TANBIIH

الحَمـْدُ للهِ المُــوَفَّـقِ للِعُـلاَ حَمـْدً يُوَافـــِي بِرَّهُ المُتَـــكَامِــلا وَإِن تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّـهِ لَا تُحْصُوهَا ۗ إِنَّ اللَّـهَ لَغَفُورٌ رَّحِيمٌ ثُمَّ الصَّلاَةُ عَلَي النَّبِيِّ المُصْطَفَىَ وَالآلِ مَــــعْ صَـــحْــبٍ وَتُبَّـاعٍ وِل إنَّ اللَّـهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا تَقْوَى الإلهِ مَدَارُ كُلِّ سَعَادَةٍ وَتِبَاعُ أَهْوَى رَأْسُ شَرِّ حَبَائِلاَ إن أخوف ما أخاف على أمتي اتباع الهوى وطول الأمل إنَّ الطَّرِيقَ شَرِيعَةٌُ وَطَرِيقَةٌ وَحَقِيقَةُ فَاسْمَعْ لَهَا مَا مُثِّلا فَشَرِيعَةٌ كَسَفِينَة وَطَرِيقَةٌ كَالبَحْرِ ثُمَّ حَقِيقَةٌ دُرٌّ غَلاَ فَشَرِيعَةٌ أَخْذٌ بِدِينِ الخَالِقِ وَقِيَامُهُ بَالأَمْرِ وَالنَّهْيِ انْجَلاَ وَطَرِِيقَةٌ أَخْذٌ بِأَحْوَطَ كَالوَرَع وَعَزِيمَةُ كَرِيَاضَةٍ مُتَبَتِّلاَ وَحَقِيقَةُ لَوُصُولُهِ لِلمَقْصِدِ وَمُشَاهَدٌ نُورُ التّجَلِّي بِانجَلاَ مَنْ تصوف ولم يتفقه فقد تزندق، ومن تفقه ولم يتصوف فقد تفسق، ومن جمع بينهما فقد تحقق

hiasan

BELAJAR MENGKAJI HAKIKAT DIRI UNTUK MENGENAL ILAHI

Senin, 06 Agustus 2012

MACAM-MACAM TAQDIR & QODAR

MACAM-MACAM TAKDIR

Di antara kandungan iman kepada qodho' adalah mengimani bahwa Alloh telah menulis apa yang diketahui-Nya tentang segala sesuatu. 

Termasuk dalam hal ini adalah mengimani lima takdir, yaitu : 


Pertama, Takdir Azali (التقدير الأزلي).

Takdir yang meliputi segala sesuatu dalam lima puluh ribu tahun sebelum diciptakannya langit dan bumi. Di saat Alloh swt. memerintahkan al-qalam (pena) untuk menuliskan segala sesuatu yang terjadi dan yang belum terjadi sampai hari kiamat. Hal ini berdasarkan dalil-dalil berikut ini.

1. Firman Alloh swt :

مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي أَنْفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ

“Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul-Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Alloh.” (QS. Al-Hadiid : 22)

2. Sabda Rosululloh saw :

كَتَبَ اللهُ مَقَادِيْرَ الْخَلاَئِقِ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ ِبخَمْسِيْنَ أَلْفَ سَنَةٍ

“ Alloh telah menulis (menentukan) takdir seluruh makhluk sebelum menciptakan langit dan bumi 50.000 tahun. “( HR. Muslim ) 

Kedua, takdir hari perjanjian (تقدير يوم الميثاق).

Yaitu takdir perjanjian fitrah pertama, di mana Alloh mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Alloh mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka seraya berfirman : "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi" (lihat : QS. Al-A’raf : 172). 

Alloh mentakdirkan mereka untuk mencintai, mentauhidkan, dan mengagungkan-Nya. Dengan demikian setiap orang mengakui Alloh sebagai penciptanya dan cenderung untuk mentauhidkan-Nya. Yang dimaksud dengan kesaksian dalam di sini adalah fitrah manusia untuk mentauhidkan Alloh. 

Hal ini diperkuat firman Alloh dalam surat ar-Rum : 30 : 

فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا فِطْرَتَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ

“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Alloh) (tetaplah atas) fitrah Alloh yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Alloh. (Itulah) agama yang lurus tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui“. 


Ketiga, Takdir ‘Umuri (التقدير العمري).

Yaitu takdir yang diberlakukan atas manusia pada awal penciptaannya ketika pembentukan air sperma (usia empat bulan) dan bersifat umum. Takdir ini mencakup rizki, ajal, kebahagiaan, dan kesengsaraan. 

Hal ini didasarkan sabda Rosululloh saw. berikut ini.

ثُمَّ يُرْسَلُ إِلَيْهِ الْمَلَكُ فَيَنْفُخُ فِيْهِ الرُّوْحَ، وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ: بِكَتْبِ رِزْقِهِ وَأَجَلِهِ وَعَمَلِهِ وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيْدٌ.

“…Kemudian Alloh mengutus seorang malaikat yang diperintahkan untuk meniupkan ruhnya dan mencatat empat perkara: rizki, ajal, amal, sengsara, atau bahagia….” (HR. Bukhari dan Muslim)

Keempat, takdir hauli/tahunan (التقدير الحولي).

Yaitu takdir yang dicatat pada malam Lailatul Qadar setiap tahun. Perhatikan firman Alloh berikut ini.

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ (3) فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ (4)

“Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah.” (QS. Ad-Dukhaan : 3-4)

Ahli tafsir menyebutkan bahwa pada malam itu dicatat dan ditulis semua yang akan terjadi dalam setahun, mulai dari kebaikan, keburukan, rizki, ajal, dan lain-lain yang berkaitan dengan peristiwa dan kejadian dalam setahun.

Hal ini sebelumnya telah dicatat pada Lauh Mahfudz.

Kelima, Takdir Yaumi/harian (التقدير اليومي) .

Yaitu takdir yang dikhususkan untuk semua peristiwa yang akan terjadi dalam satu hari, mulai dari penciptaan, rizki, menghidupkan, mematikan, mengampuni dosa, menghilangkan kesusahan, dan lain sebagainya. 

Hal ini sesuai dengan firman Alloh :

يَسْأَلُهُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ كُلَّ يَوْمٍ هُوَ فِي شَأْنٍ

“Semua yang ada di langit dan bumi selalu meminta kepada-Nya. Setiap waktu Dia dalam kesibukan.” (QS. Ar-Rahmaan : 29)

Takdir yaumi merupakan rincian dari takdir hauli, takdir hauli merupakan rincian dari takdir ‘umuri ketika penciptaan sperma, takdir ‘umuri merupakan rincian dari penciptaan pertama pada hari perjanjian, dan ini merupakan rincian dari takdir azali yang ditulis pada lauh mahfuzh, dan lauh mahfuzh hanya Alloh yang tahu.

MACAM-MACAM KEHENDAK (IRODAH) ALLOH

Dalam pemahaman iman kepada qodar kadang-kadang timbul pertanyaan mengapa sih Alloh menghendaki perbuatan buruk, mengapa tidak menghendaki semua perbuatan baik? 

Pertanyaan ini timbul akibat kekurang pahaman tentang kehendak (irodah) Alloh. Untuk itu perlu dijelaskan macam-macam kehendak (irodah) Alloh.

A-Irodah kauniyyah (الإرادة الكونية) 

Yaitu kehendak Allah yang bersifat umumyang mencakup semua makhluk, orang shaleh dan durhaka, yaitu kehendak Alloh dilakukannya suatu perbuatan, baik yang dilakukan itu dicintai dan dieidhai Alloh atau tidak. Maka Alloh melakukan apa saja yang Dia kehendaki. Segala yang dilakukan Alloh semuanya baik dan bagus. Adapun perbuatan manusia ada yang baik dan ada yang buruk. Manusia tidak bisa melakukan apa saja yang dia kehendaki, mereka melakukan apa yang diperintahkan kepada mereka dengan melaksanakan yang diperintahkan dan meninggalkan yang dilarang. Inilah yang dinamakan kebaikan bagi manusia.

Kehendak ini terkait dengan penciptaan dan merupakan konsekwensi rububiyah Alloh. Apa yang dikehendaki Alloh pasti terjadi, dan apa yang tidak dikehendaki-Nya pasti tidak akan terjadi. Termasuk dalam kehendak ini adalah penciptaan orang yang kuat dan orang yang lemah, yang kaya dan yang miskin, mukmin dan kafir, malaikat, setan, penciptaan kebaikan dan keburukan, penciptaan kekuatan dan kelemahan, cerdas dan bodoh.

Di antara dalil iradah kauniyyah ini adalah :

Firman Alloh :

وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ مَا فَعَلُوهُ

“Jika Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya”. (QS. Al-An’am : 112)
Firman Alloh :

وَلَوْشَاء رَبُّكَ لآمَنَ مَن فِي الأَرْضِ كُلُّهُمْ جَمِيعًا

Dan jika Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya. (QS. Yunus : 99)


Firman Alloh : 

فَمَن يُرِدِ اللّهُ أَن يَهْدِيَهُ يَشْرَحْ صَدْرَهُ لِلإِسْلاَمِ وَمَن يُرِدْ أَن يُضِلَّهُ يَجْعَلْ صَدْرَهُ ضَيِّقًا حَرَجًا كَأَنَّمَا يَصَّعَّدُ فِي السَّمَاء

Barang siapa yang Alloh menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. Dan barang siapa yang dikehendaki Alloh kesesatannya, niscaya Alloh menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki ke langit.” (QS. Al-An’am : 125)

Kehendak ini menuntut terwujudnya yang dikehendaki. Terwujudnya yang dikehendaki ini bisa jadi dikehendaki zatnya, dicintai Allah, karena mengandung kebaikan seperti penciptaan para nabi dan orang shaleh, begitu juga seluruh sifat keutamaan dan kebaikan. Atau bisa jadi yang dikehendaki itu adalah sesuatu yang lain. Ini digunakan pada kekufuran, kejahatan, dan dosa. Semuanya itu tidak dikehendaki dzatnya, tapi yang dikehendaki adalah sesuatu yang lain yang dicintai Alloh. Allah berfirman : 

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Alloh merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS. Ar-Rum : 41). 

Ini adalah dalil adanya hikmah dalam semua perbuatan dan hukum Alloh. Semua perbuatan dan syari’at-Nya mempunyai hikmah dan tujuan walaupun tidak dilaksanakan oleh manusia secara optimal.

B-Irodah syar’iyyah (الإرادة الشرعية)

Yaitu kehendak Alloh pada perintah agama dan syari’at. Karena kehendak ini, Alloh mengutus para rasul dan menurunkan kitab. Kehendak ini tidak mesti terwujudnya yang dikehendaki sekalipun dicintai Alloh kecuali jika berbarengan dengan iradah kauniyyah. Iradah syar’iyyah ini merupakan dalil yang jelas bahwa Alloh tidak memerintahkan, tidak menyukai, dan tidak meridhai kekufuran, kesesatan, kemaksiatan, dan dosa, sekalipun menghendaki penciptaannya. Juga merupakan dalil bahwa Alloh menyukai dan meridhai semua yang berkaitan dengan perintah agama. Alloh memberikan pahala kepada pelakunya, memasukkan ke dalam surga, menolong mereka dalam kehidupan dunia dan akhirat.
Di antara dalil iradah syar’iyyah adalah :
Firman Alloh :

يُرِيدُ اللّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلاَ يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ

Alloh menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. (QS. Al-Baqarah : 185)

Firman Alloh :

مَا يُرِيدُ اللّهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُم مِّنْ حَرَجٍ

Alloh tidak hendak menyulitkan kamu, (QS. Al-Maidah : 6)

Firman Alloh : 

وَاللّهُ يُرِيدُ أَن يَتُوبَ عَلَيْكُمْ وَيُرِيدُ الَّذِينَ يَتَّبِعُونَ الشَّهَوَاتِ أَن تَمِيلُواْ مَيْلاً عَظِيمًا

Dan Alloh hendak menerima tobatmu, sedang orang-orang yang mengikuti hawa nafsunya bermaksud supaya kamu berpaling sejauh-jauhnya (dari kebenaran). (QS. An-Nisa’ : 27)

(والله أعلم بالصواب)

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Bingung gk terima irodah kauniyahnya Alloh kuejem banget, padahal manusia bnyk yg baik dn cuma pengen kslmtn malah dikehendaki buanyk yg masuk neraka, kuejemm banget

PENCARIAN HIDUP MENUJU KEKASIH SEJATI

JANGAN SUKA MENGANGGAP SESUATU YG TIDAK COCOK ITU ADALAH SESAT NAMUN SIKAPILAH SAMPAI KAU BENAR'' MEMAHAMINYA ...

KARENA JIKA KAU MENILAI CIPTAANNYA MAKA NISTALAH DIRIMU ... KARENA ALLOH MAHA MENILAI PADA APA'' YANG KAU SANGKAKAN











AlkisAnnabila