TANBIIH

الحَمـْدُ للهِ المُــوَفَّـقِ للِعُـلاَ حَمـْدً يُوَافـــِي بِرَّهُ المُتَـــكَامِــلا وَإِن تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّـهِ لَا تُحْصُوهَا ۗ إِنَّ اللَّـهَ لَغَفُورٌ رَّحِيمٌ ثُمَّ الصَّلاَةُ عَلَي النَّبِيِّ المُصْطَفَىَ وَالآلِ مَــــعْ صَـــحْــبٍ وَتُبَّـاعٍ وِل إنَّ اللَّـهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا تَقْوَى الإلهِ مَدَارُ كُلِّ سَعَادَةٍ وَتِبَاعُ أَهْوَى رَأْسُ شَرِّ حَبَائِلاَ إن أخوف ما أخاف على أمتي اتباع الهوى وطول الأمل إنَّ الطَّرِيقَ شَرِيعَةٌُ وَطَرِيقَةٌ وَحَقِيقَةُ فَاسْمَعْ لَهَا مَا مُثِّلا فَشَرِيعَةٌ كَسَفِينَة وَطَرِيقَةٌ كَالبَحْرِ ثُمَّ حَقِيقَةٌ دُرٌّ غَلاَ فَشَرِيعَةٌ أَخْذٌ بِدِينِ الخَالِقِ وَقِيَامُهُ بَالأَمْرِ وَالنَّهْيِ انْجَلاَ وَطَرِِيقَةٌ أَخْذٌ بِأَحْوَطَ كَالوَرَع وَعَزِيمَةُ كَرِيَاضَةٍ مُتَبَتِّلاَ وَحَقِيقَةُ لَوُصُولُهِ لِلمَقْصِدِ وَمُشَاهَدٌ نُورُ التّجَلِّي بِانجَلاَ مَنْ تصوف ولم يتفقه فقد تزندق، ومن تفقه ولم يتصوف فقد تفسق، ومن جمع بينهما فقد تحقق

hiasan

BELAJAR MENGKAJI HAKIKAT DIRI UNTUK MENGENAL ILAHI

Senin, 16 Juli 2012

PENGERTIAN QIBLAT

1) Qiblat tubuh

2) Qiblat hati

3) Qiblat nyawa



1) Adapun qiblat tubuh itu atau qiblat dada (shodrun) itu adalah hakikat ka'bah



دون الكعبة في المكة



maka semua orang yang sembahyang hendaknya mengadapkan qiblat ini.

Jikalau tidak qiblat ini maka tidaklah SAH sembahyangNya karena telah keluar dari arah'' UBUDIYAH RUBUBIYATI AL-WAHDAH karena di dalam dada itu adalah qiblatul MU'MIN



قال النبي صلي الله عليه وسلم واعلموا ان الصلاة يتوجه لاجل القبلة اي من صلي بغير القبلة لم تصح صلاته لأن الصلاة يتوجه للقبلة والقلب يتوجه للقبلة دون القبلة في الكعبة اي الكعبة في المكة لأنهما حجر من صنع ابراهيم



Sabda rosululloh SAW:

Katahuilah sesungguhnya sholat itu menghadap qiblat ,barang siapa yang solat tanpa menghadap qiblat maka sholatnya seseorang itu hukumnya batal (tidak sah) ,karena sesungguhnya sholat itu menghadap kearah qiblat dan hati menghadap alloh bukan arah qiblatnya ka’bah (ka’bah yang dimekah) artinya ka’bah & mekah itu letak batu perjanjiannya nabi ibrahim as



ومن صلي مستقبل القبلة الكعبة في المكة بطلت صلاته حق عند الله لاءخراج عبودية الربو بية من اجل القبلة



Barang siapa yang sholat menghadap qiblat (ka’bah & mekah) maka batallah sholat nya orang itu secara yaqin menurut alloh ,karena sholatnya seseorang itu telah keluar dari penyembahan LILLAH WABILLAH karena telah keluar dari arah qiblatnya alloh.



وقبلة الطريقة مناجة علي المعبود وقبلة المعرفة في القلب كما قال الشيخ ابو يزيد البشطمي رضي الله عنه نفسه الصلاة نية دون الوهم والحيال دون العقل بل هو جواهر الاولي يؤتي من الدنيا الي دار الاخرة



Adapun qiblatnya ahli thoriqoh itu munajah dengan alloh .

Adapun qiblatnya orang ma’rifat itu didalam hati seperti penjelasannya syeich abu yazid al busthomi ra tubuhnya sholat itu niat bukan angan-angan cipta juga bukan aqal akan tetapi niat itu buah (hidayah) pertama yang diberikan dari dunia sampai akhirat





وقال النبي صلي الله عليه وسلم يصلي في الكعبة ولم يستقبل الكعبة ولاخراج عبوديته من اجل الكعبة الا قبلة الوحدة الله بانحصار جميع الاعضاء في حضرة مولاه



Sabda rosullulloh SAW:

Aku sholat didalam ka’bah dan tidak menghadap ka’bah,karena keluarnya sholatku karena menghadap ka’bah dan qiblatku hanya pada keESAan allah dengan berserah diri sepenuhnya kepada ILAHQ



.Maka hendaklah dadanya,segalanya anggotanya,urat,daging,darah,tulang semua segala anggotanya sebab difardhukan oleh Alloh Taala segala orang islam mengadapkan dia maka sah sembahyangnya.



2) Qiblat Hati: Adapun qiblat hati itu kepada Al-Ilah Ka'abah Alloh

kita hendakNya beriitiqad Alloh Ta'ala tidak dikanan,tidak dikiri,tidak dihadapan,tidak

dibelakang,tidak diatas,tidak dibawah bahkan tidak ditentukan pada suatu tempat karena DIA meliputi alam selian ( Ahadun Wa Shomadan )



seperti firman Alloh

( والله محيط عن العالمين )



artinya- Alloh meliputi pada seluruh alam.



Firman Alloh



( وهو معكم انما كنتم )



artinya- Alloh menyertai kita semua dimanapun MAHLUK berada

,jikalau demikian itu nyata (MUTAJALIYAH) bahwa Alloh itu tidak ditentukan akan tempat / bersandar / duduk di kursy & arsy inilah yang dikehendaki dengan Qiblat hati MU'MIN ...



3) Qiblat nyawa: Adapun Qiblat nyawa itu pula sentiasa ia tidak berpisah dengan AL-ILAH baik dalam prasangka & kenyataan karena semua itu anugerah oleh Al-Ilah yang di ikat dengan 7 sifat hayat mengantarkan kepada kita semua selembar nyawa kita maka hiduplah kita dalam selubung haiyulloh

dengan yang hidup maka dihantar pula ilmu kepada TAJALLI pada NUR AHMAD LIAJLI ROBBIH ,,, LAA YA'LAMU HUA ILLA HUA ,,,



وقبلة الحقيقة الله هوالذي ليس متوجها لان عبادته راجع الي كنهية اي في عبوديته ولم يسجد لان نفسه كدران البحر اي كمن غرق في بحر اللهوت



Adapun qiblatnya orang haqiqat itu kepada allah karena alloh itu dzat yg tidak bertempat dan arah ,karena ibadahnya orang haqiqat itu semuanya kembali pada adanya dzat yang artinya di dalam ibadahnya orang haqiqat itu tidak ada sujud ,karena tubuhnya orang haqiqat itu di umpamakan garamnya samudra artinya ibadahnya seperti orang yang tenggelam di samudra yang tiada bertepi



Sesunggguhnya Hati kita melihat maka mengertilah kita dengan yang awal & akhir pengetahuan,maka anugrahkan pula Qudrot kepada

anggota kita maka kuasalah kita dengan kuasanya



والله علي كل شئ قدير



,kemudian di anugrahkan pula IrodahNya kepada keinginan (budi & nafsu) maka kita bisa merasakan kehendakNya wujud keinginan kita dibawah kehendakNya.



selanjutnya di anugrahkan pula Sama' kepada telinga kita maka mendengarlah kita dengan pendengaranNya





ان الله علي كل شئ عليما





,Kemudian di anugrahkan pula Bashiroh kepada mata kita maka melihatlah kita dengan penglihatanNya





والله علي كل شئ بصيرا



kemudian Dianugrahkan pula Kalam kepada kita maka berkata-katalah kita

dengan SabdaNya

وكلم الله موسي تكليما



لايتكلمون الا من اذن له الرحمن وقال صوابا



....

kemudian di talqin bai'atlah kita dengan talqin musyahadah pada i'tikad kita dengan sabdaNya



ألست بربكم قالوا بلى شهدنا



"Bukankah Aku Ini Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (QS.AL-ARAF 172)



inilah Alloh Ta'ala.Apabila engkau ketahui hal yang demikian maka hendaklah

engkau ketahui fana'kanlah dirimu itu segala perbuatanmu itu diliputi Af’al Alloh

semata-mata alloh sendiri



والله خلقكم وما تعملون



maka hapuslah,karamlah,lenyaplah sifat itu didalam sifat

Alloh.dan hanya sifat Alloh semata uang ada tidak sedikitpun sifat Insan, kemudian sirnakanlah dzat sifat,af'al dan asmamu semata'' haq muthlaq bil ithlaq milik alloh.



di dalam sholatmu adalah ikhromNya

di dalam fathikhahmu adalah munajahNya

di dalam Ruku'mu adalah IbdaLNya

di dalam Sujudmu adalah Mi'rojNya

di dalam tasyahudmu adalah MinnahNya

Dalam kesempurnaanNya semata ...





Ketahuilah olehmu bahwasanya jalan kepada Allah Taala itu 4 jalan



1) Jalan Syariat

2) Jalan Thoriqot

3) Jalan Ma'rifat

4) Jalan Hakikat



Adapun syariat itu adalah ucapan para nabi & rosul

Thoriqot itu perbuatan para Nabi & rosul

Ma'rifat itu pengertian rahasiaNya.

Hakikat itu kenyataanNya SEMATA



Adapun istana syariat itu lidah,

Istana tarikat itu hati,

Istana Ma'rifat itu adab para Nabi & rosul

Istana Hakikat itu RUH yang Meliputi pada seluruh alam inilah di namakan 4jalan selamat (ISLAM KAFFAH) Maka hendaknya kita mengerti dan kenal dengan hati kita masing-masing .

Dimulai dari syari'at itu kerja tubuh,thoriqat itu kerja aqal,ma'rifat itu kerjanya hati fu'ad hakikat itu kerja hati sanubari (lubbun)


URUT - URUTAN SYARIAT ,THORIQOT,MA'RIFAT & HAQIQAT



قال النبي صلي الله عليه وسلم الشريعة بلا طريقة باطلة والطريقة بلا حقيقة يصح ولكن لا يؤتي اي وصل الي الذرة فالحقيقة بلا طريقة فأولي لا ترتيب والحقيقة بلا معرفة افضل والمعرفة بلا حقيقة يحرم ذاته الي ذات الحق لان معرفة يفني سرلاربعة الي سر الربوبية





Sabda rosululloh saw yg artinya



Syari’at tanpa thoriqoh itu hukumnya batal



Thoriqoh tanpa haqiqat itu sah tapi tidak akan pernah sampai pada mutiara ma’rifat



Haqiqat tanpa thoriqoh itu lebih utama walaupun tidak tertib (berurutan)



Haqiqat tanpa ma’rifat itu diutamakan



Ma’rifat tanpa haqiqat itu di haramkan dzatnya al ‘arif bertemu dg dzatnya AL_HAQ



Karena sesungguhnya orang yg ma’rifat itu telah fana’ dari syari’at ,thoriqoh.haqiqat dan ma’rifat itu sendiri tenggelam pada wujud ketuhanan yg sebenar-benarnya








القائم مع الشريعة تفضل عليه بالعلم والعمل والقائم بالطريقة تفضل عليه بالمجاهدة والجماعة والقائم مع المعرفة تفضل عليه بالمشاهدة والمكاشفة والقائم بالحقيقة تفضل عليه بالمنّة لله وشتَان بين العلم والعمل والجاعة والمجاهدة والمشاهدة و المكاشفة والمنة لله



AL QOOIMU MA’AS SYARI’ATI TAFADDLOLU ‘ALAIHI BIL ‘AMALI WAL AL QOOIMU BITTHORIIQOTI TAFADDOLU ‘ALAIHI BIL MUJAAHADATI WAL JAMAA'AH, WAL QOOIMU BILMA’RIFATI TAFADDOLU ‘ALAIHI BIL MUSYAAHADAH WALMUKAASYAFAH WAL QOOIMU MA’AL HAQIQOTI TAFADDOLU ‘ALAIHI BIL MINNATI, WA SYATTAANA BAINAL MUJAHADATI WAL MINNATI LILLAH





Adapun orang yang beribadah dengan syari’at itu bisa bermanfa'at jika memakai ilmu yang di amalkan, Adapun orang yang mengikuti (masuk) thoriqoh itu lebih utamanya dengan tatacara bermujahadah (sungguh-sungguh) dan berjama'ah , Adapun orang yang berubudiyah dengan MA'RIFAT itu lebih utamanya dengan menyaksikan alloh dan terbukanya beberapa rahasia hati (kasyful asror) adapun seseorang yang berubudiyah dengan HAQIQAT lebih utamanya dengan pemberian Alloh semata (Ridho) bagi alloh .dan sangatlah jauh banget perbedaannya antara Ilmu,amal,mujahadah (sungguh-sungguh) , jama'ah ,musyahadah , mukaasyafah dengan MINNAH (pemberian Alloh swt) BAGI ALLOH semata.....



Ilmu Thariqot disini adalah ilmu yang memastikan arah hatinurani agar supaya
diam dan geraknya, ucapan dan tingkah lakunya, hati itu selalu hadir di hadapan


 Dzat Alloh. Jadi bukannya ucapan wirid Alloh...sekian ribu kali atau Laa ilaaha
 illalloh ... berulang-ulang. Sebab ilmu thoriqat di wilayah penempuh
jalan Sufi Islam yang sesungguh-sungguhnya adalah ilmu ingatnya hatinurani


 kepada musamma-Nya Alloh (Asma Rahasia Tuhan) yang baru dapat dimengerti orang
kalau digurukan kepada Guru Mursyid yang haq dan sah mengajari ilmu hakekat
 untuk ma'rifat kepada Alloh.

Dalam kitabnya ahli ma’rifat billah yaitu kitab Bayanu Haqiqatin, dinyatakan


bahwa :

 1. Barang siapa menyembah asma dengan tidak beserta makna, maka benar-benar KAFIRlah orang itu. Artinya yang diketahuinya hanya kepada Asma Alloh, padahal Asma
 Alloh ini adalah nama-Nya Dzat Yang Wajib WujudNya. Nama tidak bisa apa-apa,
 Yang menciptakan jagad raya seisinya dan Yang memberi manfaat dan madhorot adalah Yang “Empunya” Asma Alloh yaitu Dzat Yang Wajib WujudNya. Tanyakanlah


kepada ahlinya tentang Dzat Yang Wajib WujudNya (QS.21:7, QS.16:43),



Tuhan yang menyatakan DiriNya dengan Asma Alloh (QS.20:14) tersimpan dalam makna rahasia
 dhomir “Huwa” Alloh Yang Ahad (QS. Al Ikhlash).

 2. Dan barangsiapa menyembah makna dengan tidak beserta asma, maka benar-benar
 MUNAFIKlah orang itu.



Artinya dengan secara mendetail ia mampu dengan akalnya
membahas tentang adanya Tuhan, sifat Kesempurnaan-Nya, Malaikat-Nya, para
Rasul-Nya, kitab-kitab-Nya, dllsb dengan berbagai ilmu filsafat, ilmu kalam,
dll.



Ia hanya puas disitu. Hakekat Tuhan yang mestinya harus di ingat dalam
hatinuraninya, sama sekali tidak tersentuh akal pikirnya. Bagaimana ihsan,
bagaimana dgn ayat ttg ulul-albab, ihsan, dan maksud QS. al-Hijr ayat 99,



dan
ayat-ayat dalam al-Qur’an yang menegaskan ttg dzikr ?.

 3. Barang siapa menyembah asma beserta makna, maka sama dengan MUSYRIKlah orang itu
(menyekutukan Tuhan) orang itu.



Artinya ia hanya mengawinkan kedua penjelasan
tsb diatas, maka aku dirinyalah yang tampil dengan kepuasan ilmunya ini,
sehingga merasa dirinya telah cukup dan mampu, karena membanggai kemampuan akal
pikirnya.

 4. Dan barangsiapa menyembah makna dengan ilmu hakekat untuk mencapai
ma’rifat, maka inilah MUKMIN YANG HAQ.



Artinya orang tersebut berguru secara
benar kepada ahli yang berkewajiban, hak dan sah menunjuki ilmu hakekat untuk
 ma’rifat kepada Alloh, sehingga inilah mukmin yang haq. Mengetahui maknanya
 berarti akan sebagai alat tafakurnya kepada kekuasaan dan kesempurnaan Alloh.
 Dan ilmu hakekat sebagai jalan, supaya dalam hati dan rasa selalu dapat murroqobah (mengintai-intai dg sekasama) Dzat Alloh.

 5. Kemudian siapa yang meninggalkan asma dan makna, itulah orang yang telah
ma’rifat billah (ma’rifatun min kulli ma’rifatin). Artinya mereka telah
 benar-benar ma’rifat kepada Alloh. Sebab orang yang ma’rifat dgn yakin dan telah
 sampai ke hadhirat Alloh, penglihatan hatinya tidak ragu (wa’bud rabbaka hattaA ya’tiyakal yaqin), tetapi ia tidak akan dapat mengatakan seperti apa Dzat Alloh
itu.



Sebab orang yang ma’rifat itu berarti fana’dzat. “mati ikhtiar” namanya,
 dzat dirinya nafi, tiada, atas Fadhal dan Rahmat Alloh yang menariknya masuk
 dalam alam ma’rifat kepada Alloh.

 6. Al Ma’rifatu kullul ma’rifati. Artinya atas Fadhol dan RahmatNya Alloh,
 dadanya terbuka, harinurani roh dan sirr(rasa)nya terbuka. Mengetahui bahwa “Maa kaana fi ‘aalamil kaabiri kamitsli ma kaaana fi ‘alamishshoghiiri”.



Rekaman apapun baik bangsa dunia dan jagad raya beserta isinya maupun rekaman bangsa akherat
 dengan berbagai alam keajaiban Tuhannya, semua ada didalam dadanya orang yang telah benar-benar ma’rifat kepada Alloh .



Tetapi ia sadar, bahwa selain Alloh
itu semua adalah makhluk yang akhirnya akan sirna. “Kullu syai’in haalikun illa
wajhahu (QS.Al Qashash 88).



Jangankan begitu, sudah ma’rifat billah saja kok
masih merasa ma’rifat …. Ini masih keliru, masih musyrik.



Sebab masih ada dua,yaitu yang ma’rifat dan yang di ma’rifati.

Supaya sempurna dan tidak musyrik
 lagi, maka yang ma’rifat itu masuk kedalam yang di ma’rifati. Sehingga benarlah wujud itu hanyalah Tuhan Alloh SWT. AdaNya Dia tak tampak wujud oleh penglihatan mata hati, karena terdinding oleh yang mestinya
tiada atau fana’, yaitu ujud jiwaraganya sendiri dan dunia seisinya (maujud).

Itulah sebabnya untuk menafikan yang mestinya tiada atau fana’, harus secara
benar dengan sungguh2 dan ikhlas ber jihadunnafsi (sbg jihadul akbar) mengikuti
 petunjuk dan bimbingan Guru yang ahli yang berkewajiban, hak dan sah menunjukkan pengertian ilmu hakekat untuk ma’rifat kepada Alloh. Di wilayah penempuh jalan Sufi Islam
disebut Guru Mursyid yang hak dan sah.

Kemudian para ahli m’rifat mengatakan bahwa :

 “Siapa yang menyembah kepada Alloh setelah mengetahui ilmunya menyembah, maka
 Alloh akan memberitahukan kepadanya hal yang mestinya harus diketahui. Alloh
akan menempatkan orang tersebut kepada tempat yang belum pernah ditempati,
tetapi orang takkan bisa mengetahui tentang ilmunya menyembah yang haq, kecuali
 setelah mengetahui jatidirinya sendiri, sebab “Man ‘arofa nafsahu faqod ‘arofa
Robbahu”.





الأعمال متعلق بالشريعة والطريقة متعلق بالعلم والمعرفة

متعلق بالايمان والمكاشفة والحقيقة متعلق بالله لله فقط





Adapun beberapa 'amal itu bergantung dengan syari’at, dan thoriqoh itu bergantung pada 'Ilmu,dan Ma'rifat amal serta ilmu itu bergantung dengan iman dan terbukanya rahasia hati, dan Hakikatnya Iman serta kasyaf itu bergantung pada ALLOH dan bagi alloh (terbukanya pengetahuan ilahiyah)





mari kita aplikasikan dengan pertanyaan UMUM SEMATA



كيف تطلب العواض على عمل هو متصدق به عليك بالواجبة ؟





أم كيف تطلب الجزاء على صدق هو مهديه إليك بالعمل ؟





"Bagaimana bisa kamu ingin meminta suatu ganti (imbalan) atas kebenaran ibadah / perbuatan wajib yang telah dilakukan, sedangkan hal itu merupakan shodaqoh yang telah Alloh berikan kepada hambanya ???.



Dan bagaimana bisa kamu meminta suatu balasan pahala atas kebenaran amalmu, sementara kita bisa melakukan segala amal ini sebab adanya pemberian anugrah dari Alloh ???



JAWABANNYA ADA PADA DIRI KALIAN MASING-MASING .... APA ITU IBADAH WAJIB & SUNNAH ???

SERTA AMAL KEBAIKAN YANG KITA LALUKAN SEHARI-HARI INI TELAH IKHLAS ... SEDANG KEIKHLASAN ITU ADA SEDIKIT HARAPAN DI KEMUDIAN HARI .... ???



PEMBAGIAN AMAL SECARA GARIS BESAR



1- Ummiyyah Umniyyah adalah mengharapkan sesuatu tanpa ada usaha. Sedangkan tujuan yang diharapkan tidak akan berhasil tanpa adanya suatu usaha yang memerlukan tenaga baik itu secara bathin ataupun dlohir. Sedangkan yang dimaksud Shidqun disini ialah merupakan amal perbuatan yang dilakukan dengan sungguh-sungguh dan menetapi syarat sah ketentuanNya baik secara Ilmu & Amal.



Ketika kedua arti ini disatukan maka akan ada unsur dalam diri seseorang rasa ingin mendapatkan pahala atau pemberian dari Alloh subhanahu wata'ala atas amal yang telah dilakukannya, padahal amal tersebut adalah sebuah pemberian atau anugerah dari Alloh, jadi untuk apa kita meminta pahala kepadaNya sedangkan pekerjaan tersebut juga termasuk dari anugerah Nya. Hal ini juga sama dengan seseorang ketika ditanya tentang amal, apakah kamu ingin menjadi orang yang alim ?





jawaban yang pasti adalah INGIN.



Akan tetapi sewaktu ditanya apakah kamu mau menjadi orang yang benar- benar alim ..?





Dari pertanyaan kedua ada kalimat benar-benar yang menunjukan adanya tekanan kepada orang yang menjawab, maka dari itu hanya sebagian orang saja yang bisa menjawab pertanyaan tersebut. Alasan jawaban yang pertama adalah karena tidak adanya suatu beban dalam berusaha. Sedangkan alasan kedua disebabkan adanya usaha berat yang maksimal (banyak aturan) .





2- Raja' Raja' ialah mengharapkan sesuatu yang dibarengi adanya usaha dan terdapat konsekuensi dalam melakukan suatu perbuatan tersebut tapi dalam melakukan perbuatannya dia tidak mengharapkan pahala dalam berbentuk apapu kecuali hanya ingin bias mendekatkan diri kepada Alloh. Seperti yang dilakukan shahabat Nabi dalam mengerjakan amal yang dijanjikan Alloh,mereka melakukan dengan sungguh- sungguh...



سُنَّةَ اللَّهِ الَّتِي قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلُ وَلَنْ تَجِدَ لِسُنَّةِ اللَّهِ تَبْدِيلًا (الفتح : 23)



Artinya : "Sebagai suatu sunnatulloh yang telah berlaku sejak dahulu, kamu sekali-kali tiada akan menemukan peubahan bagi sunnatulloh itu". (Q.S. Al-Fath : 23)



Ayat ini menunjukan bahwasanya Alloh menegur kepada orang-orang yang menggantikan sunatulloh atau perintah Nya dengan hal yang baru, seperti yang dilakukan oleh orang-orang zaman sekarang yang mempropokatori (dahwah amal) bahwasanya yang bisa mempersatukan umat islam bukanlah dari segi sholat jama'ah tapi dengan adanya organisasi seperti persatuan sepak bola, bulu tangkis dan lain-lain padahal tidak demikian,





Hadist nabi



اخبرني أبو عبيد مولى عبد الرحمن بن عوف ان ابا هريرة قال سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول لن يدخل الجنة احدا عمله قالوا ولا انت يا رسول الله قال ولا انا الا ان يتغمدني الله منه بفضل ورحمة Artinya :



"Abu ‘ubaid seorang budak Abdurrohman Bin A'uf membawa berita kepadaku sesungguhnya Abu hurairoh berkata : "Saya pernah mendengar Rasulallah bersabda : "Tidak akan masuk surga seseorang terhadap amalnya, para shohabat berkata : "Bukan engkau wahai Rosulalloh. Rosulalloh menjawab : "Bukan saya, kecuali Alloh memberika atas perbuatannya keanugerahan dan kebesaran sifat rohimNya alloh semata





Dalam hadist tersebut rasulallah mempertegas bahwasanya amal perbuatan seseorang tidak akan bisa membawanya masuk surge Alloh kecuali dengan adanya kasih sayong Alloh dan anugerah Nya.



3- Zuhud





" إنما يستوحش العباد والزهاد من كل شيئ لغيبتهم عن الله في كل شيئ فلو شهدوه في كل شيئ لم يستوحشوا من شيئ "



"Sesungguhnya orang - orang yang tekun beribadah dan zuhud itu merasa asing dari segala sesuatu dikarenakan mereka tidak bisa menyaksikan Alloh di setiap sesuatu, jikalau mereka bisa menyaksikan Alloh ketika menemui sesuatu, maka mereka tidak akan merasa asing dari sesuatu tersebut".



Sebagian dari orang-orang yang tekun beribadah dan zuhud ada yang menyangka bahwa untuk membersihkan qolbu (hati) mereka diperlukan 'uzlah (mengasingkan diri) dari manusia dan gemerlapnya dunia. 'Uzlah mereka jadikan metode untuk mempraktekkan nilai kezuhudan, kemudian mereka mencari tempat-tempat untuk ber'uzlah seperti gua, gunung dan lainya supaya terhindar dari pengaruh negatif gemerlapnya dunia. Sebenarnya, apakah ini bisa dikatakan derajat yang tinggi yang seyogyanya dipraktekkan oleh hamba-hamba Alloh yang ingin mendekatkan diri kepada Alloh subhanahu wa ta'ala sehingga mampu meraih derajat Abror atau shiddiqin



(درجة الأبرار والصدقين) ?





yang di maksud Zuhud bukan berarti menyepikan diri dari kesibukan memandang gemerlap dunia lahiriyah tetap bersama-sama dengan manusia namun basyiroh & hatinya selalu bersama alloh SWT . kalo mengartikan bahwa bahwa Zuhut ber'uzlah kegua-gua, dan meninggalkan keindahan-keindahan dunia tidaklah menjadi jalan utama untuk beribadah dan berzuhud yang dimaksud oleh syara' . Bahkan itu semua akan berdampak pada hancurnya bumi ini, tidak terwujudnya bumi yang subur, bangunan -bangunan rumah dan lain-lain. Dan yang paling bahaya adalah akan dikuasainya dunia ini oleh musuh-musuh Alloh (orang-orang kafir), dan ini semua sangat bertentangan dengan apa yang difirmankan oleh Alloh Subhanahu Wa Ta'ala :



هو أنشأكم من الأرض واستعمركم فيها فاسغفروه ثم توبوا إليه جإن ربي قريب مجيب (61





"Dia Telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya*, Karena itu mohonlah ampunan-Nya, Kemudian bertobatlah kepada-Nya, Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-Nya)." (Hud : 61)



* Maksudnya: manusia dijadikan penghuni dunia untuk menguasai dan memakmurkan dunia



هو الذي جعل لكم الأرض ذلولا فامشوا في مناكبها وكلوا من رزقه صلىوإليه النشور (15



" Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, Maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezki-Nya. dan Hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan". (Mulk : 15). قل من حرم زينة الله التي خرج لعباده والطيبات من الرزق قل هي للذين امنوا في الحيوة الدنيا خالصة يوم القيمة كذلك نفضل الأيات لقوم يعلمون (32





" Katakanlah: "Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Alloh yang Telah dikeluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang mengharamkan) rezki yang baik?" Katakanlah: "Semuanya itu (disediakan) bagi orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia, khusus (untuk mereka saja) di hari kiamat*. " Demikianlah kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi orang-orang yang Mengetahui.



Maksudnya: perhiasan-perhiasan dari Alloh dan makanan yang baik itu dapat dinikmati di dunia Ini oleh orang-orang yang beriman dan orang-orang yang tidak beriman, sedang di akhirat nanti adalah semata-mata untuk orang-orang yang beriman saja.



Menanggapi khilafiyah pertanyaan di atas mari kita pelajari keterangan dari ulama' al-'aarif billah





" إنما يأسرك من الدنيا تعلقك بها لا تعاملك معها, والمطلوب منك أن تتعامل معها لا أن تتعلق بها "



"Sesungguhnya yang bisa memenjarakan kamu adalah ketergantungan anda kepada dunia bukan interaksi (hubungan) kamu dengan dunia, dan yang menjadi tuntutan bagimu adalah supaya kamu berhubungan dengan dunia namun tidak bergantung kepadanya." Caranya tidak lain adalah dengan menjalankan factor-faktor yang bisa mengantarkan dan membuahkan mahabbah kepada Alloh



(محبة الله).



Adapun sebab yang paling pokok adalah dengan memperbanyak dzikir kepada Alloh dan muroqobah kepada-Nya serta ingat terus kepada Dzat yang memberikan anugerah nikmat-Nya kepada kita. Apabila metode ini diistiqomahkan maka akan sangat mudah untuk membuahkan nilai mahabbah yang hakiki kepada Alloh.



Ketahuilah bahwa mahabbah kepada Alloh itu sudah menjadi fitroh yang terpendam pada diri hamba-hamba Alloh, akan tetapi fitroh ini terhijab dengan adanya nafsu/sahwat yang selalu mengarahkan kepada kejelekan, akan tetapi dengan melanggengkan dzikrulloh akan tersingkaplah Mahabbah Robbaniyah



(المحبة الربانية) .



Yang menjadi pertanyaan bagi kita adalah kalau kita sudah cinta kepada Alloh apakah kita tidak di perbolehkan cinta kepada yang lainnya seperti halnya orang tua mencintai anaknya, suami mencintai istrinya, seorang muslim cinta kepada saudaranya ? Jawabannya adalah sesungguhnya orang yang hatinya diliputi rasa cinta kepada Alloh, maka tidak akan mungkin mencintai selain-Nya, adapun mencintai selain Alloh harus kita dasari cinta karena Alloh



(الحب في لله),



sedangkan mencintai selain-Nya dengan tidak didasari karena Alloh adalah salah satu bentuk dari syirik khofi



(الحب مع الله). Cinta kepada selain Alloh yang didasari karena Alloh



(الحب في لله)



Merupakan buah dari tauhid. Orang yang hatinya di penuhi mahabbah kepada Alloh, ia tidak memandang kepada sesuatu kecuali sesuatu tersebut mampu menjadikannya selalu ingat kepada Alloh, tidak hanya mengambil kenikmatan saja, namun dia mampu berinteraksi dengan dunia yang disertai penuhnya rasa cinta kepada Alloh Subhanahu wa ta'ala. Sesungguhnya mahabbah kepada Alloh bisa menjadikan orang tersebut tidak melihat sesuatu kecuali hanya menyaksikan sifat-sifat Alloh yang indah serta rahmat-Nya yang luas. Dan maqom (derajat) ini hanyalah bisa dirasakan oleh yang selalu istiqomah dalam dzikir dan muroqobah (mendekatkan diri) kepada Alloh, derajat ini juga bisa disebut :



WAHDATUS SYUHUD (وحدة الشهود) ,



Melihat apapun bisa mengantarkannya ingat kepada Alloh Subhanahu wa ta'ala .



seperti penjelasan para sahabat Saiyidina abu bakar as shiddiq ra



ما رأيت شئا الا رأيت الله قبله



aku tidak pernah melihat sesuatu kecuali melihat alloh sebelum melihatnya (sesuatu)



Saidinaa utsman bin 'affan ra





ما رأيت شئا الا رأيت الله بعده







aku tidak pernah melihat sesuatu kecuali melihat alloh sesudah melihatnya (sesuatu)



Saiyidina Umar al faruqi ra







ما رأيت شئا الا رأيت الله معه







aku tidak pernah melihat sesuatu kecuali melihat alloh besertaan dengan melihatnya (sesuatu)

Saiyidina 'ali karromallohu wajhah ra ..







ما رأيت شئا الا رأيت الله قيه





aku tidak pernah melihat sesuatu kecuali melihat alloh meliputi dalamnya
(sesuatu)

SEPENGGAL TANYA JAWAB 


MUGIO NGIMPI KETEMU MBAH RUBINAH DAN KANG DOLLAH SAAT BELAJAR NGAJI " MAN NGOROFA NAFSAHU FAQOD NGAROFA ROBBAHU WAMAN NGAROFA ROBBAHU FAQOD DZAHABA KULLUHU LILLAH " MUGIO MANPANGATI TANYA JAWAB ANTARANE KANG DOLLAH & MBAH RUBINAH ......



WELINGE MBAH RUBINAH ... NGGER ??

CAH BAGUS SING NGGUANTENG SAK KEBONAN ...



AQIDAH ISLAM IKU ONO 4 : Syariat,thoriqoh,hakikat dan ma'rifat



~ Adapun syariat itu kenyataan Af’alulloh.

~Adapun Thoriqoh itu kenyataan Asma’ulloh.

~Adapun Hakikat itu kenyataan Sifatulloh.

~Adapun Makrifat itu kenyataan dzatulloh.



BANJUR KANG DOLLAH TAKON :



MBAH Syariat,thoriqoh,hakikat dan ma'rifat itu bertempat pada diri kita ??



JAWABE MBAH RUBINAH :



~Adapun syariat itu nyata pada tubuh kita.

~Adapun thoriqoh itu nyata pada hati kita.

~Adapun hakikat itu nyata pada nyawa kita.

~Adapun ma'rifat itu nyata pada rahasia keadaan kita dan bahwasanya:-

~Tubuh itu kenyataan Af’alulloh.

~Hati itu jadi kenyataan Asma'ulloh.

~Nyawa itu jadi kenyataan Sifatulloh.

~Rahsia itu jadi kenyataan dzatulloh.



BANJUR KANG DOLLAH TAKON :

Syariat,thoriqot,hakikat dan ma'rifat itu kejadian daripada apa?



Jawabe simbah ?



~Adapun kejadian syariat itu daripada air.

~Adapun kejadian thoriqot itu daripada angin.

~Adapun kejadian hakikat itu daripada bumi ( Tanah )

~Adapun kejadian Ma'rifat itu kejadian daripada terang api.



BANJUR KANG DOLLAH TAKON :



Syariat itu kejadian daripada air,adakah air sungai,air hujan,laut,telaga atau lain2 lagi ???? .....



Jawabe simbah ??



Adapun yang dikatakan syariat itu daripada air bukan seperti air yang tersebut

itu,sebenarnya adalah NUR MUKHAMMAD.



BANJUR KANG DOLLAH TAKON :



Thoriqot itu kejadian daripada angin,adakah angin bertiup-tiup atau angin

utara,selatan,timur,barat atau sebagainya??



Jawab simbah ??



Adapun Thoriqot itu dikatakan daripada angin tidak sebagaimana angin yang tersebut

diatas itu,Sebenarnya adalah 4 Nafas KEHIDUPAN MUKHAMMAD



BANJUR KANG DOLLAH TAKON :



Hakikat itu kejadian daripada tanah. Adakah tanah seperti tanah liat,tanah bukit,kuning

pasir dan lain lain lagi?





Jawab simbah ??



Adapun hakikat itu dikatakan tanah,bukan seperti tanah yang tersebut,sebenarnya adalah Tubuh (jisim) MUKHAMMAD (alam mulki)



BANJUR KANG DOLLAH TAKON :



Ma'rifat itu kejadiaan daripada terang api,adakah seperti matahari,bulan,api biasa atau lampu atau api elektrik?



Jawab simbah ??



Sebenarnya bukan seperti api yang tersebut,Sebenarnya adalah DARAH / HIDAYAH MUKHAMMAD ....



banjur simbah nerangke risalahe maneh sinambi nyusur SURUH ...



~Adapun kejadian diri kita yang dzohir afalah asalnya 4 anasir yaitu :



tanah,air,api & angin,maka keempat2 itu asalnya 1 jua yaitu asal tanah air,asal air angin,asal angin api,dan asal api itu adalah NUR MUHAMMAD (TAJALI) dan Nur Muhammad itu adalah NURULLOH ....



Adapun diri yang dzohir itu kepada kita seperti berikut dibawah ini :



~Bermula tanah itu menjadi daging pada kita.



~Air itu menjadi tulang pada kita.

~Angin itu menjadi urat pada kita.

~Api itu menjadi darah pada kita.

Maka masing2 ini kerjanya di dalam sembahyang.



BANJUR KANG DOLLAH TAKON :



Tanah,air,api dan angin itu apa kerjanya di dalam sembahyang?



Jawabe simbah ???



~Adapun Af’al api itu berdiri di dalam sembahyang.

~Adapun af’al angin itu rukuk di dalam sembahyang.

~Adapun af’al air itu sujud di dalam sembahyang.

~Adapun tanah itu duduk di dalam sembahyang.



Maka keempat2 itu di namakan jasmani (jisim / alam mulki) artinya tubuh yang dzohir.... WADAG ADAH TAI IKI LO NGGEER .... ??



Adapun nyawa jasmani itu rohani,maka yang bernama rohani itu tubuh MUKHAMMAD

hakikat,karenana tubuh Muhammad itu tiada bercampur dengan keempat2 anasir itu,hanya semata2 tubuh MUKHAMMAD itu rohani.



BANJUR KANG DOLLAH TAKON :



Apa nama tubuh kita apa nama nyawa kita ??



Jawabe simbah ???



Adapun tubuh kita bernama jasmani dan nyawa kita bernama rohani, maka yang bernama rohani itu lah tubuh Muhammad, sebab itulah kita semua bisa di sebut bangsa daripada tubuh Muhammad ,maka tiap2 sesuatu yang dibangsakan dengan tubuh Muhammad itu diharamkan atas api neraka,dan sebab itulah maka tidak boleh meninggalkan sembahyang dan sholat 5 waktu kang dadi MI'ROJe poro ROSUL ,niscaya putuslah bangsa itu (ingkar) melainkan sebangsa dengan binatang juga adanya ....



Sabda Nabi AHMAD SAW

Barang siapa yang lalai (syirik) saat keluar masuk nafas dengan tiap2 keluar masuk dengan tiada dzikirulloh TAJALI ,maka sia sialah semua amal & ilmunya ....



WES YO NGGERR OJO TAKON MANEH AQ TAK MENIKMATI SURUH IKI DISIK ... KAPAN'' MANEH NEK AQ IJIK KANGGONAN ILING TAKONO

KETERANGAN SELANJUTNYA MONGGO SILAHKAN DI TERUSKAN SENDIRI-SENDIRI PADA GURU MASING'' &

KALO ADA YANG KURANG BERKENAN MONGGO MASUKANNYA ,,, INI HANYA SEBUAH ULASAN DARI AL-FAQIR ...SEMATA DAN MENUQIL DARI BEBARAPA KITAB KARYA SUFI'' TERDAHULU ,,, JIKA DALAM PENGARTIAN TAFSIR BAHASA KURANG BERKENAN KIRANYA DI MAKLUM KARENA MASIH KURANGNYA DIRI INI BELAJAR DAN MOHON DI BENARKAN ,,, BAROKALLOH FIIKUM LILLAAHI AL-'ALAMIIN



Mengenal Thoriqot / tarekat kilas balik dari andalas


Thoriqoh al Mu’tabaroh di indonesia Dalam tasawwuf seringkali dikenal istilah Thoriqoh, yang berarti jalan menuju alloh , yakni jalan untuk mencapai Ridlo Alloh. Dengan pengertian ini bisa digambarkan, adanya kemungkinan banyak jalan, sehingga sebagian sufi menyatakan, Atthuruq biadadi anfasil mahluk, yang artinya jalan menuju Alloh itu sebanyak nafasnya mahluk, aneka ragam dan bermacam macam.

Kendati demikian orang yang hendak menempuh jalan itu haruslah berhati hati, karena dinyatakan pula, Faminha Mardudah waminha maqbulloh, yang artinya dari sekian banyak jalan itu, ada yang sah dan ada yang tidak sah, ada yang diterima dan ada yang tidak diterima. Yang dalam istilah ahli Thoriqoh lazim dikenal dengan ungkapan,Muâ’tabaroh. Wa ghoiru Muâ’tabaroh. KH.Ahmad zainal jinan wahhab menjelaskan, awalnya Thoriqoh itu dari Nabi yang menerima wahyu dari Alloh, melalui malaikat Jibril. 



Jadi, semua Thoriqoh yang Muâ’tabaroh itu, sanad(silsilah)-nya muttashil (bersambung) sampai kepada Nabi. Kalau suatu Thoriqoh sanadnya tidak muttashil sampai kepada Nabi bisa disebut Thoriqoh tidak (ghoiru) Muâ’tabaroh. Barometer lain untuk menentukan ke-muâ’tabaroh-an suatu Thoriqoh adalah pelaksanaan syariâ’at. Dalam semua Thoriqoh Muâ’tabaroh syariat dilaksanakan secara benar dan ketat. Diantara Thoriqoh Muktabaroh itu adalah : Thoriqoh Syathoriyah pertama kali dirintis oleh syekh Abdulloh As Syathor (w.1429 M). Thoriqoh Syathoriyah berkembang luaske Tanah Suci (Mekah dan Medinah) dibawa oleh Syekh Ahmad Al-Qusyasi (w.1661/1082) dan SyekhIbrahim al-Kurani (w.1689/1101). Dan dua ulama ini diteruskan oleh Hamzah al-fansuri




Sufi, cendekiawan, budayawan dan sastrawan terkemuka pada pertengahan abad 16 dan awal abad 17 di kawasan Melayu-Aceh. Beliau juga dikenal sebagai sosok pelopor dan pembaharu, intelektual yang berani mengkritik para penguasa. Beliau juga memelopori penulisan risalah tasawuf secara sistematis dan ilmiah. Di bidang kesusastraan,

Syekh adalah orang pertama yang memperkenalkan syair puisi empat baris dengan skema akhiran sajak a-a-a-a. Beliau meletakkan dasar puisi dan estetika Melayu yang kokoh. Pengaruhnya sebagai penyair sufimasih kelihatan jelas hingga abad 20, terutama dalam karya sastrawan Pujangga Baru seperti Sanusi Pane dan Amir Hamzah. Dalam bidang tasawuf, Syekh Hamzah Fansuri adalah mursyid Tarekat Qadiriyyah. Ajarannya tentang wahdat al-wujud kelak ditentang keras oleh Syekh Nuruddin al-Raniri, yang menuduhnya sebagai ulama zindik.

Hamzah Fansuri di dalam Makkah

Mencari Tuhan di Bayt al-Ka’bah

Di Barus ke Qudus terlalu payah

Hamzah Fansuri di dalam Makkah

Mencari Tuhan di Bayt al-Ka’bah

Di Barus ke Qudus terlalu payah

Akhirnya didapat di dalam rumah

Tidak diketahui dengan pasti kapan dan di mana Syekh Hamzah Fansuri ini dilahirkan.



Namun dengan melihat pada nama gelaran di belakangnya diduga kuat beliau berasal dari Fansur, atau Barus, yang saat itu merupakan kotapelabuhan penting yang kerap dikunjungi para saudagar dan musafir dari negeri-negeri jauh. Juga tidak diketahui dengan pasti kapan beliau meninggal. Sebagian sarjana berspekulasi beliau masih hidup hingga zaman Sultan Iskandar Muda. Semasa hidupnya, Syekh Fansuri menyaksikan pergolakan dan pertikaian politik istana, hedonisme dan penyimpangan-penyimpangan dalam pengamalan ajaran Islam.



Pada masa Iskandar Muda, masa keemasan Aceh, tasawuf memang berkembang, tetapi kebanyakan hanya sekedar kegemaran dan “gaya hidup” tanpa penghayatan dan pengamalan yang mendalam dan benar. Pada masa Iskandar Muda, hedonisme dan kemewahan jauh lebih leluasa dibanding masa sebelumnya. Bahkan Sultan melakukan praktik meditasi menyambut datangnya bulan purnama, sebuah praktik dari tradisi Yoga pranayama.

Selain itu banyak penempuh jalan sufi yang bertindak keterlaluan, bertapa di hutan-hutan. Seperti dalam sebuah syairnya, beliau mengecam:Segala muda dan sopanSegala tua berhubanUzlatnya berbulan-bulanMencari Tuhan ke dalam hutan….Sidan thalib ke dalam hutanPergi uzlat berbulan-bulanDari muda datang berhubanTiada bertemu dengan TuhanBahkan tak lupa Syekh Fansuri juga mengecam dirinya sendiri,

yang barangkali pernah mengerjakan amalan serupa di masa mudanya:Hamzah sesat di dalam hutanPergi uzlat berbulan-bulanAkan kiblatnya picik dan jawadanItulah lambat mendapat TuhanHamzah sesat di dalam hutanPergi uzlat berbulan-bulanAkan kiblatnya picik dan jawadanItulah lambat mendapat TuhanPergi uzlat berbulan-bulanDari muda datang berhubanTiada bertemu dengan Tuhan KARYA AJARANNYA

Prosa dan puisi karya Syekh Fansuri yang masih tersisa tidak banyak. Adabeberapa karya diduga karya Syekh Fansuri tetapi diragukan keotentikannya Tetapi setidaknya ada tiga risalah yang dipandang asli karyanya, yakni Syarab al-Asyiqin, Asrar al-Arifin dan al-Muntahi.Syarah al-Asyiqin (Minuman Orang Berahi) berisi ringkasan ajaran wahdat al-wujud Syekh al-Akbar IBN AL-‘ARABI,

Shadr al-Din al-Qunawi dan Abd al-Karim al-Jilli, dan cara mencapai makrifat. Kitab ini terdiri dari tujuh bab – bab

1 sampai 4 menguraikan tahapan ilmu suluk (syari’at, tarekat, hakekat dan makrifat),

bab 5 tentang tajalli dzat Tuhan Yang Maha Tinggi (asas ontologi ajaran wujudiyyah),

bab 6 tentang sifat-sifat Allah, dan bab

7 tentang isyq dan sukr (kemabukan mistik). Kitab ini ditulis sebagai panduan untuk pemula dalam ilmu suluk.

Bab 5, yang berisi keterangan prinsip wujudiyyah, adalah bab terpenting dalam kitab ini yang menunjukkan pemikiran wujudiyyah Fansuri – kelak ajaran wahdat al-wujud ini, yang diteruskan oleh Syekh SYAMSUDDIN SUMATRANI - Syekh ‘Abd al-Rauf al-Sinkili menjadi kontroversi sengit dan bahkan dikecam habis-habisan oleh Syekh Nuruddin (lihat NURUDDIN RANIRI). 



Bab ini adalah ajaran tentang tajalli Tuhan, tentang martabat atau urutan tajalli Tuhan:Martabat la ta’ayyun, yakni keadaan di mana Dzat-Nya tak bisa dikenali oleh siapapun, ghaib mutlak, belum bertajalli. Akal, pembicaraan ilmu dan bahkan makrifat tidak akan menjangkau-Nya.

Bahkan para nabi dan wali pun tidak tahu (hairan). Maka Nabi berkata: Subhanaka ma’arofnaaka haqqon ma’rifataka (Maha Suci Engkau, tiada kukenal Engkau sebagaimana mestinya Engkau dikenal) dan tafakkaru fi khalqillahi wa la tafakkaru fi dzatillah (Renungkanlah ciptaan-Nya; jangan kau pikirkan Dzat-Nya).Martabat ta’ayyun awal (kenyataan pertama), yang berupa tajalliIlm (Pengetahuan), Wujud (Eksistensi), Syuhud (Menyaksikan), danNur (Cahaya).

Seperti dikatakan Syekh, karena Ilmu maka Tuhan adalah Alim dan Ma’lum (Mengetahui dan Diketahui); karena Wujud maka Dia adalah Yang Mengadakan dan Yang ada; karena Syuhud maka Dia adalah Yang Melihat dan Yang Dilihat; karena Nur maka Dia adalah Yang Menerangkan (dengan Cahaya-Nya) dan Yang Diterangkan (oleh Cahaya-Nya).

Martabat ta’ayyun tsani (atau ta’ayyun ma’lum), kenyataan kedua, di mana Tuhan menjadi dikenal. Yang dimaksud dikenal (ma’lum) di sini adalah a’yan tsabithah (entitas permanen), kenyataan dari segala sesuatu; juga dinamakan suwar al-‘ilmiyyah (bentuk yang diketahui) atau al-haqiqah al-asyya’ atau hakekat segala sesuatu di alam semesta, atau ruh idhafi (ruh yang terpaut)

Martabat ta’ayun tsalis (kenyataan ketiga) yakni ruh insan dan makhluk.Martabat ta’ayyun rabi’ dan khamis, kenyataan keempat dan kelima, yakni penciptaan alam semesta beserta seluruh makhluk.

Kitab Asrar al-‘Arifin adalah karya prosa Syekh Fansuri yang terpanjang, dan tidak ada duanya dalam khazanah sastra Melayu. Penulisannya diilhami oleh kitab Sawanah karya Syekh Ahmad al-Ghazali, Tarjuman al-Asywaq karya Syekh Ibn ‘Arabi, Lam’at karya al-Iraqi, dan Lawa’ih karya Jami. Isinya adalah telaah Syekh atas puisi ciptaannya sendiri.



Dalam kitab ini tampak keluasan ilmunya, seperti diindikasikan dalam perujukan-perujukannya pada sajak-sajak Syekh Ibn al-‘Arabi, Farid al-Din Athtar, Jalal al-Din Rumi, Ahmad al-Ghazali, Ayn al-Qudhat al-Hamadani, ‘Iraqi, Mahmud al-Syabistari, Junaid al-Bahgdadi dan Jami’ dan juga Mansur Al-Hallaj.

Kitab al-Muntahi merupakan karya paling ringkas tetapi mendalam. Kitab ini secara garis besar membicarakan tiga persoalan:

(1) kejadian alam semesta sebagai panggung tajalli Tuhan dan Kemahakuasaan-Nya.

(2) bagaimana Tuhan memanifestasikan Diri-Nya dan bagaimana ahli makrifat memandang alam semesta, serta bab tentang sebab pertama segala kejadian. 

(3) bagaimana seseorang dapat kembali ke asalnya, yakni keadaan kanzu makhfi (perbendaharaan tersembunyi). Dalam risalah ini pula Syekh Hamzah Fansuri menunjukkan kepiawaiannya sebagai penerjemah yang mumpuni. Tetapi kitab ini pula yang menjadi salah satu rujukan Syekh Nuruddin Raniri untuk mengkafirkan Syekh Hamzah Fansuri.

Menurut seorang peneliti, syair-syair Hamzah Fansuri yang penuh ajaran tasawuf itu memiliki sejumlah ciri menonjol, yakni:

(1) sajak empat baris dengan skema akhiran AAAA, atau disebut syair dalam kesusastaran Melayu

(2) dari struktur batinnya menunjukkan ungkapan perasaan fana, cinta Tuhan, kemabukan mistik,

pengalaman batin dan pengetahuan tasawuf yang diperoleh melalui ilham an kasyaf;

(3) terdapat banyak kutipan ayat-ayat mutasyabihat dalam al-Qur’an untuk fungsi religius dan estetis;

(4) terdapat isyarat atau perlambang kesufian seperti anak dagang, anak jamu, anak datu, anak ratu, orang uryani, faqir, thalib, asyiq dan lain-lain;

(5) ada ungkapan-ungkapan dan citra yang paradoks, hal yang lazim dalam sastra sufi

(6) ada syair yang memiliki kesamaan dengan baris-baris puisis sufi Parsi, semisal Iraqi. Hafiz, Rumi, Syabistari, al-Magribi dan Jami dan Athtar

(7) ada kata atau serapan kata dari Arab dan Jawa, kutipan Qur’an dan Hadits serta ucapan syathahat dari Sayyidina Ali, Bayazid al-Bisthami dan al-Hallaj.

Dari sudut pandang estetika, Syekh Hamzah Fansuri telah melaksanakan tuntutan licentia poetica (kebebasan penyair) secara utuh. Sajak-sajak Syekh Fansuri mencerminkan proses islamisasi kebudayaan Melayu pada abad 16.



Melalui Syekh Hamzah Fansuri bahasa Melayu naik kedudukannya menjadi bahasa paling penting di kepulauan Nusantara.



Syekh ‘Abd al-Rauf al-Sinkili aceh ke Nusantara,pamijahan tasik malaya ,papua, NTB,Tulungagung,jogja,dan jawa tengah lainnya kemudian dikembangkan oleh muridnya Syekh Burhanu al-Din & syeckh ke Minangkabau. Thoriqoh Syathoriyah sesudah Syekh Burhan al-Din & syamsu al-din assumathroni , berkembang pada 4 (empat) kelompok, yaitu;



1. Pertama silsilah yang diterima dari Imam Maulana.



2. Kedua, silsilah yang dibuat oleh Tuan Kuning Syahril Lutan Tanjung Medan Ulakan.



3. Ketiga, silsilah yang diterima oleh Tuanku Ali Bakri di Sikabu Ulakan.



4. Keempat; silsilah oleh Tuanku Kuning Zubir yang ditulis dalam Kitabnya yang berjudul Syifa’ al-Qulub.



Thoriqoh ini berkembang di Minangkabau dan sekitarnya.Untuk mendukung ke1embagaan Thoriqoh, kaum Syathoriyah membuat lembaga formal berupa organisasi sosial keagamaan Jamâ’ah Syathoriyah Sumatera Barat, dengan cabang dan ranting- ranting di seluruh alam Minangkabau, bahkan di propinsi-tetangga Riau dan jambi. Bukti kuat dan kokohnya kelembagaan Thoriqoh Syathoriyah dapat ditemukan wujudnya pada kegiatan ziarah bersama ke makam Syekh Burhan al-Din Ulakan. Sementara Thoriqoh Naqsyabandiyah masuk ke Nusantara dan Minangkabau pada tahun 1850. Thoriqoh Naqsyabandiyah sudah masuk ke Minangkabau sejak abad ke 17, pintu masuknya melalui daerah Pesisir Pariaman, kemudian terus ke Agam dan Limapuluh kota.



Thoriqoh Naqsyabandiyah diperkenalkan ke wilayah ini pada paruh pertama abad ketujuh belas oleh syekh Jamalu al-Din, seorang Minangkabau yang mula-mula belajar di Pasai sebelum dia melanjutkan ke Bay'at al-Faqih, Aden, Haromain, Mesir dan India. Naqsyabandiyah merupakan salah satu Thoriqoh sufi yang paling luas penyebarannya, dan terdapat banyak di wilayah Asia Muslim serta Turki, Bosnia- Herzegovina, dan wilayah Volga Ural. Bermula di Bukhara pada akhir abad ke-14,

Thoriqoh Naqsyabandiyah mulai menyebar ke daerah-daerah tetangga dunia Muslim dalam waktu seratus tahun. Perluasannya mendapat dorongan baru dengan munculnya cabang Mujaddidiyah, dinamai menurut nama Syekh Ahmad Sirhindi Mujaddidi Alfi Tsani (Pembaru Milenium kedua, w. 1624). Pada akhir abad ke-18, nama ini hampir sinonim dengan Thoriqoh tersebut di seluruh Asia Selatan, wilayah Utsmaniyah, dan sebagian besar Asia Tengah.



Ciri yang menonjol dari Thoriqoh Naqsyabandiyah adalah diikutinya syari’at secara ketat, keseriusan dalam beribadah menyebabkan penolakan terhadap musik dan tari, serta lebih mengutamakan berdzikir dalam hati (Sirri). Penyebaran Thoriqoh Naqsyabandiyah Kholidiyah ditunjang oleh ulama ulama Minangkabau yang menuntut ilmu di Mekah dan Medinah, mereka mendapat bai’ah dari Syekh Jabal Qubays di Mekah dan Syekh Muhammad Ridwan di Medinah.

Misalnya, Syekh Abdurrahman di Batu Hampar Payakumbuh (w. 1899 M), Syekh Ibrahim Kumpulan Lubuk Sikaping, Syekh Khatib Ali Padang (w. 1936),

dan Syekh Muhammad Sai’d Bonjol. Mereka adalah ulama besar dan berpengaruh pada zamannya serta mempunyai anak murid mencapai ratusan ribu, yang kemudian turut menyebarkan Thoriqoh ini ke daerah asal masing masing Di indonesia ,,,, mengenang perkembangan thoriqoh dari andalas

PENCARIAN HIDUP MENUJU KEKASIH SEJATI

JANGAN SUKA MENGANGGAP SESUATU YG TIDAK COCOK ITU ADALAH SESAT NAMUN SIKAPILAH SAMPAI KAU BENAR'' MEMAHAMINYA ...

KARENA JIKA KAU MENILAI CIPTAANNYA MAKA NISTALAH DIRIMU ... KARENA ALLOH MAHA MENILAI PADA APA'' YANG KAU SANGKAKAN











AlkisAnnabila