TANBIIH

الحَمـْدُ للهِ المُــوَفَّـقِ للِعُـلاَ حَمـْدً يُوَافـــِي بِرَّهُ المُتَـــكَامِــلا وَإِن تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّـهِ لَا تُحْصُوهَا ۗ إِنَّ اللَّـهَ لَغَفُورٌ رَّحِيمٌ ثُمَّ الصَّلاَةُ عَلَي النَّبِيِّ المُصْطَفَىَ وَالآلِ مَــــعْ صَـــحْــبٍ وَتُبَّـاعٍ وِل إنَّ اللَّـهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا تَقْوَى الإلهِ مَدَارُ كُلِّ سَعَادَةٍ وَتِبَاعُ أَهْوَى رَأْسُ شَرِّ حَبَائِلاَ إن أخوف ما أخاف على أمتي اتباع الهوى وطول الأمل إنَّ الطَّرِيقَ شَرِيعَةٌُ وَطَرِيقَةٌ وَحَقِيقَةُ فَاسْمَعْ لَهَا مَا مُثِّلا فَشَرِيعَةٌ كَسَفِينَة وَطَرِيقَةٌ كَالبَحْرِ ثُمَّ حَقِيقَةٌ دُرٌّ غَلاَ فَشَرِيعَةٌ أَخْذٌ بِدِينِ الخَالِقِ وَقِيَامُهُ بَالأَمْرِ وَالنَّهْيِ انْجَلاَ وَطَرِِيقَةٌ أَخْذٌ بِأَحْوَطَ كَالوَرَع وَعَزِيمَةُ كَرِيَاضَةٍ مُتَبَتِّلاَ وَحَقِيقَةُ لَوُصُولُهِ لِلمَقْصِدِ وَمُشَاهَدٌ نُورُ التّجَلِّي بِانجَلاَ مَنْ تصوف ولم يتفقه فقد تزندق، ومن تفقه ولم يتصوف فقد تفسق، ومن جمع بينهما فقد تحقق

hiasan

BELAJAR MENGKAJI HAKIKAT DIRI UNTUK MENGENAL ILAHI

Kamis, 28 Juni 2012

‘Aib yang tersimpan dalam diri manusia

Di mana pun dan kapan pun makhluk yang bernama manusia pasti selalu diliputi cacat dan cela, penuh dengan kesalahan,kekurangan dan bahkan kekurang ajaran, hanya para nabi dan para rosul yang terbebas dari kemaksiatan, karena rahmat Allah. Mereka terhindar dari aib dan cela yang menyebabkan dibenci dan dijahui oleh manusia umumnya.


الناس يمدحونك لمايظنونه فيك فكن أنت ذامالنفسك لماتعلمه منها





"orang-orang memujimu karena mereka menyangka adanya sifat-sifat terpuji dalam dirimu, maka jadilah engkau orang yang mencela nufsumu karena keburukan-keburukan yang ada padanya"


Di mana pun dan kapan pun makhluk yang bernama manusia pasti selalu diliputi cacat dan cela, penuh dengan kesalahan,kekurangan dan bahkan kekurang ajaran, hanya para nabi dan para rosul yang terbebas dari kemaksiatan, karena rahmat Allah. Mereka terhindar dari aib dan cela yang menyebabkan dibenci dan dijahui oleh manusia umumnya.

Namun sunnatullah telah menetapkan bahwa semua ‘aib dan cacat ini tersembunyi, tidak diketahui kecuali oleh pemiliknya, seandainya setiap orang mengerti kesalahan dan kekurangan teman-temannya niscaya akan terlepas tali persaudaraan yang mengikat mereka, hubungan persahabatan akan terputus dan tergantikan oleh kebencian dan kemuakan.

Sebaliknya, kebaikan yang tampak pada diri seseorang di manapun dan sebesar apa pun akan disebar luaskan oleh Allah. Di kalangan masyarakat layaknya bunga mekar yang menimbulkan semerbak bau harum, seakan-akan kebaikan itu adalah perkara yang luar biasa hingga menjadi nyaman merdu dalam pendengaran, menjadi buah bibir yang manis dan lezat untuk dibicarakan dalam ketentuan Allah ini terdapat sebuah hikmah agar dalam masyarakat selalu terpelihara faktor-faktor pendorong cinta kasih, kebersamaan dan saling menghormati antara sesama manusia hingga terbentuklah masyarakat yang harmonis dan dinamis.

Mari kita coba memperhatikan sabda Rosulullah shallalahu ‘alaihi wasalam, berikut ini.

إن الله حييّ ستّير يحب الحيأوالستر(رواه احمد وأبوداوود والنسائ من حد يث يعلي بن أميه)



Artinya: sesungguhnya Allah Swt. Adalah zat yang sangat pemalu lagi banyak menutupi(kesalahan manusia) dan Allah Swt. Menyukai sifat Malu"(HR Ahmad,Abu Dawud & nasa'I dari rawayat Ya'la bin Umayyah).



Berdasarkan hadits dan keterangan di atas, maka dalam fikih terdapat sebuah ketetapan hukum bahwa seseorang yang telah melakukan kemaksiatan atau kejahatan kemudian Allah membiarkannya tetap tersembunyi, maka ia tidak boleh menceritakan kejahatan tersebut kepada siapapun meskipun apa yang ia lakukan seharusnya mendapatkan balasan berupa hukuman Hadd.


Dalam riwayat shoheh yang lain kita juga bisa menemukan penjelasan bahwa rosulullah shallahu ‘alaihi wasalam berpaling dari Ma'iz RA ketika ia mengakui maksiat yang telah ia lakukan, ia menyakinkan Nabi, bahwa karena maksiat tersebut seharusnya ia menerima hukuman Hadd, namun Rusul Berpaling darinya untuk kedua kali, tiga, empat kalinya,





Hakikat Pujian. 


Faktor yang mendorong seorang manusia memuji orang lain adalah karena mereka melihat kebaikan dan keistimewaan yang ada pada diri orang yang dipuji, namun adanya pujian tidaklah menunjukan bahwa seseorang yang dipuji memang benar-benar berhak atas pujian itu, sebenarnya sanjungan yang ia terima hanyalah merupakan pembuktian bahwa Allah subhanahu wata'ala telah menyembunyikan keburukan dan kejelakan-kejelakanya dari mata manusia, lalu sebagai gantinya Allah azza wajalla Manampakan Secuil kebaikan yang dititipkan dalam dirinya menjadi bunga-bunga mekar yang mengeluarkan semerbak bau harum, bagaikan halilintar yang berkilau menyambar-nyambar di alam raya, atau seperti gemuruh petir yang menggelegar membahana ke seluruh dunia. 

Ketika sebuah pujian tenyata hanya merupakan bukti bahwa Allah telah menutupi keburukan-keburukan yang ada pada dirinya, maka kewajiban yang harus ia lakukan oleh orang-orang yang berakal sempurna adalah mengoreksi diri dan selalu mengingat aib dan dosa-dosa yang telah ditutupi Allah. Akhirnya ia akan merasa malu apa bila menerima pujian-pujian palsu yang sebenarnya tidak menjadi haknya, pujian yang ia dengar hanyalah seperti beban yang sangat berat dan harus ia pikul karena adanya sanjungan ternyata cuma mengingatkan keburukan,kesalahan dan kekurangan ajaran yang melekat dalam dirinya namun menjadi rahasia yang hanya diketahui Allah dan ia sendiri. Maha besar Allah telah berfirman:

بَلِ الْإِنْسَانُ عَلَى نَفْسِهِ بَصِيرَةٌ (14) وَلَوْ أَلْقَى مَعَاذِيرَهُ (15) [القيامة/14، 15]

Artinya: "Bahkan seorang manusia itu sangat mengerti akan keadaan dirirnya meskipun ia mengemukakan alas an-alasanya" (Qs.Al Qiamah:14-15)

Seseorang yang telah mengerti hakikat pujian tidak akan tertipu dan terpedaya oleh banyaknya sanjungan yang ia terima, bahkan akan menjadikanya lebih mengerti tentang kelemahan-kelemahan dan kehinaan pada dirinya di hadapan Allah subhanahu wata'ala. Akhirnya hal ini akan mendorong untuk lebih banyak beristigfar kepada Allah. Ia harus lebih banyak merasa sedih dan merasa atas keadaan dirinya yang begitu buruk namun ternyata disembunyikan oleh Allah. Sehingga tidak diketahui orang lain, keadaan ini cocok dengan sabda Rosul shalallahu ‘alaihi wasalam, beriktu ini:

اذامدح المؤمن رباالايمان في قلبه (اخرجه الطبراني من حديث أسامه بن زيد)

Artinya: "Apa bila seorang mu'min dipuji, maka iman di dalam hatinya kan bertambah" (HR At thobari dari riwayat Utsman bin Zaid).



 Penangkal fitnah pujian.


Sering kali pujian yang diterima oleh seseorang malah menjadikanya lupa diri ,sombong,takabur dan merasa sempurna. Ketika keadaan ini terjadi, maka perangkap-perangkap kejahatan akan segera menyertai dan membelenggu kehidupannya. Jalan keluar utuk menghindari akibat-akibat buruk yang ditimbulkan pujian adalah dengan meyakini bahwa semua orang yang memuji kita pada dasarnya hanya mengerti dan mengetahui penampakan luar yang terlihat oleh pandangan mata mereka, lalu kita harus sadar tentang keburukan dan kekurangan yang menumpuk begitu banyak dalam diri kita, hanya Allah Yang Maha Pengasih menyembunyikan ‘aib dan cela itu dari pandangan mereka.

Misalnya saja orang-orang memuji kita karena ketaatan dan ibadah yang kita lakukan. Hal ini terjadi karena mereka hanya melihat bentuk luar, namun tidak mengerti apa yang ada dalam hati kita,takabbur,sombong,& tujuan-tujuan sesat yang tersimpan dan tersembunyi dalam sanubari.

Atau ketika teman-teman menyanjung kita karena semangat yang kita tunjukan dengan lembaga sosial untuk menolong orang-orang yang membutuhkan. Andai kata mereka tahu rasa iri,dengki,kesombongan yang ada pada hati kita, Niscaya mereka tidak mau melontarkan pujian itu, bahkan mereka akan menghina dan menjahui kita.

Orang-orang hanya melihat bahwa kita selalu berjalan dalam kebenaran hingga kemudian mereka memuji kita, namun kita sendiri pastinya mengerti betapa banyak maksiat yang telah terjadi karena kedua mata kita dan telinga kita, betapa besar dosa yang ditimbulkan oleh lisan kita dan betapa agung kejahatan yang lakukan kedua tangan dan kaki kita, alangkah pemurah Allah Yang telah menyimpan kedurhakaan kita sebagi rahasia antara Allah dan diri kita sendiri.




 Tersesat karena Pujian.


Mungkin kita pernah mendengar seseorang berkata "Alhamdulillah, aku telah terhindar dari semua kekurangan dan keburukan yang tidak terlihat, orang-orang memuji karena mereka memang telah mengerti kabaikan-kebaikan lahir batin yang ada pada diriku".

Sesuatu yang harus diketahui, bahwa orang-orang yang mempunyai perasaan seperti ini merupakan bagian dari manusia yang paling banyak memiliki ‘aib dan cela, mereka telah menyalahi firman Allah subhanahu wata'ala.

فَلَا تُزَكُّوا أَنْفُسَكُمْ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنِ اتَّقَى (32) [النجم/32، 33]

Artinya: "Maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang maha mengetahui tentang orang yang bertqwa. (Qs.An Najmu:32)

أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ يُزَكُّونَ أَنْفُسَهُمْ بَلِ اللَّهُ يُزَكِّي مَنْ يَشَاءُ وَلَا يُظْلَمُونَ فَتِيلًا ( ا49) [النساء/49]

Artinya: "Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang menganggap dirinya bersih???? Sebenarnya Allah Swt. Membersihkan siapa yang dikehendakiNya dan mereka tidak dianiaya sedikit pun." (Qs.An Nisa':49)

orang-orang yang menganggap dirinya suci adalah orang yang tidak mengerti dan tidak mengetahui Fitroh yang telah digariskan Allah bagi hamba-hamba-Nya yaitu kelemahan kehinaan dan kekuasaan hawa nafsu atas dirinya, ia lupa akan agungnya hak-hak Allah yang membebani pundaknya sehingga ia kemudian merasa telah sempurna menjalankan tuntutan-tuntutan Allah subhanahu wata'ala.

Seandainya kata-kata yang ia ucapkan memang benar, mestinya rosul tidak pernah bersabda:

كل بني ادم خطاء وخيرالخطائين التوابون (رواه احمد والترمذي والحاكم وابن ابي سيبه من حديث انس بن مالك)




Artinya: "Semua anak Adam adalah salah orang-orang yang berbuat salah, dan sebaik-baik orang yang berbuat salah adalah orang yang mau bertaubat" (HR Ahmad, tirmidzi,Hakim,Ibnu Abi Syaibah riwayat Anas bin Malik)




Pujian yang kita terima hanyalah merupakan pengingat akan besarnya karunia Allah subhanahu wata'ala bagi kita karena masih mau menutupi dan menyembunyikan ‘aib dan cela kita dari pandangan manusia, jika kita mendapatkan sanjungan dan pujian maka kita harus segera mengingat Allah, memuji dan bersyukur kepada-Nya. Seandainya Allah azza wajalla membukakan kepada mereka sisi keburukan hati dan kejelekan keadaanmu, maka tidak akan ada orang-orang yang memberikan pujian kepadamu, bahkan mereka pasti membenci,mencela dan menjahuimu.

PENCARIAN HIDUP MENUJU KEKASIH SEJATI

JANGAN SUKA MENGANGGAP SESUATU YG TIDAK COCOK ITU ADALAH SESAT NAMUN SIKAPILAH SAMPAI KAU BENAR'' MEMAHAMINYA ...

KARENA JIKA KAU MENILAI CIPTAANNYA MAKA NISTALAH DIRIMU ... KARENA ALLOH MAHA MENILAI PADA APA'' YANG KAU SANGKAKAN











AlkisAnnabila