TANBIIH

الحَمـْدُ للهِ المُــوَفَّـقِ للِعُـلاَ حَمـْدً يُوَافـــِي بِرَّهُ المُتَـــكَامِــلا وَإِن تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّـهِ لَا تُحْصُوهَا ۗ إِنَّ اللَّـهَ لَغَفُورٌ رَّحِيمٌ ثُمَّ الصَّلاَةُ عَلَي النَّبِيِّ المُصْطَفَىَ وَالآلِ مَــــعْ صَـــحْــبٍ وَتُبَّـاعٍ وِل إنَّ اللَّـهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا تَقْوَى الإلهِ مَدَارُ كُلِّ سَعَادَةٍ وَتِبَاعُ أَهْوَى رَأْسُ شَرِّ حَبَائِلاَ إن أخوف ما أخاف على أمتي اتباع الهوى وطول الأمل إنَّ الطَّرِيقَ شَرِيعَةٌُ وَطَرِيقَةٌ وَحَقِيقَةُ فَاسْمَعْ لَهَا مَا مُثِّلا فَشَرِيعَةٌ كَسَفِينَة وَطَرِيقَةٌ كَالبَحْرِ ثُمَّ حَقِيقَةٌ دُرٌّ غَلاَ فَشَرِيعَةٌ أَخْذٌ بِدِينِ الخَالِقِ وَقِيَامُهُ بَالأَمْرِ وَالنَّهْيِ انْجَلاَ وَطَرِِيقَةٌ أَخْذٌ بِأَحْوَطَ كَالوَرَع وَعَزِيمَةُ كَرِيَاضَةٍ مُتَبَتِّلاَ وَحَقِيقَةُ لَوُصُولُهِ لِلمَقْصِدِ وَمُشَاهَدٌ نُورُ التّجَلِّي بِانجَلاَ مَنْ تصوف ولم يتفقه فقد تزندق، ومن تفقه ولم يتصوف فقد تفسق، ومن جمع بينهما فقد تحقق

hiasan

BELAJAR MENGKAJI HAKIKAT DIRI UNTUK MENGENAL ILAHI

Kamis, 31 Mei 2012

Perbaikan Jiwa dan Budi. Akhlak dalam Kesabaran.


Salah satu dari pada sifat-sIfat yang sangat dianjurkan para mutashawwifin itu mitsalnya ialah sabar. Imam Al Ghazali menerangkan bahwa sabar itu adalah bawaan daripada sesuatu pengertian yang yaqin. Dan membedakan beberapa nama yang diberikan kepada sabar. Maka ma’na {nama} dari sabar terbagi beberapa bagian :

  · Pertama : Sabar ‘Iffah. yaitu : Jika itu ditujukan untukmenahan nafsu perut dan nafsu keinginan bersetubuh .

· Kedua : Sabar Dhabtun nafs. Yaitu : Jika ditujukan untuk menahan keserakahan kaya
· Ketiga : Sabar Syaja’ah Yaitu: Jika ditujukan dalam peperangan untuk mencari kemenangan
· Keempat: Sabar Hilm. Yaitu : Jika ditujukan untuk menahan amarah dan kesal.
· Kelima : Sabar Si’atus sadar. Yaitu: Jika ditujukan kepada sesuatu penghinaan atau kecaman
· Keenam : Sabar Kitmanus sir. Yaitu: Jika ditujukan kepada merahasiakan sesuatu hal
· Ketujuh: Sabar Zuhud. Yaitu: Jika ditujukan untuk meninggikan kehidupan
· Kedelapan: Sabar Qina’ah. Yaitu: Jika ditujukan kepada menerima taqdir sebagaimana yang ada.

Ketha’atan menghendaki sabar, karena manusia yang tersendiri menghendaki lebih banyak pengawasan atas dirinya dalam mengerjakan ibadaht. Maka sabar tentang ketha’atan itu mempunyai (3) tiga keadaan :

· Pertama : Sabar sebelum tha’at, seperti mengukuhkan niat dan ikhlash
menahan diri daripada semua gerak-gerik yang dapat membawa
kepadanya, membulatkan tekad dan tujuan.

· Kedua : Sabar pada waktu mengerjakan suatu amal, dilakukan dengan
penuh kesungguhan sampai selesai.

· Ketiga : Sabar sesudah selesai mengerjakan amal itu, di antara lain tidak
merasa bangga dan menampak-nampakkan kepada orang, sehingga
orang lain melihatnya dengan penuh keheranan.

Sabar itu dikerjakan demikian rupa sehingga menjadi hal lazim di dalam keseharian. Terutama dalam menghadapi sesuatu kejahatan yang ringan dan mudah dikerjakan, sabar itu menjadi lebih berat shifatnya, seperti sabar tentang dosa-dosa yang dapat dengan mudah dilancarkan lidah, seperti mengupat, berdusta, bertengkar (saling bantah-membantah), memuji-muji diri sendiri dan megemukakan jasa-jasa yang dikerjakan, baik untuk berbangga atau untuk mengadakan sesuatu perbandingan dengan orang lain, berkelekar, yang dapat menjadikan penyakit untuk hati.


Sabar itu dapat dihasilkan hanya dengan menekan hawa nafsu dan membangkitkan kesungguhan kepada Agama. Melemhkan hawa nafsu itu dikerjakan dengan mengurangi keperluan kebendaannya, menghilangkan sebab-sebabnya, dan mengekang diri apa yang diingini. Kesungguhan pada Agama dapat dibangkitkan dengan memperbanyak ibadaht, dengan berfikir dan merenungkan critera-ceritera mengenai sabar dan akibat-akibatnya.

Di dalam Al Qur’an banyak sekali terdapat ayat-ayat tentang sabar yang ditujukan sebagai nasehat dalam bermacam-macam keadaan. Di antara lain Allah Ta’ala berfirman : “Wahai sekalian orang beriman, perbesar sabar dan nasehat-nasehatilah antaramu dengan sabar”. Katanya pula : “Kami coba dirimu dengan mendatangkan ketakutan, kelaparan kekurangan harta benda, kematian, dan kekurangan buah-buahan, tetapi akan Kami gembirakan kemudian orang-orang yang sabar!” Katanya lagi : “Minta tolonglah kamu dengan sabar dan dengan sembahyang, karena Tuhan itu selalu ada dekat mereka yang sabar”.

Ibn Mas’ud menceritakan, bahwa sesudah peperangan Hanaian Rasulullah s.a.w. membagi-bagikan harta rampasan, di antaranya kepada Ibn Akra’ habis seratus ekor unta, begitu juga kepada Uyaynah seratus ekor unta, sebagaimana kepada orang-orang bangsawan Arab. Pembagian yang mewah ini menimbulkan iri hati orang-orang Anshar, yang lalu mengeritik perbuatan Nabi s.a.w. yang dikatakan tidak adil.


Tatkala kecaman ini disampaikan oleh Ibn Mas’uud kepada Nabi s.a.w. berubahlah matanya seketika menjadi marah, seraya katanya: 
“Jikalau aku dikatakan tidak adil, maka siapa lagi yang dinamakan adil itu.


Mudah-mudahan Allah memberikan rahmat kepada Nabi Musa a.s, yang menderita lebih banyak dari pada pengikut-pengikutnya yang bodoh dan dungu, sedang ia terus-menerus sabar “. Begitu juga Nabi s.a.w. pernah mengatakan bahwa : Besar sesuatu ganjaran Tuhan bergantung kepada besarnya bala yang diturunkan kepada seseorang, karena jika Tuhan mencintai sesorang akan menurunkan ujian kepadanya, jika orang itu ikhlash menderita, maka Allah Ta’ala pun ikhlash padanya.



Dan bagi orang-orang mutashawwifin diwajibkan mitsalnya benar, jujur dan terusterang dalam pemikiran, perkataan dan perbuatannya. Keadaan itu dalam istilah mutashawwifin disebut “sadaq”, dan orang yang bershifat demikian bernama “siddiq”. Karena Islam mewajibkan dan tidak memperbolehkan ummatnya untuk berdusta, tidak jujur, atau tidak benar dalam perkataan dan perbuatannya. Dan jika di lihat perbaikan akhlak secara keshufian itu, sebagai contoh suatu cara yang umum, yang dinamakan takhali, tahalli dan tajalli.


Dengan riyadhah, kepada ma’rifahtullah. Dari muslim kepada mu’min, kepada shiddiqin, shalihin, mutahaqqiqin.

PENCARIAN HIDUP MENUJU KEKASIH SEJATI

JANGAN SUKA MENGANGGAP SESUATU YG TIDAK COCOK ITU ADALAH SESAT NAMUN SIKAPILAH SAMPAI KAU BENAR'' MEMAHAMINYA ...

KARENA JIKA KAU MENILAI CIPTAANNYA MAKA NISTALAH DIRIMU ... KARENA ALLOH MAHA MENILAI PADA APA'' YANG KAU SANGKAKAN











AlkisAnnabila