Aku menyeru padaMu, kematian!,
Untuk jiwa-jiwa yang bersaksi dan telah sampai,
dan bergabung sebagai saksi dalam keabadian!,
Aku memekik pada diriku!, Kematian!,
Aku memekik pada diriku!, Kematian!,
Bagi hati, setelah sekian lama hampa dari ungkapan
yang terhimpun dalam samudera kearifan,
Aku memekik padaMu, Kematian!,
Aku memekik padaMu, Kematian!,
Bagi firman Tuhan, sejak waktu digoreskan,
dan hanya kefanaan yang nampak dalam bayangan kita,
Aku berseru padaMu, Kematian!,
Aku berseru padaMu, Kematian!,
Bagi penyingkapan dihadapan kepatuhan
dan menyerahkan semua pembicaraan yang bisa dipahami,
Aku berseru padaMu, Kematian!,
Aku berseru padaMu, Kematian!,
Untuk perlambang-perlambang yang menyearah
diselubungi oleh kecerdasan-kecerdasan, dari mereka,
semua tanggal dalam kehancuran,
Aku berseru padaMu, Kematian!,
Aku berseru padaMu, Kematian!,
Atas nama CintaMu, bagi keteguhan moral mereka
yang menegakkan bingkai-bingkai untuk dipatuhi,
Mereka yang seluruhnya telah melintasi
Mereka yang seluruhnya telah melintasi
padang pasir tanpa meninggalkan jejak,
dan dibelakang mereka,
kerumunan orang ditinggalkan mengigau,
Lalu buta daripada binatang,
Lalu buta daripada binatang,
pun lebih buta daripada gerombolan
===========(oooOoo)==========
Semua Ada dalam hatiku,
dengan keADAanKu
hasrat-hasrat itu Telah melahirkan Kenyataan Yang Ada ,
tapi semuanya sirna sejak aku melihatMu,
Ada yang iri, cemburu padaku, aku hanya makhluk,
Ada yang iri, cemburu padaku, aku hanya makhluk,
Engkaulah Rajaku,
Kekasih dan musuhku selalu mencelaku karena cintaku padaMu,
Kekasih dan musuhku selalu mencelaku karena cintaku padaMu,
karena mereka lali terhadap besarnya ujian terhadap diriku,
Wahai dunia dan agamaku, aku tinggalkan bagi manusia agama
Wahai dunia dan agamaku, aku tinggalkan bagi manusia agama
dan dunia mereka, karena aku sibuk dengan cintaku padaMu,
Engkau nyalakan dua api didalam hatiku,
Engkau nyalakan dua api didalam hatiku,
yang satu menyala diantara tukang igaku,
dan yang lain diantara dinding tenggorokanku,
Di setiap aku ingin minum karena haus,
Di setiap aku ingin minum karena haus,
aku selalu melihat bayang-bayangMu tergambar di air itu,
Dihatiku kurasakan api lebih dingin daripada salju,
Dihatiku kurasakan api lebih dingin daripada salju,
dan tajamnya pedang lebih menyenangkanku
daripada berpisah dengan kekasihku.