TANBIIH

الحَمـْدُ للهِ المُــوَفَّـقِ للِعُـلاَ حَمـْدً يُوَافـــِي بِرَّهُ المُتَـــكَامِــلا وَإِن تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّـهِ لَا تُحْصُوهَا ۗ إِنَّ اللَّـهَ لَغَفُورٌ رَّحِيمٌ ثُمَّ الصَّلاَةُ عَلَي النَّبِيِّ المُصْطَفَىَ وَالآلِ مَــــعْ صَـــحْــبٍ وَتُبَّـاعٍ وِل إنَّ اللَّـهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا تَقْوَى الإلهِ مَدَارُ كُلِّ سَعَادَةٍ وَتِبَاعُ أَهْوَى رَأْسُ شَرِّ حَبَائِلاَ إن أخوف ما أخاف على أمتي اتباع الهوى وطول الأمل إنَّ الطَّرِيقَ شَرِيعَةٌُ وَطَرِيقَةٌ وَحَقِيقَةُ فَاسْمَعْ لَهَا مَا مُثِّلا فَشَرِيعَةٌ كَسَفِينَة وَطَرِيقَةٌ كَالبَحْرِ ثُمَّ حَقِيقَةٌ دُرٌّ غَلاَ فَشَرِيعَةٌ أَخْذٌ بِدِينِ الخَالِقِ وَقِيَامُهُ بَالأَمْرِ وَالنَّهْيِ انْجَلاَ وَطَرِِيقَةٌ أَخْذٌ بِأَحْوَطَ كَالوَرَع وَعَزِيمَةُ كَرِيَاضَةٍ مُتَبَتِّلاَ وَحَقِيقَةُ لَوُصُولُهِ لِلمَقْصِدِ وَمُشَاهَدٌ نُورُ التّجَلِّي بِانجَلاَ مَنْ تصوف ولم يتفقه فقد تزندق، ومن تفقه ولم يتصوف فقد تفسق، ومن جمع بينهما فقد تحقق

hiasan

BELAJAR MENGKAJI HAKIKAT DIRI UNTUK MENGENAL ILAHI

Kamis, 03 Mei 2012

HAL-HAL / PERKARA YANG SERING DI LALAIKAN SEORANG SALIK / PENGAMAL THORIQOH .......TENTANG TA'ALLUM SERTA MUDAHNYA MENILAI SESAT PADA SESAMA INSAN AL-ILAHI



Kebenaran itu adalah hakekat tentang sesuatu hal yang membuat manusia ingin tahu hal yang sebenarnya. Pertanyaannya bagaimana cara kita mengetahui hakekat kebenaran itu. Andaikan kebenaran itu berada di sebuah bukit yang tinggi, pastilah ada jalan pendakian yang akan menghantarkan kita ke sana. Andaikan kebenaran itu berada dalam sebuah lemari besi yang tertutup rapat, pastilah ada alat untuk bisa membukanya. Untuk mengetahui hakekat kebenaran itu manusia memerlukan alat, jalan, dan sarana. Dan semestinya alat, jalan, dan sarana itu haruslah sesuatu yang sudah dimiliki manusia, atau ada di sekitar manusia, yang bisa dijangkau manusia, sesuai dengan kemampuan manusia itu sendiri.Untuk itu marilah sekali-kali kita telusuri diri kita sendiri. Manusia yang bahagia adalah manusia yang mau mengenali dirinya sendiri NAH bagaimana kita mengenal diri sendiri kalo kita tidak mau belajar ... padahal belajar itu dari sejak kita lahir sampai masuk liang lahat kita harus belajar belajar ...sedang belajar itu ada tata tertib yang sering kita lupakan serta kita batasi atas dasar katanya / larangan guru mursyid ... al-faqir di sini akan menulis risalah singkat tentang belajar ilmu ...

A-Panjang Pendeknya Pelajaran



وأما قدر السبق فى الإبتداء: كان أبو حنيفة رحمه الله يحكى عن الشيخ القاضى الإمام عمر بن أبى بكر الزرنجرى رحمه الله أنه قال: قال مشايخنا رحمهم الله; ينبغى أن يكون قدر السبق للمبتدئ قدر ما يمكن ضبطه بالإعادة مرتين بالرفق ويزيد كل يوم كلمة حتى أنه وإن طال وكثر يمكن ضبطه بالإعادة مرتين, ويزيد بالرفق والتدريج, وأما إذا طال السبق فى الإبتداء واحتاج إلى الإعادة عشر مرات فهو فى الإنتهاء أيضا يكون كذلك, لأنه يعتاد ذلك, ولا يترك تلك الإعادة إلا بجهد كثير



Mengenai ukuran seberapa panjang panjang yang baru dikaji, menurut keterangan Abu Hanifah adalah bahwa Syaikh Qadli Imam Umar bin Abu Bakar Az-Zanji berkata: guru-guru kami berkata: “sebaiknya bagi oarang yang mulai belajar, mengambil pelajaran baru sepanjang yang kira-kira mampu dihapalkan dengan faham aqalnya, setelah diajarkannya dua kali berulang. Kemudian untuk setiap hari, ditambah sedikit demi sedikit sehingga setelah banyak dan panjang pun masih bisa menghapal dengan paham pula setelah diulang'' dua kali. Demikianlah lambat laun setapak demi setapak. Apabila pelajaran pertama yang dikaji itu terlalu panjang sehingga para pelajar memerlukan pengulanganya 10 kali (mathla'ah), maka untuk seterusnya sampai yang terakhirpun begitu. Karena hal itu menjadi kebiasaan yang sulit dihilangkan kecuali dengan susah payah.”



ini yang sering terjadi pada pengkaji kayak diri al-faqir ... selalu haus akan ilmu-ilmu pengertian serta pelajaran tidak mau mensyukuri dari pelajaran 1 dahulu sambil mathla'ah biasanya kita di berikan pengenalan dalam bahasa yang tidak di mengerti oleh salik / murid sendiri



وقد قيل: السبق حرف, والتكرار ألف



Ada yang mengatakan: “pelajaran baru satu huruf, pengulangannya seribu kali.”



kata tikror di sini adalah mengulang kembali pelajaran'' yang telah didapati untuk pengoreksian dari tata bahasa atau dari tata makna serta takwilan,serta ta'rifnya agar benar-benar terjaga kebenaran tentang praktek dalam disiplin ilmunya



B-Tingkat Pelajaran Yang Di Dahulukan



وينبغى أن يبتدئ بشيئ يكون أقرب إلى فهمه, وكان الشيخ الإمام الأستاذ شرف الدين العقيلى رحمه الله يقول: الصواب عندى فى هذا ما فعله مشايخنا رحمهم الله, فإنهم كانوا يختارون للمبتدئ صغارات المبسوط لأنه أقرب إلى الفهم والضبط, وأبعد من الملالة, وأكثر وقوعا بين الناس.



Sebaiknya dimulai dengan pelajaran-pelajaran yang dengan mudah telah bisa di fahami. Syaikhul Islam Ustadz Syarifuddin Al-Uqaili berkata; “Menurut saya, yang benar dalam masalah ini adalah seperti yang telah dikemukakan oleh para guru kita. Yaitu untuk murid yang baru, mereka pilihkan kitab-kitab yang ringkas / kecil. Sebab dengan begitu akan lebih mudah di fahami dan di hafal, serta tidak membosankan lagi pula banyak terperaktekan.



membuat kesimpulan dari setiap pelajaran agar kita mempunyai rujukan & tidak mudah terjebak pada tulisan / bahasa pengungkapan karena dalam wilayah kemanusiaan kita mudah sekali menilai serta menghukumi sesat pada sesama salik ... melebihi hukum alloh sendiri ... sedangkan si salik lupa bahwa rosululloh sendiri dan nabi musa as di tegur karena lalai dan menghakimi ummatnya ...



C- Membuat Catatan



وينبغى أن يعلق السبق بعد الضبط والإعادة كثيرا, فإنه نافع جد



Sebaiknya sang murid membuat catatan sendiri mengenai pelajaran-pelajaran yang sudah di fahami hafalannya, untuk kemudian sering diulang-ulang kembali. Karena dengan cara begitu, akan bermanfaat sekali.



ولا يكتب المتعلم شيئا لا يفهمه, فإنه يورث كلالة الطبع ويذهب الفطنة ويضيع أوقاته.



Jangan sampai menulis apa saja yang ia sendiri tidak tahu maksudnya, karena hal ini akan menumpulkan otak dan waktupun hilang dengan sia-sia belaka.



Pelajar hendaknya mencurahkan kemampuannya dalam memahami pelajaran dari sang guru, atau boleh juga dengan cara diangan-angan sendiri, di fikir-fikir dan sering diulang-ulang sendiri. Karena bila pelajaran yang baru itu hanya sedikit dan sering diulang-ulang sendiri, akhirnyapun dapat dimengerti. Orang berkata : “Hafal dua huruf lebih bagus daripada mendengarkan saja dua batas pelajaran. Dan memahami dua huruf lebih baik daripada menghapal dua batas pelajaran. Apabila seseorang telah pernah satu atau dua kali mengabaikan dan tidak mau berusaha, maka menjadi terbisakan, dan menjadi tidak bisa memahami kalimat yang tidak panjang sekalipun

D-Usaha Memahami Pelajaran

لتكرار, فإنه إذا قل السبق وكثرة التكرار والتأمل يدرك ويفهم. قيل: حفظ حرفين, خير من سماع وقرين, وفهم حرفين خير من حفظ سطرين, وإذا تهاون فى الفهم ولم يجتهد مرة أو مرتين يعتاد ذلك فلا يفهم الكلام اليسير

Pelajar hendaknya mencurahkan kemampuannya dalam memahami pelajaran dari sang guru, atau boleh juga dengan cara diangan-angan sendiri, di fikir-fikir dan sering diulang-ulang sendiri. Karena bila pelajaran yang baru itu hanya sedikit dan sering diulang-ulang sendiri, akhirnyapun dapat dimengerti. Orang berkata : “Hafal dua huruf lebih bagus daripada mendengarkan saja dua batas pelajaran. Dan memahami dua huruf lebih baik daripada menghapal dua batas pelajaran. Apabila seseorang telah pernah satu atau dua kali mengabaikan dan tidak mau berusaha, maka menjadi terbisakan, dan menjadi tidak bisa memahami kalimat yang tidak panjang sekalipun.

 E-Berdo’a

 فينبغى أن لا يتهاون فى الفهم بل يجتهد ويدعو الله ويتضرع إليه فإنه يجيب من دعاه, ولا يخيب من رجاه, وأنشدنا الشيخ الأجل قوام الدين حماد بن إبراهيم بن إسماعيل الصفار الأنصارى إملاء للقاضى الخليل بن أحمد الشجرى فى ذلك شعرا:

أخدم العلم خدمـــــــة المستفيد وأدم درسه بفعل حـــــــميد

وإذا مـــــــا حفظت شيئا أعده ثم أكده غاية التأكــــــــــــيد

كى لا يزول ثم علقه كى تعود إليه وإلى درسه على التأبيد

فإذا ما أمنت مــــــــــــنه فواتا فانتدب بعده لشيئ جــــــديد

مع تكرار ما تقدم مــــــــــــنه واقتناء لشأن هـــــذا المـزيد

ذاكــــــــر الناس بالعلوم لتحيا لا تكن من أولى النهى ببعيد

إذا كتمت العلوم أنسيت حــتى لا ترى غير جـــــاهل وبليد

ثم ألجمت فـــــــى القيامة نارا وتلهبت بالعـــــــذاب الشديد




Hendaknya pula, dengan sungguh-sungguh memanjatkan do’a kepada Allah dan meratap serta meronta. Allah pasti mengabulkan do’a yang di mohonkan, dan tidak mengabaikan orang yang mengharapkan.

Sya’ir Imlak Al-Qadli Al-Khalil Asy-Syajarzi dibawakan kepada kami oleh guru kami syaikh Qawamuddin Hammad bin Ibrahim bin ismail As-Shaffar, sebagai berikut :

Abdilah ilmu, bagaikan anda seorang abdi

Pelajari selalu, dengan berbuat sopan terpuji

yang telah kau hafal, ulangi lagi berkali-kali

lalu tambatkan dengan temali kuat sekali

Lalu catatlah, agar kau bisa mengulangi lagi

Dan selamanya, ku bisa mempelajari

Jikalau engkau, telah percaya tak kan lupa

Ilmu yang baru, sesudah itu masuki segera

Mengulang-ulang, ilmu yang dulu, jangan terlalai

Dan bersungguhan, agar yang ini, kan menambahi

Percakapilah mereka, agar ilmumu hidup selalu

Jangan menjauh, dari siap berakal maju

Bila ilmu, kau sembunyikan jadi membeku

Kau kan kenal, jadi si bodoh yang tolol dungu

Api neraka kan membelenggumu nanti kiamat

Siksa yang pedihpun menimpamu menjilat-jilat

Mudzakarah Munadharah Dan Mutharahah

ولا بد لطالب العلم من المذاكرة, والمناظرة, والمطارحة, فينبغى أن يكون كل منها بالإنصاف والتأنى والتأمل, ويتحرز عن الشغب [والغضب], فإن المناظرة والمذاكرة مشاورة, والمشاورة إنما تكون لاستخراج الصواب وذلك إنما يحصل بالتأمل والتأنى والإنصاف, ولا يحصل بالغضب والشغب.

Seorang pelajar seharusnya melakukan Mudzakarah (forum saling mengingatkan), munadharah (forum saling mengadu pandangan) dan mutharahah (diskusi). Hal ini dilakukan atas dasar keinsyafan, kalem dan penghayatan serta menyingkiri hal-hal yang berakibat negatif. Munadharah dan mudzakarah adalah cara dalam melakukan musyawarah, sedang permusyawaratan itu sendiri dimaksudkan guna mencari kebenaran. Karena itu, harus dilakukan dengan penghayatan, kalem dan penuh keinsyafan. Dan tidak akan berhasil, bila dilaksanakan dengan cara kekerasan dan berlatar belakang yang tidak baik.

فإن كانت نيته من المباحثة إلزام الخصم وقهره, فلا تحل, وإنما يحل ذلك لإظهار الحق, والتمويه والحيلة لا يجوز فيها, إلا إذا كان الخصم متعنتا, لا طالبا للحق, وكان محمد بن يحيى إذا توجه عليه الإشكال ولم يحضره الجواب يقول: ما ألزمته لازم, وأنا فيه ناظر, وفوق كل ذى علم عليم.

Apabila di dalam pembahasan itu dimaksudkan untuk sekedar mengobarkan perang lidah, maka tidak diperbolehkan menurut agama. Yang diperbolehkan adalah dalam rangka mencari kebenaran. Bicara berbelit-belit dan membuat alasan itu tidak diperkenankan, selama musuh bicaranya tidak sekedar mencari kemenangan dan masih dalam mencari kebenaran. Bila kepada Muhammad bin Yahya diajukan suatu kemuskilan yang beliau sendiri belum menemukan pemecahannya, maka ia katakan : “pertanyaan anda saya catat dahulu untuk kucari pemecahannya. Diatas orang berilmu, masih ada yang lebih banyak ilmunya.”

وفائدة المطارحة والمناظرة أقوى من فائدة مجرد التكرار لأن فيه تكرارا وزيادة, وقيل: مطارحة ساعة، خير من تكرار شهر, لكن إذا كان [مع] منصف سليم الطبيعة, وإياك والمذاكرة مع متعنت غير مستقيم الطبع, فإن الطبيعة متسرية, والأخلاق متعدية, والمجاورة مؤث

Faedah mutharahah dan mudzakarah itu jelas lebih besar daripada sekedar mengulang pelajaran sendirian, sebab disamping berarti mengulang pelajaran, juga menambah pengetahuan yang baru. Ada dikatakan : “Sesaat mutharahah dilakukan, lebih bagus mengulang pelajaran sebulan. “Sudah tentu harus dilakukan dengan orang yang insaf dan bertabiat jujur. Awas jangan mudzakarah dengan orang yang sekedar mencari menang dalam pembicaraan semata, lagi pula bertabiat tidak jujur. Sebab tabiat itu suka merampas, akhlak mudah menjalar sedang perkumpulan pengaruhnya besar.


. Dahulu kurang lebih 3000 tahun yang lalu di di atas gerbang kuil Apollo di Yunani ada tertulis suatu kalimat yang berbunyi “Kenalkan dirimu.” Kalimat pendek ini merupakan kesimpulan dari semua filsafah idiel. “Ingatlah dirimu”, sejalan dengan kalimat pendek ini, maka Umar bin Khaththab ra berkata :

من عرف نفسه فقد عرف ربه

Artinya : “Barangsiapa ingat akan dirinya, maka sesungguhnya dia akan ingat kepada Tuhannya.” 1)



HADIST MAN 'AROFA NAFSAHU FAQOD 'AROFA ROBBAU INI ... KATA SEDERHANA YANG MENJADIKAN ORANG-ORANG SALAH TAFSIR DALAM PENGKAJIANNYA SEHINGGA MENIMBULKAN HUKUM SESAT KARENA HADIS INI TIDAK SHOHIH ATAU DLO'IF ,,, PADAHAL KALO DI KAJI DENGAN TELITI ... ALAM SEMESTA ITU TERTAMPUNG PADA KALIMAH SEDERHANA ITU ... BUKAN KARENA DI BATASI DENGAN AQAL SEMATA NAMUN KAJIALAH DENGAN SUNGGUH - SUNGGUH ,,, NANTI KAN TAHU BUAH APA YANG AKAN KITA TERIMA ,,,



di Dalam tahap ini si salik harus teliti tentang kajian apa yang dia fahami jangan memasukkan pelajaran yang belum pernah di alami ... bagi seorang salik seharusnya teliti dia tidak akan masuk pada wilayah yang dia tidak fahami ... karena bagai mana mungkin tukang besi itu memahami kadar emas / mutiara yang sesungguhnya ... setidaknya diam dan menghormati pada kedudukan masing-masing ,serta menempati pada maqomnya masing-masing agar selalu terjaga disiplinnya belajar .... MOHON MAAF ATAS SEGALA KEKURANGAN NYA ... MOHON MASUKANNYA DARI SAUDARAKU SEKALIAN ... DALAM MENYEMPURNAKAN DISIPLIN ILMU

PENCARIAN HIDUP MENUJU KEKASIH SEJATI

JANGAN SUKA MENGANGGAP SESUATU YG TIDAK COCOK ITU ADALAH SESAT NAMUN SIKAPILAH SAMPAI KAU BENAR'' MEMAHAMINYA ...

KARENA JIKA KAU MENILAI CIPTAANNYA MAKA NISTALAH DIRIMU ... KARENA ALLOH MAHA MENILAI PADA APA'' YANG KAU SANGKAKAN











AlkisAnnabila