اللَّهُ نُورُ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ
Allah adalah cahaya langit dan bumi (QS. 24:35)
Sesungguhnya Allah Swt. sebelum menciptakan segala sesuatu, terlebih dahulu menciptakan cahaya nabimu dari Nur Allah (Hadis)
Jika bukan karena engkau, jika bukan karena engkau, wahai Muhammad, Aku tak akan pernah menciptakan langit yang tinggi dan mengejawantahkan Kedaulatan-Ku (Hadis).
Sesungguhnya Allah Swt. sebelum menciptakan segala sesuatu, terlebih dahulu menciptakan cahaya nabimu dari Nur Allah (Hadis)
Jika bukan karena engkau, jika bukan karena engkau, wahai Muhammad, Aku tak akan pernah menciptakan langit yang tinggi dan mengejawantahkan Kedaulatan-Ku (Hadis).
الفكرة سراج القلب فإذا ذهبت فلا إضاءة له
"Pikiran merupakan lampu hati, ketika hilang pikiran tersebut, maka tidak ada penerangan bagiNya"
Dalam sebuah hadis Rasulullah saw bersabda,
"Pikiran merupakan lampu hati, ketika hilang pikiran tersebut, maka tidak ada penerangan bagiNya"
Dalam sebuah hadis Rasulullah saw bersabda,
انا من نور الله وخلق كلهم من نري
Ana min nurullaahi, wa khalaq kuluhum min nuuri
”Aku berasal dari cahaya Allah, dan seluruh dunia berasal dari cahayaku.”
Dalam hadis lain dari Ibnu Abbas disebutkan, “Sesungguhnya ada seorang Quraisy, yang ketika itu masih berwujud nur (cahaya), di hadapan Alloh Yang Maha Perkasa lagi Mahaagung, dua ribu tahun sebelum penciptaan Nabi Adam as. Nur itu selalu bertasbih kepada Alloh…”
Alloh menciptakan Nur Muhammad, atau al-haqiqat Al-Muhammadiyya (Hakikat Muhammad) sebelum menciptakan segala sesuatu. Nur Muhammad disebut sebagai pangkal atau asas dari ciptaan. Ini adalah misteri dari hadis qudsi yang berbunyi ..
Alloh menciptakan Nur Muhammad, atau al-haqiqat Al-Muhammadiyya (Hakikat Muhammad) sebelum menciptakan segala sesuatu. Nur Muhammad disebut sebagai pangkal atau asas dari ciptaan. Ini adalah misteri dari hadis qudsi yang berbunyi ..
لولاك لولاك ما خلقت العفعلك
lawlaka, lawlaka, maa khalaqtu al-aflaka—
”Jika bukan karena engkau, jika bukan karena engkau (wahai Muhammad),
Aku tidak akan menciptakan ufuk (alam) ini.” Alloh ingin dikenal, tetapi pengenalan Diri-Nya pada Diri-Nya sendiri menimbulkan pembatasan pertama (ta’ayyun awal).
Ketika Dia mengenal Diri-Nya sebagai Sang Pencipta, maka Dia “membutuhkan” ciptaan agar Nama Al-Kholiq dapat direalisasikan. Tanpa ciptaan, Dia tak bisa disebut sebagai Al-Khaliq. Tanpa objek sebagai lokus limpahan kasih sayang-Nya, dia tak bisa disebut Ar-Rahman. Maka, perbendaharaan tersembunyi dalam Diri-Nya itu rindu untuk dikenal, sehingga Dia menciptakan Dunia—seperti dikatakan dalam hadis qudsi, “Aku adalah perbendaharaan tersembunyi, Aku rindu untuk dikenal, maka kuciptakan Dunia.”
Tetapi kosmos atau alam adalah kegelapan, sebab dalam dirinya sendiri alam sebenarnya tidak ada. Dalam kegelapan tidak akan terlihat apa-apa. Karenanya, agar sesuatu segala sesuatu muncul dalam eksistensi ini diperlukanlah cahaya.
Tetapi kosmos atau alam adalah kegelapan, sebab dalam dirinya sendiri alam sebenarnya tidak ada. Dalam kegelapan tidak akan terlihat apa-apa. Karenanya, agar sesuatu segala sesuatu muncul dalam eksistensi ini diperlukanlah cahaya.
Melalui cahaya inilah Dia memahami dan dipahami sekaligus. Inilah manifestasi pertama dari Perbendaharaan Tersembunyi, yakni Nur Muhammad. Jadi yang pertama diciptakan adalah Nur Muhammad yang berasal dari “Cahaya-Ku”. Nur Muhammad adalah sebentuk “pembatasan” (ta’ayyun) atas Keberadaan Absolut; dan bagian ini tidaklah diciptakan, tetapi sifat dari Pencipta.
Dengan demikian, berdasar hadis-hadis tersebut dapat disimpulkan bahwa dunia adalah dari Nur Muhammad dan Nur Muhammad berasal dari Nur Alloh. Karena fungsinya sebagai prototipe aturan tata semesta dalam keadaan global, maka Nur Muhammad adalah wadah tajalli-Nya yang sempurna dan sekaligus kecerdasan impersonal yang mengatur tatanan kosmos, atau Logos, seperti dikatakan dalam hadis masyhur lainnya, “Yang pertama diciptakan Alloh adalah akal (aql al-awwal).”
الفكرة فكرتان فكرة تصديق وإيمان وفكرة شهود وعيان
فالأولى لأرباب الاعتبار والثانية لأرباب الشهود والاستبصار
"Fikiran dibagi menjadi dua, fikiran yang timbul dari tashdiq dan iman, dan fikiran yang tumbuh dari menyaksikan Allah dan membuktikan wujudNya, yang pertama buat orang-orang yang mempunyai pertimbangan sedangkan yang kedua bagi orang-orang yang mempunyai persaksian kepada Alloh dan penglihatan dengan menggunakan hati". al-hikam
فالأولى لأرباب الاعتبار والثانية لأرباب الشهود والاستبصار
"Fikiran dibagi menjadi dua, fikiran yang timbul dari tashdiq dan iman, dan fikiran yang tumbuh dari menyaksikan Allah dan membuktikan wujudNya, yang pertama buat orang-orang yang mempunyai pertimbangan sedangkan yang kedua bagi orang-orang yang mempunyai persaksian kepada Alloh dan penglihatan dengan menggunakan hati". al-hikam
إِنَّ اللَّهَ لَا يَسْتَحْيِي أَنْ يَضْرِبَ مَثَلًا مَا بَعُوضَةً فَمَا فَوْقَهَا فَأَمَّا الَّذِينَ آَمَنُوا فَيَعْلَمُونَ أَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَبِّهِمْ وَأَمَّا الَّذِينَ كَفَرُوا فَيَقُولُونَ مَاذَا أَرَادَ اللَّهُ بِهَذَا مَثَلًا يُضِلُّ بِهِ كَثِيرًا وَيَهْدِي بِهِ كَثِيرًا وَمَا يُضِلُّ بِهِ إِلَّا الْفَاسِقِينَ (26) (البقرة2/26)
Artinya : "Sesungguhnya Alloh tidak segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu. Adapun orang-orang yang beriman, maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari al-ilah mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan: "Apakah maksud Alloh menjadikan ini untuk perumpamaan?." Dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan Alloh, dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. Dan tidak ada yang disesatkan Alloh kecuali orang-orang yang fasik. (Q.S. Al-Baqoroh : 26)
Artinya : "Sesungguhnya Alloh tidak segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu. Adapun orang-orang yang beriman, maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari al-ilah mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan: "Apakah maksud Alloh menjadikan ini untuk perumpamaan?." Dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan Alloh, dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. Dan tidak ada yang disesatkan Alloh kecuali orang-orang yang fasik. (Q.S. Al-Baqoroh : 26)
Jadi, Nur Muhammad adalah semacam “wadah” yang senantiasa dialiri oleh Cahaya Pengetahuan ilahiah, yang dengan Pengetahuan itulah alam semesta ditata. Maulana Rumi menyatakan bahwa pada saat penciptaan Nur itu, Allah menatap Nur Muhammad itu 70,000 kali setiap detik. Ini berarti bahwa Hakikat Muhammadiyyah itu terus-menerus dilimpahi Cahaya Pengetahuan, Cahaya Penyaksian. Cahaya demi Cahaya terus berdatangan—cahaya di atas cahaya—masuk ke dalam hakikat Nur Muhammad atau Hakikat Muhammad. Karenanya pengetahuan yang diterima Nabi Muhammad terus-menerus bertambah. Inilah misteri dari doa Nabi yang termasyhur, “Ya Alloh tambahkan ilmu pengetahuan kepadaku.” Sebagai Logos, kecerdasan impersonal, yang menjadi dasar tatanan semesta, sudah barang tentu pengetahuan yang diterimanya tak pernah berhenti, terus bertambah, hingga akhir zaman.
Di dalam Nur Muhammad ini termuat al-a’yan Al-Mumkinah (entitas-entitas yang mungkin). Entitas yang mungkin ini akan menjadi aktual dalam bentuk alam empiris melalui perintah “kun” / seperti firman alloh.
ذَلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ (4) (الجمعة 62/4)
Artinya : "Demikianlah karunia Alloh, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya; dan Alloh mempunyai karunia yang besar". (Q.S.Al-Jum'ah : 4)
Di dalam Nur Muhammad ini termuat al-a’yan Al-Mumkinah (entitas-entitas yang mungkin). Entitas yang mungkin ini akan menjadi aktual dalam bentuk alam empiris melalui perintah “kun” / seperti firman alloh.
ذَلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ (4) (الجمعة 62/4)
Artinya : "Demikianlah karunia Alloh, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya; dan Alloh mempunyai karunia yang besar". (Q.S.Al-Jum'ah : 4)
. Tetapi tujuan penciptaan belum tercapai hanya melalui alam, sebab alam bukan cermin yang bening bagi Allah untuk mengenal Diri-Nya sendiri. Di sinilah wajah Nur Muhammad yang kedua berperan, yakni sebagai hakikat kemanusiaan—haqiqat Al-Muhammadiyyah atau Insan Kamil.
SebenarNya Alloh secara langsung mengatur dunia, sebab Dzat-Nya adalah tanzih, tiada banding secara mutlak (transenden). Dia mengatur melalui Nur Muhammad, Logos. Jika Dzat-Nya turut campur dalam pengaturan alam yang penuh pertentangan, maka kalimat Allohu Ahad (lihat kembali bab satu) menjadi tidak berarti....
SebenarNya Alloh secara langsung mengatur dunia, sebab Dzat-Nya adalah tanzih, tiada banding secara mutlak (transenden). Dia mengatur melalui Nur Muhammad, Logos. Jika Dzat-Nya turut campur dalam pengaturan alam yang penuh pertentangan, maka kalimat Allohu Ahad (lihat kembali bab satu) menjadi tidak berarti....
BERSAMBUNG .... KE EDISI II