TANBIIH

الحَمـْدُ للهِ المُــوَفَّـقِ للِعُـلاَ حَمـْدً يُوَافـــِي بِرَّهُ المُتَـــكَامِــلا وَإِن تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّـهِ لَا تُحْصُوهَا ۗ إِنَّ اللَّـهَ لَغَفُورٌ رَّحِيمٌ ثُمَّ الصَّلاَةُ عَلَي النَّبِيِّ المُصْطَفَىَ وَالآلِ مَــــعْ صَـــحْــبٍ وَتُبَّـاعٍ وِل إنَّ اللَّـهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا تَقْوَى الإلهِ مَدَارُ كُلِّ سَعَادَةٍ وَتِبَاعُ أَهْوَى رَأْسُ شَرِّ حَبَائِلاَ إن أخوف ما أخاف على أمتي اتباع الهوى وطول الأمل إنَّ الطَّرِيقَ شَرِيعَةٌُ وَطَرِيقَةٌ وَحَقِيقَةُ فَاسْمَعْ لَهَا مَا مُثِّلا فَشَرِيعَةٌ كَسَفِينَة وَطَرِيقَةٌ كَالبَحْرِ ثُمَّ حَقِيقَةٌ دُرٌّ غَلاَ فَشَرِيعَةٌ أَخْذٌ بِدِينِ الخَالِقِ وَقِيَامُهُ بَالأَمْرِ وَالنَّهْيِ انْجَلاَ وَطَرِِيقَةٌ أَخْذٌ بِأَحْوَطَ كَالوَرَع وَعَزِيمَةُ كَرِيَاضَةٍ مُتَبَتِّلاَ وَحَقِيقَةُ لَوُصُولُهِ لِلمَقْصِدِ وَمُشَاهَدٌ نُورُ التّجَلِّي بِانجَلاَ مَنْ تصوف ولم يتفقه فقد تزندق، ومن تفقه ولم يتصوف فقد تفسق، ومن جمع بينهما فقد تحقق

hiasan

BELAJAR MENGKAJI HAKIKAT DIRI UNTUK MENGENAL ILAHI

Selasa, 12 Oktober 2021

WAHABI SALAFI YG BODOH TENTANG BID'AH

 

Kupas Hadis Tentang Bid'ah

Ada sebuah hadits yang oleh sebagian orang dijadikan alat untuk menekan atau menyudutkan sesamanya. Hadits tersebut adalah:
أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ وَإِنْ تَأَمَّرَ عَلَيْكُمْ عَبْدٌ وَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ فَسَيَرَى اخْتِلَافًا كَثِيْرًا فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِيْ وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ الْمَهْدِيِّيْنَ، عَضُّوْا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِدِ، وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الْأُمُوْرِ، فَإِنَّ كُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ. رواه أبو داود والترمذي (شرح رياض الصالحين، ج 1 ص 181)
Secara bahasa bid’ah adalah sesuatu yang belum ada contoh dan dilakukan sebelumnya. Secara istilah bid’ah adalah suatu amalan baru dalam ajaran Islam yang tidak pernah diajarkan sebelumnya (diamalkan, diucapkan, dan ditetapkan) oleh Rasulullah atau para sahabat.
Potongan hadits tentang bid’ah tersebut oleh sebagian orang dijadikan alat untuk menyudutkan sesamanya. Sehingga terkesan sebagai momok (hal yang menakutkan), yang menyebabkan banyak orang yang ragu bahkan takut untuk melakukan berbagai macam hal.
Dan jika ditelaah lebih mendalam, lafadz كُلٌّ dalam hadits tersebut tidak bermakna ‘am (umum), namun bermakna khosh (khusus). Ini berarti didalamnya terdapat pengecualian yang tidak bertentangan dengan ajaran-ajaran agama.
Imam Syafi’i membagi bid’ah menjadi dua macam, yaitu bid’ah mahmudah dan bid’ah madzmumah, dan Imam Subki membagi bid’ah menjadi tiga macam, yaitu bid’ah mubahah, bid’ah hasanah, dan bid’ah yang tidak sesuai dengan syara’.
Imam Abu Zakaria Yahya al-Nawawi (Imam Nawawi) menukil pendapat para ulama diantaranya Imam Ibnu Abdissalam yang membagi bid’ah menjadi lima bagian dengan menyebutkan kaidah-kaidahnya, yaitu:
  1. Bid’ah Wajibah, yaitu suatu perbuatan yang tidak pernah dilakukan oleh Nabi dan para sahabatnya, yang tanpanya kewajiban tidak bias dilakukan dan dipahami dengan baik. Seperti halnya sibuk mempelajari dan membuat ilmu gramatikal (nahwu, shorof, balaghoh, mantiq), ilmu hadits, ilmu tafsir, ushul fiqih, qoidah fiqih, dan lain sebagainya yang bias digunakan untuk memahami al-Qur’an dan al-Hadits, mengumpulkan al-Qur’an ke dalam satu mushaf, menulis dan mengumpulkan hadits dalam satu kitab. Berkah dalam bid’ah Wajibah ini bias dinikmati oleh pengajar, percetakan buku dan kitab, dan lain sebagainya.
  2. Bid’ah Mandubah, yaitu suatu perbuatan yang tidak pernah dilakukan oleh Nabi dan para sahabatnya, yang tanpanya kesunnahan tidak bias dilakukan dan dipahami dengan baik. Seperti halnya sibuk mengarang kitab, membangun madrasah, membangun pondok pesantren, universitas, sekolah, melaksanakan sholat tarawih dengan berjama’ah, melakukan wiridan secara berjamaah dengan tujuan mendekatkan diri kepada Allah, membahas ilmu tasawuf, dan lain sebagainya. Berkah dalam bid’ah mandubah ini dapat dinikmati oleh penulis, penerjemah, arsitek, guru, dan masyarakat sekitar madrasah, pondok pesantren, universitas, sekolah dan lain sebagainya.
  3. Bid’ah Muharromah, yaitu suatu perbuatan yang tidak pernah dilakukan oleh Rasul dan sahabatnya dan dilarang agama. Seperti halnya membunuh sesama muslim atau non muslim dengan bom (dan sejenisnya), menghancurkan tempat ibadah, membuat dan mengkonsumsi narkoba, bom bunuh diri, dan lain sebagainya. Berkah dalam bid’ah muharromah ini dapat dinikmati oleh Polisi, TNI, BNN (Badan Narkotika Nasional), rehabilitas, bina sosial, penjara, dan lain sebagainya.
  4. Bid’ah Makruhah, yaitu suatu perbuatan yang bertentangan dengan keutamaan. Seperti halnya menghias masjid dengan berlebih-lebihan. Berkah dalam bid’ah ini dapat dirasakan oleh designer wallpaper (desain tata ruang), arsitek, dan lain sebagainya.
  5. Bid’ah Mubahah, yaitu suatu perbuatan yang tidak pernah dilakukan oleh nabi dan para sahabatnya yang tidak bertentangan dengan agama. Seperti halnya menciptakan berbagai jenis makanan baru, memakai kendaraan (motor, mobil, dan sebagainya), mengunakan alat komunikasi (telepon seluler, jejaring sosial, dan sebagainya), berjabat tangan setelah sholat, menghias rumah, memakai aksesoris. Berkah dalam bid’ah ini dapat dirasakan oleh koki, industri transportasi, industri telekomunikasi, dan lain sebagainya.
وأما قوله في حديث العرباض (فإن كل بدعة ضلالة) بعد قوله (وإياكم ومحدثات الأمور) فإنه يدل على أن المحدث يسمى بدعة وقوله (كل بدعة ضلالة) قاعدة شرعية كلية بمنطوقها ومفهومها، أما منطوقها فكأن يقال (حكم كذا بدعة وكل بدعة ضلالة) فلا تكون من الشرع لأن الشرع كله هدى، فإن ثبت أن الحكم المذكور بدعة صحت المقدمتان، وانتجا المطلوب، والمراد بقوله (كل بدعة ضلالة) ما أحدث ولا دليل له من الشرع بطريق خاص لا عام . وقوله في آخر حديث ابن مسعود (وأن ما توعدون لآت وما أنتم بمعجزين) أراد ختم موعظته بشيء من القرآن يناسب الحال. وقال ابن عبد السلام: في أواخر (القواعد) البدعة خمسة أقسام (فالواجبة) كالاشتغال بالنحو الذي يفهم به كلام الله ورسوله لأن حفظ الشريعة واجب، ولا يتأتى إلا بذلك فيكون من مقدمة الواجب، وكذا شرح الغريب وتدوين أصول الفقه والتوصل إلى تمييز الصحيح والسقيم (والمحرمة) ما رتبه من خالف السنة من القدرية والمرجئة والمشبهة (والمندوبة) كل إحسان لم يعهد عينه فى العهد النبوي كالاجتماع عن التراويح وبناء المدارس والربط والكلام في التصوف المحمود وعقد مجالس المناظرة إن أريد بذلك وجه الله (والمباحة) كالمصافحة عقب صلاة الصبح والعصر، والتوسع فى المستلذات من أكل وشرب وملبس ومسكن. وقد يكون بعض ذلك مكروها أو خلاف الأولى والله أعلم (فتح الباري بشرح صحيح البخاري، باب كتاب الاعتصام بالكتاب والسنة، ج 13 ص 254 / حاشية السيوطي والسندي على سنن النسائي، ج 3 ص 47، / صحيح مسلم بشرح النواوي، كتاب الجمعة في خطبته صلى الله عليه وسلم في الجمعة، ج 6 ص 154-155)
Berikut ini adalah hasil penemuan ilmuan dan ulama termasuk bid’ah wajibah (hasanah) yang membawa berkah:
  1. Pencetus penitikan dalam al-Qur’an adalah Abu al-Aswad ad-Duali tahun 62 H.
  2. Pencetus pengharakatan dalam al-Qur’an adalah Imam Khalil bin Ahmad al-Faraghidi (w. 185 H.)
  3. Perumus ilmu tajwid adalah Imam Abu Ubaid Qasim bin Salam (w. 67 H.)
  4. Perumus ilmu kalam adalah Imam Washil bin Atha’ dan disempurnakan oleh Imam Abu Hasan al-Asy’ari.
  5. Perumus ilmu nahwu (gramatika bahasa Arab) adalah Imam Sibawaih.
  6. Perumus ilmu Ushul Fiqih adalah Imam Syafi’i
  7. Penemu ilmu musthalah al-Hadits adalah Syihabuddin Romaghurmuzi atas perintah Khalifah Umar bin Khattab.
  8. Tafsir al-Qur’an pertama kali ditulis oleh Imam Abu Ja’far at-Thabari dengan tebal 10 jilid.
  9. Perumus ilmu falak adalah al-Biruni (l. 973 w. 1050 M.)
  10. Perumus ilmu balaghoh adalah Abdul Qahir
  11. Penulis ilmu kimia adalah Abu Musa Jabir ibn Hayyan (721-815 M.)
  12. Observatorium pertama kali dibangun oleh Nasiruddin at-Tusi dan Ulugh Beg pada tahun 1259 M.
  13. Buku perumusan ilmu sejarah pertama kali ditulis oleh Ibnu Khaldun.
  14. Universitas didirikan pertama kali oleh Fatimah al-Fihri di kota Fez, Maroko pada tahun 859 H.
  15. Penulisan ilmu kedokteran pertama kali oleh Ibnu Sina (L. 980 M.)
  16. Penulis tentang penyakit cacar pertama kali adalah Abu Bakar ar-Razi dalam kitab “Fii al-Thibb”.
  17. Penemu ilmu bedah adalah Abu al-Qasim az-Zahrawi (936-1013 M.)
  18. Penemu ilmu matematika adalah Jabir bin Hayyan al-Azbi (w. 161 H.)
  19. Penemu kacamata adalah al-Hasan bin Haitam.
  20. Penggambar peta bumi pertama kali adalah Abdullah al-Idrisi.
  21. Penggambar ruang angkasa pertama kali adalah Abdurrohman Ibnu Hauqal.
  22. Penemu alat musik organ atau piano adalah al-Qanun Abu Nasr al-Farabi dalam kitab “Musiq al-Kubro”.
  23. Penemu solmisasi (kunci nada) adalah Ishaq al-Mausili (w. 850 M.)
  24. Peletak dasar-dasar mekanik dan industri adalah al-Jazari (abad 12).
  25. Penemu sepeda kayuh (sepeda ontel, pancal) adalah imam al-Ghazali.
  26. Penemu alat poros engkol dan kunci kombinasi adalah al-Jazari (abad 12).
  27. Penemu alat navigasi atau kompas adalah Ahmad bin Majid
  28. Perancang air mancur adalah Banu Musa bersaudara pada abad ke 9.
  29. Orang yang pertama kali terbang adalah Abbas bi Farnas.
  30. Penemu sabun mandi adalah al-Razi (abad 7).
  31. Penemu kopi adalah Khalid.

PENCARIAN HIDUP MENUJU KEKASIH SEJATI

JANGAN SUKA MENGANGGAP SESUATU YG TIDAK COCOK ITU ADALAH SESAT NAMUN SIKAPILAH SAMPAI KAU BENAR'' MEMAHAMINYA ...

KARENA JIKA KAU MENILAI CIPTAANNYA MAKA NISTALAH DIRIMU ... KARENA ALLOH MAHA MENILAI PADA APA'' YANG KAU SANGKAKAN











AlkisAnnabila