ألا إن أولياء الله لا خوف عليهم ولا هم يحزنون. الذين آمنوا وكانوا يتقون.
“Ingatlah, sesungguhnya wali wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati (yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertaqwa. (QS. Yunus :62 – 63).
Abdal menurut bahasa berarti pengganti, mereka di namakan abdal karena jika meninggal di suatu tempat, mereka akan menunjukkan penggantinya . Mereka termasuk para auliya yang hidup di bumi. Hal ini sebagimana hadits nabi yang diriwayatkan oleh al-hakim dalam kitabnya al-kuna الكنى ) ), Rosululloh saw. Bersabda:
الأبدال من الموالي ولا يبغض الموالي إلا منافق
"Abdal termasuk para Auliya' dan tidak ada yang membenci Auliya' kecuali orang munafik".
Menurut al-Bani, hadits dari Hakim ini termasuk hadits mursal dan Abu Daud memuatnya dalam kitab al-Mursalat (hadits-hadits mursal).
Menurut al-Bani, hadits dari Hakim ini termasuk hadits mursal dan Abu Daud memuatnya dalam kitab al-Mursalat (hadits-hadits mursal).
Di kalangan sufi, banyak istilah atau nama-nama wali selain dari wali abdal. Ibnu Arabi dalam kitabnya Futukhatul makiyah, membuat klasifikasi tingkatan wali dan kedudukannya. Jumlah mereka sangat banyak, ada yang terbatas dan yang tidak terbatas. Sekurang-kurangnya ada 9 tingkat yaitu:
(1) Wali Aqthob atau Wali Quthub
(2)Aimmah (3) Autad (4) Abdal, (5) Nuqoba (6)Nujaba’ (7) Hawariyyun (8) Rajabiyyun (9) Khotam
Wali abdal disebutkan juga dalam Ungkapan syair yang ditulis oleh Ali Zainal Abidin ibn al-Husain bin Ali bin Abu Talib :
Wali abdal disebutkan juga dalam Ungkapan syair yang ditulis oleh Ali Zainal Abidin ibn al-Husain bin Ali bin Abu Talib :
عبادالله رجال الله * اعينون بعون ا لله
وكونوا عوننابالله * عسى نحظى بفضل الله
بحق الله رجال الله * اعينون بعون الله
فيا اقطاب و يا اوتاد * ويا ابدال ويا اسياد
اجيبوا يا ذوي الأمداد * وفينا اشفعوا بالله
Hadits-Hadits "al-Abdal"
Hadits yang berkenaan dengan wali abdal diriwayatkan dari Umar bin Khathab, Ali bin Abi Thalib, Anas bin Malik, Hudzaifah bin al-Yaman, 'Ubadah bin Shamat, Ibnu Abas, Abdullah bin Umar, Abdullah bin mas'ud, 'Auf bin Malik, Mu'adz bin Jabbal, Wasilah bin al-Asqa, Abi Sa'id al-Khudri, Abi Hurairah, Abi, Dar'da, Ummu Salmah.
.
1. Jumlah wali abdal
1. Jumlah wali abdal
A. Wali Abdal ada empat puluh orang (mereka berada di Syam)
Jumlah wali Abdal sebanyak empat puluh orang. Hal ini didasarkan atas beberapa hadits, diatranya adalah hadits yang diriwayatkan oleh abu Muhammad al-Hilali dalam kitabnya Karomah al-Auliya, dari Anas bin Malik, ia berkata bahwa Rosululloh saw. bersabda:
ثنا ابو بكر بن شاذان ثنا عمر بن محمد الصابونى ثا ابراهم بن الوالدالجشاش ثا ابو عمر الغدانى ثنا ابو ثلمة عن الخراسانى عن عطاء عن انس قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : الأبدال أربعون رجلا، وأربعون امرأة، كلما مات رجل أبدل الله تعالى مكانه رجلا، وكلما ماتت امرأة أبدل الله تعالى مكانها امرأة
"Abdal ada empat puluh lelaki dan empat puluh perempuan. Apabila salah seorang lelaki itu meninggal, Alloh menggantikan tempatnya dengan lelaki lain dan apabila salah seorang perempuan itu meninggal, Alloh menggantikan tempatnya dengan perempuan lain".
البدلاء اربعون رجلا اثنان وعشرون بالشام وثمانية عشر بالعراق كلم مات منهم واحد ابدل الله مكانه اخر فاذا جاء الأمر قبضوا كلهم فعند ذالك تقوم الساعة
"Wali abdal ada empat puluh orang laki-laki, dua puluhdua di Syam dan dua belas di Irak Apabila salah seorang lelaki itu meninggal, Alloh menggantikan tempatnya dengan yang lain. jika mereka semua meninggal, maka terjadilah hari kiamat".
عن انس قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : لن تخلوالأرض من اربعون رجلا مثل خليل الرحمن فبهم يسقون وبهم ينصرون ما مات منهم احد الا ابدل الله مكا نه آخر
"Dari Anas berkata, Rosululloh saw. Bersabda" bumi tidak akan kosong dari empat puluh oarang laki-laki seperti Kholilur Rohman mereka memberi minum dan memberi pertolongan. Tidaklah mati salah seorang dari mereka, kecuali Alloh menggantikan kedudukanya pada yang lain".
حدثنا عبد الله حدثني أبي ثنا أبو المغيرة ثنا صفوان حدثني شريح يعنى بن عبيد قال ذكر أهل الشام عند علي بن أبي طالب رضى الله تعالى عنه وهو بالعراق فقالوا العنهم يا أمير المؤمنين قال لا إني سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول الأبدال يكونون بالشام وهم أربعون رجلا كلما مات رجل أبدل الله مكانه رجلا يسقى بهم الغيث وينتصر بهم على الأعداء ويصرف عن أهل الشام بهم العذاب (احمدبن حنبل)
"Diriwayatkan dari Abdulloh dari bapaknya dari Abu al-Mugirah dari Shafwan dari Syuraih bin Ubaid, ia berkata (bercerita) tentang penduduk Syam dari Ali ra. Ketika itu ia berada di Irak, kemudian mereka bertanya, ya Amirul mukminin, apakah mereka (orang-orang Syam) itu dila'nat? Ali menjawab, tidak, sesungguhnya aku mendengar Rosululloh saw. Bersabda, (wali) Abdal berada di Syam, mereka berjumlah empat puluh orang laki-laki, apabila salah seorang lelaki itu meninggal, Alloh menggantikan tempatnya dengan lelaki lain: mereka memberi minum (orang Syam) dengan air hujan, menolong mereka (orang syam) dari para musuh, serta menghalau bencana terhadap penduduk syam".
Dalam hadits lain, Thobroni dalam Mu'jam al-Kabir, meriwayatkan:
حدثنا أبو زرعة عبد الرحمن بن عمرو الدمشقي ثنا محمد بن المبارك الصوري ثنا عمرو بن واقد عن يزيد بن أبي مالك عن شهر بن حوشب قال لما فتحت مصر سبوا أهل الشام فأخرج عوف بن مالك رأسه من ترس ثم قال يا أهل مصر أنا عوف بن مالك لا تسبوا أهل الشام فإني سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول فيهم الأبدال وبهم تنصرون وبهم ترزقون (معجم الطبراني الكبير)
"Diriwayatkan dari Abu Zar'ah Abdul Rahman bin bin 'Amr al-Dimsyaqi dari muhammad bi al-Mubarak al-Shauri dari Amr bin Wakid dari yazid bin Abi Malik dari Syahr bin Hausyib, ia berkata, "ketika kemenagan Mesir (Futukh Mesir) mereka (orang-orang Mesir) menghina para penduduk syam, maka keluarlah pemimpin mereka 'Auf bin Malik, kemudian ia berkata, "wahai rakyat Mesir janganlah kalian menghina/mengolok-olok penduduk Syam karena saya pernah mendengar Rosululloh saw. Bersabda,"bahwa di antara penduduk syam ada al-Abdal. Mereka memberi pertolongan dan rizki". (HR. Thabrani)
حدثنا أحمد بن داود المكي ثنا ثابت بن عياش الأحدب ثنا أبو رجاء الكلبي ثنا الأعمش عن زيد بن وهب عن بن مسعود قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم لا يزال أربعون رجلا من أمتي قلوبهم على قلب إبراهيم يدفع الله بهم عن أهل الأرض يقال لهم الأبدال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم إنهم لم يدركوها بصلاة ولا بصوم ولا صدقة قالوا يا رسول الله فبم أدركوها قال بالسخاء والنصيحة للمسلمين (معجم الطبراني الكبير)
حدثنا أحمد بن داود المكي ثنا ثابت بن عياش الأحدب ثنا أبو رجاء الكلبي ثنا الأعمش عن زيد بن وهب عن بن مسعود قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم لا يزال أربعون رجلا من أمتي قلوبهم على قلب إبراهيم يدفع الله بهم عن أهل الأرض يقال لهم الأبدال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم إنهم لم يدركوها بصلاة ولا بصوم ولا صدقة قالوا يا رسول الله فبم أدركوها قال بالسخاء والنصيحة للمسلمين (معجم الطبراني الكبير)
"Dari Ibnu mas'ud, ia berkata bahwa rasululloh saw. Bersabda,"Selalu ada dari umatku empat puluh orang laki-laki, hatinya seperti hati Ibrahim. Alloh menempatkannya sebagai ahli ardi. Mereka ini disebut sebagai abdal. Bersabda Rosululloh saw." Mereka tidak diketahui dengan (banyak) sholat, puasa atau shadaqoh". Sahabat bertanya, ya Rosulalloh dengan apakah mereka bisa diketahui? Rasul menjawab," dengan kemurahan (kedermawanan) dan pemberi nasihat kepada orang muslim". (HR. Thabrani)
B. Wali Abdal ada tiga puluh orang
B. Wali Abdal ada tiga puluh orang
Dalam riwayat lain, jumlah wali abdal sebanyak tiga puluh orang. Hal ini berdasarkan penjelasan hadits yang diriwayatkan oleh Thobroni dalam Mu'jam al-Kabir,
ثنا عبدالله بن احمد بن حنبل حدثنى محمد بن الفرج ثنا زيد بن الحباب اخبرنى عمر البزار عن عبيسة الخواص عن قتادة عن ابى قلابة عن ابى الأشعث عن عبادة بن الصا مت قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: الأبدال في أمتي ثلاثون: بهم تقوم الأرض، وبهم تمطرون، وبهم تنصرون
"Diceritakan dari Abdullah bin Ahmad bin Hanbal dari Muhammad bin al-Faraz dari Zaid bin al-Hubab dari 'Umar al-Bazar dari 'Ubaisah al-Khawashi dari Qatadah dari Abi Qulabah dari Abi al-'Asyas dari 'Ubadah bin Shamat, ia berkata: bersabda Rasulullah saw."al-Abdal dari umatku ada tiga puluh orang: mereka memelihara bumi,menurunkan hujandan memberi pertolongan"
حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَهَّابِ بْنُ عَطَاءٍ أَخْبَرَنَا الْحَسَنُ بْنُ ذَكْوَانَ عَنْ عَبْدِ الْوَاحِدِ بْنِ قَيْسٍ عَنْ عُبَادَةَ بْنِ الصَّامِتِ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ الْأَبْدَالُ فِي هَذِهِ الْأُمَّةِ ثَلَاثُونَ مِثْلُ إِبْرَاهِيمَ خَلِيلِ الرَّحْمَنِ عَزَّ وَجَلَّ كُلَّمَا مَاتَ رَجُلٌ أَبْدَلَ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى مَكَانَهُ رَجُلًا قَالَ أَبِي رَحِمَهُ اللَّهُ فِيهِ يَعْنِي حَدِيثَ عَبْدِ الْوَهَّابِ كَلَامٌ غَيْرُ هَذَا وَهُوَ مُنْكَرٌ يَعْنِ حَدِيثَ
"Diceritakan dari 'Abdul Wahab bin 'Atho' dari hasan bin dakwan dari 'Abdul Wahid bin Qais dari 'Ubadah bin Shamat dari Nabi Muhammad saw, ia bersabda," "Abdal dari umatku adatiga puluh orang laki-laki, hati mereka seperti hati Ibrahim Kholilur Rahman, Apabila salah seorang itu meninggal, Alloh Tabaroka Wata'ala menggantikan tempatnya dengan lelaki lain".
Ciri-ciri wali Abdal
Ada beberapa indikasi atau ciri-ciri yang di miliki oleh wali Abdal. Ciri-ciri itu di antaranya adalah ikhlas, pemaaf, dermawan, bersih jiwanya, suka memberi nasihat tanpa memaksakan kehendak / mengajak / menyuruh, dan mereka masuk surga bukan karena amalnya ibadahnya (bukan karena sholat, puasa atau shadaqoh), tetapi mereka masuk surga karena rohmat Alloh, kemurahan hati, kebersihan jiwa, dan karena suka memberi nasihat dalam contoh sehari''.
Menurut Sahl bin Abdulloh, seseorang itu bisa menjadi Abdal karena empat hal, yaitu: pertama, sedikit bicara, kedua, sedikit makan, ketiga, sedikit tidur, dan keempat, mengasingkan diri (kholwah).
Menurut Ma'ruf al-Kurkhi, barang siapa yang berdo'a:
( اللهم اصلح امة محمد اللهم فرج عن امة محمد اللهم ارحم امة محمد )
setiap hari sebanyak sepuluh kali, maka ia termasuk Abdal.
ثلاث من كن فيه فهو من الأبدال الذين هم قوام الدنيا وأهلها : الرضا بالقضاء والصبر عن محارم الله والغضب في ذات الله ,
"Ada tiga perkara apabila seseorang memilikinya, ia termasuk dari al-Abdal, mereka (abdal) yaitu orang yang menjaga dunia dan penduduknya. (tiga perkarara itu adalah): orang yang ridho dengan qodho' & qodar (ketetapan Alloh), sabar atas sesuatu yang diharamkan oleh Alloh dan orang yang marah hanya karena Alloh".
علامة أبدال أمتي أنهم لا يلعنون شيئا أبدا
Dalam kitab Su'bul Iman, al-Baihaqi meriwayatkan,
أخبرنا علي بن أحمد بن عبدان أنا أحمد بن عبيد نا بن أبي شيبة نا محمد بن عمران بن أبي ليلى أنا سلمه بن رجاء كوفي عن صالح المري عن الحسن عن أبي سعيد الخدري أو غيره قال رسول الله صلى الله عليه وسلم إن أبدال أمتي لم يدخلوا الجنة بالأعمال ولكن إنما دخلوها برحمة الله وسخاوة الأنفس وسلامة الصدور ورحمة لجميع المسلمين ( شعب الإيمان الإمام البيهقي)
"Diriwayatkan dari 'Ali bin Ahmad bin Abdan dari Ahmad bin 'Ubaid dari Abi Syaibah dari Muhammad bin Imran bin Abi Laeli dari Salmah bin Raja dari Shalih al-Mary dari Hasan dari Abi Sa'id al-Khudri (atau dari yang lainya), Rosululloh saw bersabda," sesungguhnya (wali) Abdal dari umatku tidak akan masuk surga karena amal (nya), tetapi ia masuk surga karena rahmat Alloh, kemurahan jiwa, kebersihan hati dan karena rahmat orang-orang muslim"
لا يزال أربعون رجلا من أمتي قلوبهم على قلب إبراهيم عليه السلام يدفع الله بهم عن أهل الأرض يقال لهم الأبدال ) إنهم لن يدركوها بصلاة ولا صوم ولا صدقة قالوا : يارسول الله فبم أدركوها ؟ قال : بالسخاء والنصيحة للمسلمين .
Nama-nama wali selain "al-Abdal"
ciri-ciri wali Allah adalah:
(الذين آمنوا)
“Yaitu orang-orang yang beriman,”.
Beriman kepada Allah Ta`ala, beribadah semata-mata karenaNya (ikhlas karena Alloh),
وكانوا يتقون
"Dan mereka selalu bertaqwa"
Mereka membuktikan keimanan mereka tadi dengan melakukan ketaqwaan kepada Alloh Jalla wa `Alaa dengan cara melaksanakan segala perintah Nya serta mejauhi segala bentuk larangan-Nya. Serta mengikuti perintah Rosul-Nya
صلى الله عليه و سلم
dan menjauhi segala larangannya.
Asal kata "al-Wilayah" adalah al-Qurb yang artinya dekat. Adapun lawan dari kata "al-Wilayah" adalah "al-'Adawah" artinya permusuhan.
Ahlu wilayah (para wali) yakni orang yang selalu mendekatkan diri kepada Alloh dengan keimanan dan ketakwaan. Sebagaimana yang dijelaskan dalam hadits qudsi, hadits ini dikenal dengan "hadits wali"
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ قَالَ: مَنْ عَادَى لِي وَلِيًّا، فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالْحَرْبِ، وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ، وَمَا يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ، فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ، كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي يَسْمَعُ بِهِ، وَبَصَرَهُ الَّذِي يُبْصِرُ بِهِ، وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا، وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِي بِهَا، وَإِنْ سَأَلَنِي لَأُعْطِيَنَّهُ، وَلَئِنْ اسْتَعَاذَنِي لَأُعِيذَنَّهُ، وَمَا تَرَدَّدْتُ عَنْ شَيْءٍ أَنَا فَاعِلُهُ تَرَدُّدِي عَنْ نَفْسِ عَبْدِي الْمُؤْمِنِ، يَكْرَهُ الْمَوْتَ وَأَنَا أَكْرَهُ مَسَاءَتَهُ"
رواه البخاري
Diriwayatkan dari Abu Hurairoh Rodhiallohu 'anhu, beliau berkata, telah bersabda Rosululloh Shollallohu 'alaihi wasallam , sesungguhnya Alloh 'azza wa jalla berfirman,
“Siapa yang memusuhi seorang kekasihKu, maka Aku menyatakan perang kepadanya, dan tiada mendekat kepadaku seorang hambaku, dengan sesuatu yang lebih kusukai daripada melaksanakan kewajibannya, dan selalu hambaku mendekat kepadaku dengan melakukan sunah – sunah sehingga Aku sukai, maka apabila Aku telah kasih kepadanya, Akulah yang menjadi pendengaranNya, dan penglihatanNya, dan sebagai tangan yang digunakanNya dan kaki yang di jalankanNya, dan apabila ia memohon kepadaku pasti Ku kabulkan dan jika berlindung kepadaKu pasti Ku lindungi” (HR. al-Bukhari).
Maka hendaklah setiap manusia untuk selalu berhati-hati untuk tidak memerangi, menyakiti, mengolok-olok wali Alloh atau hamba-hamba Alloh yang sholih. Wali Alloh adalah orang Yang bersungguh-sungguh mendekatkan diri kepada Alloh, menegakkan sunnah, berbakti kepada orangtuanya dan selalu melakukan ketaatan-ketaatan lainnya. Dan janganlah kalian mengolok-olok orang yang selalu berbuat ketaatan serta menegakkan sunnah, karena bisa jadi orang yang diolok-olok itu adalah orang yang terbaik dimuka bumi.
Hendaknya kita mencintai orang-orang yang sholih dan menyelamatkan hati kita dari iri, dengki, dan hasad.
Sesungguhnya wali Alloh itu ada dua derajat.
Derajat pertama: Adalah orang yang senantiasa mendekatkan diri kepada Alloh dengan amalan Yang wajib dan menjauhi segala larangannya, derajat ini disebut dengan "al- Muqtasid (pertengahan)"
Derajat kedua: Lebih tinggi dari derajat pertama, adalah orang yang senantiasa mendekatkan diri kepada Alloh dengan amalan yg sunnah setelah mengerjakan yg wajib, derajat ini disebut dengan "as-Saabiquuna bil khoiroot (lebih cepat berbuat kebaikan)".
Sebagaimana firman Alloh Ta'ala:
مِنْهُمْ مُقْتَصِدٌ وَ مِنْهُمْ سَابِقٌ بِالْخَيْرَاتِ
"Diantara mereka ada yang pertengahan dan di antara mereka ada (pula) yang lebih cepat berbuat kebaikan”. (QS. Fathir:32).
Di dalam hadits qudsi diatas dijelaskan pula balasan kepada para wali Alloh, bahwasanya mereka akan mendapatkan cinta Alloh, dan jika Alloh mencintainya, maka Alloh akan selalu menuntun pendengaran, penglihatan, tangan dan kakinya, dan Alloh senantiasa mengabulkan doa dan melindunginya. Inilah kemuliaan YG senantiasa Alloh Ta'ala berikan kepada para walinya.
Beliau menerangkan bahwa para wali-wali Alloh tidak akan menganggap dirinya suci, atau menganggap bahwa dirinya adalah wali Alloh. Alloh Ta'ala berfirman:
فلا تزكّوا أنفسكم
"Maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci". (QS. an-Najm:32).
Hendaknya kita mencintai orang-orang yang sholih dan menyelamatkan hati kita dari iri, dengki, dan hasad.
Sesungguhnya wali Alloh itu ada dua derajat.
Derajat pertama: Adalah orang yang senantiasa mendekatkan diri kepada Alloh dengan amalan Yang wajib dan menjauhi segala larangannya, derajat ini disebut dengan "al- Muqtasid (pertengahan)"
Derajat kedua: Lebih tinggi dari derajat pertama, adalah orang yang senantiasa mendekatkan diri kepada Alloh dengan amalan yg sunnah setelah mengerjakan yg wajib, derajat ini disebut dengan "as-Saabiquuna bil khoiroot (lebih cepat berbuat kebaikan)".
Sebagaimana firman Alloh Ta'ala:
مِنْهُمْ مُقْتَصِدٌ وَ مِنْهُمْ سَابِقٌ بِالْخَيْرَاتِ
"Diantara mereka ada yang pertengahan dan di antara mereka ada (pula) yang lebih cepat berbuat kebaikan”. (QS. Fathir:32).
Di dalam hadits qudsi diatas dijelaskan pula balasan kepada para wali Alloh, bahwasanya mereka akan mendapatkan cinta Alloh, dan jika Alloh mencintainya, maka Alloh akan selalu menuntun pendengaran, penglihatan, tangan dan kakinya, dan Alloh senantiasa mengabulkan doa dan melindunginya. Inilah kemuliaan YG senantiasa Alloh Ta'ala berikan kepada para walinya.
Beliau menerangkan bahwa para wali-wali Alloh tidak akan menganggap dirinya suci, atau menganggap bahwa dirinya adalah wali Alloh. Alloh Ta'ala berfirman:
فلا تزكّوا أنفسكم
"Maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci". (QS. an-Najm:32).
إن لله عز وجل في الخلق ثلا ثمائة قلوبهم على قلب آدم عليه السلام ولله تعالى في الخلق أربعون قلوبهم على قلب موسى عليه السلام ولله تعالى في الخلق سبعة قلوبهم على قلب إبراهيم عليه السلام ولله تعالى في الخلق خمسة قلوبهم على قلب جبريل عليه السلام ولله تعالى في الخلق ثلاثة قلوبهم على قلب ميكائيل عليه السلام ولله تعالى في الخلق واحد قلبه على قلب إسرافيل عليه السلام فإذا مات الواحدأبدل الله مكانه من الثلاثة وإذا مات من الثلاثة أبدل الله مكانه من الخمسة وإذا مات من الخمسة أبدل الله تعالى مكانه من السبعة وإذا مات من السبعة أبدل الله مكانه من الأربعين وإذا مات من الأربعين أبدل الله مكانه من الثلاثمائة وإذا مات من الثلاثمائة أبدل الله مكانه من العامة فبهم يحيي ويميت ويمطر وينبت ويدفع البلاء .