JANGAN AKUI YANG BUKAN MENJADI MILIKMU ....
Hakekat kebaikan & keburukan itu adalah milik Alloh karena setiap amal manusia itu terikat dengan qodho' & qodarNya dan itu menjadi salah satu rukun IMAN yang wajib kita yaqini ... dan bagai mana cara kita bisa mengimani qodho' & qodar ??? dengan cara mengimani apa yang terjadi saat INI ketetapan apa yang alloh berikan pada kita bukan yang akan / yang sudah terjadi tapi semuanya itu adalah milik alloh swt.
Adapun Ahlus Sunnah wal jama’ah, mereka memahami bahwa qodho' dan qodar adalah kekuasaan Alloh sebagaimana dikatakan oleh Imam Ahmad:
القَدَرُ قُدْرَةُ اللهِ.
Masalah takdir adalah kekuasaan Alloh.
Hakekat kebaikan & keburukan itu adalah milik Alloh karena setiap amal manusia itu terikat dengan qodho' & qodarNya dan itu menjadi salah satu rukun IMAN yang wajib kita yaqini ... dan bagai mana cara kita bisa mengimani qodho' & qodar ??? dengan cara mengimani apa yang terjadi saat INI ketetapan apa yang alloh berikan pada kita bukan yang akan / yang sudah terjadi tapi semuanya itu adalah milik alloh swt.
Adapun Ahlus Sunnah wal jama’ah, mereka memahami bahwa qodho' dan qodar adalah kekuasaan Alloh sebagaimana dikatakan oleh Imam Ahmad:
القَدَرُ قُدْرَةُ اللهِ.
Masalah takdir adalah kekuasaan Alloh.
Yang dimaksud adalah bahwa Alloh Maha Berkuasa untuk menakdirkan segala sesuatu sesuai dengan kehendaknya dalam keadaan manusia tetap memiliki ikhtiar, usaha dan kehendak. Namun semua kehendak, ikhtiar dan usaha manusia tidak akan lepas dari apa yang telah Alloh tentukan.
وَمَا تَشَاءُونَ إِلاَّ أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلِيمًا حَكِيمًا. الإنسان: 30
“
Dan tidaklah kalian berkehendak, kecuali bila dikehendaki Alloh. Sesungguhnya Alloh adalah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (al-Insaan: 30)
Maka semua yang diamalkan oleh manusia adalah apa yang telah ditakdirkan oleh Alloh سبحانه وتعالى.
وَاللَّهُ خَلَقَكُمْ وَمَا تَعْمَلُونَ. الصافات: 96
“
Dan Alloh menciptakan kalian dan apa-apa yang kalian kerjakan. “(ash-Shaafaat: 96)
Sehingga dengan keyakinan mereka terhadap takdir ini, Ahlus Sunnah wal Jama’ah tidak pernah putus asa dalam berusaha. Hanya saja mereka mengiringi usahanya dengan do’a dan berharap kepada Alloh سبحانه وتعالى agar mendapatkan taufik dan keberhasilan, karena mereka mengetahui dan meyakini bahwa Allohlah yang menentukan dan menakdirkan. Tidak ada kekuatan dan daya upaya kecuali dengan bantuan Alloh.
dan ini menunjukkan jika ajaran sunnah rosululloh itu mengajarkan bahwa manusia itu tidak boleh malas dalam merubah nasib tapi bukan taqdir seperti firman alloh :
إِنَّ اللَّهَ لا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِقَوْمٍ سُوءًا فَلا مَرَدَّ لَهُ وَمَا لَهُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَالٍ
Sesungguhnya Alloh tidak mengubah keadaan suatu kaum, sehingga mereka mengubah keadaan (nasib bukan taqdir), yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Alloh menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia." – (QS.13:11)
Dan juga berdasarkan sabda Nabi s.a.w:
“كتب الله مقادير الخلائق قبل أن يخلق السموات والأرض بخمسين ألف سنة وعرشه على الماء”
Maksudnya: “Alloh s.w.t telah menulis takdir makhluk sebelum Dia mencipta langit-langit dan bumi dalam jarak 50 ribu tahun dan Arasy-Nya berada di atas air”.
خيره وشره من الله
baik dan buruknya sesuatu (mahluk) semuanya dari alloh
إِنَّا كُلَّ شَيْءٍ خَلَقْنَاهُ بِقَدَرٍ
“Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut takdir (ketentuan)” Al-Qomar : 49
Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda.
إِنَّا كُلَّ شَيْءٍ خَلَقْنَاهُ بِقَدَرِ (كُلُّ شَيْءٍ بِقَدَرٍ حَتَّى الْعَجْزِوَالْكَيْسِ)
“Segala sesuatu (terjadi) atas takdir (ketentuan dan kehendak), hingga rasa malas dan semangat pun (terjadi atas takdir)”
, namun kenapa Alloh tetap menggerakkan lisan-lisan makhluk-Nya untuk terus memuji kita dan orang-orang menisbahkan kebaikan-Nya kepada diri kita ? Nah jangan salah sangka yaa dulurku kuabeh !
إِذَا وَقَعَ الْقَدَرُ بَطَلَ الحَذَرُ
“Bila takdir telah datang maka sirnalah kehati-hatian”
Ini sebenarnya isyarat dari Alloh bahwa Alloh menghendaki agar kita menjadi madzhar (tempat curahan) kebaikan-Nya dan agar kita meningkatkan kebaikan dan amal yang belum kita kerjakan. Langkah kedua, berarti kita harus bersyukur kepada Alloh, sebab telah menisbahkan nama-Nya kepada diri kita.
Hendaknya kita yakin, bahwa yang menciptakan Mahluk serta perkaranya mahluk adalah Alloh, dan yang menentukan bahwa Baik dan buruknya mahluk tersebut adalah Alloh. Kita tidak perlu berkeluh kesah, kita menerima semuanya dengan lapang dada. Percayalah bahwa dibalik semua kejadian tersebut pasti tersimpan beribu-ribu hikmah. Dengan cara ini, apapun yang kita alami akan mendatangkan kebaikan bagi kita, baik di dunia ataupun di akhirat.
عَجَبًا لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ إلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنَّ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ
“Sungguh mengherankan urusan seorang yang beriman, sesungguhnya segala urusannya baik, dan hal itu tidaklah dimiliki melainkan oleh orang yang beriman. Bila ia ditimpa kesenangan, ia bersyukur, maka kesenangan itu menjadi baik baginya.
Dan bila ia ditimpa kesusahan, ia bersabar, maka kesusahan itu baik baginya
Dan kita juga harus bersyukur kepada Alloh jika memang yang mereka pujikan itu adalah benar adanya dan itu untukya . Namun jika tidak, atau kurang, maka berusahalah kita untuk mencapai taraf yang mereka pujikan itu.
و يحبون أن يحمدوا بما لم يفعلوا فلا تحسبنهم بمفازة من العذاب
"Mereka suka supaya dipuji terhadap perbuatan yang belum mereka kerjakan maka janganlah kamu menyangka bahwa mereka akan terlepas daripada siksa…(Ali Imran: 188)"
إذا أطلق الثناء عليك و لست بأهل فاثن عليه بما هو أهل
"Jika dilontarkan pujian kepadamu dan kamu bukanlah pemiliknya, maka kembalikanlah pujian itu kepada yang punya."
Ibnu Hajar Al-Asqalani rohimahulloh berkata, “Di antara pelajaran yang terkandung dalam sabda Nabi Shollallohu ‘alaihi wa sallam.
مَنْ عَلِمَهُ وَجَهِلَهُ مَنْ جَهِلَهُ
“Seseorang itu diketahui oleh orang yang mengetahuinya dan tidak diketahui oleh orang yang tidak mengetahuinya”
”وَاللهُ خَلَقَكُمْ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُطْفَةٍ ثُمَّ جَعَلَكُمْ أَزْوَاجًا وَمَا تَحْمِلُ مِنْ أُنْثَى وَلاَ تَضَعُ إِلاَّ بِعِلْمِهِ وَمَا يُعَمَّرُ مِنْ مُعَمَّرٍ وَلاَ يُنْقَصُ مِنْ أُمُوُرِهِ إِلاَّ فِي كِتَابٍ إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللهِ يَسِيْرٌ. فاطر: 11
“
Dan Alloh menciptakan kalian dari tanah kemudian dari air mani, kemudian Dia menjadikan kalian berpasangan (laki-laki dan perempuan). Dan tidak ada seorang perempuanpun mengandung dan tidak (pula) melahirkan melainkan dengan sepengetahuan-Nya. Dan sekali-kali tidak dipanjangkan umur seseorang yang berumur panjang dan tidak pula dikurangi umurnya, melainkan (sudah ditetapkan) dalam Kitab (Lauh Mahfuzh). Sesungguhnya yang demikian itu bagi Alloh adalah mudah. “(Fathir: 11)
Jika kaum muslimin memahami dengan benar masalah takdir ini, niscaya mereka akan mengetahui kekuasaan Allah yang Maha Besar dan Mutlak. Dan bahwasanya segala daya upaya dan kekuatan kita ada di bawah kekuasaan Allah. Maka ucapan yang tepat adalah ucapan kaum muslimin:
لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ
Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dari Alloh.
Tidak ada yang mengingkari takdir Alloh baik dan buruknya
Dengan demikian, kaum muslimin yang beriman kepada takdir akan menjadi manusia yang besar hati, kuat, semangat dan tabah dalam menghadapi ujian-ujian dan musibah. Karena mereka tahu apa yang terjadi dari keberhasilan, kegembiraan, dan kesuksesan adalah dari Alloh, sehingga mereka bersyukur kepada Alloh.
Demikian pula sebaliknya ketika mereka ditimpa kegagalan, kesedihan, dan musibah-musibah, maka mereka tahu bahwa itu adalah dengan takdir dari Alloh, hingga mereka pun bersabar atas apa yang menimpanya dan mengucapkan: “Sesungguhnya kita milik Alloh dan akan kembali kepada-Nya”. Sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya:
الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ. البقرة: 156
“(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun”. (al-Baqarah: 156)
قُلْ لَنْ يُصِيبَنَا إِلاَّ مَا كَتَبَ اللَّهُ لَنَا هُوَ مَوْلاَنَا وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ. التوبة: 51
Katakanlah: “Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Alloh untuk kami. Dialah Pelindung kami, dan hanya kepada Alloh-lah orang-orang yang beriman bertawakal.” (at-Taubah: 51)
Inilah hikmah dari beriman kepada takdir.
Alloh سبحانه وتعالى berfirman tentang hikmah diberitakannya masalah takdir kepada manusia:
مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ فِي اْلأَرْضِ وَلاَ فِي أَنْفُسِكُمْ إِلاَّ فِي كِتَابٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ. لِكَيْ لَا تَأْسَوْا عَلَى مَا فَاتَكُمْ وَلَا تَفْرَحُوا بِمَا ءَاتَاكُمْ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُور.ٍالحديد: 22-23
“
Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakan-nya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Alloh.(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kalian jangan putus asa terhadap apa yang luput dari kalian, dan supaya kalian jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepada kalian. Dan Alloh tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri. “(al-Hadiid: 22-23)
وَأَنَّا لاَ نَدْرِي أَشَرٌّ أُرِيدَ بِمَنْ فِي اْلأَرْضِ أَمْ أَرَادَ بِهِمْ رَبُّهُمْ رَشَدًا. الجن: 10
“
Dan sesungguhnya kami tidak mengetahui (dengan adanya penjagaan itu) apakah keburukan yang dikehendaki bagi orang yang di bumi ataukah Robb mereka menghendaki kebaikan bagi mereka. “(al-Jin: 10)
اِعْمَلُوْا فَكُلٌّ مُيَسَّرٌ لِمَا خُلِقَ لَهُ
“ Beramallah, karena semuanya dimudahkan terhadap sesuatu yang telah ditentukan “ ( HR. Bukhari dan Muslim )
Mengimani bahwa seluruh yang ada tidak akan ada, kecuali dengan kehendak Alloh SWT, baik yang berkaitan dengan perbuatan-Nya maupun yang berkaitan dengan perbuatan makhluk-makhluk-Nya .
Alloh SWT. berfirman :
وَرَبُّكَ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ وَيَخْتَارُ مَا كَانَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ سُبْحَانَ اللَّهِ وَتَعَالَى عَمَّا يُشْرِكُونَ
Dan Tuhanmu menciptakan apa yang dia kehendaki dan memilihnya. (QS. Al-
Qashash/28 : 68)
Baca juga (QS. Ali Imron/3 : 6)
Alloh juga berfirman tentang sesuatu yang berkaitan dengan perbuatan–perbuatan makhluk–makhluk-Nya :
وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ لَسَلَّطَهُمْ عَلَيْكُمْ فَلَقَاتَلُوكُمْ فَإِنِ اعْتَزَلُوكُمْ فَلَمْ يُقَاتِلُوكُمْ وَأَلْقَوْا إِلَيْكُمُ السَّلَمَ فَمَا جَعَلَ اللَّهُ لَكُمْ عَلَيْهِمْ سَبِيلًا
…
Kalau Alloh menghendaki, tentu dia memberi kekuasaan kepada mereka terhadap kamu, lalu Pastilah mereka memerangimu. (QS. An-Nisa’/4 : 90)
Mengimani bahwa seluruh yang ada, dzatnya, sifatnya, dan geraknya diciptakan oleh Alloh SWT. Firman Alloh :
اللَّهُ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ وَكِيلٌ
Alloh menciptakan segala sesuatu dan dia memelihara segala sesuatu. ( Az-
Zumar/39 : 62)
SUDAHKAH KITA MENETAPI BAIK SECARA PANDANGAN / PEMIKIRAN TELAH MENEMPATI SYARAT RUKUN IMAN PADA QODHO' DAN QODARNYA ALLOH ..... JUJUR KALO SAYA BELOM ... KARENA MASIH BANYAK LALAINYA ......
Qashash/28 : 68)
Baca juga (QS. Ali Imron/3 : 6)
Alloh juga berfirman tentang sesuatu yang berkaitan dengan perbuatan–perbuatan makhluk–makhluk-Nya :
وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ لَسَلَّطَهُمْ عَلَيْكُمْ فَلَقَاتَلُوكُمْ فَإِنِ اعْتَزَلُوكُمْ فَلَمْ يُقَاتِلُوكُمْ وَأَلْقَوْا إِلَيْكُمُ السَّلَمَ فَمَا جَعَلَ اللَّهُ لَكُمْ عَلَيْهِمْ سَبِيلًا
…
Kalau Alloh menghendaki, tentu dia memberi kekuasaan kepada mereka terhadap kamu, lalu Pastilah mereka memerangimu. (QS. An-Nisa’/4 : 90)
Mengimani bahwa seluruh yang ada, dzatnya, sifatnya, dan geraknya diciptakan oleh Alloh SWT. Firman Alloh :
اللَّهُ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ وَكِيلٌ
Alloh menciptakan segala sesuatu dan dia memelihara segala sesuatu. ( Az-
Zumar/39 : 62)
SUDAHKAH KITA MENETAPI BAIK SECARA PANDANGAN / PEMIKIRAN TELAH MENEMPATI SYARAT RUKUN IMAN PADA QODHO' DAN QODARNYA ALLOH ..... JUJUR KALO SAYA BELOM ... KARENA MASIH BANYAK LALAINYA ......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar