TANBIIH

الحَمـْدُ للهِ المُــوَفَّـقِ للِعُـلاَ حَمـْدً يُوَافـــِي بِرَّهُ المُتَـــكَامِــلا وَإِن تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّـهِ لَا تُحْصُوهَا ۗ إِنَّ اللَّـهَ لَغَفُورٌ رَّحِيمٌ ثُمَّ الصَّلاَةُ عَلَي النَّبِيِّ المُصْطَفَىَ وَالآلِ مَــــعْ صَـــحْــبٍ وَتُبَّـاعٍ وِل إنَّ اللَّـهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا تَقْوَى الإلهِ مَدَارُ كُلِّ سَعَادَةٍ وَتِبَاعُ أَهْوَى رَأْسُ شَرِّ حَبَائِلاَ إن أخوف ما أخاف على أمتي اتباع الهوى وطول الأمل إنَّ الطَّرِيقَ شَرِيعَةٌُ وَطَرِيقَةٌ وَحَقِيقَةُ فَاسْمَعْ لَهَا مَا مُثِّلا فَشَرِيعَةٌ كَسَفِينَة وَطَرِيقَةٌ كَالبَحْرِ ثُمَّ حَقِيقَةٌ دُرٌّ غَلاَ فَشَرِيعَةٌ أَخْذٌ بِدِينِ الخَالِقِ وَقِيَامُهُ بَالأَمْرِ وَالنَّهْيِ انْجَلاَ وَطَرِِيقَةٌ أَخْذٌ بِأَحْوَطَ كَالوَرَع وَعَزِيمَةُ كَرِيَاضَةٍ مُتَبَتِّلاَ وَحَقِيقَةُ لَوُصُولُهِ لِلمَقْصِدِ وَمُشَاهَدٌ نُورُ التّجَلِّي بِانجَلاَ مَنْ تصوف ولم يتفقه فقد تزندق، ومن تفقه ولم يتصوف فقد تفسق، ومن جمع بينهما فقد تحقق

hiasan

BELAJAR MENGKAJI HAKIKAT DIRI UNTUK MENGENAL ILAHI

Sabtu, 21 Juli 2012

BERBAGAI DEFINISI TASAWUF DALAM PANDANGAN BERGAI ULAMA' AHLU SUNNAH WAL-JAMA'AH




Tasawuf pada prinsipnya bukanlah tambahan terhadap Al-Qur’an dan hadits, justru Tasawuf adalah implementasi dari sebuah kerangka agung Islam. Secara lebih rinci, Al-Qusyairy meyebutkan beberapa definisi dari para Sufi besar:

Syeikh Muhammad al-Jurairy:

“Tasawuf berarti memasuki setiap akhlak yang mulia dan keluar dari setiap akhlak yang tercela."

Syeikh Al-Junaid al-Baghdady:

“Tasawuf artinya Alloh mematikan dirimu dari dirimu dan menghidupkan dirimu bersama dengan-Nya.”
“Tasawuf adalah engkau berada semata-mata bersama Alloh swt. Tanpa keterikatan dengan apa pun.”
“Tasawuf adalah perang tanpa kompromi.”
“Tasawuf adalah anggota dari satu keluarga yang tidak bisa dimasuki oleh orang-orang selain mereka.”
“Tasawuf adalah dzikir bersama, ekstase yang diserta sama’ dan tindakan yang didasari Sunnah Nabi.”
“Kaum Sufi seperti bumi, yang diinjak oleh orang saleh maupun pendosa; juga seperti mendung, yang memayungi segala yang ada; seperti air hujan, mengairi segala sesuatu.”

“ Jika engkau melihat Sufi menaruh kepedulian kepada penampilan lahiriyahnya, maka ketahuilah bahwa wujud batinnya rusak"

Syeikh Al-Husain bin Manshur al-Hallaj:

“Sufi adalah kesendirianku dengan Dzat, tak seorang pun menerimanya dan juga tidak menerima siapa pun".

Syeikh Abu Hamzah Al-Baghdady:

Tanda Sufi yang benar adalah dia menjadi miskin setelah kaya, hina setelah mulia, bersembunyi setelah terkenal. Sedang tanda Sufi yang palsu adalah dia menjadi kaya setelah miskin, menjadi obyek penghormatan tertinggi setelah mengalami kehinaan, menjadi masyhur setelah tersem, bunyi.

Syeikh Amr bin Utsman Al-Makky:

“Tasawuf adalah si hamba berbuat sesuai dengan apa yang paling baik saat itu.”

Syeikh Mohammad bin Ali al-Qashshab:

“Tasawuf adalah akhlak mulia, dari orang yang mulia di tengah-tengah kaum yang mulia.”

Syeikh Samnun:

“Tasawuf berarti engkau tidak memiliki apa pun, tidak pula dimiliki apapun".

Syeikh Ruwaim bin Ahmad:

“Tasawuf artinya menyerahkan diri kepada Alloh dalam setiap keadaan apa pun yang dikehendaki-Nya.”

“Tasawuf didasarkan pada tiga sifat: Memeluk kemiskinan dan kefakiran, mencapai sifat hakikat dengan memberi, dengan mendahulukan kepentingan orang lain atas kepentingan diri sendiri dan meninggalkan sikap kontra dan memilih".

Ma’ruf Al-Karkhy:

“Tasawuf artinya, memihak pada hakikat-hakikat dan memutuskan harapan dari semua yang ada pada makhluk”.

Syeikh Hamdun al-Qashshsar:

“Bersahabatlah dengan para Sufi, karena mereka melihat dengan alasan-alasan untuk mermaafkan perbuatan-perbuatan yang tak baik dan bagi mereka perbuatan-perbuatan baik pun bukan suatu yang besar, bahklan mereka bukan menganggapmu besar karena mengerjakan kebaikan itu".

Syeikh Al-Kharraz:

“Mereka adalah kelompok manusia yang mengalami kelapangan jiwa yang mencampakkan segala milik mereka sampai mereka kehilangan segala-galanya. Mereka diseru oleh rahasia-rahasia yang lebih dekat di hatinya, ingatlah, menangislah kalian karena kami".

Syeikh Sahl bin Abdulloh:

“Sufi adalah orang yang memandang darah dan hartanya tumpah secara gratis untuk alloh".

Syeikh Ahmad an-Nuury:

Tanda orang Sufi adalah ia rela manakala tidak punya dan peduli orang lain ketika ada.

”Syeikh Muhammad bin Ali Kattany:

“Tasawuf adalah akhlak yang baik, barangsiapa yang melebihimu dalam akhlak yang baik, berarti ia melebihimu dalam Tasawuf".

Syeikh Ahmad bin Muhammad ar-Rudzbary:

“Tasawuf adalah tinggal di pintu Sang Kekasih, sekali pun engklau diusir.”“Tasawuf adalah Sucinya Taqarrub, setelah kotornya berjauhan denganya".

Syeikh Abu Bakr asy-Syibly:

“Tasawuf adalah duduk bersama Alloh swt tanpa hasrat.”“Sufi terpisah dari manusia dan bersambung dengan Alloh swt sebagaimana difirmankan Alloh swt, kepada Musa, ‘Dan Aku telah memilihmu untuk Diri-Ku’ (Thoha: 41) dan memisahkanmu dari yang lain. Kemudian Alloh swt berfirman kepadanya, ‘Engkau tak akan bisa melihat-Ku’.”

“Para Sufi adalah anak-anak di pangkuan Tuhan Yang Haq.”“Tasawuf adalah kilat yang menyala dan Tasawuf terlindung dari memandang makhluk.”“Sufi disebut Sufi karena adanya sesuatu yang membekas pada jiwa mereka. Jika bukan demikian halnya, niscaya tidak akan ada nama yang dilekatkan pada mereka".

Syeikh Al-Jurairy:

“Tasawuf berarti kesadaran atas keadaaan diri sendiri dan berpegang pada adab".

Syeikh Al-Muzayyin:

Tasawuf adalah kepasrahan kepada Al-Haq.”

Syeikh Askar an-Nakhsyaby:“Orang Sufi tidaklah dikotori suatu apa pun, tetapi menyucikan segalanya.”

Syeikh Dzun Nuun Al-Mishry:

“Kaum Sufi adalah mereka yang mengutamakan Allah swt. diatas segala-galanya dan yang diutamakan oleh Alloh di atas segala makhluk yang ada.”

Syeikh Muhammad al-Wasithy:

“Mula-mula para Sufi diberi isyarat, kemudian menjadi gerakan-gerakan dan sekarang tak ada sesuatu pun yang tinggal selain kesedihan".

Syeikh Abu Nashr as-Sarraj ath-Thusy:

“Aku bertanya kepada Ali al-Hushry, ‘siapakah, yang menurutmu Sufi itu?’ Lalu ia menjawab, ‘Yang tidak di bawa bumi dan tidak dinaungi langit’. Dengan ucapannya menurut saya, ia merujuk kepada keleburan".

Syeikh Ahmad ibnul Jalla’:

“Kita tidak mengenal mereka melalui prasyarat ilmiyah, namun kita tahu bahwa mereka adalah orang-orang yang miskin, sama sekali tidak memiliki sarana-sarana duniawi. Mereka bersama Alloh swt tanpa terikat pada suatu tempat tetapi Alloh swt, tidak menghalanginya dari mengenal semua tempat. Karenanya disebut Sufi".

syeikh Abu Ya’qub al-Madzabily:

“Tasawuf adalah keadaan dimana semua atribut kemanusiaan terhapus.”

Syeikh Abul Hasan as-Sirwany:“Sufi yang bersama ilham, bukan dengan wirid yang menyertainya".

Syeikh Abu Ali Ad-Daqqaq:

“Yang terbaik untuk diucapkan tentang masalah ini adalah, ‘Inilah jalan yang tidak cocok kecuali bagi kaum yang jiwanya telah digunakan Alloh swt, untuk menyapu kotoran binatang’.”

“Seandainya sang fakir tak punya apa-apa lagi kecuali hanya ruhnya dan ruhnya ditawarkannya pada anjing-anjing di pintu ini, niscaya tak seekor pun yang menaruh perhatian padanya".



Syeikh Abu Sahl ash-Sha’luki:

“Tasawuf adalah berpaling dari sikap menentang ketetapan Alloh.”
Dari seluruh pandangan para Sufi itulah akhirnya Al-Qusayiry menyimpulkan bahwa Sufi dan Tasawuf memiliki terminologi tersendiri, sama sekali tidak berawal dari etimologi, karena standar gramatika Arab untuk akar kata tersebut gagal membuktikannya.

Alhasil, dari seluruh definisi itu, semuanya membuktikan adanya adab hubungan antara hamba dengan Alloh swt dan hubungan antara hamba dengan sesamanya. Dengan kata lain, Tasawuf merupakan wujud cinta seorang hamba kepada Alloh dan Rosul-Nya, pengakuan diri akan haknya sebagai hamba dan haknya terhadap sesama di dalam amal kehidupan.

PENCARIAN HIDUP MENUJU KEKASIH SEJATI

JANGAN SUKA MENGANGGAP SESUATU YG TIDAK COCOK ITU ADALAH SESAT NAMUN SIKAPILAH SAMPAI KAU BENAR'' MEMAHAMINYA ...

KARENA JIKA KAU MENILAI CIPTAANNYA MAKA NISTALAH DIRIMU ... KARENA ALLOH MAHA MENILAI PADA APA'' YANG KAU SANGKAKAN











AlkisAnnabila