TANBIIH

الحَمـْدُ للهِ المُــوَفَّـقِ للِعُـلاَ حَمـْدً يُوَافـــِي بِرَّهُ المُتَـــكَامِــلا وَإِن تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّـهِ لَا تُحْصُوهَا ۗ إِنَّ اللَّـهَ لَغَفُورٌ رَّحِيمٌ ثُمَّ الصَّلاَةُ عَلَي النَّبِيِّ المُصْطَفَىَ وَالآلِ مَــــعْ صَـــحْــبٍ وَتُبَّـاعٍ وِل إنَّ اللَّـهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا تَقْوَى الإلهِ مَدَارُ كُلِّ سَعَادَةٍ وَتِبَاعُ أَهْوَى رَأْسُ شَرِّ حَبَائِلاَ إن أخوف ما أخاف على أمتي اتباع الهوى وطول الأمل إنَّ الطَّرِيقَ شَرِيعَةٌُ وَطَرِيقَةٌ وَحَقِيقَةُ فَاسْمَعْ لَهَا مَا مُثِّلا فَشَرِيعَةٌ كَسَفِينَة وَطَرِيقَةٌ كَالبَحْرِ ثُمَّ حَقِيقَةٌ دُرٌّ غَلاَ فَشَرِيعَةٌ أَخْذٌ بِدِينِ الخَالِقِ وَقِيَامُهُ بَالأَمْرِ وَالنَّهْيِ انْجَلاَ وَطَرِِيقَةٌ أَخْذٌ بِأَحْوَطَ كَالوَرَع وَعَزِيمَةُ كَرِيَاضَةٍ مُتَبَتِّلاَ وَحَقِيقَةُ لَوُصُولُهِ لِلمَقْصِدِ وَمُشَاهَدٌ نُورُ التّجَلِّي بِانجَلاَ مَنْ تصوف ولم يتفقه فقد تزندق، ومن تفقه ولم يتصوف فقد تفسق، ومن جمع بينهما فقد تحقق

hiasan

BELAJAR MENGKAJI HAKIKAT DIRI UNTUK MENGENAL ILAHI

Sabtu, 19 Mei 2012

IMAN DENGAN SYAHADAT … SEBAGAI DASAR SYARAT SAHNYA ISLAM


Secara tertulis mungkin banyak yang mengatakan kalo sudah MENGUCAPkan ,,, 2 kalimat syahadat itu sudah ISLAM ,,, padahal kalo kita kaji lagi tentunya teramat jauh dari apa yang di sebut dengan namanya SAH …. kata syahadat dalam bahasa ‘arab itu berarti : penyaksian (lughot) kalo menurut maknawinya itu garus lengkap … berhadapan udah bertemu,mengenal dan ada yang menyaksikan …. sekarang kalo kita tafakkuri ,,, sebenarnya yang wujud (ada) itu alloh / mahluk (adam) … alloh yang yang dzat wajibul wujud sifatnya koq belum bisa temukan dan kita saksikan masak sih di terima syahadat kita …terus kalo kita di tanya … apakah sudah percaya (IMAN) kalau belum pernah berjumpa dengan alloh … kata ini lah sebagai dasar kita untuk selalu belajar tentang ketuhanan (ilahiyah) yang selama ini di tinggalkan oleh banyak MUSLIM di seluruh indonesia ,,, ISLAM nya masih keturunan & hanya ikut-ikutan ,,, jadi wajar saja kalo sekarang banyak sekali para MUSLIM terjebak banyak masalah sehingga mudah sekali teradu domba oleh kalangan kalangan yang tidak bertanggung jawab … inilah kenapa para orang-orang quraisy sangat takut dan sangat jarang yang mau mengucapkan IQRAR SYAHADAT ,,, ko kita dengan mudahnya cukup dengan mengucapkannya sudah merasa ISLAM …

SYAHADAT ini mengandung makna yang dalam buat kita pelajari dan kita ikuti aturan” penyerahan diri secara muthlak … karena ada aqidah NAFI (pentiadaan) DAN ITSBAT (penetapan yang kekal adanya) yang tidak kita sadari ,,, nafi tentang siapa sesungguhnya alloh swt yang kita pertuhankan ,,, dengan semua perkara yang di FARDLU (wajib) kan untuk kita taati selama hidup kita … dalam bersyahadat kita wajib

1- Mengilmui (mengerti) dan meyakini kebenaran yang saksikan & di terima aqal & hati dengan seluruhnya (tashdiq)

2- Mengucapkan dengan lisannya (sumpah setia)

3- menjalankan setiap aturan-aturan / ketetapan alloh (qodo’ & qodar)

4- mengikuti sunnah-sunnah rosululloh saw …

Syahadat artinya kesaksian. Kesaksian bahwa tiada Allah selain Allah itu sendiri, dan Nabi Muhammad adalah utusanNYA. Syahadat ini tolak ukur seseorang dianggap sebagai muslim atau tidak. Jika dia mau bersaksi/bersahadat lahir-batin maka dia menjadi muslim, bila tidak dia tidak dianggap sebagai muslim.


ما الأيمان الأيمان هوغير ذكر وحمد ولكن يمثل بالذكر والحمد لأن الأيمان هداية واقرار وتصديق فالهداية صنع اي فعل الرب وهو بمنزلة الذكر والحمد والاقراروالتصديق فعل العبد وهو بمنزلة فهمك علي حقيقة كله واولادهما الي الطاعة الصالحة *


Artinya:

Apakah yang di namakan iman “iman itu bukan ingat dan memuji tetapi di serupakan dengan ingat dan memuji (yaqin rasa)” karena sesungguhnya iman itu petunjuk alloh,ikrar hati dan jiwa, adapun HIDAYAH (petunjuk) itu pekerjaannya alloh sendiri dengan turunnya ingat dan puji. Adapun iqrar dan pembenaran itu pekerjaannya hamba dengan turunnya kepahaman akan kebenarannya alloh dengan keseluruhan. Sedang berkumpulnya hidayah,iqrar dan pembenaran akan melahirkan ketaatan yang baik menurut alloh sendiri


وقال النبي صلي الله عليه وسلم وحقيقة الايمان على اربعة اوجه اولها اقرار باللسان والثانية والتصديق بالجنان اي القلوب والثالثة يعمل بالاركان والرابعة يعمل بالنية وكمالها موافقة للسنة نبينا محمد صلي الله عليه وسلم


Sabda Nabi Muhammad SAW :


1- Kebenaran iman (keyaqinan) itu ada 4 ketentuan :


1. 2- Bersumpah dengan lisan


2. 3-Membenarkan dengan beberapa hati


3. 4- Melakukan rukun-rukunnya


4. 5-Melakukan dengan niat


6-Adapun kesempurnaan iman itu mufakat dengan sunnahnya Rosululloh SAW






في اي موضغ الايمان في الجسد عند الحياة فالجواب الايمان في اربعة مواضع اولها في القلب كما قال الله تعالي كتب الله في قلوبهم الايمان والثانية في الصدر كما قال الله تعالي فمن شرح الله صدره الاسلام والثالثة في الفؤد كما قال الله تعالي ما كذب الفؤد ما رئ والربعة في اللسان كما قال الله تعالي انما يتذكر ؤلوالألباب


Dimanakah iman itu diletakkan dalam jasad ketika manusia hidup,maka jawablah ada di 4 tempat :



1. Di dalam hati seperti firman alloh swt : alloh telah menuliskan iman itu di dalam hati kalian semua


2. Bertempat di dada seperti firman alloh swt : alloh telah melapangkan dada setiap orang-orang yang telah pasrah/selamat (islam)


3. Bertempat di hati fu’ad seperti firman alloh swt : hati sanubari tidak akan bohong dan tertipu dengan apa yg di ketahui


4. Bertempant pada lisan manusia seperti penjelasannya alloh swt : orang-orang yang mempunyai hati pastilah ingat dengan apa yang di ucapkan





Rasululloh shallallohu ‘alaihi wa sallam mengutus Mu’adz bin Jabal, untuk meng-islam-kan sekelompok orang yang tinggal di negeri Yaman. Sebelum Sahabat Mu’adz bin Jabal berangkat, Rasululloh shallallohu ‘alaihi wa sallam berpesan kepada Mu’adz : “Ajaklah mereka agar mau bersaksi bahwasanya tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Alloh, dan bahwasanya aku adalah utusan Alloh. Apabila mereka telah melakukan hal tersebut (bersyahadat) maka beritahulah kepada mereka bahwasanya Alloh telah mewajibkan kepada mereka solat lima waktu sehari semalam. Lalu apabila mereka telah melakukan hal tersebut, maka beritahulah kepada mereka bahwasanya Alloh telah mewajibkan kepada mereka untuk mensedekahkan harta mereka, yang sedekah tersebut diambil dari orang-orang kaya dari mereka, dan diberikan kepada orang-orang miskin dari mereka” (HR. Bukhori)

إِذَا جَاءَكَ الْمُنَافِقُونَ قَالُوا نَشْهَدُ إِنَّكَ لَرَسُولُ اللَّهِ وَاللَّهُ يَعْلَمُ إِنَّكَ لَرَسُولُهُ وَاللَّهُ يَشْهَدُ إِنَّ الْمُنَافِقِينَ لَكَاذِبُونَ

“Apabila orang-orang munafik datang kepadamu, mereka berkata: ‘Kami mengakui, bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul Alloh’. Dan Alloh mengetahui, bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul-Nya; dan Alloh mengetahui, bahwa sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar orang pendusta.” – (QS.63:1)


Sebagaimana disinggung di atas, bahwa orang yang mengenal (menyaksikan) Alloh, ia akan memahami hakekat kehidupannya. Oleh karenanya ia tidak akan mudah silau dan tertipu oleh kemilaunya kehidupan dunia. Alloh berfirman (QS. 51:56) mengenai tujuan hidup manusia di dunia:


وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالإِنْسَ إِلاَّ لِيَعْبُدُونِ

Dan AKU tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-KU


Karena Allah SWT adalah Rab semesta alam.


Allah berfirman (QS. 13 : 16):


قُلْ مَنْ رَبُّ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ قُلِ اللَّهُ قُلْ أَفَاتَّخَذْتُمْ مِنْ دُونِهِ أَوْلِيَاءَ لاَ يَمْلِكُونَ لأَفُسِهِمْ نَفْعًا وَلاَ ضَرًّا قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الأَعْمَى وَالْبَصِيرُ أَمْ هَلْ تَسْتَوِي الظُّلُمَاتُ وَالنُّورُ أَمْ جَعَلُوا لِلَّهِ شُرَكَاءَ خَلَقُوا كَخَلْقِهِ فَتَشَابَهَ الْخَلْقُ عَلَيْهِمْ قُلِ اللَّهُ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ وَهُوَ الْوَاحِدُ الْقَهَّارُ


“Katakanlah: “Siapakah Tuhan langit dan bumi?” Jawabnya: “Alloh.” Katakanlah: “Maka patutkah kamu mengambil pelindung-pelindungmu dari selain Alloh, padahal mereka tidak menguasai kemanfaatan dan tidak (pula) kemudharatan bagi diri mereka sendiri ? Katakanlah: Adakah sama orang buta dan yang dapat melihat, atau samakah gelap gulita dan terang benderang; apakah mereka menjadikan beberapa sekutu bagi Alloh yang dapat menciptakan seperti ciptaan-Nya sehingga kedua ciptaan itu serupa menurut pandangan mereka?” Katakanlah: “Alloh adalah Pencipta segala sesuatu dan Dia-lah Tuhan Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa”.

Dalil Naqli


Allah berfirman (QS. 6 : 19):


قُلْ أَيُّ شَيْءٍ أَكْبَرُ شَهَادَةً قُلِ اللَّهُ شَهِيدٌ بَيْنِي وَبَيْنَكُمْ وَأُوحِيَ إِلَيَّ هَذَا الْقُرْآنُ لأُنْذِرَكُمْ بِهِ وَمَنْ بَلَغَ أَئِنَّكُمْ لَتَشْهَدُونَ أَنَّ مَعَ اللَّهِ آلِهَةً أُخْرَى قُلْ لاَ أَشْهَدُ قُلْ إِنَّمَا هُوَ إِلَهٌ وَاحِدٌ وَإِنَّنِي بَرِيءٌ مِمَّا تُشْرِكُونَ

“Katakanlah: Siapakah yang lebih kuat persaksiannya ?” Katakanlah: “Alloh. Dia menjadi saksi antara aku dan kamu. Dan Al Qur’an ini diwahyukan kepadaku supaya dengannya aku memberi peringatan kepadamu dan kepada orang-orang yang sampai Al Qur’an (kepadanya). Apakah sesungguhnya kamu mengakui bahwa ada tuhan-tuhan yang lain di samping Alloh? Katakanlah: ;Aku tidak mengakui; Katakanlah: “Sesungguhnya Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa dan sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan (dengan Alloh)


Dalil Akal


Allah berfirman (QS. 3 : 190):


إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَوَاتِ وَالأََرْضِ وَاخْتِلاَفِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لأَيَاتٍ لأُولِي الألَبْاَبِ


“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.”



Dalil Fitrah


Allah berfirman (QS. 7 : 172):


وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِنْ بَنِي آدَمَ مِنْ ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَى أَنْفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ قَالُوا بَلَى شَهِدْنَا أَنْ تَقُولُوا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَذَا غَافِلِينَ


“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Alloh mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi”. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)”,,,


Dengan mengenal Alloh secara baik dan benar, maka secara langsung atau tidak langsung akan lebih mendekatkan diri kita kepada Alloh SWT. Dan jika kita dekat dengan Alloh, maka Alloh pun akan dekat pula dengan kita. Hal ini merupakan hal yang paling pokok bagi seorang hamba. Karena bagi dirinya orientasinya hanya lah Alloh dan Alloh. Tiada kebahagiaan hakiki baginya, selain cinta Ilahi. Namun di samping itu terdapat hal-hal positif lainnya dengan adanya ma’rifatullah ini maka SYADATNYA di SAHkan secara al-qur’an dan al -hadist dab buah dari syahadat diantaranya adalah:


1) Kebebasan (الحرية)


Alloh berfirman (QS. 6 : 82)


الَّذِينَ آمَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُمْ بِظُلْمٍ أُولَئِكَ لَهُمُ الأَمْنُ وَهُمْ مُهْتَدُونَ


Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur adukkan iman mereka dengan kedzaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.




2) Ketenangan (الطمأنينة)


Alloh berfirman (QS. 13 : 28)


الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلاَ بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ


“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Alloh. Ingatlah, hanya dengan mengingati Alloh-lah hati menjadi tenteram.”




3) Barakah (البركة)


Alloh berfirman (QS. 7 : 96):


وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ


“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.”




4) Kehidupan yang baik (الحياة الطيبة)


Alloh berfirman (QS. 16 : 97)


مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ


“Barangsiapa yang mengerjakan amal sholeh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.”




5) Syurga (الجنة)


Alloh berfirman (QS. 10 : 25-26)


لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا الْحُسْنَى وَزِيَادَةٌ وَلاَ يَرْهَقُ وُجُوهَهُمْ قَتَرٌ وَلاَ ذِلَّةٌ أُولَئِكَ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ


“Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya. Dan muka mereka tidak ditutupi debu hitam dan tidak (pula) kehinaan. Mereka itulah penghuni surga, mereka kekal di dalamnya.”






6) Mardhotillah. (مرضاة الله)


Alloh berfirman (QS. 98 : 8)


جَزَاؤُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنَّاتُ عَدْنٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا اْلأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ ذَلِكَ لِمَنْ خَشِيَ رَبَّهُ


“Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga `Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Alloh ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepadaNya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya.”


أَمَّنْ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ وَأَنْزَلَ لَكُمْ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَنْبَتْنَا بِهِ حَدَائِقَ ذَاتَ بَهْجَةٍ مَا كَانَ لَكُمْ أَنْ تُنْبِتُوا شَجَرَهَا أَئِلَهٌ مَعَ اللَّهِ بَلْ هُمْ قَوْمٌ يَعْدِلُونَ * أَمَّنْ جَعَلَ الأَرْضَ قَرَارًا وَجَعَلَ خِلالَهَا أَنْهَارًا وَجَعَلَ لَهَا رَوَاسِيَ وَجَعَلَ بَيْنَ الْبَحْرَيْنِ حَاجِزًا أَئِلَهٌ مَعَ اللَّهِ بَلْ أَكْثَرُهُمْ لاَ يَعْلَمُونَ *أَمَّنْ يُجِيبُ الْمُضْطَرَّ إِذَا دَعَاهُ وَيَكْشِفُ السُّوءَ وَيَجْعَلُكُمْ خُلَفَاءَ الأَرْضِ أَئِلَهٌ مَعَ اللَّهِ قَلِيلاً مَا تَذَكَّرُونَ * أَمَّنْ يَهْدِيكُمْ فِي ظُلُمَاتِ الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَمَنْ يُرْسِلُ الرِّيَاحَ بُشْرًا بَيْنَ يَدَيْ رَحْمَتِهِ أَئِلَهٌ مَعَ اللَّهِ تَعَالَى اللَّهُ عَمَّا يُشْرِكُونَ* أَمَّنْ يَبْدَأُ الْخَلْقَ ثُمَّ يُعِيدُهُ وَمَنْ يَرْزُقُكُمْ مِنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ أَئِلَهٌ مَعَ اللَّهِ قُلْ هَاتُوا بُرْهَانَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ * قُلْ لاَ يَعْلَمُ مَنْ فِي السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ الْغَيْبَ إِلاَّ اللَّهُ وَمَا يَشْعُرُونَ أَيَّانَ يُبْعَثُونَ * بَلِ ادَّارَكَ عِلْمُهُمْ فِي اْلآخِرَةِ بَلْ هُمْ فِي شَكٍّ مِنْهَا بَلْ هُمْ مِنْهَا عَمُونَ*


“Atau siapakah yang telah menciptakan langit dan bumi dan yang menurunkan air untukmu dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu kebun-kebun yang berpemandangan indah, yang kamu sekali-kali tidak mampu menumbuhkan pohon-pohonnya? Apakah di samping Alloh ada tuhan (yang lain)? Bahkan (sebenarnya) mereka adalah orang-orang yang menyimpang (dari kebenaran). Atau siapakah yang telah menjadikan bumi sebagai tempat berdiam, dan yang menjadikan sungai-sungai di celah-celahnya, dan yang menjadikan gunung-gunung untuk (mengkokohkan) nya dan menjadikan suatu pemisah antara dua laut? Apakah di samping Alloh ada tuhan (yang lain)? Bahkan (sebenarnya) kebanyakan dari mereka tidak mengetahui. Atau siapakah yang memperkenankan (do`a) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdo`a kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi? Apakah di samping Alloh ada tuhan (yang lain)? Amat sedikitlah kamu mengingati (Nya). Atau siapakah yang memimpin kamu dalam kegelapan di daratan dan lautan dan siapa (pula) kah yang mendatangkan angin sebagai kabar gembira sebelum (kedatangan) rahmat-Nya? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Maha Tinggi Alloh terhadap apa yang mereka persekutukan (dengan-Nya). Atau siapakah yang menciptakan (manusia dari permulaannya), kemudian mengulanginya (lagi), dan siapa (pula) yang memberikan rezki kepadamu dari langit dan bumi? Apakah di samping Alloh ada tuhan (yang lain)?. Katakanlah: “Unjukkanlah bukti kebenaranmu, jika kamu memang orang-orang yang benar”. Katakanlah: “Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Alloh”, dan mereka tidak mengetahui bila mereka akan dibangkitkan. Sebenarnya pengetahuan mereka tentang akhirat tidak sampai (kesana) malahan mereka ragu-ragu tentang akhirat itu, lebih-lebih lagi mereka buta daripadanya.”



maka demi tertibnya penyerahan diri kepada ISLAM KAFFAH harus mengikuti aturan-aturan disiplin ilmu islam …

1 - syari’at

2- thoriqot

3- ma’rifat

4-haqiqat

5- ma’rifat ba’dal ma’rifat





inilah syarat sah mengenal Alloh & adab sopan santun rosululloh SAW secara baik dan benar, maka secara langsung atau tidak langsung akan lebih mendekatkan diri kita kepada Alloh SWT. Dan jika kita dekat dengan Alloh, maka Alloh pun akan dekat pula dengan kita. Hal ini merupakan hal yang paling pokok bagi seorang hamba. Karena bagi dirinya orientasinya hanya lah Alloh dan Alloh. Tiada kebahagiaan hakiki baginya, selain cinta Ilahi dan wajib bagi kita sebagai MUSLIM untuk mengaji dan mencari guru yang ahli di bidang UBUDIYAH bukan seperti yang selama ini kita dengar tanpa tau kenyataannya ,,,, dan mengandalkan katanya katanya ,,, semoga kajian kecil ini bisa mengantar kita pada titik kebenaran islam lahir dan bathin ,,, yang di ajarkan oleh rosululloh Saw

selalu belajar di saat waktu senggang apa sih hakikat keimanan kita ini sudah bisa menyelamatkan kita nanti melewati alam barzah ,,,,

semoga rahayu selalu dalam bimbingan alloh & syafaat rosululloh saw

wollohu a’lam

Kamis, 17 Mei 2012

RISALAH THORIQOH DI DALAM MENGENAL ISLAM

PENGERTIAN TENTANG THORIQOH DAN SIAPA SAJA YANG SEHARUSNYA MELAKSANAKAN-NYA




Thoriqoh ( Tarekat ) menurut lughot mempuyai arti jalan dan penambahan huruf Ta’ marbutoh (Ilahiyah) berfaedah menunjukkan kehususan pada tujuan ubudiyah kepada alloh.


Sedangkan makna thoriqoh menurut istilah Tashawwuf adalah Thoriqoh bisa diartikan jalan yang ditempuh seorang hamba ( al-‘abdu / al-saalik ) menuju Ridlo Alloh SWT. Ada pula yang mempersempit pengertian Thoriqoh dengan mendefinisikannya sebagai jalan menuju Ma’rifat billah.


Melihat definisi diatas, maka jelas sekali bahwa pengertian Thoriqoh sangat luas. Thoriqoh tidak hanya dengan berdzikir saja, atau dengan berbagai bentuk wiridan saja, namun bisa juga dengan berbagai bentuk ibadah yang dapat mendekatkan diri kita kepada Alloh SWT. sang pencipta alam semesta. Bisa berupa wirid, dzikir, puasa, ta’lim ( mengajar ), ta’allum ( belajar ) dan berbagai bentuk amal kebajikan lainnya ( lihat risalah al-thoriq fillah ) karya syeich abu mudhoffar Ra.


Ada juga yang berpendapat bahwasanya : Thoriqoh menurut pandangan berbagai Ulama’ adalah jalan atau bisa disebut Madzhab mengetahui adanya jalan, perlu pula mengetahui “cara” melintasi jalan itu agar tidak kesasar/tersesat. Tujuan Thoriqoh adalah mencari kebenaran ‘indalloh swt , maka cara melintasinya jalan itu juga harus dengan cara yang benar. Untuk itu harus sudah ada persiapan batin, yakni sikap yang benar. Sikap hati yang demikian tidak akan tampil dengan sendirinya, maka perlu latihan-latihan batin tertentu dengan cara-cara yang tertentu pula.


Dan di jelaskan dalam al-qur’an :




Artinya :


“Jika mereka benar-benar istiqomah - (tetap pendirian/terus-menerus diatas Thoriqoh (jalan) itu, sesungguhnya akan Kami beri minum mereka dengan air (hikmah) yang berlimpah-limpah.


(Q.S. Al-Jin : 16)




Dalam pertumbuhan thoriqoh para Ulama Thoriqoh berpendapat dari jumlah Thoriqoh yang tersebar di dunia Islam, khususnya di Indonesia, ada Thoriqoh yang Mu’tabaroh (diakui) dan ada pula Thoriqoh Ghairu Mu’tabaroh (tidak diakui keberadaannya/ kesoohihannya / silsilah sanadnya).


Seseorang yang menganut/mengikuti Thoriqoh tertentu dinamai saalik (orang yang berjalan) sedang cara yang mereka tempuh menurut cara-cara tertentu dinamakan suluk. Banyak hal-hal yang hams dilakukan oleh seorang salik bila ingin sampai kepada tujuan yang dimaksud.


Thoriqoh ini merupakan salah satu amaliyah keagamaan dalam Islam yang sebenarnya sudah ada sejak jaman Nabi Muhammad SAW. Bahkan perilaku kehidupan beliau sehari-hari adalah praktek kehidupan rohani yang di jadikan rujukan utama oleh para pengamal thoriqoh dari generasi ke generasi sampai sekarang ini untuk mengkaji ahlak al-karimah dalam berubudiyah ….


Dalam menempuh jalan (thoriqoh) bertujuan untuk mengenal rahasia (sirri) dan mengerti akan haqiqat dinding (hijab) pada DIRI maka mereka mengadakan pengajian, kegiatan batin muamalah ilmu & matla’ah ilmu , riyadoh (latihan-latihan) dan mujahadah (perjuangan) keruhaniyan. Perjuangan yang demikian dinamakan suluk, dan orang yang mengerjakan dinamakan “salik”

dan sebagai Salik harus memakai ADAB dalam MUAMALAH dzikir

adapun ADABNYA dzikir ada 5

Adapun 5 (lima ) adab yang harus diperhatikan sebelum berdzikir adalah:
1- Taubat, yang hakekatnya adalah meninggalkan semua perkara yang tidak berfaedah bagi dirinya, baik yang berupa ucapan, perbuatan, atau keinginan.
2-Mandi dan atau wudlu.
3- Diam dan tenang. Hal ini dilakukan agar di dalam dzikir nanti dia dapat memperoleh shidq, artinya hatinya dapat terpusat pada bacaan Alloh yang kemudian dibarengi dengan lisannya yang mengucapkan Lailaaha illalloh.
4- Menyaksikan dengan hatinya ketika sedang melaksanakan dzikir terhadap himmah syaikh atau guru mursyidnya.
5- Meyakini bahwa dzikir thoriqoh yang didapat dari syaikhnya adalah dzikir yang didapat dari Rasululloh SAW, karena syaikhnya adalah naib (pengganti ) dari Beliau.
Sedangkan 12 (dua belas) adab yang harus diperhatikan pada saat melakukan dzikir adalah :
1-Duduk di tempat yang suci seperti duduknya didalam shalat..
2-Meletakkan kedua telapak tangannya di atas kedua pahanya
3- Mengharumkan tempatnya untuk berdzikir dengan bau wewangian, demikian pula dengan pakaian di badannya.
4- Memakai pakaian yang halal dan suci.
5-Memilih tempat yang gelap dan sepi jika memungkinkan.
6- Memejamkan kedua mata, karena hal itu akan dapat menutup jalan indra dhohir, karena dengan tertutupnya indra dhohir akan menjadi penyebab terbukanya indra hati / bathin.
7- Mengharap Ridho pribadi guru mursyidnya diantara kedua matanya. Dan ini menurut ulama thoriqoh merupakan adab yang sangat penting
8- Jujur dalam berdzikir. Artinya hendaknya seseorang yang berdzikir itu dapat memiliki perasaan yang sama, baik dalam keadaan sepi (sendiri) atau ramai (banyak orang).
9-Ikhlas, yaitu membersihkan amal dari segala ketercampuran. Dengan kejujuran serta keikhlasan seseorang yang berdzikir akan sampai derajat Ash-Shidiqiyah dengan syarat dia mau mengungkapkan segala yang terbesit di dalam hatinya (berupa kebaikan dan keburukan ) kepada syaikhnya.Jika dia tidak mau mengungkapkan hal itu, berarti dia berkhianat dan akan terhalang dari fath (keterbukaan bathiniyah).
10- Memilih shighot dzikir bacaan La ilaaha illalloh, karena bacaan ini memiliki keistimewaan yang tidak didapati pada bacaan-bacaan dzikir syar’i lainnya.
11- Menghadirkan makna dzikir didalam hatinya
12- Mengosongkan hati dari segala apapun selain Alloh dengan Laa ilaaha illalloh, agar pengaruh kata illalloh (hikmah) terhujam didalam hati dan menjalar ke seluruh anggota tubuh.
Dan 3 (tiga) adab setelah berdzikir adalah:
1-Bersikap tenang ketika telah diam (dari dzikirnya), khusyu’ dan menghadirkan hatinya untuk menunggu waridudz-dzkir. Para ulama thoriqoh berkata bahwa bisa jadi waridudz-dzikr datang dan sejenak memakmurkan hati itu pengaruhnya lebih besar dari pada apa yang dihasilkan oleh riyadloh dan mujahadah tiga puluh tahun.
2- Mengulang-ulang pernapasannya berkali-kali. Karena hal ini (menurut ulama thoriqoh) lebih cepat menyinarkan bashiroh, menyingkapkan hijab-hijab dan memutus bisikan-bisikan hawa nafsu dan syetan.
3- Menahan minum air. Karena dzikir dapat menimbulkan hararah (rasa hangat di hati orang yang melakukannya, yang disebabkan oleh syauq dan tahyij (rasa rindu dan gairah) kepada Al-Madzkur/ Alloh SWT yang merupakan tujuan utama dari dzikir, sedang meminum air setelah berdzikir akan memadamkan rasa tersebut.
4- Para guru mursyid berkata: Orang yang berdzikir hendaknya memperhatikan tiga tata krama ini, karena natijah (hasil) dzikirnya hanya akan muncul dengan hal tersebut.

namun muamalah dzikir itu bukan menjadi sebab wushulnya Salik ilalloh

Mukmin Tidak Tergantung pada Amal
Mukmin merasa enak dan lega dalam situasi dan kondisi apapun. Hal ini sesuai dengan QS. Yunus (10):62, “Kekasih Alloh tidak ada rasa takut dan susah”. Orang yang tidak tergantung kepada amal akan terbebas atau terhindar dari tiga hal:
1. sifat ghurur, yaitu dirinya tertipu, seolah dapat menyaingi Alloh,
2. sifat ‘ujub, yaitu merasa dirinya hebat,
3. sifat su-ul adab, yaitu akhlak yang buruk kepada Alloh SWT.

Amal Bukanlah Penyebab
Amal tidak menjadi penyebab manusia masuk surga atau neraka. Pernah ada orang akan dimasukkan ke dalam neraka, tetapi dimasukkan ke dalam surga, karena dia sadar mengucapkan alhamdulillah. Ketika dia berdosa mengatakan, “Meskipun saya berdosa, tetapi masih diberi hidup oleh-Nya.

Sikap Bijaksana
Mereka yang telah tercerahkan hendaklah bersikap bijaksana. Karena hidup di dunia ini tidak terlepas problem, maka hendaklah kita mensikapinya dengan bijaksana dan semuanya dikembalikan kepada Allah SWT. Inilah sikap memanfaatkan peluang dan mensyukurinya. Tujuannya agar memenuhi kriteria “akrab dengan Allah” hudhur qolbi




Maka cukup jelaslah bahwa Thoriqoh itu suatu sistem atau metode awal untuk menempuh jalan yang pada akhirnya mengenal dan menemukan keyaqinan (haq-al-yaqin) tentang adanya alloh swt . Dimana seseorang dapat melihat alloh dengan mata hatinya (ainul basiroh) sesuai dengan hadist sebagai berikut :




Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:


Pada suatu hari, Rasululloh saw. muncul di antara kaum muslimin.


Lalu datang seorang laki-laki dan bertanya: Wahai Rasululloh, apakah Iman itu? Rasululloh saw. menjawab: Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya,


pertemuan dengan-Nya, rasul-rasul-Nya dan kepada hari berbangkit.


Orang itu bertanya lagi: Wahai Rasululloh, apakah Islam itu? Rasululloh saw. menjawab:


Islam adalah engkau beribadah kepada Alloh dan tidak menyekutukan-Nya dengan apa pun, mendirikan salat fardu, menunaikan zakat wajib dan berpuasa di bulan Ramadan.


Orang itu kembali bertanya: Wahai Rasululloh, apakah Ihsan itu ???


Rasululloh saw. menjawab: Engkau beribadah kepada Alloh seolah-olah engkau melihat-Nya. Dan jika engkau tidak melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia selalu melihatmu. Orang itu bertanya lagi: Wahai Rasululloh, kapankah hari kiamat itu?


Rasululloh saw. menjawab: Orang yang ditanya mengenai masalah ini tidak lebih tahu dari orang yang bertanya. Tetapi akan aku ceritakan tanda-tandanya: Apabila budak perempuan melahirkan anak tuannya, maka itulah satu di antara tandanya.


Apabila orang yang miskin papa menjadi pemimpin manusia, maka itu tarmasuk di antara tandanya. Apabila para penggembala domba saling bermegah-megahan dengan gedung.


Itulah sebagian dari tanda-tandanya yang lima, yang hanya diketahui oleh Alloh.


Kemudian Rasululloh saw bersabda dengan firman Alloh Taala:


Sesungguhnya Alloh, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat: dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana ia akan mati. Sesungguhnya Alloh Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. {QS Al-Lukman ayat 34} Kemudian orang itu berlalu, maka Rasululloh saw. bersabda: Panggillah ia kembali … Para sahabat beranjak hendak memanggilnya, tetapi mereka tidak melihat seorang pun. Rasululloh saw. bersabda: Ia adalah Jibril, ia datang untuk mengajarkan manusia masalah agama mereka


(HR Bukhari dan Muslim)




Hadist tersebut jelas merupakan tujuan bagi semua orang yang mengaku dan menyatakan muslim, tidak hanya sekedar iman dan islam tetapi juga dituntut untuk menjadi jati diri yang “IHSAN” dan ath-Thariqoh adalah merupakan jalan yang untuk menggapai derajat ihsan dengan baik sesuai tuntunan Alloh dan Rasul-Nya yang di ikat dengan tal-qin


Hal yang demikian didasarkan pertanyaan Sayidina Ali bin Abi Thalib kepada Rasululloh SAW. Ya Rasululloh, manakah jalan yang paling dekat untuk menuju Tuhan. Jawab Rasululloh : Tidak ada lain, kecuali dengan dzikrulloh.




Dalam hal ini pun Alloh SWT juga menegaskan dalam Firman-Nya di dalam Al-Qur’an Kariim :




28. (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Alloh. Ingatlah, hanya dengan mengingati Alloh-lah hati menjadi tenteram.


(QS Ar-Ra’d ayat 28)












HADITS TENTANG SANAD THORIQOH




Mubaya‘ah (atau talqin dzikir) dalam dunia tarekat shufi dianggap tidak ada oleh sebagian orang. Dia berkeyakinan bahwa mubaya‘ah hanya bisa dilakukan oleh Rasulullah dan para khalifahnya. Sehingga apa yang dilakukan oleh mursyid thoriqot yang mentalqin dzikir muridnya adalah tidak benar serta tidak sesuai dengan apa yang dilakukan pada zaman Rasulullah.




Sanad tentang dzikir thoriqot juga menjadi kritikan dan hinaan mereka, orang-orang yang menganut FAHAM mujasimah Mereka menganggap bahwa tidak ada hadits tentang talqin dzikir atau mengenakan pakaian sederhana simbol shufi (lubsu al-khirqah), sebagai simbol seseorang yang sudah masuk dalam dunia shufi, yang dapat dibuat hujjah. Pernyataan bahwa tidak ada hadits yang dapat dijadikan hujjah tersebut mengutip dari pernyataan mayoritas para ahli hadits.




Perlu diketahui oleh mereka, mubaya’ah (baiat) dalam arti talqin dzikir dari seorang guru mursyid kepada muridnya bukan mubaya’ah (janji setia) seperti yang dilakukan oleh Rasululloh kepada shahabat-shahabatnya dalam Bai‘at ar-Ridhwan, atau baiatnya seorang rakyat kepada imam atau kepala Negara terpilih seperti baiatnya para shahabat yang mengangkat Sayyidina Abu Bakar menjadi kholifah Rasululloh. Sebab, mubaya’ah dalam thoriqot shufi adalah bentuk talqin dzikir seperti yang dilakukan Rasululloh yang mentalqin dzikir para shahabatnya. Adapun mubaya’ah para shahabat yang baru saja disinggung di atas adalah mubaya’ah janji setia menjalankan Islam atau janji setia dan tunduk patuh kepada imam terpilih.


Sanad hadits tentang bai’at thoriqot adalah hadits riwayat dari Hasan al-Bashri yang berbaiat dzikir dari Sayyidina Ali dari Rasulallah (dalam ilmu tasawuf disebut talqin dzikir) dan sanad hadits tentang lubsul khirqoh (berperilaku sebagai shufi yang bersimbol dengan pakaian sederhana) juga diriwayatkan dari Hasan al-Bashri dari Ali, hanya saja kedua hadits tersebut tidak pernah disebutkan dalam kitab hadits manapun, sehingga banyak para ahli hadits yang ingkar dan menilainya bathil. Penilaian para ahli hadits tersebut terletak pada masalah apakah Hasan al-Bashri pernah bertemu dengan Sayyidina Ali atau tidak…. Dan menurut sebagian ahli hadits, keduanya tidak pernah bertemu. { Sanad talqin dzikir dari Hasan al-Bashri tersebut adalah talqin dzikir oleh Rasululloh kepada Sayyidina Ali secara sendirian } Sedangkan sanad talqin dzikir secara bersama-sama adalah sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Ahmad, al-Bazzar, ath-Thabaroni dan lain-lain dengan sanad hasan. Lihat Lawaqih al-Anwar al-Qudtsiyyah hlm. 11. Hadits talqin tersebut sebagaimana dikatakan syech asy-Sya’roni adalah diriwayatkan oleh Syaikh Yusuf al-Ajami, seorang syaikh thoriqot, dalam salah satu risalahnya yang disebutkan dengan sanad yang muttasil sampai Sayyidina Ali. )




Namun, sebenarnya hadits tentang dua masalah tersebut, sebagaimana disebutkan oleh syeich Ibnu Hajar al-‘Asqolani dan muridnya, syeich as-Suyuthi adalah hadits yang shohih (muttasil) dan perawinya tsiqah-tsiqah. Artinya juga bahwa Hasan al-Bashri pernah bertemu dengan Sayyidina Ali dan itu adalah pendapat yang shohih. (Lihat hujjah-hujjah as-Suyuthi dalam membela pendapat bahwa Hasan al-Bashri pernah bertemu dengan Sayyidina Ali dalam al-Hawi lil Fatawi 2/96-98.dan Lawaqih al-Anwar al-Qudtsiyyah hal 12 dan 24.)




Dengan demikian jelaslah bahwa jalan yang sedekat-dekatnya mencapai Alloh SWT adalah mengerti akan haqiqat istbatulloh bi attauhid dan di perhatikan dalam ikhathohNYA dan ini hanya bisa diraih oleh seorang hamba dengan yang di kehendaki alloh buah dari muamalah dzikir kepadaNYA (Zikrulloh), disamping melakukan latihan (riyadoh) lahir-batin seperti yang biasa dilakukan oleh orang-orang Shufi antara lain : Ikhlas, jujur, zuhud, muraqabah, musyahadah, tajarrud, mahabah, cinta kepada Alloh SWT. dan lain sebagainya, yang merupakan bentuk dari dzikrulloh itu sendiri dalam kepasrahan (tawakkal) kepada MA’BUD dan para ulama thoriqoh/tasawuf mendefinisikannya dalam bentuk dzikrulloh Amaliyah (pengamalan lahir bathin) dengan alloh (MA’IYAH)


. Menurut keputusan Mu’tamar Thoriqoh Mu’tabaroh, bahwa Thoriqoh- Thoriqoh Mu’tabaroh hanya ada sekitar 44 ( empat puluh empat ) Thoriqoh yaitu :






1. العمرية 2. النقشبندية 3. القادرية 4. الشاذلية


5. الرفاعية 6. الأحمدية 7. الداسوقية 8. الأكبرية


9. المولوية 10. الكبروية 11. السهروردية 12. الخلوتية


13. الجلوتية 14. البكداسية 15. الغزالية 16. الرومية


17. السعدية 18. الجشتية 19. الشعبانية 20. الكلشانية


21. الحمزاوية 22. البيرامية 23. العشاقية 24. البكرية


25. العيدروسية 26. العثمانية 27. العلوية 28. العباسية


29. الزينية 30. العيسوية 31. البحورية 32. الحدادية


33. الغيبية 34. الخضرية 35. الشطارية 36. البيومية


37. الملامية 38. الأويسية 39. الإدريسية 40. أكابرالأولياء


41. المبتولية 42. السنبلية 43. الخالدية والنقشبندية


44. أهل ملازمة القران والسنة ودلائل الخيرات وتعليم فتح القريب او كفاية العوام




Secara garis besar Thoriqoh Mu’tabaroh adalah Thoriqoh yang memenuhi persyaratan sebagai berikut:


1. Mempunyai sanad yang muttasil kepada Rosululloh SAW. ( Tanwirul Qulub )


2. Tidak bertentangan dengan Syara’.


3. Mursyidnya ( Gurunya ) sudah memenuhi kriteria, antara lain:


a. Menguasai Ilmu Fiqh dan Ilmu Aqidah.


b. Mengetahui seluk beluk Ilmu Tashawwuf.


c. Mempunyai Akhlaq yang sempurna lahir dan batin.


d. Mendapatkan izin atau ijazah dari Gurunya.


Kedudukan Guru Thoriqoh diperkokoh dengan adanya ajaran wasilah dan silsilah(sanad). Keyakinan berwasilah dengan Guru diper-erat dengan kepercayaan karomah, barokah dan syafa’at atau limpahan pertolongan dari Alloh SWT melalui KaruniaNya kepada guru. Kepatuhan murid kepada Guru dalam Thoriqoh digambarkan seperti mayat di tangan orang yang memandikannya.


Dengan demikian dapat diambil benang merah bahwa inti Thoriqoh adalah wushul (bertemu) dengan Alloh. Jika hendak bertemu, maka jalan yang dapat dipakai bisa bermacam-macam. Ibarat orang mau berpergian menuju Jakarta, kalau orang itu berangkat dari Surabaya ya harus menuju ke barat. Berbeda jika orang itu berangkat dari Medan ya harus berjalan ke timur menuju Jakarta. Ini artinya bahwa Thoriqoh yang ada, terutama di Indonesia mempunyai tujuan yang sama yaitu wushul, kepada Alloh SWT.


Dan di jelaskan di kitab risalah al-thoriq


في معرفة الاسلام وبيان الطريق الاسلام وهي ثلاثة اوجه اولها الشريعة اي ما فرض الله تعالي وسنة رسول الله صلي الله عليه وسلم وثانها الطريقة اي الاخاذ بالتقوي وما يقرب الي المولي وثالثها الحقيقة اي الأصل هو المقصود


Untuk mengenal & mengerti haqiqat ISLAM dengan jalan Pasrah (selamat lahir batin) itu ada tiga arah :


1- dengan cara syari’at adapun yang di maksud dengan syari’at : semua perkara yang telah di wajibkan oleh alloh dan perkara yang telah di lakukan (contohkan) rosullulloh saw (assunnah)


2- dengan cara thoriqoh adapun yang di maksud dengan thoriqoh : mengambila jalan ketaqwa’an (takut dan patuh) kepada alloh dan perkara yang menjadi sebab bisa taqorrub (mendekat) kepa alloh swt . namun dalam tabi’ (ikut) pada thoriqoh ini di syaratkan untuk talqin (iqrar /sumpah setia) kepada alloh swt dan akhlaq rosululloh dalam muamalah sehari-hari.


3- dengan cara ilmu haqiqat (tauhid) adapun yang di maksud dengan haqiqat : sesuatu yang di tuju oleh al-‘aabid … dan sesuatu kewajiban bertauhid adalah mengkaji haqiqat keESAaan ALLOH SWT dan hanya bergantung pada alloh …


Dan pengibaratan ketiganya itu adalah : syari’at : prahu , thoriqot : samudra , dan haqiqat di ibarat kan mutiara (durroh) tujuan akhir dari perjalanan mencapai adduroh dan hikmah dari mendapatkan adduroh adalah (ma’rifat ba’dal ma’rifah )


Jika engkau ingin berlayar dengan perahu maka harus kau temukan samudranya … setelah itu carilah di mana letak addurroh itu berada … demikianlah uraian singkat tentang aturan-aturan islam kaffah … karena dalam ajaran syari’at tidak mungkin di sahkan itba’ (mengikuti) tanpa mengikuti aturan-aturan dalam thoriqoh (ibarat kita menikah tanpa adanya IJAB QOBUL) manamungkin bisa di terima oleh kalangan ahlillah …. setelah itu kajilah (arungilah) samudraMu sampai kau temukan DURROH-NYA …


ADAB (Sopan santun) DIRI

Disamping adab seorang murid kepada guru mursyidnya, ada hal lain yang juga harus diperhatikan oleh seorang murid, yakni adab terhadap dirinya sendiri yang antara lain sebagai berikut;

1- Selalu merasa bahwa dirinya dilihat oleh Alloh SWT. dalam segala keadaan, sehingga dapat tersibukkan oleh lafadz Alloh….Alloh…,sekalipun sedang melakukan pekerjaan (duniawi).

2-Mencari teman bergaul yang baik dan tidak bergaul dengan orang yang buruk perilakunya.

3-Tidak tamak mengharapkan sesuatu yang ada pada orang lain.

4-Tidak berlebihan di dalam hal makan dan berpakaian .

5- Tidak tidur dalam keadaan junub (berhadats besar).

6- Hendaknya suka melanggengkan wudlu’ (senantiasa dalam keadaan suci).

7-Menyedikitkan tidur , terlebih dalam waktu sahur (1/3 malam terakhir).

8-Tidak suka mujadalah (berdebat) dalam masalah ilmu, karena hal itu bisa menjadikan ghoflah (lalai)kepada Alloh dan menjadikan buta/ gelap hati.

9-Suka duduk–duduk bersama saudaranya (sejama’ah thoriqoh) ketika hatinya sedang gundah dan membicarakan adab berthariqoh.

10- Tidak suka membahas perilaku seseorang dan tidak suka bertengkar.

11- Selalu muhasabah (menghisap) amalnya Diri (intropeksi)

SEMOGA INI BISA MENJADI PENERANG BAGI UMMAT MUSLIM SEMUANYA .. KARENA TIDAKLAH MUNGKIN AJARAN THORIQOH ITU DI SEBAR-SEBARKAN … KARENA MASUK WILAYAH THORIQOH SAMA SAJA MENIKAHI HUKUM HAQ BI AL-TAUHID DAN DI SITU BUKAN KARENA AJAKAN NAMUN PANGGILAN HATI (HIDAYAH AL-MUTAWASHITHOH) NAMUN SANGAT DI ANJURKAN BAGI PENGIMAN ISLAM KAFFAH,,, SEMOGA KITA MENJADI PENGIKUT ROSULULLOH SAW LAHIR DAN BATHIN BI TSUBUTI KALIMATI “LAA ILAAHA ILLALOH” …. WALLOHU ‘ALAM … BILLAH

KATA-KATA MUTIARA DALAM HIKMAH I


من علامات الاعتماد على العمل نقصان الرجاء عند وجود الزلل

Salah satu tanda bergantung kepada amal adalah berkurangnya harapan ketika adanya kesalahan (maksiyat)

Manusia tanpa sadar sering bergantung pada apa yang ia kerjakan. Ketika melakukan ketaatan mereka lupa bahwa yang menggerakkan keta'atan itu adalah Allah Azza wa Jalla. Bergantung (bersandar) pada amal adalah salah satu pintu menuju kesombongan -merasa ujub dengan apa yang dilakukan-. Lantas apa yang harus kita kerjakan? Syari'at menghendaki untuk beramal tetapi hakikat syari'at melarang kita bergantung padanya. Kunci dalam masalah ini adalah kita berusaha sebaik-baiknya menjalani kehidupan, apapun yang terjadi ketika berusaha atau setelahnya adalah takdir Allah Azza wa Jalla yang harus kita terima (37 : 96). Jika suatu saat terjebak dalam kemaksiatan cepatlah bertaubat dan kembali ke jalan-Nya jangan sampai harapan kita berkurang kepada-Nya. Libatkan Allah dalam setiap waktu! Jangan bergantung pada amal, bergantunglah kepada Allah Azza wa Jalla.


Suatu kaum atau seseorang yang hidupnya penuh kebencian dan permusuhan tak akan pernah tenang, terhormat dan berjaya selain hina dan menderita.
Jika kita memelihara kebencian dan dendam, maka seluruh waktu dan pikiran yang kita miliki akan habis dan kita tidak akan pernah menjadi orang yang produktif.
Masalah paling besar bangsa ini bukanlah karena kurangnya tanah lapang, namun karena kurangnya hati-hati yang lapang
Kekurangan orang lain adalah ladang pahala bagi kita untuk memaafkannya, mendoakannya, memperbaikinya, dan menjaga aibnya.
Ketika kita merasa berjasa sedang orang lain merasa terhinakan, itu pertanda kita tengah gagal. Sukses itu juga diukur lewat kebersamaan.
Bertekadlah bahwa hidup yang sekali-kalinya ini tidak akan pernah merampas hak kebahagiaan dan ketenangan orang lain.
Bukan gelar atau jabatan yang membuat orang menjadi mulia. Jika kualitas pribadi buruk, semua itu hanyalah topeng tanpa wajah
Karakter kepemimpinan itu adalah mempengaruhi. Saat ini kita butuh orang yang pandai mempengaruhi ke jalan kebaikan
Mari kita bangun bangsa ini dengan fondasi kekuatan ruhiyah, sebab kekuatan ini memiliki sandaran yang teguh, kokoh dan kuat.
Perubahan zaman akan menghancurkan kita kalau ilmu dan wawasan kita tidak berubah lebih cepat daripada perubahanitu.
Ciri seorang pemimpin yang baik akan nampak dari kematangan pribadi, buah karya, serta integrasi antara kata dengan perbuatannya.
Seseorang tidak mendapatkan dari apa yang dia harapkan, tetapi akan mendapatkan dari apa yang dia kerjakan.
Banyak hal yang bisa dilakukan dengan kecerdasan, tapi cerdas tanpa hati nurani lebih berbahaya karena bisa membuat kejahatan yang lebih dahsyat.
Pastikanlah setiap perkataan harus melalui proses pertimbangan yang matang. Jangan sampai tergelincir dengan mengatakan sesuatu dusta.
Orang yang ikhlas tidak pernah terkecoh apalagi merindukan pujian. Sebab ia yakin pujian hanyalah sangkaan orang kepada kita belum tentu benar.
Hakikat orang miskin bukanlah mereka yang tidak mempunyai harta dan kekayaan, melainkan mereka yang tidak mempunyai iman dan ilmu.
Jika orang lain takut tidak punya uang, maka orang yang dinaungi hidayah takut kalau ia tidak mempunyai rasa jujur, rasa syukur dan jiwa besar.

Rabu, 16 Mei 2012

LANJUTAN PENGERTIAN WUJUD HAQ


3– MA’ANI :  Maksudnya sifat MA'ANI : Sifat yang di wajibkan bagi dzat Alloh suatu hukum atau sifat yang pasti ada pada Dzat Alloh

فكل صفات الموجودة القائمة بموجودة أوجبت له حكم 

adapun semua perkara yang bersifat wujud dan wujudnya sebab di adakan oleh alloh itu di wajibkan bersandar (idlofi / ma'nawiyah ) pada hukumnya alloh (di liputi ) sifat ma'ni ini tdak akan bisa terpisah pada sifat ma'nawiyah ...


وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُعْجِزَهُ مِن شَيْءٍ فِي السَّمَاوَاتِ وَلاَ فِي الأَرْضِ إِنَّهُ كَانَ عَلِيماً قَدِيراً

”Dan tiada sesuatu pun yang dapat melemahkan Alloh baik di langit maupun di bumi. Sesungguhnya Alloh Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.” (al-Fatir: 44)

adapun Sifat ma'ani ini terdiri dari tujuh sifat,

1- Qudrat : maha kuasa

 صفة وجودية قديمة قائمة بذاته تعالي يحصل بها ايجاد الممكن و إعدامه على وفق الإرادة فالله سبحانه و تعالى هو القادر على كل شيئ المنفرد بالايجاد و الإعدام قال الله تعال

sifat pasti ada pada dzat Alloh yang Wajib dengan kekuasaan-NYA Dia berkuasa  atas seluruh mahlukNYA atau kuasa meniadakan segala sesuatu ... Kekuasaan-NYA yang tidak terbatasi oleh apapun.. Kekuasaan-NYA meliputi terhadap segala sesuatu pada mahluknya ... Dia kuasa untuk mewujudkan segala sesuatu sesuai dengan kehendak-NYA atau Dia juga kuasa untuk meniadakan segala sesuatu yang dikehendaki-NYA... 

ان الله علي كل شئ قدير


sesungguhnya Alloh maha kuasa pada seluruh mahluknya
dan sifat Qudrat alloh ini mustahil akan sifat AJZUN : APES ,Tidak kuasa  


2- Iradah : MAHA BERKEHENDAK 

 صفة قديمة قائمة بذاته تخصص الممكن ببعض ما يجوز عليه كالعلم و الجهل و الطول و القصر و نحوها فالله سبحانه و تعالى هو المبدئ المعيد الفعال لما يريد لا راد لامره

sifat Alloh berdiri dengan dzat-NYA dan menentukan sesuatu dengan kemungkinan-NYA kehendakNYA sendiri . Dalam arti lain bahwasanya  Alloh mungkin (boleh atau tidak boleh) berkehendak untuk bertindak atau menentukan segala sesuatu sesuai keinginan-NYA. Alloh memiliki kehendak yang sangat luas dan tidak di batasi dengan kehendak mahluknya...


Dia mungkin berkendak memberikan kekayaan kepada orang yang Dia kehendakinYA dan Dia bisa pula mencabut kekayaanNYA.


Dia mungkin berkehendak memberi kemuliaan kepada orang yang Dia kehendaki dan pula Dia mungkin mencabut kemuliaannya. Di tangan Alloh segala kehendak pada seluruh hambaNYA ... tanpa terkecuali,

والله فعال لما يريد


Adapun sifatnya alloh itu dzat yang mengerjakan pada pada perkara yang alloh kehendaki 



 إِنَّمَا قَوْلُنَا لِشَيْءٍ إِذَآ أَرَدْنَاهُ أَن نَّقُولَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ

” Sesungguhnya perkataan Kami terhadap sesuatu apabila Kami menghendakinya, Kami hanya mengatakan kepadanya: “Kun (jadilah)”, maka jadilah ia.” (an-Nahl: 40)


 Manusia juga berkehendak, tapi kehendak manusia adalah terbatas pada kemampuannya sendiri. Manusia boleh berkehendak, namun Alloh juga yang menentukan hasilnya.


Berapa banyak seseorang berkehendak menginginkan sesuatu tapi ia tidak memperolehnya karena Alloh berkehendak yang lain. Bercita cita adalah suatu hal yang baik tapi keberhasilan cita cita itu berada pada kehendak Alloh.


Di atas kehendak manusia masih ada kehendak Alloh.
 Adapun lawan dari sifat Iradah adalah Karahah yang mempunyai makna terpaksa, maksudnya mustahil Allah berbuat sesuatu karena dengan paksaan atau terpaksa atau tidak dengan keinginan dan kehendak-Nya sendiri....

 3- Ilmu : maha mengetahui

 صفة وجودية قديمة قائمة بذاته تعالى ينكشف بها المعلوم على ما هو به من غير سبق خفاء فالله سبحانه و تعالى يعلم كافة الاشياء إجمالا و تفصيلا

sifat Alloh yang qadim (dahulu) dan berdiri dengan dzat-NYA,,, dimana wujud segala sesuatu yg bisa diketahui oleh Alloh seluruhnya dengan nyata tanpa tertutup oleh apapun baik yang ghaib / yang nyata . Dalam arti lain Alloh adalah dzat yang Maha Menciptakan,,,


dan sudah tentu pasti alloh mengetahui segala sesuatu yang diciptakan-NYA  secara keseluruhan secara terperinci ,


Alloh mengetahui dengan jelas semua perkara yang bersangkutan dengan ciptaan-NYA tanpa ada perbedaan apakah itu nampak, apakah itu tersembunyi atau apakah itu samar samar.


Semua diketahui-NYA ,,,

 وَعِندَهُ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لاَ يَعْلَمُهَآ إِلاَّ هُوَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَمَا تَسْقُطُ مِن وَرَقَةٍ إِلاَّ يَعْلَمُهَا وَلاَ حَبَّةٍ فِي ظُلُمَاتِ الأَرْضِ وَلاَ رَطْبٍ وَلاَ يَابِسٍ إِلاَّ فِي كِتَابٍ مُّبِينٍ

“Dan Alloh memiliki kunci semua yang ghaib ,,,tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya, dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu basah atau kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz) [Al An’aam:59]


والله كل شئ عليم


Dan alloh adalah dzat yang maha mengetahui pada seluruh sesuatu yang ada (mahluk) 
 Segala yang ada di alam raya ini, baik yang besar maupun yang kecil, yang terlihat maupun yang tersembunyi, pasti diketahui Alloh.


Ilmu Alloh maha luas, begitu luasnya sehingga jika seluruh air di lautan ini dijadikan tinta untuk menulis ilmu Alloh maka ia tidak akan mampu menulisnya
 Adapun kebalikan sifat al-’ilmu adalah al-jahlu yang berarti bodoh  Mustahil bahwa Alloh itu bodoh atau tidak mengetahui atas apa yang diciptakan.


Alloh Maha Mengetahui karena Dialah yang menciptakan segala sesuatu. Sedangkan manusia hanya bisa melihat, mendengar dan mengamati. Itu pun terbatas pengetahuannya sehingga manusia tetap saja tidak mampu menciptakan meskipun hanya seekor semut.
 Kita sering kagum atas ilmu yang dimiliki manusia di dunia ini. Kita sering ta’ajub akan kecanggihan teknologi yang diciptakan manusia.


Tapi kadang kadang kita tidak sadar, bahwa ilmu yang kita saksikan itu hanyalah sebagian kecil saja yang diberikan Alloh pada manusia

4- Hayat : MAHA HIDUP 

 صفة وجودية قديمة قائمة بذاته تعالى تصحح لمن قامت به إن يتصف بالقدرة و الإرادة و العلم والسمع والبصر والكلام فالله سبحانه وتعالى متصف بحياة لا تشبه حياة المخلوقي
 
Adapun dzatnya Alloh itu Maha Hidup, dan hidup Alloh adalah kehidupan kekal & abadi,, tidak pernah musnah dan tidak akan mati. Dia memiliki tujuh sifat yang teratur yaitu sifat Qudrat, Iradat, Ilmu, Sama’, Bashar dan Kalam yang berlangsung terus, abadi dan tidak musnah,,,

اللَّهُ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ لاَ تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلاَ نَوْمٌ لَّهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأَرْضِ مَن ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلاَّ بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلاَ يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهِ إِلاَّ بِمَا شَآءَ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ وَلاَ يَؤُودُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ

”Alloh, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafaat di sisi Alloh tanpa izin-Nya.



Alloh mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Alloh melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Alloh meliputi langit dan bumi. Dan Alloh tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Alloh Maha Tinggi lagi Maha Besar” (al-Baqarah: 255)
 Dzat Alloh hidup tidak bergantung dengan yang lain, sedang manusia hidupnya sangat bergantung dengan yang lain (alloh) 

وتوكل علي الحي الذي لا يموت أبدا


Dan berpasrah dirilah kamu sekalian kepada dzat yang hidup tanpa adanya mati selamanya ..
 Sifat Allah adalah hidup selama-lamanya, tidak mati, tidak dibunuh, atau disalib. Kalau bisa mati, dibunuh atau disalib berarti bukan Allah, berarti manusia.
Allah yang Hidup kekal lagi terus menerus ini mengurus semua makhluk-Nya; tidak pernah ngantuk dan tidak pernah tidur apalagi mati.

Maka dari itu kita harus selalu berhati-hati dalam segala tindakan, karena gerak-gerik yang kita lakukan selalu diawasi dan dicatat oleh Allah, tak ada yang terlewatkan. Kelak di akhirat seluruh amalan yang kita lakukan akan dipersoalkan.


 Adapun sifat mustahil al-hayatu adalah al-mautu, artinya mati.
Hidupnya Alloh berbeda dengan hidupnya manusia. Perbedaan itu antara lain dapat kita lihat bahwa Alloh hidup tanpa ada yang menghidupkan. Sedangkan manusia dan makhluk hidup lainnya hidup karena ada yang menghidupan. Mereka dihidupkan oleh Alloh....

 5- Sama : MAHA MENDENGAR

 صفة وجودية قديمة قائمة بذاته تعالى يسمع بها كل موجود على سبيل الإحاطة و الشمول بكيفية لا يعلمها إلا هو فلا يعزب عن سمعه مسموع وان خفي


 Sifat wujud Alloh yang qadim (dahulu), berdiri pada dzat-NYA. Allah Maha Mendengar. Namun pendengaran Alloh tidak sama dengan pendengaran manusia yang dibatasi ruang dan waktu. Manusia mendengar dengan mengunakan telinga dan harus dari jarak dekat.


Tapi Alloh mendengar tanpa mengunakan alat pendengaran dan tidak terhalang oleh jarak. Alloh mendengar dengan jelas semua yang diucapkan hamba-Nya baik secara dhahir dan bathin, yang diucapkan dengan lisan atau yang tertera di lubuk hati, semua didengar

 قَالَ لاَ تَخَافَآ إِنَّنِي مَعَكُمَآ أَسْمَعُ وَأَرَى

Alloh berfirman: “Janganlah kamu berdua khawatir, sesungguhnya Aku beserta kamu berdua, Aku mendengar dan melihat”. (Thaha: 46) 


والله سميع عليم


Adapun dzat alloh itu maha mendengar dan maha mengetahui 
 Tapi pendengaran Alloh berbeda dengan pendengaran manusia Pasti tidak demikian halnya.
Alloh bisa mendengar suara yang sehalus apapun tanpa memerlukan alat pendengaran apapun. Pendengaran Alloh tidak terbatas oleh apapun. Pendengaran Alloh kekal tidak akan melemah sampai kapanpun.

Dengan menyadari sifat Alloh ini, seharusnya kita berbicara dengan bahasa yang santun dan mengeluarkan ucapan-ucapan yang baik lagi bermanfaat. Karena Alloh selalu mendengar segala perkataan manusia, baik yang diucapkan dengan lisan atau tertera dalam selubuk hati
 Kebalikan dari sifat ini adalah al-shomamu yang berarti tuli. 


Yakni bahwa mustahil Alloh itu tuli. Alloh Maha Mendengar. Pendengaran Alloh tidak terbatas dan tidak terhalang oleh jarak, ruang, dan waktu.


Selemah apa pun suara, dan dimana saja Alloh pasti mendengarnya. Berbeda dengan manusia, pendengarannya sangat terbatas dan harus dengan mempergunakan alat pendengaran yaitu telinga. Tanpa alat pendengaran mustahil manusia bisa mendengar.


Pendengaran manusia juga mengalami penurunan. Semakin tua usia manusia semakin kurang pendengaranya. Manusia bisa mendengar suara jarak jauh, namun jangkauannya tetap masih terbatas. Suara bisikan, suara hati, suara yang terhalang oleh benda-benda tertentu, tetap tidak bisa didengar..

6- Bashor : MAHA MELIHAT 

  صفة وجودية قديمة قائمة بذاته تعالى يبصر بها كل موجود على سبيل الإحاطة بحيث لا يغيب عن رؤيته مرئي وإن دق يبصر كافة الأشياء بغير حدقة و جفن

Sifat wujud Alloh yang qadim (dahulu), berdiri pada dzat-NYA. Alloh Maha melihat segala sesuatu yang ada, baik yang nampak jelas, yang tersembunyi ataupun yang samar. Penglihatan Alloh tanpa hijab, tanpa batas, tanpa menggunakan alat, tanpa menggunakan mata atau kelopak mata. Semuanya dilihat oleh Alloh, kecil atau besar, dekat atau jauh, semuanya menjadi jelas bagi Alloh. Bahkan andaikata ada semut yang sangat hitam berjalan di atas sebuah batu hitam di tengah malam yang kelam, Alloh dapat melihatnya dengan jelas.

 لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

“Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat (as-Syura: 11)


والله بصير بما تعملون


Adapun sifat alloh itu maha melihat / mengetahui pada perkara yang di lakukan mahluknya 
Dengan memahami sifat bashor Alloh ini,,, hendaknya kita selalu berhati-hati dalam berbuat. Kita sadar bahwa kita tidak bisa membohongi atau menyembunyikan kebohongan apa pun di hadapan Alloh. Kepada manusia kita bisa berbohong, tapi tidak mungkin bisa berbohong terhadap Alloh, karena Alloh melihat segala perbuatan kita baik yang kita fikirkan dan yang kita rasakan,,,


Kelak di kemudian hari akan ditampakkan segala perbuatan dan kebohongan yang kita sembunyikan 
 Kebalikan sifat bashor nya alloh  ini adalah al-’ama yang berarti buta, yakni bahwa mustahil Alloh itu buta. Mustahil Alloh buta, karena Alloh Maha sempurna, termasuk sempurna penglihatan-Nya.


Penglihatan Alloh bersifat mutlak, tidak terhalang oleh apa pun. Alloh melihat segala sesuatu, baik yang besar dan kecil, yang nampak dan tersembunyi. Penglihatan Alloh bersifat terus-menerus, Alloh tidak pernah lalai walau sedetik pun dari melihat segala perbuatan kita...

 7- Kalam : MAHA BERSABDA 

صفة وجودية قديمة قائمة بذاته تعالى ليست بحرف و لا بصوت منزهة عن التقدم و التأخر وغيرهما من صفات الحوادث ، القرآن العظيم المكتوب في المصاحف المقروء بالالسنة المحفوظ بالقلوب المنزل على سيدنا محمد صلى الله عليه وسلم مفهومه مساو لتلك الصفة

Sifat wujud Allah yang qadim (dahulu), berdiri pada dzat-Nya. Alloh berbicara tanpa menggunakan huruf atau suara. Maha Suci Alloh dari sifat sifat yang baru.


Adanya kalam Alloh yang tertera dalam kitab kibab suci, dibaca dengan lisan, dan terpelihara dalam hati merupakan bukti nyata bagi kita bahwa Alloh memperhatikan kita sebagai hamba-Nya. Dengan perantara Nabi dan Rasululloh saw ,,,


Alloh membimbing manusia untuk melakukan amal sholeh sesuai yang diajarkan dalam kitab Alloh. Dengan kalam Alloh juga, kita dapat mengetahui sejarah dan kisah umat-umat terdahulu, sehingga kita dapat mengambil hikmah, mengikuti yang benar dan meninggalkan yang bathil...

 وَكَلَّمَ اللَّهُ مُوسَى تَكْلِيماً

”…Dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung”. (An-Nisâ: 164)
 Adapun sifat kebalikannya sifat kalam adalah sifat Bukmum, artinya bisu. Jika Alloh bisu maka Dia memiliki sifat kekurangan. dan kekurangan adalah hal yang mustahil bagi Alloh.


Bukti Alloh bersifat kalam dapat kita lihat dari kitab-kitab-Nya yang diturunkan kepada para nabi dan rasul-Nya. Al-Quran yang sering kita baca dan kita lafadzkan setiap hari, adalah kalam Alloh yang diwahyukan kepada rosul & mahluknya ...


4– Sifat 
SIFAT MA’NAWIYAH

Maksudnya sifat Alloh yang dilazimkan (tetap bagi dzat)  dan tidak bisa di pisahkan dengan Sifat Ma’ani ,,,, Sifat Ma’nawiyah adalah sifat yang mulazimah (yang di tetapkan)  atau yang  menjadi  akibat dari sifat ma’ani ... Sifat ini terdiri dari tujuh sifat, yakni :


1- Kaunuhu Qadiran :

  أنه سبحانه و تعالى قادر على كل شيئ و هو صفة قديمة قائمة بذاته تعالى ملازمة للقدرة و دليله دليل القدرة

Sifat ini dikatakan juga sifat yang qadim (dahulu) yang berdiri pada dzat-Nya, mulazimah atau dilazimkan memiliki sifat al-Qudrah (kuasa). Sifat ini juga merupakan bentuk fa’il atau pelaku dari Sifat Ma’ani.

 2- Kaunuhu Muridan:

انه سبحانه و تعالى مريد لكل شيئ و هو صفة قديمة قائمة بذاته تعالى ملازمة للإرادة و دليله دليل الإرادة

Sifat alloh berdiri pada dzat-Nya dan dilazimkan memiliki sifat Iradat (berkehendak) dan merupakan bentuk fa’il atau pelaku dari sifat Ma’nai – Iradah (berkehedak)

3- Kaunuhu Aliman:

 انه سبحانه و تعالى عالم بكل شيئ و هو صفة قديمة قائمة بذاته تعالى ملازمة للعلم و دليله دليل العلم 


 Keberadaan Alloh itu harus Maha Mengetahui atas segala sesuatu. Sifat ini dikatakan juga sifat Ilmu (Mengetahui) yang berdiri pada dzat-Nya dan dilazimkan memiliki sifat ini. Sifat ini juga merupakan merupakan bentuk fa’il atau pelaku dari sifat Ma’nai – Ilmu (mengetahui)

4- Kaunuhu Hayyan:

 أنه سبحانه و تعالى سميع لكل شيئ و هو صفة قديمة قائمة بذاته تعالى ملازمة للسمع دليله دليل السمع 
 
Keberadaan Alloh itu harus Maha Hidup tidak mati. Sifat ini dikatakan juga sifat Al-hayatu (Hidup) yang berdiri pada dzat-Nya dan dilazimkan memiliki sifat ini.
Sifat ini juga merupakan merupakan bentuk fa’il atau pelaku dari sifat Ma’nai – al-Hayatu (Hidup)

5- Kaunuhu Sami’an :


 أنه سبحانه و تعالى سميع لكل شيئ و هو صفة قديمة قائمة بذاته تعالى ملازمة للسمع دليله دليل السمع 


Keberadaan Alloh itu harus Maha Mendengar segala sesuatu.
Sifat ini dikatakan juga sifat Assam’u (Mendegar) yang berdiri pada dzat-Nya dan dilazimkan memiliki sifat ini. Sifat ini juga merupakan merupakan bentuk fa’il atau pelaku dari sifat Ma’nai – Assam’u (Mendengar) 

 6- Kaunuhu Bashiran:


 أنه سبحانه و تعالى بصير بكل شيئ و هو صفة قديمة قائمة بذاته تعالى ملازمة للبصر و دليله دليل البصر
 
Keberadaan Alloh itu harus Maha Melihat segala sesuatu. Sifat ini dikatakan juga sifat Al-Basharu (Melihat) yang berdiri pada dzat-Nya dan dilazimkan memiliki sifat ini. Sifat ini juga merupakan bentuk fa’il atau pelaku dari sifat Ma’nai – Al-bashar (melihat)

7- Kaunuhu Mutakalliman :

  أنه سبحانه و تعالى متكلم بكلام لا يشبه كلام المخلوقين و هو صفة قديمة قائمة بذاته تعالى ملازمة للكلام و دليله دليل الكلام 

Keberadaan Alloh itu harus Maha Berbicara dengan pembicaraan yang tidak menyerupai ciptaan-Nya. Sifat ini dikatakan juga sifat Al-Kalamu (Berbicara) yang berdiri pada dzat-Nya dan dilazimkan memiliki sifat ini.
Sifat ini juga merupakan merupakan bentuk fa’il atau pelaku dari sifat Ma’nai – Al-Kalam (Berbicara)

 
Adapun ‘Aqal itu di bagi menjadi dua:

1.         ‘Aqal Nadzori, yaitu aqal yang berkehendak kepada fikir dan keterangan.

2.         ‘Aqal Doruri, yaitu aqal yang tidak berkehendak kepada fikir dan keterangan.

Adapun Hukum ‘Aqal itu di bagi 3 :

1-Wajib ‘Aqal, yaitu perkara yang adanya tidak bisa di terima oleh aqal dan  bisa di terima oleh aqal  namun wajib adanya untuk di IMANI  (dzat, Sifat dan Af’al Alloh)

2-Mustahil ‘Aqal, yaitu perkara yang tidak  di terima oleh aqal akan adanya maka mustahil adanya (Semua kebalikan dari pada sifat yang wajib nya alloh)
 
3          -Harus ‘Aqal, yaitu barang yang diterima oleh akal akan adanya atau tiadanya (Alam dan segala isinya yang baharu/diciptakan) 

kemudian sifat wajibnya alloh itu  Di bagi lagi menjadi dua sifat
(Pendekatan secara nafi dan isbat)

1.         Sifat Istighna’ yaitu, Wujud, Qidam, Baqa, Mukhalafatuhulilkhawadits, Qiyamuhu binafsihi, Sami’, Bashir, Kalam, Sami’un, Bashirun dan Muttaqallimun.

2.         Sifat Iftikq0r, yaitu Qudrat, Iradat, Ilmu, Hayat, Kodirun, Muridun, ‘Alimun, Hayyun dan Wahdaniah 
 
Sesungguhnya ini menjadi syarat pertama kali yang di tegak di dalam Islam yang menjadi dasar  aqidah KEIMANAN bagaimana kita mengimani kepada Alloh yang masih hanya sebatas nama, itulah tugas bagi muslim  yang pertama adalah memelihara aqidah keimanan, menjaga dan memperkuat serta memancarkan sinarnya ke seluruh penjuru dunia

 Aqidah Islam ada pada keimanan kita ada enam (6):
 1- IMAN kepada Allah,

 2-Iman kepada malaikat

3-Iman kepada kitab-kitab
 4- Iman kepada para rasul

5- Iman kepada hari qiyamat

6- Iman kepada qodo' dan qodar

 sebagaimana firman Alloh SWT: 

 "Rasul telah beriman kepada Al Qur'an yang diturunkan kepadanya dari Rabb-nya, demikian
 pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Alloh, malaikat-malaikat-Nya,
 kõtab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya.
(Mereka mengatakan:)"Kami tidak membeda-bedakan
 antara seseorang pun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya, dan mereka mengatakan "Kami dengar dan kami ta'at," (Mereka berdo'a) "Ampunilah kami wahai Alloh kami dan hanya kepada Engkaulah tempat kami kembali." (Al Baqarah: 285)

Aqidah Islam itu membangun bukan merusak, mempersatukan bukan memecah belah, karena aqidah ini tegak di atas warisan ILAHIYAH seluruhnya, Dan di atas keimanan kepada para utusan Allah seluruhnya ( Laa Nufarriqu Baina Ahadin Min Rusulihi ) 

 Aqidah tersebut di ringkas  dalam syahadatain (dua kalimat syahadat) yaitu:
 "ASyhadu an laa ilaaha illallooh Wa Asyhadu anna Muhammadan Rasuulullooh" Aqidah inilah yang mengikat  pada kaum Muslimin terhadap alam semesta dan penciptannya, terhadap alam metafisika, kehidupan ini dan kehidupan setelahnya, terhadap alam yang terlihat dan yang tidak terlihat, terhadap makhluq dan khaliq, dunia dan akhirat, dan terhadap alam yang nampak dan alam gaib (yang tidak kelihatan).

 Alam ini dengan bumi dan langitnya, benda-benda mati dan tumbuh-tumbuhannya, hewan dan manusianya, jin dan malaikatnya , kesemuanya tidak diciptakan tanpa makna, dan tidak di ciptakan dengan sendirinya tanpa adanya guna & Harus ada yang menciptakan, yakni Dia yang Maha Mengetahui AL-ILAAHU AL-HAQ  yang Maha Kuasa, Maha Mulia dan Maha Bijaksana.


Dia yang telah menciptakan alam ini dengan sempurna, dan telah menentukan segala sesuatu di dalamnya dengan ketentuan yang pasti.


Maka setiap benda yang terkecil sekali pun itu ada standarnya, dan setiap gerakan pasti ada ukuran dan perhitungannya. 
Pencipta itu adalah Alloh SWT yang setiap kata, bahkan setiap huruf dalam alam ini membuktikan atas kehendak, kekuasaan, ilmu dan kebijaksanaan-Nya.
seperti firman Alloh SWT:

 "Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Alloh. Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun." (Al Isra': 44) 

 Pencipta Yang Maha Agung itulah Rabbnya langit dan bumi, Rabbnya alam semesta dan Rabbnya segala sesuatu, Dia Satu dan Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya, baik dalam dzat, sifat atau perbuatan-Nya. 

Hanya Dialah yang qadim dan azali, hanya Dialah yang tegak selama-lamanya, hanya Dialah yang menciptakan, yang menyempurnakan dan yang memberi rupa (bentuk).

 Hanya Dialah yang memiliki asmaul husna dan sifaatul aula, tidak ada sekutu dan tidak ada perlawanan bagi-Nya, tidak ada anak dan tidak ada bapak bagi-Nya, tidak ada yang mirip atau yang menyamaiNya.


Alloh swt berfirman:
 "Katakanlah "Dia-lah Alloh, Yang Maha Esa. Alloh adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia." (Al Ikhlas: 1-4)

"Dia-lah yang Awal dan Yang Akhir, Yang dzahir dan Yang Bathin dan Dia Maha Mengetahui 
 segala sesuatu." (Al Hadid: 3)

 Demikianlah risalah singkat tentang pengertian sifat-sifat Alloh yang penting yang wajib kita ketahui ... Jika sifat-sifat Alloh itu kita pahami dan yakini, niscaya kita tidak akan menyembah selain Alloh yang hidup dan tidak mati atau yang kuat dan tidak lemah dan sebagainya.


Kita hanya mau menyembah Alloh yang memiliki sifat-sifat di atas dengan sempurna... selalu belajar bermatla'ah bersama ....
  
~~~~~~~ oOo ~~~~~~~

LANJUTAN PENGERTIAN WUJUD HAQ


Setelah penjabaran tentang sifat wujud nafsiyyahnya alloh mari kita lanjutkan dengan mengenal pembagian sifat wajib bagi alloh SwT  yang ada 20 sifat ,,, dan itu meliputi seluruh sifat-sifat yang ada pada diri mahluknya (alam semesta) ... sifat wajib bagi alloh ini di bagi menjadi 4 bagian :

 1– Sifat Nafsiyyah : (SIFAT KEPERIBADIAN)

Maksudnya sifat nafsiyyah ini adalah sesuatu yang tidak bisa diterima oleh akal  semata sesuatu sifat yang menunjukkan keMAHAanNYA  dan HANYA bagi ALLOH sendiri & jika Allah tidak disifatkan dengan sifat ini maka itu adalah tidak mungkin / mustahil .


Atau bisa juga dikatakan sifat untuk menentukan ADAnya Alloh  yaitu sifat yang menunjukkan akan kuasa alloh tanpa mebutuhkan sifat yang selain alloh , di mana Alloh menjadi tidak mungkin ADA tanpa adanya sifat tersebut. adapun yang tergolong sifat ini hanya satu yaitu sifat wujud (ADA) tanpa ada yang mengadakan seperti firman alloh dalam al-qur'an :

 { إِنَّ رَبَّكُمُ ٱللَّهُ ٱلَّذِي خَلَقَ ٱلسَمَاوَاتِ وَٱلأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ ٱسْتَوَىٰ عَلَى ٱلْعَرْشِ يُغْشِي ٱلْلَّيْلَ ٱلنَّهَارَ يَطْلُبُهُ حَثِيثاً وَٱلشَّمْسَ وَٱلْقَمَرَ وَٱلنُّجُومَ مُسَخَّرَاتٍ بِأَمْرِهِ أَلاَ لَهُ ٱلْخَلْقُ وَٱلأَمْرُ تَبَارَكَ ٱللَّهُ رَبُّ ٱلْعَالَمِين

”Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas Arasy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam”.( Al-A’râf: 54).

2 –  SIFAT SALBIYAH :

Dan yang Di Maksud dengan  sifat salbiyah ini : Sifat yang menolak apa yang ketidak layakan  bagi Alloh. Atau di katakan juga sifat yang digunakan untuk meniadakan sesuatu yang tidak layak bagi Alloh. Sifat Salbiyah ini jumlahnya ada lima sifat yakni, 1- Qidam, 2- Baqo’, 3- Mukhalafatu lil hawaditsi, 4- Qiyamuhu binafsihi, 5- Wahdaniyyah.



    1-QIDAM : dahulu tanpa ada yang mendahului / Sedia/terdahulu/tidak ada permulaanya

       هُوَ ٱلأَوَّلُ وَٱلآخِرُ وَٱلظَّاهِرُ وَٱلْبَاطِنُ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ

Alloh berfirman “ Dialah Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Lahir dan Yang Batin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu” (Al Hadiid:3)

         dan mustahil adanya alloh itu : HUDUST (baru) atau didahului oleh sesuatu yang lain
            والدليل العقلي على ذلك انه لو لم يكن قديما لكان حادثا و لو كان حادثا لافتقر الى محدث و يفتقر محدثه الى محدث ايضا و لوكان كذلك للزم الدور أو التسلسل و كل واحد منهما مستحيل فالله سبحانه و تعالى قديم لا أول لوجوده و يستحيل عليه الحدوث


Adanya Alloh berbeda dengan adanya alam semesta beserta isinya.
Perbedaan tersebut terdapat pada kejadian dan prosesnya. Kita ambil contoh: Adanya manusia di dahului oleh proses perkawinan.


Terjadinya hujan karena didahului dengan proses penguapan air laut. Dan adanya seluruh alam semesta didalului oleh preses terjadinya alam tersebut.


Namun adanya Alloh berbeda dengan alam semesta ini, tidak didahului oleh sebab-sebab tertentu, karena Alloh dzat yang paling awal. Alloh adalah pencipta alam semesta, mustahil alam semesta lebih dulu ada dari Alloh dan itu semuanya menjadi petunjuk bagi kita semua bahwa  Alloh adalah Pencipta segala sesuatu yang ada di dunia dan akhirat beserta apa yang ada di keduanya.

 Alloh yang menciptakan langit, bumi, serta seluruh isinya termasuk tumbuhan, binatang, dan juga manusia. Alloh adalah awal. Dia sudah berada sebelum langit, bumi, tumbuhan, binatang, dan manusia lainnya ada. Tidak mungkin Alloh itu baru ada atau lahir setelah makhluk lainnya ada..

      2- Baqa’ : tetap (kekal) 

 Alloh adalah Dzat yang Maha Mengatur alam semesta. Dia selalu ada selama-lamanya dan tidak akan binasa untuk mengatur ciptaan-Nya itu. Hanya kepada-Nya seluruh kehidupan ini akan kembali. Firman Alloh:

كُلُّ شَيْءٍ هَالِكٌ إِلاَّ وَجْهَهُ لَهُ الْحُكْمُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ

”Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Alloh. Bagi-Nya lah segala penentuan, dan hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan.” (al-Qashash: 88).

 dan mustahil adanya alloh itu FANA' (rusak / sirna / tidak kekal) 

 و الديل العقلي على ذلك انه لو لم يكن باقيا لجاز عليه العدم و لو جاز عليه العدم لكان حادثا و كونه حادثا محال لأنه قديم و ما ثبت قدمه استحال عدمه فيستحيل عليه ضده و هو الفناء

Semua makhluk yang ada di alam semesta ini, baik itu manusia, binatang, tumbuhan, matahari, bulan, bintang, dll, suatu saat akan mengalami kerusakan dan kehancuran. Manusia, betapapun gagahnya, suatu saat pasti mati dan binasa kembali pada alam semesta seluruh jasadnya ,
Setiap orang pasti akan mati dan hancur dimakan tanah.


Hukum kehancuran berlaku hanya bagi manusia, benda dan meteri. Sedangkan Alloh bukan manusia, benda atau materi. Dia adalah Dzat yang tidak terkena hukum kehancuran atau kerusakan. Dia kekal abadi untuk selama lamanya, tidak bisa wafat atau dibunuh. Jika ada Alloh yang bisa wafat atau dibunuh, maka itu bukan Alloh tapi manusia biasa.

 adapun sifat Baqa’ (kekal) adalah sifat Salbiyah artinya sifat yang mencabut atau menolak adanya kebinasaan wujud Alloh. Dalam arti lain bahwa keberadaan Alloh itu kekal adanya.

       3- Mukholafah Lilhawaditsi : Tidak sama dengan yang baru

Dalam arti lain bahwa Alloh tidak sama dengan yang baru atau berbeda dengan makhluk ciptaa-Nya. Perbedaan Alloh dengan makhluk-Nya mencakup segala hal, baik dalam dzat, sifat, dan perbuatannya. Alloh berfirman:

لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

”Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS. As-Syura : 11) 

 و الديل العقلي على ذلك انه لو لم يكن مخالفا للحوادث لكان مماثلها و لوكان مماثلها لكان حادثا مثلها و هو محال فيستحيل عليه ضدها و هو المماثلة لشيئ من الحوادث

Seumpanya terlintas dalam pikiran seseorang bahwa Alloh itu seperti yang ia hayalkan atau bayangkan, maka Maha Suci Alloh, Dia tidak seperti apa yang dihayalkan atau di pikirkannya. Makanya jangan sekali kali memikirkan atau menghayalkan atau membahas dzat Alloh karena manusia tidak akan mampu untuk melakukannya.

Adapun kebalikan dari Al-Mukhalafah Lil Hawaditsi adalah Mumatsalah lil Hawaditsi, yakni mustahil Alloh sama dengan yang baru atau sama dengan makhluk-Nya. Tentu ini adalah hal yang mustahil.



 dan mustahil adanya alloh itu :  Mumatsilah Lilhawaditsi : Sama dengan yang baru / seperti dalam pemikiran yang terbatas aqalnya mahluk.

4-Al-Qiyam Binnafsihi :

sifat yang mencabut atau menolak adanya Alloh berdiri dengan yang lain. Dalam arti lain bahwa Alloh tidak butuh dengan sesuatu dzat yang membantu-Nya untuk berdiri.


Berdirinya Alloh tidak membutuhkan makhluk-Nya, tidak membutuhkan tempat, tidak membutuhkan ruang dan tidak membutuhkan segala dzat, sifat, dan perbuatan makhluk-Nya. Berbeda dengan makhluk yang selamanya membutuhkan bantuan dari luar / selain alloh , Alloh berfirman:

إِنَّ اللهَ لَغَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِينَ

”Sesungguhnya Alloh SWT benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.” (al-Ankabut : 6) 

dan ini yang menunjukkan


و الدليل العقلي على ذلك انه لو لم يكن قائما بنفسه لكان محتاجا الى غيره و لو احتاج الى غيره لكان حادثا و هو محال
   فيستحيل في حقه ضده و هو الاحتياج الى غيره .

Di dunia ini semua orang saling membutuhkan. Butuh bantunan, butuh dokter, butuh teman, butuh istri, butuh anak, butuh ini butuh itu dan masih banyak lagi kebutuhan. Dari mulai manusia lahir sampai wafat tidak bisa lepas dari bantuan dan kebutuhan.


Saat bayi, ia butuh susu ibunya, menjelang pertumbuhan ia butuh asuhan, butuh pendidikan. Setelah menanjak dewasa ia butuh istri, butuh anak. Dan seterusnya dan seterusnya Sebaliknya Alloh berdiri sendiri.


Dia tidak butuh pada ciptaan-Nya, tidak butuh bantuannya, tidak butuh teman, tidak butuh istri, tidak butuh anak. Dia berdiri sendiri tidak beranak dan tidak diperanakan, tidak butuh makan, tidak butuh minum, tidak butuh tidur, tidak butuh istirahat, tidak butuh pujian dari makhluk-Nya 
dan alloh mustahil menempati sifat  Ihtiyaj Ila Mahal Wa Mukhashshash yang artinya 
Alloh Taala itu berdiri sendiri.


Mustahil tidak berdiri dengan dirinya sendiri atau berdiri pada lainnya dan berdirinya tidak memerlukan tempat tertentu.

5-  Wahdaniyah: Esa

  sifat yang mencabut atau menolak keberadaan Alloh lebih dari satu. Dalam arti lain bahwa Alloh itu satu atau ESA tidak ada Tuhan selain-NYA ( LAMAUJUUDA BIL-HAQ ILLALLOH ). Dia ESA atau satu dalam Dzat, Sifat dan perbuatan-NYA .

Alloh itu Esa dalam dzat-Nya. Artinya, bahwa dzat Alloh satu, tidak tersusun dari unsur unsur atau anggota badan dan tidak ada satupun dzat yang menyamai dzat Alloh.


Alloh itu satu dalam sifat-Nya artinya bahwa sifat Alloh tidak terdiri dari dua sifat yang sama, dan tidak ada sesuatupun yang menyamai sifat Alloh. Alloh itu satu dalam fi’il atau perbuatan artinya bahwa hanya Alloh yang memiliki perbuatan
 Firman Allah:

لَوْ كَانَ فِيهِمَا ءَالِهَةٌ إِلاَّ اللهُ لَفَسَدَتَا فَسُبْحَانَ اللهِ رَبِّ الْعَرْشِ عَمَّا يَصِفُونَ

“Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Alloh, tentulah keduanya itu Telah rusak binasa. Maka Maha Suci Alloh yang mempunyai ’Arsy daripada apa yang mereka sifatkan.” (al-Anbiya’: 22) dan di jelaskan dalam surat al-ikhlas


..
dan mustahil alloh itu menempati sifat  Ta’addud : Allah itu Maha Esa Dzat-Nya, Esa sifat-Nya dan esa juga perangai-Nya. Mustahil ia mempunyai Dzat, sifat dan perangai yang berbilang-bilang (tersusun dari jus / jisim) 

 و الدليل العقلي على ذلك انه لو لم يكن واحدا لكان متعددا و لو كان متعددا لأمكن التمانع و هو يستلزم المحال لانه لو فُرِضَ وجود إلهين صانعين للعالم فلا بد إما أن يتفقا أو يختلفا فإن اتفقا لزم عجز كل واحد منهما و إن اختلفا لزم اجتماع الضدين و هو محال أو عجز أحدهما فالقادر هو الإله و العاجز باطل ، فثبت أنه سبحانه و تعالى واحد لا شريك له و يستحيل عليه التعدد 

Keesaan Alloh itu mutlak. Artinya keesaan Alloh meliputi dzat, sifat, maupun perbuatan-Nya. Meyakini keesaan Alloh merupakan mabda’ atau prinsip, sehingga seseorang dianggap muslim atau tidak, tergantung pada pengakuan tentang keESAan Alloh.


Makanya untuk pertama seseorang menjadi muslim, ia harus bersaksi terhadap keesaan Alloh, yaitu dengan membaca syahadat yang berbunyi ”Aku bersaksi tiada Tuhan selain Alloh”.

Meyakini keesaan Alloh juga merupakan inti ajaran para nabi, sejak nabi Adam as hingga nabi Muhammad  saw.


Jika keyakinan ini sudah diterapkan dari dahulu maka mustahil Alloh itu lebih dari satu. Mustahil Alloh itu banyak (Ta’addud) seperti dua, tiga, empat dan seterusnya ....


bersambung ke edisi berikutnya  ... semoga bisa bermanfaat .....

PENCARIAN HIDUP MENUJU KEKASIH SEJATI

JANGAN SUKA MENGANGGAP SESUATU YG TIDAK COCOK ITU ADALAH SESAT NAMUN SIKAPILAH SAMPAI KAU BENAR'' MEMAHAMINYA ...

KARENA JIKA KAU MENILAI CIPTAANNYA MAKA NISTALAH DIRIMU ... KARENA ALLOH MAHA MENILAI PADA APA'' YANG KAU SANGKAKAN











AlkisAnnabila