TANBIIH

الحَمـْدُ للهِ المُــوَفَّـقِ للِعُـلاَ حَمـْدً يُوَافـــِي بِرَّهُ المُتَـــكَامِــلا وَإِن تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّـهِ لَا تُحْصُوهَا ۗ إِنَّ اللَّـهَ لَغَفُورٌ رَّحِيمٌ ثُمَّ الصَّلاَةُ عَلَي النَّبِيِّ المُصْطَفَىَ وَالآلِ مَــــعْ صَـــحْــبٍ وَتُبَّـاعٍ وِل إنَّ اللَّـهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا تَقْوَى الإلهِ مَدَارُ كُلِّ سَعَادَةٍ وَتِبَاعُ أَهْوَى رَأْسُ شَرِّ حَبَائِلاَ إن أخوف ما أخاف على أمتي اتباع الهوى وطول الأمل إنَّ الطَّرِيقَ شَرِيعَةٌُ وَطَرِيقَةٌ وَحَقِيقَةُ فَاسْمَعْ لَهَا مَا مُثِّلا فَشَرِيعَةٌ كَسَفِينَة وَطَرِيقَةٌ كَالبَحْرِ ثُمَّ حَقِيقَةٌ دُرٌّ غَلاَ فَشَرِيعَةٌ أَخْذٌ بِدِينِ الخَالِقِ وَقِيَامُهُ بَالأَمْرِ وَالنَّهْيِ انْجَلاَ وَطَرِِيقَةٌ أَخْذٌ بِأَحْوَطَ كَالوَرَع وَعَزِيمَةُ كَرِيَاضَةٍ مُتَبَتِّلاَ وَحَقِيقَةُ لَوُصُولُهِ لِلمَقْصِدِ وَمُشَاهَدٌ نُورُ التّجَلِّي بِانجَلاَ مَنْ تصوف ولم يتفقه فقد تزندق، ومن تفقه ولم يتصوف فقد تفسق، ومن جمع بينهما فقد تحقق

hiasan

BELAJAR MENGKAJI HAKIKAT DIRI UNTUK MENGENAL ILAHI

Rabu, 16 Mei 2012

LANJUTAN PENGERTIAN WUJUD HAQ


3– MA’ANI :  Maksudnya sifat MA'ANI : Sifat yang di wajibkan bagi dzat Alloh suatu hukum atau sifat yang pasti ada pada Dzat Alloh

فكل صفات الموجودة القائمة بموجودة أوجبت له حكم 

adapun semua perkara yang bersifat wujud dan wujudnya sebab di adakan oleh alloh itu di wajibkan bersandar (idlofi / ma'nawiyah ) pada hukumnya alloh (di liputi ) sifat ma'ni ini tdak akan bisa terpisah pada sifat ma'nawiyah ...


وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُعْجِزَهُ مِن شَيْءٍ فِي السَّمَاوَاتِ وَلاَ فِي الأَرْضِ إِنَّهُ كَانَ عَلِيماً قَدِيراً

”Dan tiada sesuatu pun yang dapat melemahkan Alloh baik di langit maupun di bumi. Sesungguhnya Alloh Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.” (al-Fatir: 44)

adapun Sifat ma'ani ini terdiri dari tujuh sifat,

1- Qudrat : maha kuasa

 صفة وجودية قديمة قائمة بذاته تعالي يحصل بها ايجاد الممكن و إعدامه على وفق الإرادة فالله سبحانه و تعالى هو القادر على كل شيئ المنفرد بالايجاد و الإعدام قال الله تعال

sifat pasti ada pada dzat Alloh yang Wajib dengan kekuasaan-NYA Dia berkuasa  atas seluruh mahlukNYA atau kuasa meniadakan segala sesuatu ... Kekuasaan-NYA yang tidak terbatasi oleh apapun.. Kekuasaan-NYA meliputi terhadap segala sesuatu pada mahluknya ... Dia kuasa untuk mewujudkan segala sesuatu sesuai dengan kehendak-NYA atau Dia juga kuasa untuk meniadakan segala sesuatu yang dikehendaki-NYA... 

ان الله علي كل شئ قدير


sesungguhnya Alloh maha kuasa pada seluruh mahluknya
dan sifat Qudrat alloh ini mustahil akan sifat AJZUN : APES ,Tidak kuasa  


2- Iradah : MAHA BERKEHENDAK 

 صفة قديمة قائمة بذاته تخصص الممكن ببعض ما يجوز عليه كالعلم و الجهل و الطول و القصر و نحوها فالله سبحانه و تعالى هو المبدئ المعيد الفعال لما يريد لا راد لامره

sifat Alloh berdiri dengan dzat-NYA dan menentukan sesuatu dengan kemungkinan-NYA kehendakNYA sendiri . Dalam arti lain bahwasanya  Alloh mungkin (boleh atau tidak boleh) berkehendak untuk bertindak atau menentukan segala sesuatu sesuai keinginan-NYA. Alloh memiliki kehendak yang sangat luas dan tidak di batasi dengan kehendak mahluknya...


Dia mungkin berkendak memberikan kekayaan kepada orang yang Dia kehendakinYA dan Dia bisa pula mencabut kekayaanNYA.


Dia mungkin berkehendak memberi kemuliaan kepada orang yang Dia kehendaki dan pula Dia mungkin mencabut kemuliaannya. Di tangan Alloh segala kehendak pada seluruh hambaNYA ... tanpa terkecuali,

والله فعال لما يريد


Adapun sifatnya alloh itu dzat yang mengerjakan pada pada perkara yang alloh kehendaki 



 إِنَّمَا قَوْلُنَا لِشَيْءٍ إِذَآ أَرَدْنَاهُ أَن نَّقُولَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ

” Sesungguhnya perkataan Kami terhadap sesuatu apabila Kami menghendakinya, Kami hanya mengatakan kepadanya: “Kun (jadilah)”, maka jadilah ia.” (an-Nahl: 40)


 Manusia juga berkehendak, tapi kehendak manusia adalah terbatas pada kemampuannya sendiri. Manusia boleh berkehendak, namun Alloh juga yang menentukan hasilnya.


Berapa banyak seseorang berkehendak menginginkan sesuatu tapi ia tidak memperolehnya karena Alloh berkehendak yang lain. Bercita cita adalah suatu hal yang baik tapi keberhasilan cita cita itu berada pada kehendak Alloh.


Di atas kehendak manusia masih ada kehendak Alloh.
 Adapun lawan dari sifat Iradah adalah Karahah yang mempunyai makna terpaksa, maksudnya mustahil Allah berbuat sesuatu karena dengan paksaan atau terpaksa atau tidak dengan keinginan dan kehendak-Nya sendiri....

 3- Ilmu : maha mengetahui

 صفة وجودية قديمة قائمة بذاته تعالى ينكشف بها المعلوم على ما هو به من غير سبق خفاء فالله سبحانه و تعالى يعلم كافة الاشياء إجمالا و تفصيلا

sifat Alloh yang qadim (dahulu) dan berdiri dengan dzat-NYA,,, dimana wujud segala sesuatu yg bisa diketahui oleh Alloh seluruhnya dengan nyata tanpa tertutup oleh apapun baik yang ghaib / yang nyata . Dalam arti lain Alloh adalah dzat yang Maha Menciptakan,,,


dan sudah tentu pasti alloh mengetahui segala sesuatu yang diciptakan-NYA  secara keseluruhan secara terperinci ,


Alloh mengetahui dengan jelas semua perkara yang bersangkutan dengan ciptaan-NYA tanpa ada perbedaan apakah itu nampak, apakah itu tersembunyi atau apakah itu samar samar.


Semua diketahui-NYA ,,,

 وَعِندَهُ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لاَ يَعْلَمُهَآ إِلاَّ هُوَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَمَا تَسْقُطُ مِن وَرَقَةٍ إِلاَّ يَعْلَمُهَا وَلاَ حَبَّةٍ فِي ظُلُمَاتِ الأَرْضِ وَلاَ رَطْبٍ وَلاَ يَابِسٍ إِلاَّ فِي كِتَابٍ مُّبِينٍ

“Dan Alloh memiliki kunci semua yang ghaib ,,,tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya, dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu basah atau kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz) [Al An’aam:59]


والله كل شئ عليم


Dan alloh adalah dzat yang maha mengetahui pada seluruh sesuatu yang ada (mahluk) 
 Segala yang ada di alam raya ini, baik yang besar maupun yang kecil, yang terlihat maupun yang tersembunyi, pasti diketahui Alloh.


Ilmu Alloh maha luas, begitu luasnya sehingga jika seluruh air di lautan ini dijadikan tinta untuk menulis ilmu Alloh maka ia tidak akan mampu menulisnya
 Adapun kebalikan sifat al-’ilmu adalah al-jahlu yang berarti bodoh  Mustahil bahwa Alloh itu bodoh atau tidak mengetahui atas apa yang diciptakan.


Alloh Maha Mengetahui karena Dialah yang menciptakan segala sesuatu. Sedangkan manusia hanya bisa melihat, mendengar dan mengamati. Itu pun terbatas pengetahuannya sehingga manusia tetap saja tidak mampu menciptakan meskipun hanya seekor semut.
 Kita sering kagum atas ilmu yang dimiliki manusia di dunia ini. Kita sering ta’ajub akan kecanggihan teknologi yang diciptakan manusia.


Tapi kadang kadang kita tidak sadar, bahwa ilmu yang kita saksikan itu hanyalah sebagian kecil saja yang diberikan Alloh pada manusia

4- Hayat : MAHA HIDUP 

 صفة وجودية قديمة قائمة بذاته تعالى تصحح لمن قامت به إن يتصف بالقدرة و الإرادة و العلم والسمع والبصر والكلام فالله سبحانه وتعالى متصف بحياة لا تشبه حياة المخلوقي
 
Adapun dzatnya Alloh itu Maha Hidup, dan hidup Alloh adalah kehidupan kekal & abadi,, tidak pernah musnah dan tidak akan mati. Dia memiliki tujuh sifat yang teratur yaitu sifat Qudrat, Iradat, Ilmu, Sama’, Bashar dan Kalam yang berlangsung terus, abadi dan tidak musnah,,,

اللَّهُ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ لاَ تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلاَ نَوْمٌ لَّهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأَرْضِ مَن ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلاَّ بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلاَ يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهِ إِلاَّ بِمَا شَآءَ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ وَلاَ يَؤُودُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ

”Alloh, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafaat di sisi Alloh tanpa izin-Nya.



Alloh mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Alloh melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Alloh meliputi langit dan bumi. Dan Alloh tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Alloh Maha Tinggi lagi Maha Besar” (al-Baqarah: 255)
 Dzat Alloh hidup tidak bergantung dengan yang lain, sedang manusia hidupnya sangat bergantung dengan yang lain (alloh) 

وتوكل علي الحي الذي لا يموت أبدا


Dan berpasrah dirilah kamu sekalian kepada dzat yang hidup tanpa adanya mati selamanya ..
 Sifat Allah adalah hidup selama-lamanya, tidak mati, tidak dibunuh, atau disalib. Kalau bisa mati, dibunuh atau disalib berarti bukan Allah, berarti manusia.
Allah yang Hidup kekal lagi terus menerus ini mengurus semua makhluk-Nya; tidak pernah ngantuk dan tidak pernah tidur apalagi mati.

Maka dari itu kita harus selalu berhati-hati dalam segala tindakan, karena gerak-gerik yang kita lakukan selalu diawasi dan dicatat oleh Allah, tak ada yang terlewatkan. Kelak di akhirat seluruh amalan yang kita lakukan akan dipersoalkan.


 Adapun sifat mustahil al-hayatu adalah al-mautu, artinya mati.
Hidupnya Alloh berbeda dengan hidupnya manusia. Perbedaan itu antara lain dapat kita lihat bahwa Alloh hidup tanpa ada yang menghidupkan. Sedangkan manusia dan makhluk hidup lainnya hidup karena ada yang menghidupan. Mereka dihidupkan oleh Alloh....

 5- Sama : MAHA MENDENGAR

 صفة وجودية قديمة قائمة بذاته تعالى يسمع بها كل موجود على سبيل الإحاطة و الشمول بكيفية لا يعلمها إلا هو فلا يعزب عن سمعه مسموع وان خفي


 Sifat wujud Alloh yang qadim (dahulu), berdiri pada dzat-NYA. Allah Maha Mendengar. Namun pendengaran Alloh tidak sama dengan pendengaran manusia yang dibatasi ruang dan waktu. Manusia mendengar dengan mengunakan telinga dan harus dari jarak dekat.


Tapi Alloh mendengar tanpa mengunakan alat pendengaran dan tidak terhalang oleh jarak. Alloh mendengar dengan jelas semua yang diucapkan hamba-Nya baik secara dhahir dan bathin, yang diucapkan dengan lisan atau yang tertera di lubuk hati, semua didengar

 قَالَ لاَ تَخَافَآ إِنَّنِي مَعَكُمَآ أَسْمَعُ وَأَرَى

Alloh berfirman: “Janganlah kamu berdua khawatir, sesungguhnya Aku beserta kamu berdua, Aku mendengar dan melihat”. (Thaha: 46) 


والله سميع عليم


Adapun dzat alloh itu maha mendengar dan maha mengetahui 
 Tapi pendengaran Alloh berbeda dengan pendengaran manusia Pasti tidak demikian halnya.
Alloh bisa mendengar suara yang sehalus apapun tanpa memerlukan alat pendengaran apapun. Pendengaran Alloh tidak terbatas oleh apapun. Pendengaran Alloh kekal tidak akan melemah sampai kapanpun.

Dengan menyadari sifat Alloh ini, seharusnya kita berbicara dengan bahasa yang santun dan mengeluarkan ucapan-ucapan yang baik lagi bermanfaat. Karena Alloh selalu mendengar segala perkataan manusia, baik yang diucapkan dengan lisan atau tertera dalam selubuk hati
 Kebalikan dari sifat ini adalah al-shomamu yang berarti tuli. 


Yakni bahwa mustahil Alloh itu tuli. Alloh Maha Mendengar. Pendengaran Alloh tidak terbatas dan tidak terhalang oleh jarak, ruang, dan waktu.


Selemah apa pun suara, dan dimana saja Alloh pasti mendengarnya. Berbeda dengan manusia, pendengarannya sangat terbatas dan harus dengan mempergunakan alat pendengaran yaitu telinga. Tanpa alat pendengaran mustahil manusia bisa mendengar.


Pendengaran manusia juga mengalami penurunan. Semakin tua usia manusia semakin kurang pendengaranya. Manusia bisa mendengar suara jarak jauh, namun jangkauannya tetap masih terbatas. Suara bisikan, suara hati, suara yang terhalang oleh benda-benda tertentu, tetap tidak bisa didengar..

6- Bashor : MAHA MELIHAT 

  صفة وجودية قديمة قائمة بذاته تعالى يبصر بها كل موجود على سبيل الإحاطة بحيث لا يغيب عن رؤيته مرئي وإن دق يبصر كافة الأشياء بغير حدقة و جفن

Sifat wujud Alloh yang qadim (dahulu), berdiri pada dzat-NYA. Alloh Maha melihat segala sesuatu yang ada, baik yang nampak jelas, yang tersembunyi ataupun yang samar. Penglihatan Alloh tanpa hijab, tanpa batas, tanpa menggunakan alat, tanpa menggunakan mata atau kelopak mata. Semuanya dilihat oleh Alloh, kecil atau besar, dekat atau jauh, semuanya menjadi jelas bagi Alloh. Bahkan andaikata ada semut yang sangat hitam berjalan di atas sebuah batu hitam di tengah malam yang kelam, Alloh dapat melihatnya dengan jelas.

 لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

“Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat (as-Syura: 11)


والله بصير بما تعملون


Adapun sifat alloh itu maha melihat / mengetahui pada perkara yang di lakukan mahluknya 
Dengan memahami sifat bashor Alloh ini,,, hendaknya kita selalu berhati-hati dalam berbuat. Kita sadar bahwa kita tidak bisa membohongi atau menyembunyikan kebohongan apa pun di hadapan Alloh. Kepada manusia kita bisa berbohong, tapi tidak mungkin bisa berbohong terhadap Alloh, karena Alloh melihat segala perbuatan kita baik yang kita fikirkan dan yang kita rasakan,,,


Kelak di kemudian hari akan ditampakkan segala perbuatan dan kebohongan yang kita sembunyikan 
 Kebalikan sifat bashor nya alloh  ini adalah al-’ama yang berarti buta, yakni bahwa mustahil Alloh itu buta. Mustahil Alloh buta, karena Alloh Maha sempurna, termasuk sempurna penglihatan-Nya.


Penglihatan Alloh bersifat mutlak, tidak terhalang oleh apa pun. Alloh melihat segala sesuatu, baik yang besar dan kecil, yang nampak dan tersembunyi. Penglihatan Alloh bersifat terus-menerus, Alloh tidak pernah lalai walau sedetik pun dari melihat segala perbuatan kita...

 7- Kalam : MAHA BERSABDA 

صفة وجودية قديمة قائمة بذاته تعالى ليست بحرف و لا بصوت منزهة عن التقدم و التأخر وغيرهما من صفات الحوادث ، القرآن العظيم المكتوب في المصاحف المقروء بالالسنة المحفوظ بالقلوب المنزل على سيدنا محمد صلى الله عليه وسلم مفهومه مساو لتلك الصفة

Sifat wujud Allah yang qadim (dahulu), berdiri pada dzat-Nya. Alloh berbicara tanpa menggunakan huruf atau suara. Maha Suci Alloh dari sifat sifat yang baru.


Adanya kalam Alloh yang tertera dalam kitab kibab suci, dibaca dengan lisan, dan terpelihara dalam hati merupakan bukti nyata bagi kita bahwa Alloh memperhatikan kita sebagai hamba-Nya. Dengan perantara Nabi dan Rasululloh saw ,,,


Alloh membimbing manusia untuk melakukan amal sholeh sesuai yang diajarkan dalam kitab Alloh. Dengan kalam Alloh juga, kita dapat mengetahui sejarah dan kisah umat-umat terdahulu, sehingga kita dapat mengambil hikmah, mengikuti yang benar dan meninggalkan yang bathil...

 وَكَلَّمَ اللَّهُ مُوسَى تَكْلِيماً

”…Dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung”. (An-Nisâ: 164)
 Adapun sifat kebalikannya sifat kalam adalah sifat Bukmum, artinya bisu. Jika Alloh bisu maka Dia memiliki sifat kekurangan. dan kekurangan adalah hal yang mustahil bagi Alloh.


Bukti Alloh bersifat kalam dapat kita lihat dari kitab-kitab-Nya yang diturunkan kepada para nabi dan rasul-Nya. Al-Quran yang sering kita baca dan kita lafadzkan setiap hari, adalah kalam Alloh yang diwahyukan kepada rosul & mahluknya ...


4– Sifat 
SIFAT MA’NAWIYAH

Maksudnya sifat Alloh yang dilazimkan (tetap bagi dzat)  dan tidak bisa di pisahkan dengan Sifat Ma’ani ,,,, Sifat Ma’nawiyah adalah sifat yang mulazimah (yang di tetapkan)  atau yang  menjadi  akibat dari sifat ma’ani ... Sifat ini terdiri dari tujuh sifat, yakni :


1- Kaunuhu Qadiran :

  أنه سبحانه و تعالى قادر على كل شيئ و هو صفة قديمة قائمة بذاته تعالى ملازمة للقدرة و دليله دليل القدرة

Sifat ini dikatakan juga sifat yang qadim (dahulu) yang berdiri pada dzat-Nya, mulazimah atau dilazimkan memiliki sifat al-Qudrah (kuasa). Sifat ini juga merupakan bentuk fa’il atau pelaku dari Sifat Ma’ani.

 2- Kaunuhu Muridan:

انه سبحانه و تعالى مريد لكل شيئ و هو صفة قديمة قائمة بذاته تعالى ملازمة للإرادة و دليله دليل الإرادة

Sifat alloh berdiri pada dzat-Nya dan dilazimkan memiliki sifat Iradat (berkehendak) dan merupakan bentuk fa’il atau pelaku dari sifat Ma’nai – Iradah (berkehedak)

3- Kaunuhu Aliman:

 انه سبحانه و تعالى عالم بكل شيئ و هو صفة قديمة قائمة بذاته تعالى ملازمة للعلم و دليله دليل العلم 


 Keberadaan Alloh itu harus Maha Mengetahui atas segala sesuatu. Sifat ini dikatakan juga sifat Ilmu (Mengetahui) yang berdiri pada dzat-Nya dan dilazimkan memiliki sifat ini. Sifat ini juga merupakan merupakan bentuk fa’il atau pelaku dari sifat Ma’nai – Ilmu (mengetahui)

4- Kaunuhu Hayyan:

 أنه سبحانه و تعالى سميع لكل شيئ و هو صفة قديمة قائمة بذاته تعالى ملازمة للسمع دليله دليل السمع 
 
Keberadaan Alloh itu harus Maha Hidup tidak mati. Sifat ini dikatakan juga sifat Al-hayatu (Hidup) yang berdiri pada dzat-Nya dan dilazimkan memiliki sifat ini.
Sifat ini juga merupakan merupakan bentuk fa’il atau pelaku dari sifat Ma’nai – al-Hayatu (Hidup)

5- Kaunuhu Sami’an :


 أنه سبحانه و تعالى سميع لكل شيئ و هو صفة قديمة قائمة بذاته تعالى ملازمة للسمع دليله دليل السمع 


Keberadaan Alloh itu harus Maha Mendengar segala sesuatu.
Sifat ini dikatakan juga sifat Assam’u (Mendegar) yang berdiri pada dzat-Nya dan dilazimkan memiliki sifat ini. Sifat ini juga merupakan merupakan bentuk fa’il atau pelaku dari sifat Ma’nai – Assam’u (Mendengar) 

 6- Kaunuhu Bashiran:


 أنه سبحانه و تعالى بصير بكل شيئ و هو صفة قديمة قائمة بذاته تعالى ملازمة للبصر و دليله دليل البصر
 
Keberadaan Alloh itu harus Maha Melihat segala sesuatu. Sifat ini dikatakan juga sifat Al-Basharu (Melihat) yang berdiri pada dzat-Nya dan dilazimkan memiliki sifat ini. Sifat ini juga merupakan bentuk fa’il atau pelaku dari sifat Ma’nai – Al-bashar (melihat)

7- Kaunuhu Mutakalliman :

  أنه سبحانه و تعالى متكلم بكلام لا يشبه كلام المخلوقين و هو صفة قديمة قائمة بذاته تعالى ملازمة للكلام و دليله دليل الكلام 

Keberadaan Alloh itu harus Maha Berbicara dengan pembicaraan yang tidak menyerupai ciptaan-Nya. Sifat ini dikatakan juga sifat Al-Kalamu (Berbicara) yang berdiri pada dzat-Nya dan dilazimkan memiliki sifat ini.
Sifat ini juga merupakan merupakan bentuk fa’il atau pelaku dari sifat Ma’nai – Al-Kalam (Berbicara)

 
Adapun ‘Aqal itu di bagi menjadi dua:

1.         ‘Aqal Nadzori, yaitu aqal yang berkehendak kepada fikir dan keterangan.

2.         ‘Aqal Doruri, yaitu aqal yang tidak berkehendak kepada fikir dan keterangan.

Adapun Hukum ‘Aqal itu di bagi 3 :

1-Wajib ‘Aqal, yaitu perkara yang adanya tidak bisa di terima oleh aqal dan  bisa di terima oleh aqal  namun wajib adanya untuk di IMANI  (dzat, Sifat dan Af’al Alloh)

2-Mustahil ‘Aqal, yaitu perkara yang tidak  di terima oleh aqal akan adanya maka mustahil adanya (Semua kebalikan dari pada sifat yang wajib nya alloh)
 
3          -Harus ‘Aqal, yaitu barang yang diterima oleh akal akan adanya atau tiadanya (Alam dan segala isinya yang baharu/diciptakan) 

kemudian sifat wajibnya alloh itu  Di bagi lagi menjadi dua sifat
(Pendekatan secara nafi dan isbat)

1.         Sifat Istighna’ yaitu, Wujud, Qidam, Baqa, Mukhalafatuhulilkhawadits, Qiyamuhu binafsihi, Sami’, Bashir, Kalam, Sami’un, Bashirun dan Muttaqallimun.

2.         Sifat Iftikq0r, yaitu Qudrat, Iradat, Ilmu, Hayat, Kodirun, Muridun, ‘Alimun, Hayyun dan Wahdaniah 
 
Sesungguhnya ini menjadi syarat pertama kali yang di tegak di dalam Islam yang menjadi dasar  aqidah KEIMANAN bagaimana kita mengimani kepada Alloh yang masih hanya sebatas nama, itulah tugas bagi muslim  yang pertama adalah memelihara aqidah keimanan, menjaga dan memperkuat serta memancarkan sinarnya ke seluruh penjuru dunia

 Aqidah Islam ada pada keimanan kita ada enam (6):
 1- IMAN kepada Allah,

 2-Iman kepada malaikat

3-Iman kepada kitab-kitab
 4- Iman kepada para rasul

5- Iman kepada hari qiyamat

6- Iman kepada qodo' dan qodar

 sebagaimana firman Alloh SWT: 

 "Rasul telah beriman kepada Al Qur'an yang diturunkan kepadanya dari Rabb-nya, demikian
 pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Alloh, malaikat-malaikat-Nya,
 kõtab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya.
(Mereka mengatakan:)"Kami tidak membeda-bedakan
 antara seseorang pun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya, dan mereka mengatakan "Kami dengar dan kami ta'at," (Mereka berdo'a) "Ampunilah kami wahai Alloh kami dan hanya kepada Engkaulah tempat kami kembali." (Al Baqarah: 285)

Aqidah Islam itu membangun bukan merusak, mempersatukan bukan memecah belah, karena aqidah ini tegak di atas warisan ILAHIYAH seluruhnya, Dan di atas keimanan kepada para utusan Allah seluruhnya ( Laa Nufarriqu Baina Ahadin Min Rusulihi ) 

 Aqidah tersebut di ringkas  dalam syahadatain (dua kalimat syahadat) yaitu:
 "ASyhadu an laa ilaaha illallooh Wa Asyhadu anna Muhammadan Rasuulullooh" Aqidah inilah yang mengikat  pada kaum Muslimin terhadap alam semesta dan penciptannya, terhadap alam metafisika, kehidupan ini dan kehidupan setelahnya, terhadap alam yang terlihat dan yang tidak terlihat, terhadap makhluq dan khaliq, dunia dan akhirat, dan terhadap alam yang nampak dan alam gaib (yang tidak kelihatan).

 Alam ini dengan bumi dan langitnya, benda-benda mati dan tumbuh-tumbuhannya, hewan dan manusianya, jin dan malaikatnya , kesemuanya tidak diciptakan tanpa makna, dan tidak di ciptakan dengan sendirinya tanpa adanya guna & Harus ada yang menciptakan, yakni Dia yang Maha Mengetahui AL-ILAAHU AL-HAQ  yang Maha Kuasa, Maha Mulia dan Maha Bijaksana.


Dia yang telah menciptakan alam ini dengan sempurna, dan telah menentukan segala sesuatu di dalamnya dengan ketentuan yang pasti.


Maka setiap benda yang terkecil sekali pun itu ada standarnya, dan setiap gerakan pasti ada ukuran dan perhitungannya. 
Pencipta itu adalah Alloh SWT yang setiap kata, bahkan setiap huruf dalam alam ini membuktikan atas kehendak, kekuasaan, ilmu dan kebijaksanaan-Nya.
seperti firman Alloh SWT:

 "Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Alloh. Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun." (Al Isra': 44) 

 Pencipta Yang Maha Agung itulah Rabbnya langit dan bumi, Rabbnya alam semesta dan Rabbnya segala sesuatu, Dia Satu dan Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya, baik dalam dzat, sifat atau perbuatan-Nya. 

Hanya Dialah yang qadim dan azali, hanya Dialah yang tegak selama-lamanya, hanya Dialah yang menciptakan, yang menyempurnakan dan yang memberi rupa (bentuk).

 Hanya Dialah yang memiliki asmaul husna dan sifaatul aula, tidak ada sekutu dan tidak ada perlawanan bagi-Nya, tidak ada anak dan tidak ada bapak bagi-Nya, tidak ada yang mirip atau yang menyamaiNya.


Alloh swt berfirman:
 "Katakanlah "Dia-lah Alloh, Yang Maha Esa. Alloh adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia." (Al Ikhlas: 1-4)

"Dia-lah yang Awal dan Yang Akhir, Yang dzahir dan Yang Bathin dan Dia Maha Mengetahui 
 segala sesuatu." (Al Hadid: 3)

 Demikianlah risalah singkat tentang pengertian sifat-sifat Alloh yang penting yang wajib kita ketahui ... Jika sifat-sifat Alloh itu kita pahami dan yakini, niscaya kita tidak akan menyembah selain Alloh yang hidup dan tidak mati atau yang kuat dan tidak lemah dan sebagainya.


Kita hanya mau menyembah Alloh yang memiliki sifat-sifat di atas dengan sempurna... selalu belajar bermatla'ah bersama ....
  
~~~~~~~ oOo ~~~~~~~

LANJUTAN PENGERTIAN WUJUD HAQ


Setelah penjabaran tentang sifat wujud nafsiyyahnya alloh mari kita lanjutkan dengan mengenal pembagian sifat wajib bagi alloh SwT  yang ada 20 sifat ,,, dan itu meliputi seluruh sifat-sifat yang ada pada diri mahluknya (alam semesta) ... sifat wajib bagi alloh ini di bagi menjadi 4 bagian :

 1– Sifat Nafsiyyah : (SIFAT KEPERIBADIAN)

Maksudnya sifat nafsiyyah ini adalah sesuatu yang tidak bisa diterima oleh akal  semata sesuatu sifat yang menunjukkan keMAHAanNYA  dan HANYA bagi ALLOH sendiri & jika Allah tidak disifatkan dengan sifat ini maka itu adalah tidak mungkin / mustahil .


Atau bisa juga dikatakan sifat untuk menentukan ADAnya Alloh  yaitu sifat yang menunjukkan akan kuasa alloh tanpa mebutuhkan sifat yang selain alloh , di mana Alloh menjadi tidak mungkin ADA tanpa adanya sifat tersebut. adapun yang tergolong sifat ini hanya satu yaitu sifat wujud (ADA) tanpa ada yang mengadakan seperti firman alloh dalam al-qur'an :

 { إِنَّ رَبَّكُمُ ٱللَّهُ ٱلَّذِي خَلَقَ ٱلسَمَاوَاتِ وَٱلأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ ٱسْتَوَىٰ عَلَى ٱلْعَرْشِ يُغْشِي ٱلْلَّيْلَ ٱلنَّهَارَ يَطْلُبُهُ حَثِيثاً وَٱلشَّمْسَ وَٱلْقَمَرَ وَٱلنُّجُومَ مُسَخَّرَاتٍ بِأَمْرِهِ أَلاَ لَهُ ٱلْخَلْقُ وَٱلأَمْرُ تَبَارَكَ ٱللَّهُ رَبُّ ٱلْعَالَمِين

”Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas Arasy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam”.( Al-A’râf: 54).

2 –  SIFAT SALBIYAH :

Dan yang Di Maksud dengan  sifat salbiyah ini : Sifat yang menolak apa yang ketidak layakan  bagi Alloh. Atau di katakan juga sifat yang digunakan untuk meniadakan sesuatu yang tidak layak bagi Alloh. Sifat Salbiyah ini jumlahnya ada lima sifat yakni, 1- Qidam, 2- Baqo’, 3- Mukhalafatu lil hawaditsi, 4- Qiyamuhu binafsihi, 5- Wahdaniyyah.



    1-QIDAM : dahulu tanpa ada yang mendahului / Sedia/terdahulu/tidak ada permulaanya

       هُوَ ٱلأَوَّلُ وَٱلآخِرُ وَٱلظَّاهِرُ وَٱلْبَاطِنُ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ

Alloh berfirman “ Dialah Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Lahir dan Yang Batin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu” (Al Hadiid:3)

         dan mustahil adanya alloh itu : HUDUST (baru) atau didahului oleh sesuatu yang lain
            والدليل العقلي على ذلك انه لو لم يكن قديما لكان حادثا و لو كان حادثا لافتقر الى محدث و يفتقر محدثه الى محدث ايضا و لوكان كذلك للزم الدور أو التسلسل و كل واحد منهما مستحيل فالله سبحانه و تعالى قديم لا أول لوجوده و يستحيل عليه الحدوث


Adanya Alloh berbeda dengan adanya alam semesta beserta isinya.
Perbedaan tersebut terdapat pada kejadian dan prosesnya. Kita ambil contoh: Adanya manusia di dahului oleh proses perkawinan.


Terjadinya hujan karena didahului dengan proses penguapan air laut. Dan adanya seluruh alam semesta didalului oleh preses terjadinya alam tersebut.


Namun adanya Alloh berbeda dengan alam semesta ini, tidak didahului oleh sebab-sebab tertentu, karena Alloh dzat yang paling awal. Alloh adalah pencipta alam semesta, mustahil alam semesta lebih dulu ada dari Alloh dan itu semuanya menjadi petunjuk bagi kita semua bahwa  Alloh adalah Pencipta segala sesuatu yang ada di dunia dan akhirat beserta apa yang ada di keduanya.

 Alloh yang menciptakan langit, bumi, serta seluruh isinya termasuk tumbuhan, binatang, dan juga manusia. Alloh adalah awal. Dia sudah berada sebelum langit, bumi, tumbuhan, binatang, dan manusia lainnya ada. Tidak mungkin Alloh itu baru ada atau lahir setelah makhluk lainnya ada..

      2- Baqa’ : tetap (kekal) 

 Alloh adalah Dzat yang Maha Mengatur alam semesta. Dia selalu ada selama-lamanya dan tidak akan binasa untuk mengatur ciptaan-Nya itu. Hanya kepada-Nya seluruh kehidupan ini akan kembali. Firman Alloh:

كُلُّ شَيْءٍ هَالِكٌ إِلاَّ وَجْهَهُ لَهُ الْحُكْمُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ

”Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Alloh. Bagi-Nya lah segala penentuan, dan hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan.” (al-Qashash: 88).

 dan mustahil adanya alloh itu FANA' (rusak / sirna / tidak kekal) 

 و الديل العقلي على ذلك انه لو لم يكن باقيا لجاز عليه العدم و لو جاز عليه العدم لكان حادثا و كونه حادثا محال لأنه قديم و ما ثبت قدمه استحال عدمه فيستحيل عليه ضده و هو الفناء

Semua makhluk yang ada di alam semesta ini, baik itu manusia, binatang, tumbuhan, matahari, bulan, bintang, dll, suatu saat akan mengalami kerusakan dan kehancuran. Manusia, betapapun gagahnya, suatu saat pasti mati dan binasa kembali pada alam semesta seluruh jasadnya ,
Setiap orang pasti akan mati dan hancur dimakan tanah.


Hukum kehancuran berlaku hanya bagi manusia, benda dan meteri. Sedangkan Alloh bukan manusia, benda atau materi. Dia adalah Dzat yang tidak terkena hukum kehancuran atau kerusakan. Dia kekal abadi untuk selama lamanya, tidak bisa wafat atau dibunuh. Jika ada Alloh yang bisa wafat atau dibunuh, maka itu bukan Alloh tapi manusia biasa.

 adapun sifat Baqa’ (kekal) adalah sifat Salbiyah artinya sifat yang mencabut atau menolak adanya kebinasaan wujud Alloh. Dalam arti lain bahwa keberadaan Alloh itu kekal adanya.

       3- Mukholafah Lilhawaditsi : Tidak sama dengan yang baru

Dalam arti lain bahwa Alloh tidak sama dengan yang baru atau berbeda dengan makhluk ciptaa-Nya. Perbedaan Alloh dengan makhluk-Nya mencakup segala hal, baik dalam dzat, sifat, dan perbuatannya. Alloh berfirman:

لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

”Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS. As-Syura : 11) 

 و الديل العقلي على ذلك انه لو لم يكن مخالفا للحوادث لكان مماثلها و لوكان مماثلها لكان حادثا مثلها و هو محال فيستحيل عليه ضدها و هو المماثلة لشيئ من الحوادث

Seumpanya terlintas dalam pikiran seseorang bahwa Alloh itu seperti yang ia hayalkan atau bayangkan, maka Maha Suci Alloh, Dia tidak seperti apa yang dihayalkan atau di pikirkannya. Makanya jangan sekali kali memikirkan atau menghayalkan atau membahas dzat Alloh karena manusia tidak akan mampu untuk melakukannya.

Adapun kebalikan dari Al-Mukhalafah Lil Hawaditsi adalah Mumatsalah lil Hawaditsi, yakni mustahil Alloh sama dengan yang baru atau sama dengan makhluk-Nya. Tentu ini adalah hal yang mustahil.



 dan mustahil adanya alloh itu :  Mumatsilah Lilhawaditsi : Sama dengan yang baru / seperti dalam pemikiran yang terbatas aqalnya mahluk.

4-Al-Qiyam Binnafsihi :

sifat yang mencabut atau menolak adanya Alloh berdiri dengan yang lain. Dalam arti lain bahwa Alloh tidak butuh dengan sesuatu dzat yang membantu-Nya untuk berdiri.


Berdirinya Alloh tidak membutuhkan makhluk-Nya, tidak membutuhkan tempat, tidak membutuhkan ruang dan tidak membutuhkan segala dzat, sifat, dan perbuatan makhluk-Nya. Berbeda dengan makhluk yang selamanya membutuhkan bantuan dari luar / selain alloh , Alloh berfirman:

إِنَّ اللهَ لَغَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِينَ

”Sesungguhnya Alloh SWT benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.” (al-Ankabut : 6) 

dan ini yang menunjukkan


و الدليل العقلي على ذلك انه لو لم يكن قائما بنفسه لكان محتاجا الى غيره و لو احتاج الى غيره لكان حادثا و هو محال
   فيستحيل في حقه ضده و هو الاحتياج الى غيره .

Di dunia ini semua orang saling membutuhkan. Butuh bantunan, butuh dokter, butuh teman, butuh istri, butuh anak, butuh ini butuh itu dan masih banyak lagi kebutuhan. Dari mulai manusia lahir sampai wafat tidak bisa lepas dari bantuan dan kebutuhan.


Saat bayi, ia butuh susu ibunya, menjelang pertumbuhan ia butuh asuhan, butuh pendidikan. Setelah menanjak dewasa ia butuh istri, butuh anak. Dan seterusnya dan seterusnya Sebaliknya Alloh berdiri sendiri.


Dia tidak butuh pada ciptaan-Nya, tidak butuh bantuannya, tidak butuh teman, tidak butuh istri, tidak butuh anak. Dia berdiri sendiri tidak beranak dan tidak diperanakan, tidak butuh makan, tidak butuh minum, tidak butuh tidur, tidak butuh istirahat, tidak butuh pujian dari makhluk-Nya 
dan alloh mustahil menempati sifat  Ihtiyaj Ila Mahal Wa Mukhashshash yang artinya 
Alloh Taala itu berdiri sendiri.


Mustahil tidak berdiri dengan dirinya sendiri atau berdiri pada lainnya dan berdirinya tidak memerlukan tempat tertentu.

5-  Wahdaniyah: Esa

  sifat yang mencabut atau menolak keberadaan Alloh lebih dari satu. Dalam arti lain bahwa Alloh itu satu atau ESA tidak ada Tuhan selain-NYA ( LAMAUJUUDA BIL-HAQ ILLALLOH ). Dia ESA atau satu dalam Dzat, Sifat dan perbuatan-NYA .

Alloh itu Esa dalam dzat-Nya. Artinya, bahwa dzat Alloh satu, tidak tersusun dari unsur unsur atau anggota badan dan tidak ada satupun dzat yang menyamai dzat Alloh.


Alloh itu satu dalam sifat-Nya artinya bahwa sifat Alloh tidak terdiri dari dua sifat yang sama, dan tidak ada sesuatupun yang menyamai sifat Alloh. Alloh itu satu dalam fi’il atau perbuatan artinya bahwa hanya Alloh yang memiliki perbuatan
 Firman Allah:

لَوْ كَانَ فِيهِمَا ءَالِهَةٌ إِلاَّ اللهُ لَفَسَدَتَا فَسُبْحَانَ اللهِ رَبِّ الْعَرْشِ عَمَّا يَصِفُونَ

“Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Alloh, tentulah keduanya itu Telah rusak binasa. Maka Maha Suci Alloh yang mempunyai ’Arsy daripada apa yang mereka sifatkan.” (al-Anbiya’: 22) dan di jelaskan dalam surat al-ikhlas


..
dan mustahil alloh itu menempati sifat  Ta’addud : Allah itu Maha Esa Dzat-Nya, Esa sifat-Nya dan esa juga perangai-Nya. Mustahil ia mempunyai Dzat, sifat dan perangai yang berbilang-bilang (tersusun dari jus / jisim) 

 و الدليل العقلي على ذلك انه لو لم يكن واحدا لكان متعددا و لو كان متعددا لأمكن التمانع و هو يستلزم المحال لانه لو فُرِضَ وجود إلهين صانعين للعالم فلا بد إما أن يتفقا أو يختلفا فإن اتفقا لزم عجز كل واحد منهما و إن اختلفا لزم اجتماع الضدين و هو محال أو عجز أحدهما فالقادر هو الإله و العاجز باطل ، فثبت أنه سبحانه و تعالى واحد لا شريك له و يستحيل عليه التعدد 

Keesaan Alloh itu mutlak. Artinya keesaan Alloh meliputi dzat, sifat, maupun perbuatan-Nya. Meyakini keesaan Alloh merupakan mabda’ atau prinsip, sehingga seseorang dianggap muslim atau tidak, tergantung pada pengakuan tentang keESAan Alloh.


Makanya untuk pertama seseorang menjadi muslim, ia harus bersaksi terhadap keesaan Alloh, yaitu dengan membaca syahadat yang berbunyi ”Aku bersaksi tiada Tuhan selain Alloh”.

Meyakini keesaan Alloh juga merupakan inti ajaran para nabi, sejak nabi Adam as hingga nabi Muhammad  saw.


Jika keyakinan ini sudah diterapkan dari dahulu maka mustahil Alloh itu lebih dari satu. Mustahil Alloh itu banyak (Ta’addud) seperti dua, tiga, empat dan seterusnya ....


bersambung ke edisi berikutnya  ... semoga bisa bermanfaat .....

Selasa, 15 Mei 2012

SADARKAH DIRI INI ADALAH TAJALLIYAHNYA WUJUD AL-ILAAH


Kalau bukan karena cinta, masakan dunia wujud dari tiada. Kalau bukan karena rindu, masakan manusia menyahut seruan. Manusia dan kehidupan, punya makna dan penghayatan. Itulah antara hakikat yang tidak dapat dinafikan.

Alloh SWT menciptakan seluruh alam ini, karena kasih-Nya kepada makhluk-makhluk-NYA. Alloh SWT memberi kemudahan kepada manusia dalam lapangan kehidupan, agar kehambaan mereka mudah terlaksana. Penghulu makhluk yang paling dicintai-Nya adalah Rosululloh SAW, penghulu para perindu, Nilai cinta Aloh, ada dalam diri setiap zarrah.


Namun bagi yang terus lalai, dirinya sendiri itulah yang tiada nilai. Bagi yang terus mendustai kebenaran, dirinya sendiri itulah yang menuju kemusnahan. Alloh SWT menganugerahkan kepada manusia akal dan pikiran, supaya berpikir dalam mencari kebenaran. Kebenaran itu lebih dekat dengan dirinya dari pada dirinya sendiri.... 


Kebenaran abadi adalah dibalik setiap gerak diam setiap kewujudan yang ada (mahluk), ada yang Maha Pentadbir yang menggerakkan dan mentadbir (mengatur) setiap urusan. Seseorang yang dahaga, lalu meminum air dari telaga, tanpa menyaksikan disebaliknya ada yang Maha Pencipta, niscaya dia akan terus terlengah dengan keakuan dirinya.


Tetapi bagi mereka yang menyaksikan diri senantiasa dengan Alloh SWT dalam setiap gerak dan tindakan, pasti mengerti akan hakikat kewujudan. Apabila dia dahaga, dia tahu bukan dialah yang akan menghilangkan dahaga tersebut, dia juga tahu bukan airlah yang menghilangkan dahaga. Tetapi Alloh lah yang terus menerus memberi nikmat dan bantuan kepadanya, bahkan kepada setiap insan untuk terus hidup.


Dia faham kalau bukan Alloh SWT yang menciptakan air, maka dia juga tidak dapat minum untuk menghilangkan dahaga. Kalaulah disana ada air, tetapi Alloh SWT tidak memberi keupayaan dalam dirinya untuk bergerak, seperti lumpuh dan sebagainya, maka dia juga tidak dapat mengambil manfaat dari air tersebut karena tidak mampu bergerak untuk mengambil air. Kalaulah ada air dan kekuatan, tetapi air tersebut diciptakan oleh Alloh sebagai air yang tidak menghilangkan dahaga seperti air laut, maka niscaya dia juga tidak dapat menghilangkan dahaga, walaupun ada kekuatan dan ada air.


Maka hakikat ini akan membawa seseorang kepada menghayati disana adanya Alloh…Alloh…Alloh…di sebalik setiap wujud yang ada di dunia dan akhirat . Hidup ini berkaitan dengan mencari arti, hidup ini berkaitan dengan memberi bakti. Itulah risalah ketuhanan dalam makna kehambaan dan kholifah.


Dengan kehambaan, seseorang perlu terus mencari arti hubungan dengan Tuhannya, lalu menunaikan makna kehambaannya kepada Tuhannya, sehingga mencapai keridhoan dari alloh. Dengan peranan sebagai kholifah, seseorang perlu berinteraksi dengan alam sekeliling secara adil, dalam rangka untuk menunaikan tugas kehambaannya kepada al-haq.


Dia perlu menjaga keseimbangan alam ini, memakmurkan alam ini dan menjadikan alam ini sebagai tempat untuk menunaikan kehambaan UBUDIYAH) makhluk kepada Alloh sang Maha Pencipta. 


Dalam diri manusia yang berperanan itu juga, ada peranan cinta Alloh SWT dalam menterjemahkan hakikat ketuhanan-Nya melalui kelembutan-Nya yang abadi. Dalam setiap ketentuan-Nya, melalui pandangan kebersamaan Alloh, seseorang dapat melihat akan kelembutan-Nya (Lathif).


Dalam pentadbiran (pengaturan) kewujudan makhluk-Nya, melalui hati yang dipenuhi Cahaya Ihsan, seseorang akan menghayati kebijaksanaan-Nya (Hikmah). Alloh SWT itu lebih dekat kepada makhluk-Nya berbanding makhluk-Nya kepada diri mereka sendiri, karena tanpa-Nya tiadalah makhluk itu sendiri.


Keakuan makhluk hanya terlahir dipandangan semu makhluk tersebut, tatkala hijab melingkari hati dari menyaksikan keagungan Alloh SWT dan ketuhanan-Nya di sebalik yang wujud. Bukalah mata dan saksikanlah cinta….


Islam mengajarkan arti kehambaan, namun hakikat kehambaan itulah hakikat diri kita sejak diciptakan sampai nanti saat kembali. Dengan mengamalkan Islam, berarti kita menterjemahkan arti kehambaan kita. Dengan mengukuhkan keimanan jika IMAN itu KAFFAH maka yaqin bimbingan alloh akan selalu menyertaiNYA , berarti kita menterjemahkan nilai-nilai kehambaan kita. Dengan anugerah Ihsan, berarti kehambaan kita diterima-Nya…


Alloh…..Alloh…..Alloh…..


Manusia makin menuju mati, baik merindui-Nya atau mengkhianati-Nya. Kepada yang terus lalai dari mempersiapkan diri untuk menemui-Nya, maka antara dia menipu dirinya sendiri atau dirinya tertipu dengan dirinya sendiri. Kedua-duanya adalah kecelakaan dalam kecelakaan.


Dunia ini, makin banyak yang dihimpun, makin banyak yang ditinggalkan. Dunia ini, makin tamak manusia mengejarnya, makin terbeban untuk meninggalkannya. Dunia ini, nilainya pada kehambaan, dunia ini artinya pada kemerdekaan jiwa dalam menunaikan ketaatan kepada Alloh SWT yang Maha Mencipta.


Jalan ini, jalan cinta…jalan cinta menyaksikan yang dicinta tanpa pencinta.
Nilainya pada kebersamaan, keagungannya pada keridhoan.


Seseorang itu sempurna bukan karena banyaknya amalan, tapi sempurna di sisi-Nya karena Dia meridhoinya. Jalan keridhoaan Alloh  bukan bergantung kepada amallahir / bathin  , tetapi sejauh mana seseorang menghayati dalam keIMANAN  bahwa setiap amalan yang dikerjakannya adalah dari  Alloh untuk alloh .
Amal dengan keakuan, itulah pengkhianatan. Syukur melalui amalan itulah kehambaan.


Alloh…..Alloh…..Alloh…..

 INGATLAH ROSULULLOH MENGAJARKAN BAHWASANYA JIKA BERAMAL ITU HARUS LILLAH ,,,, 

COBA KITA MUHASABAH DIRI KITA DARI AWAL 

 IMAN

ILMU

HIDUP

AMAL

GERAK

JASAD

JIWA

RUH

KEAGUNGAN

GERAK FIKIR

KENYATAAN KITA INI BERASAL DARI ALLOH 

MAKA SEBENARNYA YANG BERAMAL ITU ALLOH SENDIRI 

BUKAN SI FAQIR / SI B / SI C ,,, JADI MASIH PANTASKAH KITA MENGHARAP SURGA 

DAN  TAKUT AKAN  NERAKA ... ITU LAH KELALAIAN KITA BERMUHASABAH (INTROPEKSI DIRI )

TERIMA KASIH JUNJUNGAN-ku PENGHULU ALAM MUHAMMAD ROSULUL MALAKHIM

SHOLLALLOHU'ALAIHI WASALLAM ................ 

BY : ALKISANNABILA ISYQ 


PENGERTIAN WUJUD HAQ SECARA AQAL



Adapun mengenal Sifat wajibNYA bagi Alloh di dalam mengenali dzat al-haq  adapun pembagian dari sifat wujud bagi alloh swt dapat kita pahami dengan penjelasan ini
Adapun Wujud itu di bagi menjadi tiga bagian:

1- Wujud Haqiqi(wujud murni) :


dzat Alloh Ta’ala maka wujud-NYA itu tidak permulaan dan tidak ada akhiran Maka wujud Alloh  itu bersifat Qadim dan Baqa’ inilah wujud sebenarnya (WAJIBUL WUJUD)

2- Wujud Majazi (pinjaman) :


dzat semua makhluk Alloh swt Maka wujud mahluk itu ada permulaan dan ada akhiran (fana’)  tidak  bersifat Qadim dan Baqa’, sebab wujudnya itu dinamakan wujud Majazi / idlofi (wujud yang disandarkan) pada Alloh karena itu dinamakan MUTAJALLIYAH (di perlihatkan) karena Alloh itu berkehendak memperlihatkan DIRINYA (TAJALLI) pada MAHLUK-NYA
Wujudnya mahluk  itu semua bersandar pada  sifat ma’aniNYA Alloh swt .

3. Wujud ‘Ardy  (wujud yang bersandar namun bersifat kekal namun tidak abadi) :


dzat ‘Arodul wujud maka wujudnya itu ada permulaan dan tidak  ada akhir namun tidak BAQO’ULBAQO’  seperti  RUH, syurga, neraka, Arasy, Kursi dan wujud yang menjadi tanda-tanda kekekalan Alloh swt.

Adapun perkara  yang Wujud selain Allah Ta’ala dua bagian :

1. Wujud dalam ‘alam syahadah (penyaksian) :


yaitu Wujud  yang di dapat dilihat & dirasakan dengan panca indera yang lima (mata,hidung,telinga,mulut,ujung jari /pengrasa)
seperti langit, bumi, kayu, manusia, binatang dan lain-lain.

2. Wujud di dalam ‘alam ghaib (tanpa jasad) :
Wujud  yang tidak didapat dengan panca indera yang lima tetapi di dapat dengan nur iman dan Kasyaf kepada siapa-siapa yang dikurniakan Allah Ta¶ala seperti Malaikat,Jin, Syaitan, Nur dan lain-lain...

Adapun pembagian segala yang Wujud itu lima pembagian:

Wujud  dzihni : Wujud yang ada / bisa di terima  pada ‘aqal / Wujud yang dapat Di BUKTIKAN KEPASTIAN ADANYA WAJIBUL-WUJUDBAGI ZAT-NYA wujud yang tidak mungkin tidak ada & bisa di kaji serta selalu di terima Berdasarkan pengakuan Akal, segala yang dapat dipikirkan (ma’qul) mengenai perwujudan dzatNYA, terbagi kepada tiga macam sifat perwujudan.

1-      Adanya WUJUDNYA di dalam pengertian  Aqal (dzihin), Wajib / harus atau pasti (Wajibul-wujud pada dzatnya / wajib wujud bagi dzatnya)

لذاته   الوجود  وجب

2. Adanya WujudNYA di Alam luar Dzihin, mungkin saja (Mumkinul-Wujud-Lidzaatihi) / mungkin Ada bagi dzatNYA  

ممكن الوجود لذاته


3. Adanya ia di dallam & di luar Dzihin,  Tercegah / terpisah(Mumtani’ul-wujud-lidzatihi) / tercegah ADANYA bagi dzat-NYA.
ممتنع الوجود لذاته


Pengertian –pengertian  penting yang perlu disadari sebagi MU’MIN adalah :

1. Kata “ ADA /ALLOH ” dan “TIDAK ADA / MAHLUK ” Kata Ini sudah memuat pengertian / pemahaman (mafhum) yang jelas dan terang bagi setiap manusia sebenarnya yang menempati kedua kata itu, karena sejak kelahirannya, manusia telah bersama Alloh  dengan mafhum keduanya, tampa melalui proses  belajarpun sang bayi sudah mengerti makna “ADA”dan makna “tidak ADA” satu bukti - Bayi dapat Memahami air-susu ibu “ADA” atau “Tidak ADAnya Asi” di mulutnya , dengan bereaksi menangis ketika tidak ADA / tidak  di dapatinya air susu, dan ia diam ketika mendapatinya “ADA”  masihkah kita tidak menyadari  keADAan alloh dan sangat mustahil Alam (mahluk) menutupi keADAan ALLOH swt .

2. Makna kata “ADA” dan “TIDAK ADA” dua kata yang saling memberi definisi Serta pemahaman yang sederhana namun tidak terbatas oleh ruang lingkup dalam aqal kita semua, kita dapat memahami makna “ADA” karena kita memahami makna “TIDAK ADA” KITA memahami makna baik setelah memahami makna TIDAK baik  demikian sebaliknya ,,,


Ada tiga istilah penting yang di gunakan dalam rangka menerangkan macam-macam perkara ILAHIYAH untuk kita fahami (mafhum) “KeberADAan” yaitu :  “Al-Wajibu –Al-wujud ” yakni  AL-ILAH /AHADIYAH (wujud tunggal )    “ Yang Pasti ADA” dalam istilah haqiqat di sebut WUJUDUN MAHDUN (                Wujud yang Murni) yang kedua  “Al-Mumkinu Al-Wujud / NUR WILAYAH / NUR MUHAMMAD ” yakni yang menjadi sebab / asal muasal perwujudan alam semesta  dengan kata lain wujud yang mungkin ADA dan sekaligus mungkin TIDAK ADA  (cermin) / dalam isyarat lain di sebut  WAHDAH –AL-WUJUD (kesatuan wujud) dan yang ketiga di sebut “Al-Mumtani’u al-wujud / ADAMU_AL-MUMKINAT / bayang-bayang ”  yakni  bisa di katakan wujud yang pasti Tidak ADA , atau bisa di sebut (RUH IDLOFI / WAHIDIYAH /wujud yang terperinci dan tersusun / jisim) .


kenapa  di namakan demikian karena jika kita mau mengkaji secara nalar dan logika proses keADAan manusia itu melalui ketidak adaan & kembali pada ketidak adaan lagi dan apapun yang di lakukan MAHLUK selalu bersandar pada KUASA  & KEHENDAK ALLOH (TAQDIR-IRODAH) wujud yang gak bisa berdiri sendiri adanyapun di adakan melalui proses IBU & BAPAK (adam –hawa) ... kalo di perinci secara mendetail sebenarnya NAMA yang kita sandang itu tidak mencerminkan wujud diri kita namun kembali kepada kenyataan wujud AL-ILAAH SENDIRI

Sedang pengertian WUJUD di luar aqal:
1. wujud  Kharijiyah yaitu wujud yang di temukan karena ada kenyataan bekas (atsar)

2. wujud  Khayal yaitu yang lahir dari angan-angan diri seperti bayang-bayang yang timbul di dalam air atau yang di dalam mimpi

3. wujud pada Dalil (petunjuk ) yaitu perkara yang adanya menjadikan simbol sebagai dalil (petunjuk) seperti adanya asap tanda ada api

4. wujud pada Ma’rifat yaitu perkara yang ADAnya melalui proses dan di awali dengan pengenalan yang putus tidak dapat di selingi lagi karena menimbulkan kecintaan yang mendalam  pada qolb (ASYQ) seperti  Ma’rifat kepada Allah Ta’ala

Minggu, 13 Mei 2012

MENJAWAB FITNAH FFI

Menjawab Fitnah FFI "kenapa sampai ayat al-quran di NASAKH ?"
Klaim: kalian menyatakan bahwa Al-Quran diturunkan dari sisi Allah, tetapi kalian mengatakan bahwa sebagian ayatnya ada yang di nasakh (di hapus) dan datang ayat-ayat lain sebagai penggantinya. Sesungguhnya hal itu al-badaa'. Maksudnya, hukum turun tapi setelah penerapannya terbukti tidak cocok dan tidak pas dalam menghadapi realita, maka diubah dengan hukum yang lain. Hal ini mustahil bagi Allah dan kenapa syariat kalian tidak di nasakh seperti syariat-syariat lainnya sebagaimana yang kalian katakan?
Jawaban: Sesungguhnya al-badaa' mustahil bagi Allah. Al-badaa' termasuk aqidah yang sesat. Karena Allah Maha Mengetahui segala sesuatu yang telah, sedang atau akan terjadi.

Nasakh adalah pengantian ayat atau hukum dengan yang lainnya. Nasakh tidak hanya dalam Al-Qur'an, tetapi dalam Taurat dan Injilpun pernah di nasakh dg hukum yang lain. Selanjutnya akan di bahas setelah menjawab syubhat ini.

Tidak ada nasakh dalam akidah. Rasulullah bersabda,"Sebaik-baik apa yang aku katakan dan yang dikatakan oleh para Nabi sebelum aku adalah tidak ada Tuhan melainkan Allah, hanya Dia, tidak ada sekutu bagi-Nya, hanya milik-Nya kerajaan dan hanya milik-Nya, dan Dia diatas segala sesuatu Mahakuasa." (Kitab Shahih Al-Jami':3274 Ini tidak mungkin di nasakh. Begitu juga berita-berita tentang hari Kiamat, kebangkitan dari kubur, surga, neraka, kisah para Nabi dan lain-lain'

An-Naskh artinya al-izaalah (menghilangkan). Ini adalah perkara yang harus namun sesuai fasenya. Setiap zaman mempunyai hukum yang sesuai dengan zaman tersebut. Kemudian datang zaman berikutnya, maka zaman tsb membutuhkan hukum-hukum yang lain. Allah menasakh syariat Nabi Ibrahim dengan syariat Nabi Musa, menasakhkan sebagian syariat Nabi Musa dengan syariat nabi Isa dan menasakh syariat Nabi Isa dengan Nabi Muhammad.

Nasakh hanya ada pada taklif (pembebanan):lakukan dan jangan lakukan, beberapa diharamkan dan yang lain dihalalkan, beberapa hal ditambah dan yang lain dikurangi. Allah berfirman," Ayat mana saja yang Kami nasakhkan, atau kami jadikan manusia lupa kepadanya, Kami datangkan yang lebih baik daripadanya atau yang sebanding dengannya."(Al-Baqarah(2):106)

Manusia telah dikuasai oleh adat, tradisi dan lingkungan, sementara masyarakat musyrik sudah menderita penyakit. Untuk mengubah adat-adat itu dan penyakit itu, harus perlahan atau berangsur-angsur dalam penetapan syariat. Seperti orang yang mengkonsumsi obat dalam beberapa dosis. Seandainya dia mengkonsumsinya sekaligus, pasti dia akan meninggal dunia.

Begitu juga ayat-ayat sabar terhadap gangguan orang-orang kafir di awal kebangkitan, dimana umlah orang-orang yang beriman sangat sedikit dan lemah, tidak mampu untuk berperang. Sedangkan setelah mereka menjadi kuat dan memiliki maka Allah mengizinkan perang untuk mereka. Allah berfirman,"telah diizinkan berperang bagi orang-orang yg diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu."(Al-Hajj(22):39) Seandainya ayat-ayat memaafkan orang-orang musyrik tidak dihapus, niscaya Islam akan ditekan terus menerus dan kedaulatan Islam akan hancur sebelum berjayanya. Oleh karena itu, kebenaran harus memiliki kekuatan untuk melindunginya. Allah berfirman,"Dan sekiranya Allah tidak menolak (keganasan)sebagian manusia dengan manusia yang lain, tentulah telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadat orang Yahudi dan masjid-masjid, yang didalamnya banyak disebut nama Allah."(Al-Hajj(22):40)

Diantara ayat-ayat yang hanya hukumnya yang dihapus sementara bacaannya (ayatnya) masih ada adalah firman Allah,"Dan terhadap dua orang yang melakukan perbuatan keji diantara kamu, maka berilah hukuman kepada keduanya."(An-nisa(4):16)
Sebaliknya ada ayat-ayat yg bacaannya (ayatnya)yang dihapus, sedangkan hukumnya masih ada. Maksudnya, apabila orang yg pernah beristri atau bersuami melakukan zina, maka mereka harus di rajam.

Ayat yang di nasakh bacaannya dan hukumnya masih ada adalah ayat yg dilupakan yang tersebut dalam firman Allah,"Atau kami jadikan (manusia) lupa kepadanya." (Al-Baqarah(2):106) Tidak semua apa yg dinasakh itu diketahui hikmah dan rahasianya, tapi umat islam percaya jika Allah memiliki hikmah dan rahasia yg sempurna padanya dan pada yang lainnya.

Mungkin ada yang berkata,"'Yang lebih baik daripadanya bisa saja diterima, tapi apa gunanya:'Yang sebanding dengannya?" Sesungguhnya ini seperti ayat perubahan kiblat dari Baitul Maqdis ke Ka'bah. Allah,"Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya.(Al-Baqarah(2):144) Yang dimaksud bukan menghadp ke kanan atau kekiri, firman Allah,"Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka kemanapun kamu menghadap di situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui.(Al-Baqarah (2):115 Akan tetapi yang dimaksud adalah menjunjung perintah Allah. Sama dengan sujudnya para malaikat kepada Nabi Adam, hal itu bukan berarti pengagungan kepada Nabi Adam, akan tetapi pengagungan dan menjunjung tinggi perintah Tuhan yang memerintahkan, yaitu Allah.

Perubahan kiblat adalah ujian keimanan. Allah berfirman,"Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Dan Kami tidak menetapkan kiblat yang menjadi kiblatmu (sekarang) melainkan agar Kami mengetahui (supaya nyata) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot. Dan sungguh (pemindahan kiblat) itu terasa amat berat, kecuali bagi orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah; dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia.(Al-Baqarah(2):143)

Sedangkan pertanyaan, mengapa syariat umat Islam tidak dinasakhkan? Jawabnya karena dalam ilmu Allah, Syariat terakhir ini cocok bagi seluruh generasi selanjutnya samai hari kiamat dan tidak akan ada keadaan yang mengharuskan adanya syariat lain.

Mungkin ada yg berkata,"berbagai keadaan selain yang ada pada Rasulullah dialami manusia, maka jawabannya bahwa hukum-hukum pada keadan tersebut di kiyaskan dengan hukum-hukum yg lain yang serupa dengannya. Sebagai contoh:mengisap ganja, opium dan sejenisnya dihukumkan dengan hukum khmer, karena sama-sama menghilangkan atau merusak akal.

Adapun ayat-ayat Alkitab yg telah di nasakh:

Yehezkiel_4:
(12) Makanlah roti itu seperti roti jelai yang bundar dan engkau harus membakarnya di atas kotoran manusia yang sudah kering di hadapan mereka."
(13) Selanjutnya TUHAN berfirman: "Aku akan membuang orang Israel ke tengah-tengah bangsa-bangsa dan demikianlah mereka akan memakan rotinya najis di sana."
(14) Maka kujawab: "Aduh, Tuhan ALLAH, sesungguhnya, aku tak pernah dinajiskan dan dari masa mudaku sampai sekarang tak pernah kumakan bangkai atau sisa mangsa binatang buas; lagipula tak pernah masuk ke mulutku ini daging yang sudah basi."
(15) Lalu firman-Nya kepadaku: "Lihat, kalau begitu Aku mengizinkan engkau memakai kotoran lembu ganti kotoran manusia dan bakarlah rotimu di atasnya."

Pada ayat tadi terlihat bahwa pada awalnya Tuhan memerintahkan kepada Yehezkiel untuk membuat roti diatas kotoran manusia,, lalu karena Yehezkiel keberatan atas perintah itu maka ia di beri keringana, yaitu Tuhan hanya memerintahkan untuk membuat roti itu diatas kotoran lembu. (^ _ ^)

Lalu Tuhan juga memerintahkan kepada Eli (yang menurut mereka seorang nabi) untuk menghancurkan Raja Israel(Ahab) dan membiarkan darahnya untuk dijilati anjing. Maka ketika Ahab menyadari hal itu, maka Ahab memutuskan untuk bertobat, namun ketika tobatnya diterima, ia diampuni. Namun hukuman itu akan dijatuhkan kepada anak-anaknya. Tetapi, meskipun demikian, Ahab tetap dibunuh, dan darahnya dijilati oleh anjing, seakan-akan Tuhan menarik kembali keputusan tersebut. Berikut ini kisahnya:


1_Raja-raja_21:17-29
(17) Tetapi datanglah firman TUHAN kepada Elia, orang Tisbe itu, bunyinya:
(18) Bangunlah, pergilah menemui Ahab, raja Israel yang di Samaria. Ia telah pergi ke kebun anggur Nabot untuk mengambil kebun itu menjadi miliknya.
(19) Katakanlah kepadanya, demikian: Beginilah firman TUHAN: Engkau telah membunuh serta merampas juga! Katakan pula kepadanya: Beginilah firman TUHAN: Di tempat anjing telah menjilat darah Nabot, di situ jugalah anjing akan menjilat darahmu."
(20) Kata Ahab kepada Elia: "Sekarang engkau mendapat aku, hai musuhku?" Jawabnya: "Memang sekarang aku mendapat engkau, karena engkau sudah memperbudak diri dengan melakukan apa yang jahat di mata TUHAN.
(21) Sesungguhnya, Aku akan mendatangkan malapetaka kepadamu, Aku akan menyapu engkau dan melenyapkan setiap orang laki-laki dari keluarga Ahab, baik yang tinggi maupun yang rendah kedudukannya di Israel.
(22) Dan Aku akan memperlakukan keluargamu sama seperti keluarga Yerobeam bin Nebat dan seperti keluarga Baesa bin Ahia, oleh karena engkau menimbulkan sakit hati-Ku, dan oleh karena engkau mengakibatkan orang Israel berbuat dosa.
(23) Juga mengenai Izebel TUHAN telah berfirman: Anjing akan memakan Izebel di tembok luar Yizreel.
(24) Siapa dari keluarga Ahab yang mati di kota akan dimakan anjing dan yang mati di padang akan dimakan burung di udara."
(25) Sesungguhnya tidak pernah ada orang seperti Ahab yang memperbudak diri dengan melakukan apa yang jahat di mata TUHAN, karena ia telah dibujuk oleh Izebel, isterinya.
(26) Bahkan ia telah berlaku sangat keji dengan mengikuti berhala-berhala, tepat seperti yang dilakukan oleh orang Amori yang telah dihalau TUHAN dari depan orang Israel.
(27) Segera sesudah Ahab mendengar perkataan itu, ia mengoyakkan pakaiannya, mengenakan kain kabung pada tubuhnya dan berpuasa. Bahkan ia tidur dengan memakai kain kabung, dan berjalan dengan langkah lamban.
(28) Lalu datanglah firman TUHAN kepada Elia, orang Tisbe itu:
(29) Sudahkah kaulihat, bahwa Ahab merendahkan diri di hadapan-Ku? Oleh karena ia telah merendahkan diri di hadapan-Ku, maka Aku tidak akan mendatangkan malapetaka dalam zamannya; barulah dalam zaman anaknya Aku akan mendatangkan malapetaka atas keluarganya.
Adapun tentang pembunuhan Raja Israel (Ahab) disebutkan dalam pasal selanjutnya, berikut ini adalah keterangannya:
1_Raja-raja_24:34-40
(34) Tetapi seseorang menarik panahnya dan menembak dengan sembarangan saja dan mengenai raja Israel di antara sambungan baju zirahnya. Kemudian ia berkata kepada pengemudi keretanya: "Putar! Bawa aku keluar dari pertempuran, sebab aku sudah luka."
(35) Tetapi pertempuran itu bertambah seru pada hari itu, dan raja tetap ditopang berdiri di dalam kereta berhadapan dengan orang Aram itu, sampai ia mati pada waktu petang. Darahnya mengalir dari lukanya ke dalam palung kereta.
(36) Kira-kira pada waktu matahari terbenam terdengarlah teriakan di sepanjang barisan tentara itu: "Masing-masing ke kotanya, masing-masing ke negerinya!
(37) Raja sudah mati!" Maka pulanglah mereka ke Samaria, lalu mereka menguburkan raja di Samaria.
(38) Ketika kereta itu dicuci di tepi telaga Samaria, maka darah raja dijilat anjing, sedang perempuan-perempuan sundal mandi di tempat itu, sesuai dengan firman TUHAN yang telah diucapkan-Nya.
(39) Selebihnya dari riwayat Ahab dan segala yang dilakukannya serta istana gading dan segala kota yang didirikannya, bukankah semuanya itu tertulis dalam kitab sejarah raja-raja Israel?
(40) Demikianlah Ahab mendapat perhentian bersama-sama dengan nenek moyangnya. Maka Ahazia, anaknya, menjadi raja menggantikan dia.
Maksud dari kalimat: "Demikianlah Ahab mendapat perhentian bersma-sama dengan nenek moyangnya," adalah: Ahab dimakamkan bersama-sama dengan mereka.
Pada keterangan selanjutnya akan dijelaskan bagaimana Tuhan memerintahkan Malaikat, kemudian (menurut mereka) Tuhan menyesal dan memerintahkan malaikat untuk berhenti membinasakannya.
1_Tawarikh_21:
(15) Pula Allah mengutus malaikat ke Yerusalem untuk memusnahkannya, dan ketika hendak dimusnahkannya, maka TUHAN melihatnya, lalu menyesallah Ia karena malapetaka yang hendak didatangkan-Nya itu, lalu berfirmanlah Ia kepada malaikat pemusnah itu: "Cukup! Turunkanlah sekarang tanganmu itu!" Pada waktu itu malaikat TUHAN itu sedang berdiri dekat tempat pengirikan Ornan, orang Yebus.
Kitab Perjanjian Baru juga terdapat hukum Nasakh, yaitu ketika keterangan-keterangan didalamnya menghapus hukum yang terdapat pada Kitab Perjanjian Lama bahwa seorang laki-laki itu boleh menceraikan istrinya, dan setelah ditalaq diperbolehkan bagi istrinya itu untuk menikah lagi. Berikut ini dalilnya:
Ulangan_24:1-4
(1) Apabila seseorang mengambil seorang perempuan dan menjadi suaminya, dan jika kemudian ia tidak menyukai lagi perempuan itu, sebab didapatinya yang tidak senonoh padanya, lalu ia menulis surat cerai dan menyerahkannya ke tangan perempuan itu, sesudah itu menyuruh dia pergi dari rumahnya,
(2) dan jika perempuan itu keluar dari rumahnya dan pergi dari sana, lalu menjadi isteri orang lain,
(3) dan jika laki-laki yang kemudian ini tidak cinta lagi kepadanya, lalu menulis surat cerai dan menyerahkannya ke tangan perempuan itu serta menyuruh dia pergi dari rumahnya, atau jika laki-laki yang kemudian mengambil dia menjadi isterinya itu mati,
(4) maka suaminya yang pertama, yang telah menyuruh dia pergi itu, tidak boleh mengambil dia kembali menjadi isterinya, setelah perempuan itu dicemari; sebab hal itu adalah kekejian di hadapan TUHAN. Janganlah engkau mendatangkan dosa atas negeri yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu menjadi milik pusakamu.
Kemudian pada perjanjian Baru hukum talak diharamkan, kecuali jika terjadi perzinahan oleh salah satunya, lalu wanita yg ditalaq itu haram untuk dinikahi. dan jika nikah, maka kedua-duanya dianggap melakukan zinah.
Matius_5:31-32
31) Telah difirmankan juga: Siapa yang menceraikan isterinya harus memberi surat cerai kepadanya.
(32) Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang menceraikan isterinya kecuali karena zinah, ia menjadikan isterinya berzinah; dan siapa yang kawin dengan perempuan yang diceraikan, ia berbuat zinah.
Matius_19:7-9
(7) Kata mereka kepada-Nya: "Jika demikian, apakah sebabnya Musa memerintahkan untuk memberikan surat cerai jika orang menceraikan isterinya?"
(8) Kata Yesus kepada mereka: "Karena ketegaran hatimu Musa mengizinkan kamu menceraikan isterimu, tetapi sejak semula tidaklah demikian.
(9) Tetapi Aku berkata kepadamu: Barangsiapa menceraikan isterinya, kecuali karena zinah, lalu kawin dengan perempuan lain, ia berbuat zinah."
Dapat kita lihat sendiri bagaimana dalil yang terakhir disebutkan telah menetapkan hukum nasakh sebanyak dua kali, yang pertama pada syariat Nabi Musa dan yang kedua pada syariat Nabi Isa sendiri, karena hukum tersebut telah berlaku sebelum akhirnya dinasakh.
Pada Kitab Perjanjian Lama banyak sekali disebutkan hal-hal yang diharamkan dan dianggap sebagai najis, terutama pada Kitab Imamat. Salah satunya:
Imamat_11:1-46
(1) Lalu TUHAN berfirman kepada Musa dan Harun, kata-Nya kepada mereka:
(2) Katakanlah kepada orang Israel, begini: Inilah binatang-binatang yang boleh kamu makan dari segala binatang berkaki empat yang ada di atas bumi:
(3) setiap binatang yang berkuku belah, yaitu yang kukunya bersela panjang, dan yang memamah biak boleh kamu makan.
(4) Tetapi inilah yang tidak boleh kamu makan dari yang memamah biak atau dari yang berkuku belah: unta, karena memang memamah biak, tetapi tidak berkuku belah; haram itu bagimu.
(5) Juga pelanduk, karena memang memamah biak, tetapi tidak berkuku belah; haram itu bagimu.
(6) Juga kelinci, karena memang memamah biak, tetapi tidak berkuku belah, haram itu bagimu.
(7) Demikian juga babi hutan, karena memang berkuku belah, yaitu kukunya bersela panjang, tetapi tidak memamah biak; haram itu bagimu.
(8) Daging binatang-binatang itu janganlah kamu makan dan bangkainya janganlah kamu sentuh; haram semuanya itu bagimu.
(9) Inilah yang boleh kamu makan dari segala yang hidup di dalam air: segala yang bersirip dan bersisik di dalam air, di dalam lautan, dan di dalam sungai, itulah semuanya yang boleh kamu makan.
(10) Tetapi segala yang tidak bersirip atau bersisik di dalam lautan dan di dalam sungai, dari segala yang berkeriapan di dalam air dan dari segala makhluk hidup yang ada di dalam air, semuanya itu kejijikan bagimu.
(11) Sesungguhnya haruslah semuanya itu kejijikan bagimu; dagingnya janganlah kamu makan, dan bangkainya haruslah kamu jijikkan.
(12) Segala yang tidak bersirip dan tidak bersisik di dalam air, adalah kejijikan bagimu.
(13) Inilah yang harus kamu jijikkan dari burung-burung, janganlah dimakan, karena semuanya itu adalah kejijikan: burung rajawali, ering janggut dan elang laut;
(14) elang merah dan elang hitam menurut jenisnya;
(15) setiap burung gagak menurut jenisnya;
(16) burung unta, burung hantu, camar dan elang sikap menurut jenisnya;
(17) burung pungguk, burung dendang air dan burung hantu besar;
(18) burung hantu putih, burung undan, burung ering;
(19) burung ranggung, bangau menurut jenisnya, meragai dan kelelawar.
(20) Segala binatang yang merayap dan bersayap dan berjalan dengan keempat kakinya adalah kejijikan bagimu.
(21) Tetapi inilah yang boleh kamu makan dari segala binatang yang merayap dan bersayap dan yang berjalan dengan keempat kakinya, yaitu yang mempunyai paha di sebelah atas kakinya untuk melompat di atas tanah.
(22) Inilah yang boleh kamu makan dari antaranya: belalang-belalang menurut jenisnya, yaitu belalang-belalang gambar menurut jenisnya, belalang-belalang kunyit menurut jenisnya, dan belalang-belalang padi menurut jenisnya.
(23) Selainnya segala binatang yang merayap dan bersayap dan yang berkaki empat adalah kejijikan bagimu.
(24) Semua yang berikut akan menajiskan kamu--setiap orang yang kena kepada bangkainya, menjadi najis sampai matahari terbenam,
(25) dan setiap orang yang ada membawa dari bangkainya haruslah mencuci pakaiannya, dan ia menjadi najis sampai matahari terbenam--,
(26) yakni segala binatang yang berkuku belah, tetapi tidak bersela panjang, dan yang tidak memamah biak; haram semuanya itu bagimu dan setiap orang yang kena kepadanya, menjadi najis.
(27) Demikian juga segala yang berjalan dengan telapak kakinya di antara segala binatang yang berjalan dengan keempat kakinya, semuanya itu haram bagimu; setiap orang yang kena kepada bangkainya, menjadi najis sampai matahari terbenam.
(28) Dan siapa yang membawa bangkainya, haruslah mencuci pakaiannya dan ia menjadi najis sampai matahari terbenam. Haram semuanya itu bagimu.
(29) Inilah yang haram bagimu di antara segala binatang yang merayap dan berkeriapan di atas bumi: tikus buta, tikus, dan katak menurut jenisnya
(30) dan landak, biawak, dan bengkarung, siput dan bunglon.
(31) Itulah semuanya yang haram bagimu di antara segala binatang yang mengeriap. Setiap orang yang kena kepada binatang-binatang itu sesudah binatang-binatang itu mati, menjadi najis sampai matahari terbenam.
(32) Dan segala sesuatu menjadi najis, kalau seekor yang mati dari binatang-binatang itu jatuh ke atasnya: perkakas kayu apa saja atau pakaian atau kulit atau karung, setiap barang yang dipergunakan untuk sesuatu apapun, haruslah dimasukkan ke dalam air dan menjadi najis sampai matahari terbenam, kemudian menjadi tahir pula.
(33) Kalau seekor dari binatang-binatang itu jatuh ke dalam sesuatu belanga tanah, maka segala yang ada di dalamnya menjadi najis dan belanga itu harus kamu pecahkan.
(34) Dalam hal itu segala makanan yang boleh dimakan, kalau kena air dari belanga itu, menjadi najis, dan segala minuman yang boleh diminum dalam belanga seperti itu, menjadi najis.
(35) Kalau bangkai seekor dari binatang-binatang itu jatuh ke atas sesuatu benda, itu menjadi najis; pembakaran roti dan anglo haruslah diremukkan, karena semuanya itu najis dan haruslah najis juga bagimu;
(36) tetapi mata air atau sumur yang memuat air, tetap tahir, sedangkan siapa yang kena kepada bangkai binatang-binatang itu menjadi najis.
(37) Apabila bangkai seekor dari binatang-binatang itu jatuh ke atas benih apapun yang akan ditaburkan, maka benih itu tetap tahir.
(38) Tetapi apabila benih itu telah dibubuhi air, lalu ke atasnya jatuh bangkai seekor dari binatang-binatang itu, maka najislah benih itu bagimu.
(39) Apabila mati salah seekor binatang yang menjadi makanan bagimu, maka siapa yang kena kepada bangkainya menjadi najis sampai matahari terbenam.
(40) Dan siapa yang makan dari bangkainya itu, haruslah mencuci pakaiannya, dan ia menjadi najis sampai matahari terbenam; demikian juga siapa yang membawa bangkainya haruslah mencuci pakaiannya, dan ia menjadi najis sampai matahari terbenam.
(41) Segala binatang yang merayap dan berkeriapan di atas bumi, adalah kejijikan, janganlah dimakan.
(42) Segala yang merayap dengan perutnya dan segala yang berjalan dengan keempat kakinya, atau segala yang berkaki banyak, semua yang termasuk binatang yang merayap dan berkeriapan di atas bumi, janganlah kamu makan, karena semuanya itu adalah kejijikan.
(43) Janganlah kamu membuat dirimu jijik oleh setiap binatang yang merayap dan berkeriapan dan janganlah kamu menajiskan dirimu dengan semuanya itu, sehingga kamu menjadi najis karenanya.
(44) Sebab Akulah TUHAN, Allahmu, maka haruslah kamu menguduskan dirimu dan haruslah kamu kudus, sebab Aku ini kudus, dan janganlah kamu menajiskan dirimu dengan setiap binatang yang mengeriap dan merayap di atas bumi.
(45) Sebab Akulah TUHAN yang telah menuntun kamu keluar dari tanah Mesir, supaya menjadi Allahmu; jadilah kudus, sebab Aku ini kudus.
(46) Itulah hukum tentang binatang berkaki empat, burung-burung dan segala makhluk hidup yang bergerak di dalam air dan segala makhluk yang mengeriap di atas bumi,
(47) yakni untuk membedakan antara yang najis dengan yang tahir, antara binatang yang boleh dimakan dengan binatang yang tidak boleh dimakan."
Kemudian pada Kitab perjanjian Baru, semua itu dihalalkan. Buktinya dapat dilihat pada keterangan berikut:
Roma_14:
(14) Aku tahu dan yakin dalam Tuhan Yesus, bahwa tidak ada sesuatu yang najis dari dirinya sendiri. Hanya bagi orang yang beranggapan, bahwa sesuatu adalah najis, bagi orang itulah sesuatu itu najis.
(20) Janganlah engkau merusakkan pekerjaan Allah oleh karena makanan! Segala sesuatu adalah suci, tetapi celakalah orang, jika oleh makanannya orang lain tersandung!
Titus_1:
(15) Bagi orang suci semuanya suci; tetapi bagi orang najis dan bagi orang tidak beriman suatupun tidak ada yang suci, karena baik akal maupun suara hati mereka najis.
Bagi mereka yg mau menelaah Alkitab, tentu akan mendapatkan banyak sekali hal yang di nasakh, selain hukum-hukum yang ditulis diatas.
Wallaahua'lam

ANTARA KA'BAH, HAJAR ASWAD DAN SUJUD JAWABAN ATAS TUDUHAN JIKALAU UMAT ISLAM TELAH SHOLAT / SUJUD MENYEMBAH KABAH DAN MENYEBAH BATU HAJAR ASWAD.


"KENAPA UMAT ISLAM SHOLAT MENGHADAP KABAH DAN KENAPA MENCIUM HAJAR ASWAD" ???

Para orientalis kafir yang sejak awal memang dengki kepada umat Islam, selalu menuduh umat Islam ambigu. Kata mereka, umat Islam di satu sisi tidak mau menyembah berhala, tapi disisi lain malah menyembah hajar aswad dan ka''bah.

Dan inilah salah satu contoh tuduhan mereka ;

"Mulut umat Islam 5X komat-kamit, bahkan adakalanya dengan suara yang keras-lantang dibantu dengan loudspeaker pula, mengumandangkan "BAHWA TIADA TUHAN SELAIN ALLAH -LAILAHAILALLAH, DAN KEPADANYA SAJALAH MEREKA WAJIB SUJUD MENYEMBAH". Namun dalam beberapa saat kemudian mereka ruku dan sujud menyembah kepada Allah yang wujudnya sudah berubah menjadi BATU HITAM (hajar aswad) yang ada dalam bangunan yang diberi predikat BAITULLAH/KAABAH yang ada di Mekkah.

Ini bukti bahwa ilmu para orientalis itu sangat dangkal dan sama sekali tidak tahu sejarah Arab dan Makna Ajaran Islam.

Padahal sejarah sudah sangat jelas menunjukkan bahwa orang Arab sejak dahulu tidak pernah menyembah hajar aswad, apalagi ka''bah. Tidak pernah ada satu pun literatur yang menyebutkan bahwa bangsa arab pernah melakukannya.

Bangsa Arab di masa paganismenya menyembah 360 berhala yang diletakkan di dalam dan di sekeliling ka''bah. Tapi tidak pernah menyembah ka''bah.

Dengan kata lain, Sebelum Islam datang,,,Apakah ada dalam sejarah bangsa Arab, jikalau bangsa Arab pernah menyembah Ka’bah ???

Ga pernah kan ???

Demikian juga, mereka tidak pernah menyembah batu hitam (hajar aswad). Yang mereka sembah itu patung yang diukir dan dibuat membentuk dewa-dewa. Tapi mereka tidak pernah menyembah batu sebagai bahan dasar pembuatan patung.

Dengan kata lain, Sebelum Islam datang,,,Apakah ada dalam sejarah bangsa Arab, jikalau bangsa Arab pernah menyembah “Hajar Aswad” ???

Ga pernah kan ???

Makanya tanpa harus diajari lagi, orang Arab yang kemudian masuk Islam pun sudah tahu posisi mereka terhadap Ka’bah maupun Hajar Aswad, yg memang tidak untuk disembah.


1) SEJARAH KA’BAH
Orang pertama yang merusak kemurnian Ka’bah bernama ‘Amr bin Luhaiy atau dikenal dengan Abu Khuza’ah yang beserta kabilahnya berhasil merebut penguasaan atas Ka’bah dari tangan bani Jurham dan mengusirnya keluar Makkah.


Dia bersama teman-temannya memancangkan patung-patung berhala yang dibawanya dari negeri Syams, sehingga upacara Thawaf yang berdasar Akidah -Taukhid ajaran Nabi Ibrahim as, bercampur dengan ritual pemujaan berhala.

Karena ‘Amr bin Luhaiy adalah pemimpin dan tokoh yang mempunyai banyak pengikut, maka apa yang dilakukannya diikuti dan ditiru orang banyak meskipun dia sendiri hanya meniru-niru apa yang dilakukan oleh orang-orang Syam terhadap patung-patung tersebut.

Sejak saat itu kalimah Talbiyah dalam Ibadah Haji berubah menjadi:

“Labbaika Allahumma labbaika, labbaika laa syariika laka illa huwa laka tamlikuhu wa maa malaka”
yang artinya “Ya Allah kupenuhi panggilanMu, tiada sekutu bagiMu kecuali dia (patung itu).
Engkaulah yang memilikinya dan dia tidak memiliki sesuatu”.


Kedatangan Rasulullah saw. bersama ribuan kaum Muslimin ke Makkah dalam peristiwa Fath Makkah langsung menuju Ka’bah dan merobohkan berhala-berhala yang ada di sekitarnya menandai dimulainya babak baru tegaknya kemurnian dan kesucian Ka’bah.

Saat itu untuk pertama kalinya ummat Islam melakukan Thawaf tanpa terganggu oleh kehadiran patung-patung berhala yang berdiri tegak mengelilingi Ka’bah yang berada di tengah-tengah Masjidil Haram. Kejadian Fath Makkah adalah pemenuhan janji Allah swt. melalui mimpi RasulNya Muhammad saw.


2) KENAPA SHOLAT HARUS MENGHADAP KA’BAH (KIBLAT) ???
Jawabnya simpel saja ;

Itu karna tuntunan dalam islam yg mengajarkan demikian dan sebagai penyeragaman / pemersatu arah Shalat umat islam,,,agar tidak amburadul seperti sembahyangnya umat kristen yg Ngalor-ngidul ga karu-karuan.

Contoh dan Bukti jika Ka’Bah merupakan sebagai pemersatu arah Sholat saja ;

-) jika berada dalam suatu tempat yang tidak diketahui arah mata anginnya, atau sedang duduk di dalam kendaraan yang jalannya berkelok-kelok, maka umat Islam boleh melakukan shalat dengan menghadap ke arah mana saja.
Karena Allah berfirman:

“Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka ke mana pun kamu menghadap di situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui” (Qs. Al-Baqarah 115).

-) dahulu pada masa Rasulullah SAW, para shahabat naik dan berdiri di atas Ka’bah ketika mengumandangkan azan (panggilan shalat). Mereka melakukan itu lima kali sehari. Rasulullah tak pernah menegur maupun melarangnya. Jika Ka’bah adalah Tuhan yang disembah oleh umat Islam, mana mungkin para shahabat ketika itu berani menginjak-injak Tuhannya?

-) Sampai saat ini, para petugas juga naik dan berdiri di atas Ka’bah ketika mengganti Kisywah (kain kelambu penutup Ka’bah). Ini juga bukti nyata bahwa sampai saat ini dan sampai kapan saja tak seorang pun umat Islam yang menyembah Ka’bah. Andai kata mereka menganggap Ka’bah sebagai tuhan yang disembah, mana mungkin mereka berani naik, berdiri dan menginjak Ka’bah?

-) hajar aswad pernah hilang dicuri orang,,,apakah itu pernah membatalkan umat islam untuk berhaji ???
Jika hajar aswad sebagai tuhan kami,,,buat apa kami kesana jikalau tuhannya dicuri orang ???

-) Liat pernyataan sy ini ;

Demi pencipta Alam semesta, sy dan seluruh umat islam ga pernah menuhankan kabah atau hajar aswad yg terbuat dari batu yg ga bisa berbuat apa2 bagi dirinya sendiri apalagi berbuat sesuatu bagi kami.

Jika otaku mat kristen cerdas >>>
Andai kabah dan hajar aswad menjadi Tuhan dan sesembahan kami umat Islam.
unkapan sy demikian ini, apakah bukan merupakan suatu bentuk pelecehan kepada tuhan kami sendiri ???

 coba berfikir…berfikir DENGAN SEKSAMA arti penghormatan & penyembahan ?


3) KEPANAPA MENCIUM HAJAR ASWAD ???
Kita awali dengan UcapanUmar bin Al-Khattab kita kenal dengan ungkapannya yang abadi:

"Sesungguhnya aku tahu bahwa engkau adalah batu yang tidak membahayakan, dan tidak pula dapat memberi manfaat. Seandainya aku tidak melihat Rasulullaah s.a.w. menciummu, maka sekali-kali aku tidak akan menciummu." (H.R. Bukhari).

Liat Ucapan Umar,,,jika memang hajar awad adalah Tuhan umat Islam. Kenapa beliau berkata demikian terhadap Tuhannya???

Itu karna semata-mata jikalau memang batu hajar Aswad adalah bukan Tuhan atau sesembahan umat Islam dan pada dasarnya adalah hanya sebongkah batu yg tidak membahayakan dan tidak pula bisa memberi manfaat kepada manusia.

ketika thawaf dengan menunggang seekor unta, Rasulullah SAW tidak mencium hajar Aswad, melainkan menyentuhnya dengan tongkat beliau. (HR. Bukhari juz 2 nomor 677).

Jika Nabi pada waktu hidupnya menyembah hajar aswad, mana mungkin beliau berani menyentuh Tuhannya dengan sebuah tongkat sambil duduk di atas unta?
Teladan Nabi ini membuktikan bahwa beliau tidak menyembah hajar aswad.

Makna Mencium Hajar Aswad ;


Rasulullah SAW mencium hajar aswad karena batu itu mulia dan berasal dari surga.
Tapi bukan karena kita diajarkan untuk menyembah batu itu.
Karna Hajar azwat adalah media silaturahim bagi umat Islam seluruh dunia.

Islam seluruh dunia adalah saudara, expresi setiap manusia ketika berjumpa saudaranya adalah saling berjabat tangan, berpelukan dan beciuman dll.
Dan Islam memiliki aturan ketat tentang Muhrim dan bukan muhrim, dari realita itulah, harus ada media yg khusus untuk mengexpresikan rasa cinta terhadap saudara tersebut.
Logikanya:


Kalau umat Islam yg begitu banyak, bertemu dalam satu tempat, kemudian setiap orang harus berjabat tangan dengan semua saudaranya yang sangat banyak.

kapan selesainya ???

Maka dengan media hajar aswad, lebih praktis dan lebih mudah dalam mengexpresikan rasa cinta terhadap saudaranya.


4) “MENCIUM HAJAR ASWAD & MENCIUM KAYU SALIB BEKAS YESUS DISALIB”
Andai kayu salibnya Yesus dulu masih ada hingga sekarang, lalu titik palang kayu yang pernah dipikul Yesus dulu dicium oleh Yesus....Apa kira2 orang Kristen sekarang pada gak mau nyium?

Lah Nabi Muhamad itu bijaksana, makanya dia cari benda dari batu biar awet lalu dia cium, lalu giliran Umar dan umat Islam lainya nyium dan seterusnya hingga Bening dan jikalau sy mampu sy pun ingin bisa nyium titik yang sama yang pernah dicium Nabi.
itu jg brrti Islam punya simbul bahwa semua yang nyium batu tsb saudara sebab konsepnya memang sesama muslim itu saudara.Jadi mulai Nabi hingga umatnya yang terakhir bisa nyium titik yang sama, itu bukan penuhanan itu simbul persaudaraan.


Lah,,, yg sangat disayangkan knp kayu salib Yesus dulu ga dijaga malah dibiarin dimakanin rayap jadi gak ada lagi simbulny yg asli ???

Dan Alhamdulilah, bait Allah di makah ya masih utuh !!!

Coba liat Bait Allah peninggalan Yesus dah roboh,,,knp tuh???

Liat Zam zam juga masih ngocor airnya ,

liat jg 12 mata air hasil sabetan tongkat nabi Musa wis tdk ngocor lagi Lo ???


Aneh ya, kok peninggalan Umat Islam pada awet sedang pnya Kristen pada dimakanin Rayap n pada Ambruk ???


"JADI,,,CERITANYA UMAT KRISTEN NGIRI SAMA UMAT ISLAM KARNA GA PUNYA SIMBOL SENDIRI YA" ???

---------------------->>>

DAN SEKARANG MARI KITA LIAT SESUNGGUH NYA SIAPA YG TELAH MENYIMPANG DARI AJARAN-NYA???
UMAT ISLAM ATAUKAH UMAT KRISTEN YG SEBENARNYA MENYIMPANG DENGAN MELIHAT BUKTI –BUKTI DAN PENJELASAN-PENJELASAN DIBAWAH INI ???

B. BUKTI JIKA ALKITABPUN MENGARAKAN SHOLAT DAN SUJUD KE KIBLAT

Umat Non-Islam, sering kali menghina Islam dengan mengatakan Islam menyembah batu Hitam di Ka’bah. Mereka sering memfitnah muslim menyembah kotak Hitam Ka’bah itu sendiri dengan alasan umat Islam selalu menghadap Ka’bah dalam melaksanakan Shalat 5 waktu, Shalat Sunnat. Umat Islam pun dilarang buang air kecil maupun besar dengan mengahadap Ka’bah.

Padahal, justru mereka umat Non-Islam itu sendiri lah yang mengingkari Kitabnya yang ada ditangan mereka sendiri karena perintah menghadap Kiblat ini telah diperintahkan pula pada Nabi-Nabi sebelum Rasullullah Muhammad SAW baik dalam Perjanjian Lama maupun perjanjian baru.

Bahkan setiap Nabi memiliki Kiblat & tugu batu untuk melakukan Thawaf atau mengelilingi batu tersebut, hanya mereka umat non-Islam saja yang tidak pernah membaca Kitab mereka sehingga secara tidak sadar mereka malah menghina Kitab yang ada ditangan mereka sendiri.

Dalam Alkitab mereka sendiri, jelas tertulis bahwa Shalat itu harus menghadap kiblat,

PERHATIKAN BAIK-BAIK AYAT-AYAT INJIL DIBAWAH INI ;

Mazmur 5:8 Tetapi aku, berkat kasih setia-Mu yang besar, aku akan masuk ke dalam rumah-Mu, sujud menyembah KE ARAH BAIT-Mu yang kudus dengan takut akan Engkau.

Mazmur 138:2 Aku hendak sujud KE ARAH BAIT-Mu yang kudus dan memuji nama-Mu, oleh karena kasih-Mu dan oleh karena setia-Mu; sebab Kaubuat nama-Mu dan janji-Mu melebihi segala sesuatu.

Yehezkiel 44:4. Lalu dibawanya aku melalui pintu gerbang utara ke depan Bait Suci; aku melihat, sungguh, rumah TUHAN penuh kemuliaan TUHAN, maka aku sujud menyembah.

Daniel 6:10 Demi didengar Daniel, bahwa surat perintah itu telah dibuat, pergilah ia ke rumahnya. Dalam kamar atasnya ada tingkap-tingkap yang terbuka KE ARAH YERUSALEM; TIGA KALI SEHARI ia berlutut, BERDOA SERTA MEMUJI ALLAHNYA, seperti yang biasa dilakukannya.

Jelas disitu tertulis bahwa:

1.Beribadah itu dengan Sujud, muka ke tanah, mengapa umat Non Islam tidak pernah sujud?

2.Beribadah itu dengan menhadap ke Kiblat, mengapa umat Non Islam tidak pernah menghadap Kiblat?

3.Disamping sujud maka ada pula berlutut, duduk diantara dua sujud, mengapa umat Non Islam tidak berlutut?

4.Setidaknya dilaksanakan tiga kali sehari, mengapa umat Non Islam tidak setiap hari? Malah hanya satu kali per minggu?

5. Setelah Shalat (Pray=berdoa) lalu dilanjutkan dengan memuji Allah (berdzikir), Umat mana yang melaksanakan ke lima hal ini? Umat Islam!

Setiap umat memiliki kiblatnya masing-masing, setiap umat memiliki arah masing-masing kemana dia menghadap. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan Al-Qur’an:

Dalam Alkitab Kristen pun jelas tertulis bahwa nabi-nabi terdahulu pun memiliki bait Allah masing masing… banyak sekali ayatnya… lebih dari 100 ayat dan termasuk perjanjian baru pada masa Nabi Isa sekalipun…

Dan Yesus pun tidak pernah menghapus Taurat meski satu titik kecil sekalipun, artinya Hukum Taurat & kitab-kitab para Nabi terdahulu masih tetap berlaku:

Matius

5:17. "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.

5:18 Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.

5:19 Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga.

Lukas 16:17 Lebih mudah langit dan bumi lenyap dari pada satu titik dari hukum Taurat batal.

Lalu mengapa mereka malah menghina Sujud menghadap Bait Allah? Mengapa mereka menghina Shalat & mengatakan nunggang nungging?

Padahal Yesus pun Shalat dengan bersujud muka ke tanah dan Yesus pun berlutut serta merebahkan diri ke tanah persis bagaimana Muslim melaksanakan Shalat dengan Sujud, berlutut, merebahkan diri ke tanah:

Matius 26:39 Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki."

Markus 14:35 Ia maju sedikit, merebahkan diri ke tanah dan berdoa supaya, sekiranya mungkin, saat itu lalu dari pada-Nya.

Dari dua ayat diatas maka dapat disimpulkan:

1. Yesus sujud kepada Allah, sebagaimana orang Islam sujud. Tidak ada tatacara ibadah dengan sujud muka ke tanah kecuali umat Islam. Kenapa umat non Islam menghina Sujud dengan mengatakan nungging?

Padahal Yesus pun sujud! Bibir mereka memuji Yesus, tapi hatinya jauh dari Yesus:

Matius 15:8 Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. 15:9 Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia."

2. Yesus menyembah pada Allah, berdoa kepada Allah. Setiap yang berdoa pada Allah berarti bukan Allah & bukan Tuhan, sebagaimana saudara berdoa pada Allah, berarti saudara bukan Allah. Hanya umat Islam-lah yang murni berdoa HANYA pada Allah langsung tanpa melalui perantara Yesus, tanpa perantara Malaikat, tanpa perantara Bunda Maria, tanpa perantara Rasul atau Santo.

Matius 4:10 Maka berkatalah Yesus kepadanya: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan HANYA KEPADA DIA SAJALAH engkau berbakti!"

3. Yesus maju sedikit dari ke dua muridnya sebelum sujud, artinya Yesus menjadi Imam shalat bagi ke dua muridnya. Hal semacam ini pun hanya dilaksanakan oleh umat Islam, dimana imam maju sedikit, 1 shaft didepan para makmum lainnya. Adakah umat agama lain yang melaksanakan hal demikian?

4. Yesus tidak meminta sesuai kehendak dirinya, tapi sesuai kehendak Allah, artinya Yesus berserah diri pada Allah, berserah diri pada Allah ini artinya Muslim. Banyak sekali ayat dalam alkitab dimana Yesus berserah diri kepada Allah. Kata “Muslim” dalam bahasa arab pun berarti berserah diri pada Allah.

Dalam alkitab Kristen pun jelas menulis bahwa:

Nabi Ibrahim bersujud:
Kejadian 17:3 Lalu sujudlah Abram, dan Allah berfirman kepadanya.....

Nabi Lot bersujud:
Kejadian 19:1 Kedua malaikat itu tiba di Sodom pada waktu petang. Lot sedang duduk di pintu gerbang Sodom dan ketika melihat mereka, bangunlah ia menyongsong mereka, lalu sujud dengan mukanya sampai ke tanah,

Nabi Ezra bersujud:
Ezra 10:1 Sementara Ezra berdoa dan mengaku dosa, sambil menangis dengan bersujud di depan rumah Allah, berhimpunlah kepadanya jemaah orang Israel yang sangat besar jumlahnya, laki-laki, perempuan dan anak-anak. Orang-orang itu menangis keras-keras.

Nabi Yosua bersujud:
Yosua 5:14 Lalu sujudlah Yosua dengan mukanya ke tanah, menyembah dan berkata kepadanya: ”Apakah yang akan dikatakan tuanku kepada hambanya ini?

Nabi Daud bersujud:
Mazmur 95:6 Masuklah, marilah kita sujud menyembah, berlutut di hadapan Tuhan yang menjadikan kita

Nabi Musa bersujud
Keluaran 34:8 Segeralah Musa berlutut ke tanah, lalu sujud menyembah

Nabi Harun bersujud
Bilangan 20:6 Maka pergilah Musa dan Harun dari umat itu ke pintu Kemah Pertemuan, lalu sujud. Kemudian tampaklah kemuliaan TUHAN kepada mereka.

Nabi Ibrahim bersujud, Nabi Daniel bersujud, Nabi Musa bersujud, Nabi Harun bersujud, Nabi Daud bersujud, Nabi Sulaiman bersujud, Nabi Yosua bersujud, Nabi Yehezkiel & para Nabi lain pun bersujud, bahkan Yesus pun bersujud!!!

Lalu mengapa orang Kristen menghina muslim bersujud dengan hinaan nunggang nungging? Mengapa mereka sendiri tidak pernah sujud? Apa mereka tidak ingin mengikuti jalan para Nabi terdahulu & Nabi Isa sendiri dengan bersujud muka ke tanah? Mengapa mereka menginkari sujud yang dicontohkan para Nabi terdahulu?

Terlebih lagi, Nabi-nabi terdahulu mendirikan tugu-tugu yang kemudian akan didekatnya akan didirikan Rumah Allah / Bait Allah / Betel / Baitullah.

Kejadian 31:13 Akulah Allah yang di BETEL itu, di mana engkau mengurapi TUGU, dan di mana engkau bernazar kepada-Ku; maka sekarang, bersiaplah engkau, pergilah dari negeri ini dan pulanglah ke negeri sanak saudaramu."

Kejadian 28:18 Keesokan harinya pagi-pagi Yakub mengambil BATU yang dipakainya sebagai alas kepala dan mendirikan itu MENJADI TUGU dan menuang minyak ke atasnya.

Kejadian 28:22 Dan BATU YANG KUDIRIKAN SEBAGAI TUGU ini akan menjadi rumah Allah. Dari segala sesuatu yang Engkau berikan kepadaku akan selalu kupersembahkan sepersepuluh kepada-Mu."

Kejadian 31:45 Kemudian Yakub mengambil SEBUAH BATU DAN DIDIRIKANNYA MENJADI TUGU.
Kejadian 31:51 Selanjutnya kata Laban kepada Yakub: "Inilah TIMBUNAN BATU, DAN INILAH TUGU yang kudirikan antara aku dan engkau—

Kejadian 31:52 TIMBUNAN BATU DAN TUGU inilah menjadi kesaksian, bahwa aku tidak akan melewati timbunan batu ini mendapatkan engkau, dan bahwa engkaupun tidak akan melewati timbunan batu dan tugu ini mendapatkan aku, dengan berniat jahat.

Kejadian 35:14 Kemudian Yakub mendirikan tugu di tempat itu, yakni TUGU BATU; ia mempersembahkan korban curahan dan menuangkan minyak di atasnya.

Matius 23:16 Celakalah kamu, hai pemimpin-pemimpin buta, yang berkata: Bersumpah demi Bait Suci, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi emas Bait Suci, sumpah itu mengikat.

Jadi, mengapa mereka menghina ibadah Haji & Thawaf Keliling Ka’bah jika itu semua jelas terdapat dalam kitab mereka sendiri & juga dilakukan serta dicontohkan oleh para nabi terdahulu?

“YANG JADI PERTANYAAN,,,APAKAH UMAT KRISTEN SUDAH BENAR-BENAR MENTAATI / MENJALANKAN PERINTAH TUHANNYA DENGAN BERSUJUD DAN MENGHADAP KIBLAT MEREKA, SEPERTI YANG DITERANGKAN DALAM ALKITAB” ??

SEJARAH LAMBANG AGAMA DI DUNIA

TENTANG LAMBANG BULAN DAN BINTANG
(MAKNA PENGGUNAAN LAMBANG BULAN DAN BINTANG DALAM KUBAH MASJID)

Dalam Ajaran Islam sesungguhnya adalah Tidak mengenal dan Tidak diwajibkan / Tidak diharuskan untuk menggunakan Lambang2 atau symbol tertentu, karma memang Islam tidak mengajarkan demik...ian.

Mengenai penggunaan lambang bulan dan bintang yg umum dipakai dalam masjid. Itu juga ga ada keharusan masjid untuk menggunakannya. ( Tidak ada larangan apapun jika masjid menggunakan symbol lain, sebatas ga bertentangan dengan ajaran Islam Itu sendiri).

Dan bukti-bukti jika Islam memang ga mewajibkan untuk menggunakan lambang2 / symbol tertentu adalah ;

a) Banyak Ormas Islam yg ga menggunakan Bintang dan Bulan sebagai symbol / menggunakan symbol / lambang yg lainnya, contohnya ; menggunakan, Tulisan kaligrafi, menggunakan Gambar Ka’bah dll.

b) Tidak semua Masjid menggunakan lambang bulan dan bintang, buktinya cek sendiri deh banyak ko

dan Tempat sembayang kami yg berukuran lebih kecilpun banyak yg ga menggunakan lambang / symbol bulan dan bintang, contohnya seperti di mushola2 kami, terbukti banyak yg ga menggunakan symbol tsb.

c) Pada masa Kerasulan Muhamad pun, Beliau Cuma menggunakan bendera yg bertuliskan Kaligrafi biasa ko.

d) Dan pada bangunan masjid-masjid pada Masa Kerasulan Muhamad pun ga ada yg gunain lambang bulan dan bintang.

Sejarah lambang Bulan dan Bintang itu muncul, justru setelah kerasulan beliau tepatnya pada masa kejayaan Islam yaitu pada masa kekuasan Sultan Muhammad II yang lebih dikenal dengan Sultan Muhammad Al-Fatih itulah penggunaan Bulan Sabit dikenal.

Dan adapun symbol tsb banyak digunakan terutama dalam masjid, tidak lain adalah sebagai dampak / pengaruh Budaya kekuasaan Islam pada jaman dulu.

Dan Makna dari symbol / lambang Bulan dan Bintang yg ada dalam Masjid, adalah tidak lain untuk mengenang masa-masa kejayaan Islam pada jaman Dulu…itu saja ko, ga lebih.

Sedangkan simbul bulan dan bintang itu sendiri digambarkan seperti peta kekuasaan Islam pada jaman dulu, yg memeng jikalau digambarkan akan menyerupai bentuk bulan dan tanda bintang sebagai titik tempat pemerintahan kekaisaran Islam pada jaman itu.


Selanjutnya sy akan Tuliskan disini hubungan lambang salib n trinitas kalian dengan ajaran2 penyembah berhala.

--------------------------
-----------------


“SEJARAH SALIB, SWASTIKA DAN PENGGUNAANYA DALAM PAGANISME”


Pisces, lambang awal mula Kristen
......
Salib adalah lambang yang sangat tua yang terdapat di dunia jauh sebelum lahirnya Nabi Isa atau Yesus. Pada awalnya orang-orang Kristen tidak menggunakan salib sebagai lambang Kekristenan mereka. Benda ini tidak termasuk dalam daftar pertama lambang-lambang Kristen yang disediakan oleh St. Clement. Mulanya yang mereka gunakan justru bintang ikan (Pisces) dan anak domba sebagai lambang Penyelamatnya.

Lambang Pisces yang pertama kali digunakan Kristen di Roma

Awal mula salib adalah salah satu rasi bintang yang digunakan untuk menandai langit di selatan semenjak zaman awal peradaban manusia. Kemudian oleh kaum-kaum terdahulu yang menyembah bintang salib digunakan sebagai lambang bagi para dewa mereka.

Konstelasi Bintang Selatang yang membentuk Salib

Ketika lambang salib akhirnya dipakai, orang-orang Kristen sempat merasa enggan terhadap gambar seorang laki-laki yang tergantung pada salib. Hal ini tidak pernah dilakukan Gereja Kristen sebelum abad ke tujuh.

Faktanya, salib dengan orang tergantung padanya telah dimasukkan oleh orang Romawi dari India berabad-abad sebelum zaman Kristen.

Relief salib pagan di India 2000 tahun SM

Apa kata para sejarawan tentang penggunaan lambang salib?
Walker berkata, “Orang-orang Kristen awal bahkan menolak salib karena (bersifat) pagan. Patung-patung Yesus awal tidak menggambarkan dia di atas salib, tetapi dalam samaran ‘Gembala yang Baik’ yang membawa domba.” (Acharya, The Christ Conspiracy.
Churchward mengatakan, “Pada dasarnya Salib merupakan tanda astronomi. Salib dengan lengan sama panjang menunjukkan waktu siang dan malam yang sama panjang, dan merupakan tanda equinox.”

Para alcemist menggunakan salib untuk penelitian

Sedangkan Derek Patridge menyatakan, “Yang ditunjukkan oleh salib dengan lingkaran di dalamnya adalah sebenarnya matahari yang mengecil atau mati di zodiac, dan bukan orang.”

Encyclopedia of Funk and Wagnalls menyebutkan bahwa “Tanda salib sudah digunakan sebagai lambang sebelum zaman Kristen.”

Di Italia di mana terletak Roma yang menjadi salah satu pusat paling awal bagi penyebaran agama Kristen, terdapat salib sebagai peninggalan dari zaman prasejarah.

Salib Keltik Pra-Kristen banyak ditemukan di tepi Sungai Shannon di Irlandia ditemukan dengan gambar relief dewa bumi dan roh hutan.

Salib-salib Keltik di Eropa yang telah ada semenjak 1200 SM

Di Mesir purba, yang memuja dewa-dewi yang mati menebus dosa dengan darah, salib dijadikan lambang keagamaan yang umumnya berbentuk huruf T, yang oleh para ahli disebut dengan Tau. Ada pula salib Tau yang di atasnya dipasang sebuah “gagang” yang berupa lingkaran. Lingkaran itu melambangkan kekekalan.

Ankh Mesir atau Salib Ansata (crux ansata) salah satu lambang pagan Mesir

Sejarawan barat meyakini bahwa konsep Maria dan Yesus adalah duplikasi dari Isis dan Horus

Salib yang di atasnya bergagang lingkaran itu melambangkan kekelalan hidup atau kehidupan yang abadi. Salib berlingkaran (crux ansata/salib ankh) biasa dipakai di leher para pendeta Mesir kuno sebagai kalung. Di kalangan berbagai bangsa purba di sekitar wilayah Mediterania, termasuk Funisia yang bertetangga dengan Palestina, lambang salib Mesir itu juga mengandung pengertian hikmah atau kebijaksanaan rahasia.

Berbagai jenis salib yang digunakan semenjak pra-Kristen hingga sekarang

Selain Salib Tau terdapat satu lagi jenis salib yang disebut dengan Salib Berlengan Sama Panjang. Salib ini telah dikenal di seluruh dunia purba. Oleh para ahli dikatakan bahwa di kalangan dunia purba salib ini melambangkan keempat unsur (bumi, udara, air, dan api) yang dipandang sebagai sumber penciptaan segala sesuatu. Unsur-unsur itu dipandang sebagai yang abadi, sehingga segala sesuatu yang tercipta darinya, tidak akan pernah musnah, sekalipun berubah-ubah.

Swastika atau Salib Berlengan Panjang

Lambang-lambang Swastika di berbagai kebudayaan

Salib berlengan panjang juga digunakan sebagai pemberi tanda (berupa gambar) pada makanan suci maupun wadah-wadah yang berisi air suci keagamaan. Penggunaan salib ini terdapat di kalangan bangsa-bangsa Assyiria, Babilonia, Persia purba, bahkan di benua Amerika sebelum datangnya agama Kristen.

Relief Salib Swastika di Eropa ribuan tahun sebelum Kristen

Swastika berumur 5000 tahun SM di Samara, Iraq

Bentuk lain salib jenis ini adalah swastika. Ini sebenarnya adalah salib berlengan panjang, yang bagian ujung lengannya tertekuk atau dipatahkan menurut arah yang sama (seperti arah jarum jam). Menurut para ahli, ujung lengan yang tertekuk itu asal mulanya melengkung, yang apabila diteruskan akan membentuk lingkaran yang memanifestasikan lambang matahari.

Encyclopedia of Funk and Wagnalls mengatakan, “Bentuk atau model ini adalah salah satu lambang paling awal yang terkenal yang telah dibuat oleh manusia, dan salah satu lambang yang paling menyebar di kalangan bangsa-bangsa primitif. Lambang ini terdapat di seluruh benua selain Australia, dan merupakan lambang dewa matahari, dari Apollo (Romawi), Odin (Viking) sampai Quetzalcoatl (Aztec). Lambang ini masih bertahan hidup sebagai lambang keagamaan di India di kalangan para penganut agama Budha dan agama Jain, serta di China dan Jepang, maupun di kalangan suku-suku Indian di Amerika Utara yang masih meneruskan praktek shaman dan pengobatan perdukunan.”

Dalam Encyclopedia Britannica, Prof. Shepherd menulis, “Bentuk-bentuk salib telah digunakan sebagai lambang, religius atau lainnya, jauh sebelum zaman Masehi, di hampir semua bagian dunia. Dua bentuk salib Pra-Kristen telah menjadi mode dalam Kekristenan. Lambang hieroglyph Mesir tentang kehidupan (salib ankh, salib Tau dengan lingkaran di atasnya) dipungut dan digunakan secara luas pada monumen-monumen Kristen Koptik. Salib Swastika (crux gammata), yang terdiri atas empat huruf gamma kapital Yunani, ditandakan pada banyak nisan makam Kristen dini sebagai lambang yang tersamar. Lambang ini tersebar luas sebelum zaman Kristen di Eropa, Asia, dan Amerika dan umumnya dianggap sebagai lambang matahari atau api. Dari situlah makna sumber kehidupan berasal.”

Di beberapa tempat di dunia ini, ujung tekukan pada salib swastika diberi gambar telapak kaki yang menandakan adanya gerak “berjalan”. Di tempat lain, ada pula yang menggambari ujung swastika dengan gambar burung yang menggambarkan gerak terbangnya matahari di angkasa. Atau gambar ikan, yang mengisyaratkan matahari menyelam di laut di bawah muka bumi setelah tenggelam di malam hari dan sebelum kembali terbit keesokan harinya.

Burung dan Dewa Matahari (Swastika Nazi Jerman)

Swastika Zionist dan Swastika Dewa Matahari

Bagaimanapun, salib merupakan lambang Dewa Matahari. Karena matahari hanya satu bagi seluruh dunia, maka dengan sendirinya di mana-mana di dunia ini, apabila mereka memuja Dewa Matahari maka lambang dan kepercayaannya akan mirip.

Persamaan Dewa Matahari Keltik dan Dewa Matahari Aztec

Demikian halnya antara kepercayaan pagan dengan kepercayaan Kristen. Sejak ribuan tahun sebelumnya hingga jaman penyebaran agama Kristen di wilayah Mediterania, telah terdapat agama-agama yang meyakini dewa-dewi yang menderita, disalib dan mati menebus dosa.

Riwayat-riwayat dan waktu penyaliban Yesus yang terdapat dalam doktrin Kristen juga sangat serupa dengan kepercayaan pagan, yakni berkisar antara tanggal 21-25 Maret. Justinus Martir dapat saja berapologi bahwa iblis yang mendengar ramalan-ramalan para nabi besar sebelumnya, meniru ajaran itu sebelum adanya agama Kristen itu sendiri. Tapi pada dasarnya jenis-jenis salib ini digunakan berbagai macam kaum pagan untuk menyembah dewa matahari mereka semenjak berbagai peradaban kuno dunia mucul.

Dan dalam bukti foto-foto pun lambang salib begitu jelas adalah bukti lambang / symbol Agama penyembah berhala !!!

PENCARIAN HIDUP MENUJU KEKASIH SEJATI

JANGAN SUKA MENGANGGAP SESUATU YG TIDAK COCOK ITU ADALAH SESAT NAMUN SIKAPILAH SAMPAI KAU BENAR'' MEMAHAMINYA ...

KARENA JIKA KAU MENILAI CIPTAANNYA MAKA NISTALAH DIRIMU ... KARENA ALLOH MAHA MENILAI PADA APA'' YANG KAU SANGKAKAN











AlkisAnnabila