Di dalam Ajaran agama islam itu di wajibkan mengetahaui apa Itu agama serta syarat sahnya Agama
Syarat sahnya dalam agama islam itu tidak semudah seperti yang kita fahami selama ini … dengan hanya cukup melakukan mengucapkan dua kalimah syahadat (أشهد ان لا اله الا الله واشهد ان محمد رسول الله )
itu sudah di katakan islam , sungguh sangat tidak layak menurut hukum & tata bahasa arabnya serta menurut al-qur’an serta hadist Rosululloh …
ISLAM
Secara lafadz itu berarti selamat , nah kata selamat itu bukan berarti selamat dari bencana / apa yang merugikan bagi pemeluknya , selamat di sini adalah selamat dari perkataan,fikirannya,serta hatinya dari sifat-sifat tercela yang timbul dari ajakan hawa nafsu syaithoniyah serta mematuhi aturan-aturan yang di atur oleh rosululloh SAW baik secara lahir maupun bathin,, yaitu mengamalkan ajaran ahlakul karimah (budi pekerti yang luhur ) untuk sesama ummat beragama.
syarat awal sebelum masuk ISLAM itu harus melakukan IQRAR (janji setia) kepada keagungan ALLOH SWT sesembahan (tuhan) untuk semesta alam …. jadi dalam hal ini kita di wajibkan untuk tahu siapa itu alloh dan siapa itu rosulloh Saw. Untuk mengenali siapa itu Alloh kita di wajibkan pengenalan yaitu melalui sifat wajib bagi alloh 20 dan sifat mustahil alloh 20
:Jadi, minimal kita harus memahami dan meyakini 20 sifat tersebut agar tidak tersesat. Setelah itu kita bisa mempelajari sifat Allah lainnya yang banyak. Sebagaimana wajib dipercayai akan sifat Allah yang dua puluh maka perlu juga diketahui juga sifat yang mustahil bagi Allah. Sifat yang mustahil bagi Allah merupakan lawan dari sifat wajib.
20 Sifat-sifat Allah yang wajib diketahui oleh seorang muslim mukallaf (akil baligh) yang terkandung di dalam al-Quran termasuk juga sifat-sifat Mustahil yang wajib diketahui. Untuk mempermudah mempelajarinya terlampir dibawah ini ringkasan sifat sifat Allah yang wajib dan mustahil
الصفات الواجبة : الصفات الواجبة لله سبحانه و تعالى عشرون صفة و هي : الوجود و القدم و البقاء والمخالفة للحوادث و القيام بالنفس و الوحدانية و القدرة والإرادة و العلم و الحياة و السمع و البصر و الكلام و كونه تعالى قادرا مريدا عالما حيا سميعا بصيرا متكلما . - الصفات المستحيلة : الصفات المستحيلة لله سبحانه و تعالى عشرون وهي : العدم و الحدوث و الفناء والمماثلة للحوادث و الاحتياج الى محل و مخصص والتعدد و العجز و الكراهة و الجهل و الموت و الصمم و العمى و البكم و كونه تعالى عاجزا مكرها جاهلا ميتا أصم أعمى أبكم ، تعالى الله عن ذلك علوا كبيرا . - الصفات الجائزة : يجوز في حق الله سبحانه و تعالى فعل كل ممكن أو تركه فلا يجب عليه فعل شيئ أصلا بل هو الفاعل المختار لما يريد { وَرَبُّكَ يَخْلُقُ مَا يَشَآءُ وَيَخْتَارُ }
1- Sifat Wajib: Wujud Artinya: Ada
Yaitu tetap dan benar yang wajib bagi zat Allah Ta’ala yang tiada disebabkan dengan sesuatu sebab. Maka wujud ( Ada ) – disisi Imam Fakhru Razi dan Imam Abu Mansur Al-Maturidi bukanlah a’in (kenyataan) maujud dan bukan lain daripada a’in maujud , maka atas qaul ini adalah wujud itu Haliyyah ( yang menepati antara ada dengan tiada) . Tetapi pada pendapat Imam Abu Hassan Al-Ashaari wujud itu ‘ainu Al-maujud , karena wujud itu dzat maujud karena tidak disebutkan wujud melainkan kepada dzat. Kepercayaan bahwa wujudnya Allah SWT. bukan saja di sisi agama Islam tetapi semua kepercayaan di dalam dunia ini mengaku menyatakan Tuhan itu ada. Firman Allah SWT. yang bermaksud : ” Dan jika kamu tanya orang-orang kafir itu siapa yang menjadikan langit dan bumi nescaya berkata mereka itu Allah yang menjadikan……………” ( Surah Luqman : Ayat 25 )
Sifat Mustahil: ‘Adam Aritnya : Tidak Ada dan ini ketentuan bagi mahluq Allah Taala itu ada. Mustahil Allah itu tiada. 2- Sifat Wajib: Qidam Artinya: Sedia/terdahulu/tidak ada permulaanya
Pada hakikatnya menafikan ada permulaan wujud Allah SWT karena Allah SWT. menjadikan tiap-tiap suatu yang ada, yang demikian tidak dapat tidak keadaannya lebih dahulu daripada tiap-tiap sesuatu itu. Jika sekiranya Allah Ta’ala tidak lebih dahulu daripada tiap-tiap sesuatu, maka hukumnya adalah mustahil dan batil. Maka apabila disebut Allah SWT. bersifat Qidam maka jadilah ia qadim. Di dalam Ilmu Tauhid ada satu perkataan yang sama maknanya dengan Qadim Yaitu Azali. Setengah ulama menyatakan bahwa kedua-dua perkataan ini sama maknanya Yaitu sesuatu yang tiada permulaan baginya. Maka qadim itu khos (husus) dan azali itu ‘am (umum). Dan bagi tiap-tiap qadim itu azali tetapi tidak boleh sebaliknya, Yaitu tiap-tiap azali tidak boleh disebut qadim. Adalah qadim dengan nisbah kepada nama terbahagi kepada empat bagian : · Qadim Sifati ( Tiada permulaan sifat Allah Ta’ala ) · Qadim dzati ( Tiada permulaan dzat Allah Ta’ala ) · Qadim Idhofi ( Terdahulu sesuatu atas sesuatu seperti terdahulu bapak di umpamakan kepada anak ) · Qadim Zamani ( dahulu masanya atas sesuatu sekurang-kurangnya 1000 tahun ) Maka Qadim Haqiqi ( Qadim Sifati dan Qadim dzati ) tidak harus dikatakan lain daripada Allah Ta’ala. Sifat Mustahil: Huduts Artinya: Baru ( sesuatu yang ada permulaan dan ada akhir ) Allah Taala itu sedia/terdahulu, tidak ada permulaanya. Mustahil Allah itu didahului oleh ‘Adam (ada permulaanya). 3- Sifat Wajib: Baqa’ Artinya: Kekal (tetap)
ALLOH Senantiasa ada, kekal ada dan tiada akhirnya Allah SWT . Pada hakikatnya ialah menafikan adanya batasan akhir bagi wujud Allah Ta’ala. Adapun yang lain daripada Allah Ta’ala , ada yang kekal dan tidak binasa tetapi bukan dinamakan kekal yang hakiki ( yang sebenar-benarnya ) Bahkan kekal yang aradhi ( yang mendatang juga seperti Arasy, Luh Mahfuz, Qalam, Kursi, Roh, Syurga, Neraka, jisim atau jasad para Nabi dan Rasul ). Perkara –perkara tersebut kekal secara azali namun tidak abadi tatkala ia berta’alluq (bergantung) dengan Sifat dan Qudrat dan Iradat Allah Ta’ala yang mengekalkannya. Segala jisim semuanya binasa melainkan ‘ajbu Az-zanabi ( tulang kecil seperti biji sawi letaknya di tulangng ekor manusia, itulah benih anak Adam ketika bangkit daripada kubur kelak ). Jasad semua nabi-nabi dan jasad orang-orang syahid berjihad Fi Sabilillah yang mana mereka adalah kekal aradhi juga. Disini nyatalah perkara yang dii’tibarkan (ibarat) permulaan dan akhir itu terbagi kepada 3 bagian : · Tiada permulaan dan tiada kesudahan Yaitu dzat dan sifat Alllah SWT. · Ada permulaan tetapi tiada kesudahan Yaitu seperti Arash, Luh Mahfuz , syurga dan lain-lain lagi. · Ada permulaan dan ada kesudahan Yaitu segala makhluk yang lain daripada perkara yang diatas tadi ( Kedua ).
Sifat Mustahil: Fana’ Artinya: Binasa (sirna ? dengan kata lain tidak ada) Allah itu bersifat kekal. Mustahil Ia dikatakan fana’ (binasa) 4- Sifat Wajib: Mukhalafah Lilhawadisi
Pada dzat , sifat atau perbuatannya sama ada yang baru , yang telah ada atau yang belum ada. Pada hakikat nya adalah menafikan (meniadakan) Allah Ta’ala menyerupai dengan yang baru pada dzatnya , sifatnya atau perbuatannya. Sesungguhnya dzat Allah Ta’ala bukannya berjirim dan bukan aradh Dan tidak sesekali dzatnya berdarah , berdaging , bertulang dan juga bukan jenis-jenis yang bisa larut , tumbuh-tumbuhan , tidak berpihak ,tidak bertempat dan tidak terikat dalam masa. Dan sesungguhnya sifat Allah Ta’ala itu tidak bersamaan dengan sifat yang baru karena sifat Allah Ta’ala itu qadim serta azali dan melengkapi ta’aluqnya. Sifat Sama’ ( Maha Mendengar ) bagi Allah Ta’ala berta’aluq ia pada segala maujudat(perkara yang maujud) tetapi bagi mendengar pada makhluk hanya pada suara saja. Sesungguhnya di dalam Al-Quraan dan Al-Hadist yang menyebut muka dan tangan Allah SWT. , maka perkataan itu hendaklah kita i’tiqadkan tsabit ( tetap ) secara patut dengan Allah Ta’ala Yang Maha Suci daripada berjisim dan Maha Suci Allah Ta’ala bersifat dengan segala sifat yang baru Artinya: Tidak sama dengan yang baru Sifat Mustahil: Mumatsalah Lilhawaditsi Artinya: Sama dengan yang baru Allah itu tidak mempunyai sifat-sifat yang baru yakni dijadikan dan dihancurkan. Mustahil Allah bersamaan dengan yang baru. BERSAMBUNG KE EDISI SELANJUTNYA …..
20 Sifat-sifat Allah yang wajib diketahui oleh seorang muslim mukallaf (akil baligh) yang terkandung di dalam al-Quran termasuk juga sifat-sifat Mustahil yang wajib diketahui. Untuk mempermudah mempelajarinya terlampir dibawah ini ringkasan sifat sifat Allah yang wajib dan mustahil
الصفات الواجبة : الصفات الواجبة لله سبحانه و تعالى عشرون صفة و هي : الوجود و القدم و البقاء والمخالفة للحوادث و القيام بالنفس و الوحدانية و القدرة والإرادة و العلم و الحياة و السمع و البصر و الكلام و كونه تعالى قادرا مريدا عالما حيا سميعا بصيرا متكلما . - الصفات المستحيلة : الصفات المستحيلة لله سبحانه و تعالى عشرون وهي : العدم و الحدوث و الفناء والمماثلة للحوادث و الاحتياج الى محل و مخصص والتعدد و العجز و الكراهة و الجهل و الموت و الصمم و العمى و البكم و كونه تعالى عاجزا مكرها جاهلا ميتا أصم أعمى أبكم ، تعالى الله عن ذلك علوا كبيرا . - الصفات الجائزة : يجوز في حق الله سبحانه و تعالى فعل كل ممكن أو تركه فلا يجب عليه فعل شيئ أصلا بل هو الفاعل المختار لما يريد { وَرَبُّكَ يَخْلُقُ مَا يَشَآءُ وَيَخْتَارُ }
1- Sifat Wajib: Wujud Artinya: Ada
Yaitu tetap dan benar yang wajib bagi zat Allah Ta’ala yang tiada disebabkan dengan sesuatu sebab. Maka wujud ( Ada ) – disisi Imam Fakhru Razi dan Imam Abu Mansur Al-Maturidi bukanlah a’in (kenyataan) maujud dan bukan lain daripada a’in maujud , maka atas qaul ini adalah wujud itu Haliyyah ( yang menepati antara ada dengan tiada) . Tetapi pada pendapat Imam Abu Hassan Al-Ashaari wujud itu ‘ainu Al-maujud , karena wujud itu dzat maujud karena tidak disebutkan wujud melainkan kepada dzat. Kepercayaan bahwa wujudnya Allah SWT. bukan saja di sisi agama Islam tetapi semua kepercayaan di dalam dunia ini mengaku menyatakan Tuhan itu ada. Firman Allah SWT. yang bermaksud : ” Dan jika kamu tanya orang-orang kafir itu siapa yang menjadikan langit dan bumi nescaya berkata mereka itu Allah yang menjadikan……………” ( Surah Luqman : Ayat 25 )
Sifat Mustahil: ‘Adam Aritnya : Tidak Ada dan ini ketentuan bagi mahluq Allah Taala itu ada. Mustahil Allah itu tiada. 2- Sifat Wajib: Qidam Artinya: Sedia/terdahulu/tidak ada permulaanya
Pada hakikatnya menafikan ada permulaan wujud Allah SWT karena Allah SWT. menjadikan tiap-tiap suatu yang ada, yang demikian tidak dapat tidak keadaannya lebih dahulu daripada tiap-tiap sesuatu itu. Jika sekiranya Allah Ta’ala tidak lebih dahulu daripada tiap-tiap sesuatu, maka hukumnya adalah mustahil dan batil. Maka apabila disebut Allah SWT. bersifat Qidam maka jadilah ia qadim. Di dalam Ilmu Tauhid ada satu perkataan yang sama maknanya dengan Qadim Yaitu Azali. Setengah ulama menyatakan bahwa kedua-dua perkataan ini sama maknanya Yaitu sesuatu yang tiada permulaan baginya. Maka qadim itu khos (husus) dan azali itu ‘am (umum). Dan bagi tiap-tiap qadim itu azali tetapi tidak boleh sebaliknya, Yaitu tiap-tiap azali tidak boleh disebut qadim. Adalah qadim dengan nisbah kepada nama terbahagi kepada empat bagian : · Qadim Sifati ( Tiada permulaan sifat Allah Ta’ala ) · Qadim dzati ( Tiada permulaan dzat Allah Ta’ala ) · Qadim Idhofi ( Terdahulu sesuatu atas sesuatu seperti terdahulu bapak di umpamakan kepada anak ) · Qadim Zamani ( dahulu masanya atas sesuatu sekurang-kurangnya 1000 tahun ) Maka Qadim Haqiqi ( Qadim Sifati dan Qadim dzati ) tidak harus dikatakan lain daripada Allah Ta’ala. Sifat Mustahil: Huduts Artinya: Baru ( sesuatu yang ada permulaan dan ada akhir ) Allah Taala itu sedia/terdahulu, tidak ada permulaanya. Mustahil Allah itu didahului oleh ‘Adam (ada permulaanya). 3- Sifat Wajib: Baqa’ Artinya: Kekal (tetap)
ALLOH Senantiasa ada, kekal ada dan tiada akhirnya Allah SWT . Pada hakikatnya ialah menafikan adanya batasan akhir bagi wujud Allah Ta’ala. Adapun yang lain daripada Allah Ta’ala , ada yang kekal dan tidak binasa tetapi bukan dinamakan kekal yang hakiki ( yang sebenar-benarnya ) Bahkan kekal yang aradhi ( yang mendatang juga seperti Arasy, Luh Mahfuz, Qalam, Kursi, Roh, Syurga, Neraka, jisim atau jasad para Nabi dan Rasul ). Perkara –perkara tersebut kekal secara azali namun tidak abadi tatkala ia berta’alluq (bergantung) dengan Sifat dan Qudrat dan Iradat Allah Ta’ala yang mengekalkannya. Segala jisim semuanya binasa melainkan ‘ajbu Az-zanabi ( tulang kecil seperti biji sawi letaknya di tulangng ekor manusia, itulah benih anak Adam ketika bangkit daripada kubur kelak ). Jasad semua nabi-nabi dan jasad orang-orang syahid berjihad Fi Sabilillah yang mana mereka adalah kekal aradhi juga. Disini nyatalah perkara yang dii’tibarkan (ibarat) permulaan dan akhir itu terbagi kepada 3 bagian : · Tiada permulaan dan tiada kesudahan Yaitu dzat dan sifat Alllah SWT. · Ada permulaan tetapi tiada kesudahan Yaitu seperti Arash, Luh Mahfuz , syurga dan lain-lain lagi. · Ada permulaan dan ada kesudahan Yaitu segala makhluk yang lain daripada perkara yang diatas tadi ( Kedua ).
Sifat Mustahil: Fana’ Artinya: Binasa (sirna ? dengan kata lain tidak ada) Allah itu bersifat kekal. Mustahil Ia dikatakan fana’ (binasa) 4- Sifat Wajib: Mukhalafah Lilhawadisi
Pada dzat , sifat atau perbuatannya sama ada yang baru , yang telah ada atau yang belum ada. Pada hakikat nya adalah menafikan (meniadakan) Allah Ta’ala menyerupai dengan yang baru pada dzatnya , sifatnya atau perbuatannya. Sesungguhnya dzat Allah Ta’ala bukannya berjirim dan bukan aradh Dan tidak sesekali dzatnya berdarah , berdaging , bertulang dan juga bukan jenis-jenis yang bisa larut , tumbuh-tumbuhan , tidak berpihak ,tidak bertempat dan tidak terikat dalam masa. Dan sesungguhnya sifat Allah Ta’ala itu tidak bersamaan dengan sifat yang baru karena sifat Allah Ta’ala itu qadim serta azali dan melengkapi ta’aluqnya. Sifat Sama’ ( Maha Mendengar ) bagi Allah Ta’ala berta’aluq ia pada segala maujudat(perkara yang maujud) tetapi bagi mendengar pada makhluk hanya pada suara saja. Sesungguhnya di dalam Al-Quraan dan Al-Hadist yang menyebut muka dan tangan Allah SWT. , maka perkataan itu hendaklah kita i’tiqadkan tsabit ( tetap ) secara patut dengan Allah Ta’ala Yang Maha Suci daripada berjisim dan Maha Suci Allah Ta’ala bersifat dengan segala sifat yang baru Artinya: Tidak sama dengan yang baru Sifat Mustahil: Mumatsalah Lilhawaditsi Artinya: Sama dengan yang baru Allah itu tidak mempunyai sifat-sifat yang baru yakni dijadikan dan dihancurkan. Mustahil Allah bersamaan dengan yang baru. BERSAMBUNG KE EDISI SELANJUTNYA …..