shiddiqin



(درجة الأبرار والصدقين) ?





yang di maksud Zuhud bukan berarti menyepikan diri dari kesibukan memandang gemerlap dunia lahiriyah tetap bersama-sama dengan manusia namun basyiroh & hatinya selalu bersama alloh SWT . kalo mengartikan bahwa bahwa Zuhut ber'uzlah kegua-gua, dan meninggalkan keindahan-keindahan dunia tidaklah menjadi jalan utama untuk beribadah dan berzuhud yang dimaksud oleh syara' . Bahkan itu semua akan berdampak pada hancurnya bumi ini, tidak terwujudnya bumi yang subur, bangunan -bangunan rumah dan lain-lain. Dan yang paling bahaya adalah akan dikuasainya dunia ini oleh musuh-musuh Alloh (orang-orang kafir), dan ini semua sangat bertentangan dengan apa yang difirmankan oleh Alloh Subhanahu Wa Ta'ala :



هو أنشأكم من الأرض واستعمركم فيها فاسغفروه ثم توبوا إليه جإن ربي قريب مجيب (61





"Dia Telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya*, Karena itu mohonlah ampunan-Nya, Kemudian bertobatlah kepada-Nya, Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-Nya)." (Hud : 61)



* Maksudnya: manusia dijadikan penghuni dunia untuk menguasai dan memakmurkan dunia



هو الذي جعل لكم الأرض ذلولا فامشوا في مناكبها وكلوا من رزقه صلىوإليه النشور (15



" Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, Maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezki-Nya. dan Hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan". (Mulk : 15). قل من حرم زينة الله التي خرج لعباده والطيبات من الرزق قل هي للذين امنوا في الحيوة الدنيا خالصة يوم القيمة كذلك نفضل الأيات لقوم يعلمون (32





" Katakanlah: "Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Alloh yang Telah dikeluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang mengharamkan) rezki yang baik?" Katakanlah: "Semuanya itu (disediakan) bagi orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia, khusus (untuk mereka saja) di hari kiamat*. " Demikianlah kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi orang-orang yang Mengetahui.



Maksudnya: perhiasan-perhiasan dari Alloh dan makanan yang baik itu dapat dinikmati di dunia Ini oleh orang-orang yang beriman dan orang-orang yang tidak beriman, sedang di akhirat nanti adalah semata-mata untuk orang-orang yang beriman saja.



Menanggapi khilafiyah pertanyaan di atas mari kita pelajari keterangan dari ulama' al-'aarif billah





" إنما يأسرك من الدنيا تعلقك بها لا تعاملك معها, والمطلوب منك أن تتعامل معها لا أن تتعلق بها "



"Sesungguhnya yang bisa memenjarakan kamu adalah ketergantungan anda kepada dunia bukan interaksi (hubungan) kamu dengan dunia, dan yang menjadi tuntutan bagimu adalah supaya kamu berhubungan dengan dunia namun tidak bergantung kepadanya." Caranya tidak lain adalah dengan menjalankan factor-faktor yang bisa mengantarkan dan membuahkan mahabbah kepada Alloh



(محبة الله).



Adapun sebab yang paling pokok adalah dengan memperbanyak dzikir kepada Alloh dan muroqobah kepada-Nya serta ingat terus kepada Dzat yang memberikan anugerah nikmat-Nya kepada kita. Apabila metode ini diistiqomahkan maka akan sangat mudah untuk membuahkan nilai mahabbah yang hakiki kepada Alloh.



Ketahuilah bahwa mahabbah kepada Alloh itu sudah menjadi fitroh yang terpendam pada diri hamba-hamba Alloh, akan tetapi fitroh ini terhijab dengan adanya nafsu/sahwat yang selalu mengarahkan kepada kejelekan, akan tetapi dengan melanggengkan dzikrulloh akan tersingkaplah Mahabbah Robbaniyah



(المحبة الربانية) .



Yang menjadi pertanyaan bagi kita adalah kalau kita sudah cinta kepada Alloh apakah kita tidak di perbolehkan cinta kepada yang lainnya seperti halnya orang tua mencintai anaknya, suami mencintai istrinya, seorang muslim cinta kepada saudaranya ? Jawabannya adalah sesungguhnya orang yang hatinya diliputi rasa cinta kepada Alloh, maka tidak akan mungkin mencintai selain-Nya, adapun mencintai selain Alloh harus kita dasari cinta karena Alloh



(الحب في لله),



sedangkan mencintai selain-Nya dengan tidak didasari karena Alloh adalah salah satu bentuk dari syirik khofi



(الحب مع الله). Cinta kepada selain Alloh yang didasari karena Alloh



(الحب في لله)



Merupakan buah dari tauhid. Orang yang hatinya di penuhi mahabbah kepada Alloh, ia tidak memandang kepada sesuatu kecuali sesuatu tersebut mampu menjadikannya selalu ingat kepada Alloh, tidak hanya mengambil kenikmatan saja, namun dia mampu berinteraksi dengan dunia yang disertai penuhnya rasa cinta kepada Alloh Subhanahu wa ta'ala. Sesungguhnya mahabbah kepada Alloh bisa menjadikan orang tersebut tidak melihat sesuatu kecuali hanya menyaksikan sifat-sifat Alloh yang indah serta rahmat-Nya yang luas. Dan maqom (derajat) ini hanyalah bisa dirasakan oleh yang selalu istiqomah dalam dzikir dan muroqobah (mendekatkan diri) kepada Alloh, derajat ini juga bisa disebut :



WAHDATUS SYUHUD (وحدة الشهود) ,



Melihat apapun bisa mengantarkannya ingat kepada Alloh Subhanahu wa ta'ala .



seperti penjelasan para sahabat Saiyidina abu bakar as shiddiq ra



ما رأيت شئا الا رأيت الله قبله



aku tidak pernah melihat sesuatu kecuali melihat alloh sebelum melihatnya (sesuatu)



Saidinaa utsman bin 'affan ra





ما رأيت شئا الا رأيت الله بعده







aku tidak pernah melihat sesuatu kecuali melihat alloh sesudah melihatnya (sesuatu)



Saiyidina Umar al faruqi ra







ما رأيت شئا الا رأيت الله معه







aku tidak pernah melihat sesuatu kecuali melihat alloh besertaan dengan melihatnya (sesuatu)

Saiyidina 'ali karromallohu wajhah ra ..







ما رأيت شئا الا رأيت الله قيه





aku tidak pernah melihat sesuatu kecuali melihat alloh meliputi dalamnya
(sesuatu)

SEPENGGAL TANYA JAWAB 


MUGIO NGIMPI KETEMU MBAH RUBINAH DAN KANG DOLLAH SAAT BELAJAR NGAJI " MAN NGOROFA NAFSAHU FAQOD NGAROFA ROBBAHU WAMAN NGAROFA ROBBAHU FAQOD DZAHABA KULLUHU LILLAH " MUGIO MANPANGATI TANYA JAWAB ANTARANE KANG DOLLAH & MBAH RUBINAH ......



WELINGE MBAH RUBINAH ... NGGER ??

CAH BAGUS SING NGGUANTENG SAK KEBONAN ...



AQIDAH ISLAM IKU ONO 4 : Syariat,thoriqoh,hakikat dan ma'rifat



~ Adapun syariat itu kenyataan Af’alulloh.

~Adapun Thoriqoh itu kenyataan Asma’ulloh.

~Adapun Hakikat itu kenyataan Sifatulloh.

~Adapun Makrifat itu kenyataan dzatulloh.



BANJUR KANG DOLLAH TAKON :



MBAH Syariat,thoriqoh,hakikat dan ma'rifat itu bertempat pada diri kita ??



JAWABE MBAH RUBINAH :



~Adapun syariat itu nyata pada tubuh kita.

~Adapun thoriqoh itu nyata pada hati kita.

~Adapun hakikat itu nyata pada nyawa kita.

~Adapun ma'rifat itu nyata pada rahasia keadaan kita dan bahwasanya:-

~Tubuh itu kenyataan Af’alulloh.

~Hati itu jadi kenyataan Asma'ulloh.

~Nyawa itu jadi kenyataan Sifatulloh.

~Rahsia itu jadi kenyataan dzatulloh.



BANJUR KANG DOLLAH TAKON :

Syariat,thoriqot,hakikat dan ma'rifat itu kejadian daripada apa?



Jawabe simbah ?



~Adapun kejadian syariat itu daripada air.

~Adapun kejadian thoriqot itu daripada angin.

~Adapun kejadian hakikat itu daripada bumi ( Tanah )

~Adapun kejadian Ma'rifat itu kejadian daripada terang api.



BANJUR KANG DOLLAH TAKON :



Syariat itu kejadian daripada air,adakah air sungai,air hujan,laut,telaga atau lain2 lagi ???? .....



Jawabe simbah ??



Adapun yang dikatakan syariat itu daripada air bukan seperti air yang tersebut

itu,sebenarnya adalah NUR MUKHAMMAD.



BANJUR KANG DOLLAH TAKON :



Thoriqot itu kejadian daripada angin,adakah angin bertiup-tiup atau angin

utara,selatan,timur,barat atau sebagainya??



Jawab simbah ??



Adapun Thoriqot itu dikatakan daripada angin tidak sebagaimana angin yang tersebut

diatas itu,Sebenarnya adalah 4 Nafas KEHIDUPAN MUKHAMMAD



BANJUR KANG DOLLAH TAKON :



Hakikat itu kejadian daripada tanah. Adakah tanah seperti tanah liat,tanah bukit,kuning

pasir dan lain lain lagi?





Jawab simbah ??



Adapun hakikat itu dikatakan tanah,bukan seperti tanah yang tersebut,sebenarnya adalah Tubuh (jisim) MUKHAMMAD (alam mulki)



BANJUR KANG DOLLAH TAKON :



Ma'rifat itu kejadiaan daripada terang api,adakah seperti matahari,bulan,api biasa atau lampu atau api elektrik?



Jawab simbah ??



Sebenarnya bukan seperti api yang tersebut,Sebenarnya adalah DARAH / HIDAYAH MUKHAMMAD ....



banjur simbah nerangke risalahe maneh sinambi nyusur SURUH ...



~Adapun kejadian diri kita yang dzohir afalah asalnya 4 anasir yaitu :



tanah,air,api & angin,maka keempat2 itu asalnya 1 jua yaitu asal tanah air,asal air angin,asal angin api,dan asal api itu adalah NUR MUHAMMAD (TAJALI) dan Nur Muhammad itu adalah NURULLOH ....



Adapun diri yang dzohir itu kepada kita seperti berikut dibawah ini :



~Bermula tanah itu menjadi daging pada kita.



~Air itu menjadi tulang pada kita.

~Angin itu menjadi urat pada kita.

~Api itu menjadi darah pada kita.

Maka masing2 ini kerjanya di dalam sembahyang.



BANJUR KANG DOLLAH TAKON :



Tanah,air,api dan angin itu apa kerjanya di dalam sembahyang?



Jawabe simbah ???



~Adapun Af’al api itu berdiri di dalam sembahyang.

~Adapun af’al angin itu rukuk di dalam sembahyang.

~Adapun af’al air itu sujud di dalam sembahyang.

~Adapun tanah itu duduk di dalam sembahyang.



Maka keempat2 itu di namakan jasmani (jisim / alam mulki) artinya tubuh yang dzohir.... WADAG ADAH TAI IKI LO NGGEER .... ??



Adapun nyawa jasmani itu rohani,maka yang bernama rohani itu tubuh MUKHAMMAD

hakikat,karenana tubuh Muhammad itu tiada bercampur dengan keempat2 anasir itu,hanya semata2 tubuh MUKHAMMAD itu rohani.



BANJUR KANG DOLLAH TAKON :



Apa nama tubuh kita apa nama nyawa kita ??



Jawabe simbah ???



Adapun tubuh kita bernama jasmani dan nyawa kita bernama rohani, maka yang bernama rohani itu lah tubuh Muhammad, sebab itulah kita semua bisa di sebut bangsa daripada tubuh Muhammad ,maka tiap2 sesuatu yang dibangsakan dengan tubuh Muhammad itu diharamkan atas api neraka,dan sebab itulah maka tidak boleh meninggalkan sembahyang dan sholat 5 waktu kang dadi MI'ROJe poro ROSUL ,niscaya putuslah bangsa itu (ingkar) melainkan sebangsa dengan binatang juga adanya ....



Sabda Nabi AHMAD SAW

Barang siapa yang lalai (syirik) saat keluar masuk nafas dengan tiap2 keluar masuk dengan tiada dzikirulloh TAJALI ,maka sia sialah semua amal & ilmunya ....



WES YO NGGERR OJO TAKON MANEH AQ TAK MENIKMATI SURUH IKI DISIK ... KAPAN'' MANEH NEK AQ IJIK KANGGONAN ILING TAKONO

KETERANGAN SELANJUTNYA MONGGO SILAHKAN DI TERUSKAN SENDIRI-SENDIRI PADA GURU MASING'' &

KALO ADA YANG KURANG BERKENAN MONGGO MASUKANNYA ,,, INI HANYA SEBUAH ULASAN DARI AL-FAQIR ...SEMATA DAN MENUQIL DARI BEBARAPA KITAB KARYA SUFI'' TERDAHULU ,,, JIKA DALAM PENGARTIAN TAFSIR BAHASA KURANG BERKENAN KIRANYA DI MAKLUM KARENA MASIH KURANGNYA DIRI INI BELAJAR DAN MOHON DI BENARKAN ,,, BAROKALLOH FIIKUM LILLAAHI AL-'ALAMIIN



PENCARIAN HIDUP MENUJU KEKASIH SEJATI

JANGAN SUKA MENGANGGAP SESUATU YG TIDAK COCOK ITU ADALAH SESAT NAMUN SIKAPILAH SAMPAI KAU BENAR'' MEMAHAMINYA ...

KARENA JIKA KAU MENILAI CIPTAANNYA MAKA NISTALAH DIRIMU ... KARENA ALLOH MAHA MENILAI PADA APA'' YANG KAU SANGKAKAN











AlkisAnnabila