Setelah penjabaran tentang
sifat wujud nafsiyyahnya alloh mari kita lanjutkan dengan mengenal pembagian
sifat wajib bagi alloh SwT yang ada 20 sifat ,,, dan itu meliputi seluruh
sifat-sifat yang ada pada diri mahluknya (alam semesta) ... sifat wajib bagi
alloh ini di bagi menjadi 4 bagian :
1– Sifat Nafsiyyah :
(SIFAT KEPERIBADIAN)
Maksudnya sifat nafsiyyah ini adalah sesuatu yang tidak bisa diterima oleh akal semata sesuatu sifat yang menunjukkan keMAHAanNYA dan HANYA bagi ALLOH sendiri & jika Allah tidak disifatkan dengan sifat ini maka itu adalah tidak mungkin / mustahil .
Atau bisa juga dikatakan sifat untuk menentukan ADAnya Alloh yaitu sifat yang menunjukkan akan kuasa alloh tanpa mebutuhkan sifat yang selain alloh , di mana Alloh menjadi tidak mungkin ADA tanpa adanya sifat tersebut. adapun yang tergolong sifat ini hanya satu yaitu sifat wujud (ADA) tanpa ada yang mengadakan seperti firman alloh dalam al-qur'an :
Maksudnya sifat nafsiyyah ini adalah sesuatu yang tidak bisa diterima oleh akal semata sesuatu sifat yang menunjukkan keMAHAanNYA dan HANYA bagi ALLOH sendiri & jika Allah tidak disifatkan dengan sifat ini maka itu adalah tidak mungkin / mustahil .
Atau bisa juga dikatakan sifat untuk menentukan ADAnya Alloh yaitu sifat yang menunjukkan akan kuasa alloh tanpa mebutuhkan sifat yang selain alloh , di mana Alloh menjadi tidak mungkin ADA tanpa adanya sifat tersebut. adapun yang tergolong sifat ini hanya satu yaitu sifat wujud (ADA) tanpa ada yang mengadakan seperti firman alloh dalam al-qur'an :
{ إِنَّ رَبَّكُمُ ٱللَّهُ ٱلَّذِي خَلَقَ ٱلسَمَاوَاتِ وَٱلأَرْضَ فِي
سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ ٱسْتَوَىٰ عَلَى ٱلْعَرْشِ يُغْشِي ٱلْلَّيْلَ ٱلنَّهَارَ
يَطْلُبُهُ حَثِيثاً وَٱلشَّمْسَ وَٱلْقَمَرَ وَٱلنُّجُومَ مُسَخَّرَاتٍ
بِأَمْرِهِ أَلاَ لَهُ ٱلْخَلْقُ وَٱلأَمْرُ تَبَارَكَ ٱللَّهُ رَبُّ ٱلْعَالَمِين }
”Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas Arasy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam”.( Al-A’râf: 54).
2 – SIFAT SALBIYAH :
Dan yang Di Maksud dengan sifat salbiyah ini : Sifat yang menolak apa yang ketidak layakan bagi Alloh. Atau di katakan juga sifat yang digunakan untuk meniadakan sesuatu yang tidak layak bagi Alloh. Sifat Salbiyah ini jumlahnya ada lima sifat yakni, 1- Qidam, 2- Baqo’, 3- Mukhalafatu lil hawaditsi, 4- Qiyamuhu binafsihi, 5- Wahdaniyyah.
1-QIDAM :
dahulu tanpa ada yang mendahului / Sedia/terdahulu/tidak ada permulaanya
هُوَ ٱلأَوَّلُ وَٱلآخِرُ وَٱلظَّاهِرُ وَٱلْبَاطِنُ وَهُوَ
بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
Alloh berfirman “ Dialah Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Lahir dan Yang Batin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu” (Al Hadiid:3)
Alloh berfirman “ Dialah Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Lahir dan Yang Batin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu” (Al Hadiid:3)
dan mustahil adanya alloh itu : HUDUST (baru) atau didahului oleh
sesuatu yang lain
والدليل العقلي على ذلك انه لو لم يكن
قديما لكان حادثا و لو كان حادثا لافتقر الى محدث و يفتقر محدثه الى محدث ايضا و
لوكان كذلك للزم الدور أو التسلسل و كل واحد منهما مستحيل فالله سبحانه و تعالى
قديم لا أول لوجوده و يستحيل عليه الحدوث
Adanya Alloh berbeda dengan adanya alam semesta beserta isinya.
Perbedaan tersebut terdapat pada kejadian dan prosesnya. Kita ambil contoh: Adanya manusia di dahului oleh proses perkawinan.
Terjadinya hujan karena didahului dengan proses penguapan air laut. Dan adanya seluruh alam semesta didalului oleh preses terjadinya alam tersebut.
Namun adanya Alloh berbeda dengan alam semesta ini, tidak didahului oleh sebab-sebab tertentu, karena Alloh dzat yang paling awal. Alloh adalah pencipta alam semesta, mustahil alam semesta lebih dulu ada dari Alloh dan itu semuanya menjadi petunjuk bagi kita semua bahwa Alloh adalah Pencipta segala sesuatu yang ada di dunia dan akhirat beserta apa yang ada di keduanya.
Alloh yang menciptakan
langit, bumi, serta seluruh isinya termasuk tumbuhan, binatang, dan juga
manusia. Alloh adalah awal. Dia sudah berada sebelum langit, bumi, tumbuhan,
binatang, dan manusia lainnya ada. Tidak mungkin Alloh itu baru ada atau lahir
setelah makhluk lainnya ada..
2- Baqa’
: tetap (kekal)
Alloh adalah Dzat yang
Maha Mengatur alam semesta. Dia selalu ada selama-lamanya dan tidak akan binasa
untuk mengatur ciptaan-Nya itu. Hanya kepada-Nya seluruh kehidupan ini akan
kembali. Firman Alloh:
كُلُّ شَيْءٍ هَالِكٌ إِلاَّ وَجْهَهُ لَهُ الْحُكْمُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ
”Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Alloh. Bagi-Nya lah segala penentuan, dan hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan.” (al-Qashash: 88).
كُلُّ شَيْءٍ هَالِكٌ إِلاَّ وَجْهَهُ لَهُ الْحُكْمُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ
”Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Alloh. Bagi-Nya lah segala penentuan, dan hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan.” (al-Qashash: 88).
dan mustahil adanya
alloh itu FANA' (rusak / sirna / tidak kekal)
و الديل العقلي على ذلك انه لو لم يكن باقيا لجاز عليه العدم و لو جاز
عليه العدم لكان حادثا و كونه حادثا محال لأنه قديم و ما ثبت قدمه استحال عدمه
فيستحيل عليه ضده و هو الفناء
Semua makhluk yang ada di alam semesta ini, baik itu manusia, binatang, tumbuhan, matahari, bulan, bintang, dll, suatu saat akan mengalami kerusakan dan kehancuran. Manusia, betapapun gagahnya, suatu saat pasti mati dan binasa kembali pada alam semesta seluruh jasadnya ,
Setiap orang pasti akan mati
dan hancur dimakan tanah.
Hukum kehancuran berlaku hanya bagi manusia, benda dan meteri. Sedangkan Alloh bukan manusia, benda atau materi. Dia adalah Dzat yang tidak terkena hukum kehancuran atau kerusakan. Dia kekal abadi untuk selama lamanya, tidak bisa wafat atau dibunuh. Jika ada Alloh yang bisa wafat atau dibunuh, maka itu bukan Alloh tapi manusia biasa.
Hukum kehancuran berlaku hanya bagi manusia, benda dan meteri. Sedangkan Alloh bukan manusia, benda atau materi. Dia adalah Dzat yang tidak terkena hukum kehancuran atau kerusakan. Dia kekal abadi untuk selama lamanya, tidak bisa wafat atau dibunuh. Jika ada Alloh yang bisa wafat atau dibunuh, maka itu bukan Alloh tapi manusia biasa.
adapun sifat Baqa’
(kekal) adalah sifat Salbiyah artinya sifat yang mencabut atau menolak adanya kebinasaan
wujud Alloh. Dalam arti lain bahwa keberadaan Alloh itu kekal adanya.
3-
Mukholafah Lilhawaditsi : Tidak sama dengan yang baru
Dalam arti lain bahwa Alloh
tidak sama dengan yang baru atau berbeda dengan makhluk ciptaa-Nya. Perbedaan
Alloh dengan makhluk-Nya mencakup segala hal, baik dalam dzat, sifat, dan
perbuatannya. Alloh berfirman:
لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
”Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS. As-Syura : 11)
لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
”Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS. As-Syura : 11)
و الديل العقلي على ذلك انه لو لم يكن مخالفا للحوادث لكان مماثلها و
لوكان مماثلها لكان حادثا مثلها و هو محال فيستحيل عليه ضدها و هو المماثلة لشيئ
من الحوادث
Seumpanya terlintas dalam pikiran seseorang bahwa Alloh itu seperti yang ia hayalkan atau bayangkan, maka Maha Suci Alloh, Dia tidak seperti apa yang dihayalkan atau di pikirkannya. Makanya jangan sekali kali memikirkan atau menghayalkan atau membahas dzat Alloh karena manusia tidak akan mampu untuk melakukannya.
Adapun kebalikan dari Al-Mukhalafah Lil Hawaditsi adalah Mumatsalah lil Hawaditsi, yakni mustahil Alloh sama dengan yang baru atau sama dengan makhluk-Nya. Tentu ini adalah hal yang mustahil.
dan mustahil adanya
alloh itu : Mumatsilah Lilhawaditsi : Sama dengan yang baru / seperti
dalam pemikiran yang terbatas aqalnya mahluk.
4-Al-Qiyam Binnafsihi :
sifat yang mencabut atau
menolak adanya Alloh berdiri dengan yang lain. Dalam arti lain bahwa Alloh
tidak butuh dengan sesuatu dzat yang membantu-Nya untuk berdiri.
Berdirinya Alloh tidak membutuhkan makhluk-Nya, tidak membutuhkan tempat, tidak membutuhkan ruang dan tidak membutuhkan segala dzat, sifat, dan perbuatan makhluk-Nya. Berbeda dengan makhluk yang selamanya membutuhkan bantuan dari luar / selain alloh , Alloh berfirman:
إِنَّ اللهَ لَغَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِينَ
”Sesungguhnya Alloh SWT benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.” (al-Ankabut : 6)
Berdirinya Alloh tidak membutuhkan makhluk-Nya, tidak membutuhkan tempat, tidak membutuhkan ruang dan tidak membutuhkan segala dzat, sifat, dan perbuatan makhluk-Nya. Berbeda dengan makhluk yang selamanya membutuhkan bantuan dari luar / selain alloh , Alloh berfirman:
إِنَّ اللهَ لَغَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِينَ
”Sesungguhnya Alloh SWT benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.” (al-Ankabut : 6)
dan ini yang menunjukkan
و الدليل العقلي على ذلك انه لو لم يكن قائما بنفسه لكان محتاجا الى غيره و لو احتاج الى غيره لكان حادثا و هو محال
و الدليل العقلي على ذلك انه لو لم يكن قائما بنفسه لكان محتاجا الى غيره و لو احتاج الى غيره لكان حادثا و هو محال
فيستحيل في حقه ضده و هو الاحتياج الى غيره .
Di dunia ini semua orang saling membutuhkan. Butuh bantunan, butuh dokter, butuh teman, butuh istri, butuh anak, butuh ini butuh itu dan masih banyak lagi kebutuhan. Dari mulai manusia lahir sampai wafat tidak bisa lepas dari bantuan dan kebutuhan.
Saat bayi, ia butuh susu ibunya, menjelang pertumbuhan ia butuh asuhan, butuh pendidikan. Setelah menanjak dewasa ia butuh istri, butuh anak. Dan seterusnya dan seterusnya Sebaliknya Alloh berdiri sendiri.
Dia tidak butuh pada ciptaan-Nya, tidak butuh bantuannya, tidak butuh teman, tidak butuh istri, tidak butuh anak. Dia berdiri sendiri tidak beranak dan tidak diperanakan, tidak butuh makan, tidak butuh minum, tidak butuh tidur, tidak butuh istirahat, tidak butuh pujian dari makhluk-Nya
dan alloh mustahil menempati
sifat Ihtiyaj Ila Mahal Wa Mukhashshash yang artinya
Alloh Taala itu berdiri sendiri.
Mustahil tidak berdiri dengan dirinya sendiri atau berdiri pada lainnya dan berdirinya tidak memerlukan tempat tertentu.
Alloh Taala itu berdiri sendiri.
Mustahil tidak berdiri dengan dirinya sendiri atau berdiri pada lainnya dan berdirinya tidak memerlukan tempat tertentu.
5- Wahdaniyah: Esa
sifat yang mencabut atau
menolak keberadaan Alloh lebih dari satu. Dalam arti lain bahwa Alloh itu satu
atau ESA tidak ada Tuhan selain-NYA ( LAMAUJUUDA BIL-HAQ ILLALLOH ). Dia ESA
atau satu dalam Dzat, Sifat dan perbuatan-NYA .
Alloh itu Esa dalam dzat-Nya. Artinya, bahwa dzat Alloh satu, tidak tersusun dari unsur unsur atau anggota badan dan tidak ada satupun dzat yang menyamai dzat Alloh.
Alloh itu satu dalam sifat-Nya artinya bahwa sifat Alloh tidak terdiri dari dua sifat yang sama, dan tidak ada sesuatupun yang menyamai sifat Alloh. Alloh itu satu dalam fi’il atau perbuatan artinya bahwa hanya Alloh yang memiliki perbuatan
Alloh itu Esa dalam dzat-Nya. Artinya, bahwa dzat Alloh satu, tidak tersusun dari unsur unsur atau anggota badan dan tidak ada satupun dzat yang menyamai dzat Alloh.
Alloh itu satu dalam sifat-Nya artinya bahwa sifat Alloh tidak terdiri dari dua sifat yang sama, dan tidak ada sesuatupun yang menyamai sifat Alloh. Alloh itu satu dalam fi’il atau perbuatan artinya bahwa hanya Alloh yang memiliki perbuatan
Firman Allah:
لَوْ كَانَ فِيهِمَا ءَالِهَةٌ إِلاَّ اللهُ لَفَسَدَتَا فَسُبْحَانَ اللهِ رَبِّ الْعَرْشِ عَمَّا يَصِفُونَ
“Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Alloh, tentulah keduanya itu Telah rusak binasa. Maka Maha Suci Alloh yang mempunyai ’Arsy daripada apa yang mereka sifatkan.” (al-Anbiya’: 22) dan di jelaskan dalam surat al-ikhlas
..
لَوْ كَانَ فِيهِمَا ءَالِهَةٌ إِلاَّ اللهُ لَفَسَدَتَا فَسُبْحَانَ اللهِ رَبِّ الْعَرْشِ عَمَّا يَصِفُونَ
“Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Alloh, tentulah keduanya itu Telah rusak binasa. Maka Maha Suci Alloh yang mempunyai ’Arsy daripada apa yang mereka sifatkan.” (al-Anbiya’: 22) dan di jelaskan dalam surat al-ikhlas
..
dan mustahil alloh itu
menempati sifat Ta’addud : Allah itu Maha Esa Dzat-Nya, Esa sifat-Nya dan
esa juga perangai-Nya. Mustahil ia mempunyai Dzat, sifat dan perangai yang
berbilang-bilang (tersusun dari jus / jisim)
و الدليل العقلي على ذلك انه لو لم يكن واحدا لكان متعددا و لو كان متعددا
لأمكن التمانع و هو يستلزم المحال لانه لو فُرِضَ وجود إلهين صانعين للعالم فلا بد
إما أن يتفقا أو يختلفا فإن اتفقا لزم عجز كل واحد منهما و إن اختلفا لزم اجتماع
الضدين و هو محال أو عجز أحدهما فالقادر هو الإله و العاجز باطل ، فثبت أنه سبحانه
و تعالى واحد لا شريك له و يستحيل عليه التعدد
Keesaan Alloh itu mutlak. Artinya keesaan Alloh meliputi dzat, sifat, maupun perbuatan-Nya. Meyakini keesaan Alloh merupakan mabda’ atau prinsip, sehingga seseorang dianggap muslim atau tidak, tergantung pada pengakuan tentang keESAan Alloh.
Makanya untuk pertama seseorang menjadi muslim, ia harus bersaksi terhadap keesaan Alloh, yaitu dengan membaca syahadat yang berbunyi ”Aku bersaksi tiada Tuhan selain Alloh”.
Meyakini keesaan Alloh juga merupakan inti ajaran para nabi, sejak nabi Adam as hingga nabi Muhammad saw.
Jika keyakinan ini sudah diterapkan dari dahulu maka mustahil Alloh itu lebih dari satu. Mustahil Alloh itu banyak (Ta’addud) seperti dua, tiga, empat dan seterusnya ....
bersambung ke edisi berikutnya ... semoga bisa bermanfaat .....