أشهد أن لا اله الا الله و أشهد أن محمدا رسول الله
Dari SULALAH kemudian menimbulkan HABBAN artinya: Biji-bijian.
أَنَّا صَبَبْنَا الْمَاءَ صَبًّ
ثُمَّ شَقَقْنَا الأرْضَ شَقًّا
فَأَنْبَتْنَا فِيهَا حَبًّا
ANNAA SHOBABNAL MAA-A SHOBBAA (25). TSUMMA SYAQOQNAL ARDLO SYAQQOO (26). FA-AMBATNAA FIIHAA HABBAA (27).
Artinya:” Sesungguhnya kami telah mencurahkan (menurunkan) air (hujan) sebanyak-banyaknya.(25) Kemudian kami belah (renggangkan) tanah serenggang-renggangnya.(26) Lalu Aku tumbuhkan padanya biji”. (27) (‘Abasa / S. 80)
Adapun biji-bijian itu mempunyai kulit dan bau yang wangi.
وَالْحَبُّ ذُو الْعَصْفِ وَالرَّيْحَانُ
WAL HABBU DZUL ‘ASHFI WAR ROIHAAN
Artinya :”Dan biji itu mempunyai kulit dan bau yang wangi.” (Arrohman / S. 55 / ayat 12).
Dan dari biji (Habban) itu ada Habban lagi yang sangat halus, yaitu yang dinamakan
NAWAA.
إِنَّ اللَّهَ فَالِقُ الْحَبِّ وَالنَّوَى يُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَمُخْرِجُ الْمَيِّتِ مِنَ الْحَيِّ ذَلِكُمُ اللَّهُ فَأَنَّى تُؤْفَكُونَ
"Sesungguhnya Alloh menumbuhkan butir tumbuh-tumbuhan dan biji buah-buahan. Dia mengeluarkan (menjadikan) yang hidup dari yang mati (ditiupkan-Nya ruh) dan yang mengeluarkan (menjadikan) yang mati dari yang hidup (diangkat-Nya ruh). Demikian ialah (sifat) Alloh, maka mengapa kamu masih berpaling."
(Al An’am / S.6 / ayat 95).
Kemudian biji-bijian (HABBAN) yang didalam tanah itu dipecah oleh Alloh sehingga keluarlah sesuatu yang hidup dari yang mati, yaitu muncul tumbuh-tumbuhan.
يُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَيُخْرِجُ الْمَيِّتَ مِنَ الْحَيِّ وَيُحْيِي الأرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا وَكَذَلِكَ تُخْرَجُونَ
Artinya:”Dia mengeluarkan (menjadikan) yang hidup dari yang mati (ditiupkan-Nya ruh), dan mengeluarkan (menjadikan) yang mati dari yang hidup (diangkat-Nya ruh), dan menghidupkan bumi sesudah matinya. Dan seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari dalam kubur). (Ar Rum / S.30 / ayat 19)
Makanya Alloh berfirman dalam surat Nuh :
وَاللَّهُ أَنْبَتَكُمْ مِنَ الأرْضِ نَبَاتًا
Artinya : “Dan Alloh menumbuhkan kamu semua dari bumi berupa tumbuh-tumbuhan.” ( Nuh / S.71/ ayat 17).
ثُمَّ يُعِيدُكُمْ فِيهَا وَيُخْرِجُكُمْ إِخْرَاجًا
"Dan Alloh menumbuhkan kamu (menghidupkan manusia) dari tanah, dengan sebaik-baiknya,"
Jadi kita itu pernah menjadi tumbuh-tumbuhan, yaitu setelah jadi SULALAH lalu jadi HABBAN, kemudian tumbuh menjadi NABAATAA (tumbuh-tumbuhan). Dan macamnya tumbuh-tumbuhan itu banyak sekali, bermacam -macam bentuknya, warnanya, namanya, rasanya, baunya, kasiatnya, hikmahnya.
Ada yang hikmahnya dijadikan makanan, ada yang dijadikan obat, ada yang dijadikan rokok dan lain sebagainya. Ada yang jelek tapi hikmahnya besar, seperti : Gedebok pisang yang sudah busuk, yaitu : Bisa dibuat untuk mengobati udun (bisul). Jadi biar busuk, masih tetap dicari-cari. Ada yang bermanfaat hanya waktu hidup saja dan ada juga yang bermanfaat dari hidup sampai mati, seperti : Kayu jati.
Walaupun air yang menyiram tanah hanya satu macam, namun tumbuhan yang dikeluarkan dari tanah itu macam-macam, diantaranya :
1. Ada yang rasanya pedas, seperti : Lombok (cabe).
Meskipun lombok (cabe) itu pedas tapi pedasnya tidak membuat jera bagi yang memakan. Buktinya walau pernah ngoweh-ngoweh karena kepedasan tapi lain waktu minta lagi.
Lo itu lanang (laki-laki).
Mbok itu wedok (perempuan).
Jadi lombok itu laki-laki dan perempuan (bapak dan ibu). Makanya kalau bapak ibunya sedang menasehati anaknya tapi tidak dihiraukan, biasanya ngeses-ngeses.
2. Ada yang rasanya pahit, seperti : Sambiroto.
Walaupun pahit tapi banyak dicari orang, yaitu sebagai obat.
3. Ada yang rasanya masam sekali, seperti : Asam, cerme dll.
4. Ada yang umurnya panjang, tapi manfaatnya tidak begitu banyak, yaitu seperti : Cangkring.
5. Ada yang umurnya pendek tapi manfaatnya besar, yaitu seperti : Padi.
6. Ada yang tumbuhnya berdiri sendiri dan tegak, yaitu seperti : Mangga, kelapa dll.
7. Ada yang batangnya tidak bisa berdiri sendiri (selalu mencari sandaran), yaitu seperti : Suruh.
8. Ada yang banyak suaranya (kemresek / ramai) , yaitu seperti : Tebu yang tertiup angin.
9. Ada yang tidak banyak suaranya, tahu-tahu ada buahnya, yaitu seperti : Ketela.
10.Ada yang pohonnya besar, buahnya besar, yaitu seperti : Durian.
11.Ada yang pohonnya besar, buahnya kecil, yaitu seperti : Kentosan, beringin.
Suatu saat pernah ada orang yang berteduh dibawah pohon kentosan dan berkata dalam hati: Kalau dipikir-pikir, pohon ini sepertinya kurang pantas. Tampang pohonnya besar sekali, tapi buahnya sangat kecil.
Kalimat ini adalah termasuk maido (mencela) Alloh. Kemudian tiba-tiba jatuhlah salah satu buahnya dan tepat mengenai wajah orang tersebut. Setelah kejatuhan buah kentosan itu dia baru sadar dan berkata dalam hati :
Oh-iya seandainya pohon ini buahnya besar (mungkinsebesar durian), pasti remuk kepala saya. Ini memang keadilannya Tuhan,menciptakan pohon dengan bermacam-macam hikmah, termasuk juga menumbuhkan pohon yang besar dengan buah yang kecil, jadi cocok buat berteduh.
12. Ada yang pohonnya kecil, buahnya juga kecil, yaitu seperti : Lombok.
13. Ada yang pohonnya kecil, tapi buahnya besar, yaitu seperti : Blencong, semangka.
14. Ada yang modelnya berbunga dulu, setelah itu baru berbuah. Ini umum, seperti : Mangga, jeruk dsb.
15. Ada juga yang berbuah dulu, baru kemudian berbunga, yaitu seperti : kudu.
16. Ada yang beranak dulu, kemudian baru mengandung, yaitu seperti : padi, pisang.
17. Dan masih banyak lagi.
Jadi tumbuh-tumbuhan itu macamnya banyak sekali, sesuai dengan firman Alloh dalam Alqur-an :
فَأَخْرَجْنَا بِهِ أَزْوَاجًا مِنْ نَبَاتٍ شَتَّى
FA-AKHROJNAA BIHII AZWAAJAN MIN NABAATIN SYATTAA.
Artinya : “Lalu Kami tumbuhkan dengan dia beberapa jodoh diantara tumbuh-tumbuhan yang bermacam-macam.” (Thoha / S : 20 / ayat : 53).
Dari tumbuhan ke mana?
Pada Tulisan sebelumnya manusia asalnya dari benda mati, bisa jutaan tahun di bumi. Setelah itu menjadi Sulalah dan akhirnya menjadi tumbuhan.
Dari tumbuhan yang beraneka macam itu bermacam-macam pula yang dimakan manusia yaitu lebih dari 3000 macam, ada yang rasanya pahit, manis, asin dsb. Kemudian makanan yang dimakan manusia itu ada sarinya, juga ada ampasnya. Dari sarinya makanan akhirnya menjadi darah. Dan mengenai ampasnya dibuang (dikembalikan lagi ketanah).
Untung ada pembuangan ampas. Setelah ampas dibuang ketanah, oleh tanah diserap lagi lalu ditumbuhkan lagi. Selanjutnya diambil dan dimakan lagi oleh manusia lalu dikeluarkan lagi oleh manusia, begitu seterusnya, muser terus (berputar terus).
Begitu juga dengan perputarannya ikan yang ditangkap manusia, setelah ikan ditangkap oleh manusia kemudian dimakan lalu ampasnya dibuang ke sungai. Selanjutnya ampas yang disungai dimakan ikan, ikan dimakan lagi oleh manusia.
Proses perputaran ini dinamakan ‘ID (kembali).
Lalu dari sari darah menjadi MANIYYI YUMNA (air suci) atau TIRTO KAMANDANU.
أَلَمْ يَكُ نُطْفَةً مِنْ مَنِيٍّ يُمْنَى
"Bukankah dia dahulu dari setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam rahim),"
(Al qiyamah / S. 75 / 37)
ثُمَّ كَانَ عَلَقَةً فَخَلَقَ فَسَوَّى
"kemudian mani itu menjadi segumpal darah, lalu Alloh menciptakannya, dan menyempurnakan-nya,"
فَجَعَلَ مِنْهُ الزَّوْجَيْنِ الذَّكَرَ وَالأنْثَى
"lalu Alloh menjadikan darinya sepasang: laki-laki dan perempuan."
TIRTO = air. KAMAN = benih. DANU = sumberan.
Jadi TIRTO KAMANDANU itu adalah air yang menjadi benih yang berasal dari sumberan. Bukan sumberan dari bumi bawah melainkan dari dirinya sendiri.
Adapun tempatnya TIRTO KAMANDANU / MANIYYI YUMNA bagi orang laki-laki namanya SULBI dan bagi orang perempuan namanya TAROIB. Sebagaimana tersebut dalam Alqur-an :
خُلِقَ مِنْ مَاءٍ دَافِقٍ
يَخْرُجُ مِنْ بَيْنِ الصُّلْبِ وَالتَّرَائِبِ
"Dia diciptakan dari air yang terpancar (air mani),
Artinya : “Yang dikeluarkan dari antara tulang punggung (laki-laki) dan tulang dada (perempuan). (Ath Thoriq / S. 86 / ayat 7)
Selanjutnya air suci (TIRTO KAMANDANU) yang berada di SHULBI dan TAROIB itu kalau sudah bertemu (menyatu) jadilah NUTHFAH. Dan kalau sudah jadi NUTHFAH, tempatnya tidak lagi di SHULBI dan TAROIB melainkan di QOROORIM MAKIIN
ثُمَّ جَعَلْنَاهُ نُطْفَةً فِي قَرَارٍ مَكِينٍ
"Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani, (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim)."
(sebagaimana dalam Surat Almu’minun ayat 13) atau disebut dengan ALAM ARHAM atau dalam istilah ilmu pedalangan dinamakan CUPU MANIK ASTOGINO.
* Setelah jadi NUTHFAH selama 40 hari lalu menjadi ALAQOH.
* Dari ALAQOH (juga 40 hari) berubah jadi MUDLGHOH.
* Setelah jadi MUDLGHOH (40 hari) kemudian Malaikat diperintah oleh Alloh untuk menulis 4 kalimat.
Dan tulisan Malaikat di alam Arham itu umumnya di sebut:
SASTRO CETO HAYUNINGRAT PANGRUWATING BAWONO.
Jadi manusia dimasuki unsur Malaikat itu ketika masih dalam usia 40 hari x 3 (120 hari). Karenanya bila bisa mujahadah dengan sungguh-sungguh sejumlah 40 hari x 3 (120 hari) maka nanti bisa sampai disitu, yaitu tiba diunsur Malaikat. Dan disitu akan mengetahui rahasia tulisan yang ada dalam dirinya sendiri.
Mujahadah 40 hari x 3 dengan sungguh-sungguh itu menurut istilah tasawufnya dinamakan
KHOLWAT.
Selanjutnya proses terus di alam rahim (di gua garbo) sampai 9 bulan. Setelah 9 bulan bertapa dalam perut, lalu dikeluarkan (dilahirkan) oleh Alloh untuk melanjutkan proses di alam dunia (menjadi lakon di dunia).
Setelah selesai lakonnya didunia kemudian pisahan (jawanya : pegatan), maksudnya adalah perpisahan antara jasmani dan ruhani dan inilah yang dinamakan dengan mati / meninggal dunia (Jawanya : pejah). Jadi hakekat maut itu adalah perpisahan, yaitu perpisahan nya jasmani dan ruhani.
Kemana perginya jasmani …..?
Jasmani kembali lagi ke asalnya, yaitu ke kotak (bumi) dan yang unsurnya Malaikat kembali kepada Malaikat, yang dari alam amar juga kembali ke alam amar.
Ketika dilain waktu kotak dibuka lagi, proses berulang lagi, hanya alur ceritanya saja yang berbeda. Tergantung dalangnya.
Semoga menjadikan kita sedikit terbuka terhadap teori Evolusi jasmani ataupun Evolusi Rohani..