TANBIIH

الحَمـْدُ للهِ المُــوَفَّـقِ للِعُـلاَ حَمـْدً يُوَافـــِي بِرَّهُ المُتَـــكَامِــلا وَإِن تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّـهِ لَا تُحْصُوهَا ۗ إِنَّ اللَّـهَ لَغَفُورٌ رَّحِيمٌ ثُمَّ الصَّلاَةُ عَلَي النَّبِيِّ المُصْطَفَىَ وَالآلِ مَــــعْ صَـــحْــبٍ وَتُبَّـاعٍ وِل إنَّ اللَّـهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا تَقْوَى الإلهِ مَدَارُ كُلِّ سَعَادَةٍ وَتِبَاعُ أَهْوَى رَأْسُ شَرِّ حَبَائِلاَ إن أخوف ما أخاف على أمتي اتباع الهوى وطول الأمل إنَّ الطَّرِيقَ شَرِيعَةٌُ وَطَرِيقَةٌ وَحَقِيقَةُ فَاسْمَعْ لَهَا مَا مُثِّلا فَشَرِيعَةٌ كَسَفِينَة وَطَرِيقَةٌ كَالبَحْرِ ثُمَّ حَقِيقَةٌ دُرٌّ غَلاَ فَشَرِيعَةٌ أَخْذٌ بِدِينِ الخَالِقِ وَقِيَامُهُ بَالأَمْرِ وَالنَّهْيِ انْجَلاَ وَطَرِِيقَةٌ أَخْذٌ بِأَحْوَطَ كَالوَرَع وَعَزِيمَةُ كَرِيَاضَةٍ مُتَبَتِّلاَ وَحَقِيقَةُ لَوُصُولُهِ لِلمَقْصِدِ وَمُشَاهَدٌ نُورُ التّجَلِّي بِانجَلاَ مَنْ تصوف ولم يتفقه فقد تزندق، ومن تفقه ولم يتصوف فقد تفسق، ومن جمع بينهما فقد تحقق

hiasan

BELAJAR MENGKAJI HAKIKAT DIRI UNTUK MENGENAL ILAHI

Rabu, 01 Agustus 2012

PENTINGNYA MENGENAL CINTA SAAT MEMASUKI WILAYAH SUFI



Bila rasa cinta anda bersemi karena ia adalah orang yang berkedudukan tinggi dan terpandang di masyarakat, maka saat ini kedudukan itu tidak lagi berkilau secerah yang dahulu menyilaukan pandangan anda.

Saudaraku! bila anda terlanjur terbelenggu cinta kepada seseorang, padahal ia bukan suami atau istri anda, ada baiknya bila anda menguji kadar cinta anda. Kenalilah sejauh mana kesucian dan ketulusan cinta anda kepadanya. Coba anda duduk sejenak, membayangkan kekasih anda dalam keadaan ompong peyot, pakaiannya compang-camping sedang duduk di rumah gubuk yang reot. Akankah rasa cinta anda masih menggemuruh sedahsyat yang anda rasakan saat ini?

Para ulama’ sejarah mengisahkan, pada suatu hari Abdurrahman bin Abi Bakar radhiallahu ‘anhu bepergian ke Syam untuk berniaga. Di tengah jalan, ia melihat seorang wanita berbadan semampai, cantik nan rupawan bernama Laila bintu Al Judi. Tanpa diduga dan dikira, panah asmara Laila melesat dan menghujam hati Abdurrahman bin Abi Bakar radhiallahu ‘anhu. Maka sejak hari itu, Abdurrahman radhiallahu ‘anhu mabok kepayang karenanya, tak kuasa menahan badai asmara kepada Laila bintu Al Judi. Sehingga Abdurrahman radhiallahu ‘anhu sering kali merangkaikan bair-bait syair, untuk mengungkapkan jeritan hatinya. Berikut di antara bait-bait syair yang pernah ia rangkai:

Aku senantiasa teringat Laila yang berada di seberang negeri Samawah
Duhai, apa urusan Laila bintu Al Judi dengan diriku?
Hatiku senantiasa diselimuti oleh bayang-bayang sang wanita
Paras wajahnya slalu membayangi mataku dan menghuni batinku.
Duhai, kapankah aku dapat berjumpa dengannya,
Semoga bersama kafilah haji, ia datang dan akupun bertemu.



Karena begitu sering ia menyebut nama Laila, sampai-sampai Khalifah Umar bin Al Khattab radhiallahu ‘anhu merasa iba kepadanya. Sehingga tatkala beliau mengutus pasukan perang untuk menundukkan negeri Syam, ia berpesan kepada panglima perangnya: bila Laila bintu Al Judi termasuk salah satu tawanan perangmu (sehingga menjadi budak), maka berikanlah kepada Abdurrahman radhiallahu ‘anhu. Dan subhanallah, taqdir Allah setelah kaum muslimin berhasil menguasai negeri Syam, didapatkan Laila termasuk salah satu tawanan perang. Maka impian Abdurrahmanpun segera terwujud. Mematuhi pesan Khalifah Umar radhiallahu ‘anhu, maka Laila yang telah menjadi tawanan perangpun segera diberikan kepada Abdurrahman radhiallahu ‘anhu.

Anda bisa bayangkan, betapa girangnya Abdurrahman, pucuk cinta ulam tiba, impiannya benar-benar kesampaian. Begitu cintanya Abdurrahman radhiallahu ‘anhu kepada Laila, sampai-sampai ia melupakan istri-istrinya yang lain. Merasa tidak mendapatkan perlakuan yang sewajarnya, maka istri-istrinya yang lainpun mengadukan perilaku Abdurrahman kepada ‘Aisyah istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang merupakan saudari kandungnya.

Menyikapi teguran saudarinya, Abdurrahman berkata: “Tidakkah engkau saksikan betapa indah giginya, yang bagaikan biji delima?”

Akan tetapi tidak begitu lama Laila mengobati asmara Abdurrahman, ia ditimpa penyakit yang menyebabkan bibirnya “memble” (jatuh, sehingga giginya selalu nampak). Sejak itulah, cinta Abdurrahman luntur dan bahkan sirna. Bila dahulu ia sampai melupakan istri-istrinya yang lain, maka sekarang iapun bersikap ekstrim. Abdurrahman tidak lagi sudi memandang Laila dan selalu bersikap kasar kepadanya. Tak kuasa menerima perlakuan ini, Lailapun mengadukan sikap suaminya ini kepada ‘Aisyah radhiallahu ‘anha. Mendapat pengaduan Laila ini, maka ‘Aisyahpun segera menegur saudaranya dengan berkata:

يا عبد الرحمن لقد أحببت ليلى وأفرطت، وأبغضتها فأفرطت، فإما أن تنصفها، وإما أن تجهزها إلى أهلها، فجهزها إلى أهلها.

“Wahai Abdurrahman, dahulu engkau mencintai Laila dan berlebihan dalam mencintainya. Sekarang engkau membencinya dan berlebihan dalam membencinya. Sekarang, hendaknya engkau pilih: Engkau berlaku adil kepadanya atau engkau mengembalikannya kepada keluarganya. Karena didesak oleh saudarinya demikian, maka akhirnya Abdurrahmanpun memulangkan Laila kepada keluarganya. (Tarikh Damaskus oleh Ibnu ‘Asakir 35/34 & Tahzibul Kamal oleh Al Mizzi 16/559)

Bagaimana saudaraku! Anda ingin merasakan betapa pahitnya nasib yang dialami oleh Laila bintu Al Judi? Ataukah anda mengimpikan nasib serupa dengan yang dialami oleh Abdurrahman bin Abi Bakar radhiallahu ‘anhu?

Tidak heran bila nenek moyang anda telah mewanti-wanti anda agar senantiasa waspada dari kenyataan ini. Mereka mengungkapkan fakta ini dalam ungkapan yang cukup unik: Rumput tetangga terlihat lebih hijau dibanding rumput sendiri.

Anda penasaran ingin tahu, mengapa kenyataan ini bisa terjadi?

Temukan rahasianya pada sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut ini:

الْمَرْأَةُ عَوْرَةٌ فَإِذَا خَرَجَتِ اسْتَشْرَفَهَا الشَّيْطَانُ. رواه الترمذي وغيره

“Wanita itu adalah aurat (harus ditutupi), bila ia ia keluar dari rumahnya, maka setan akan mengesankannya begitu cantik (di mata lelaki yang bukan mahramnya).” (Riwayat At Tirmizy dan lainnya)

Orang-orang Arab mengungkapkan fenomena ini dengan berkata:

كُلُّ مَمْنُوعٍ مَرْغُوبٌ

Setiap yang terlarang itu menarik (memikat).



Dahulu, tatkala hubungan antara anda dengannya terlarang dalam agama, maka setan berusaha sekuat tenaga untuk mengaburkan pandangan dan akal sehat anda, sehingga anda hanyut oleh badai asmara. Karena anda hanyut dalam badai asmara haram, maka mata anda menjadi buta dan telinga anda menjadi tuli, sehingga andapun bersemboyan: Cinta itu buta. Dalam pepatah arab dinyatakan:

حُبُّكَ الشَّيْءَ يُعْمِي وَيُصِمُّ

Cintamu kepada sesuatu, menjadikanmu buta dan tuli.

Akan tetapi setelah hubungan antara anda berdua telah halal, maka spontan setan menyibak tabirnya, dan berbalik arah. Setan tidak lagi membentangkan tabir di mata anda, setan malah berusaha membendung badai asmara yang telah menggelora dalam jiwa anda. Saat itulah, anda mulai menemukan jati diri pasangan anda seperti apa adanya. Saat itu anda mulai menyadari bahwa hubungan dengan pasangan anda tidak hanya sebatas urusan paras wajah, kedudukan sosial, harta benda. Anda mulai menyadari bahwa hubungan suami-istri ternyata lebih luas dari sekedar paras wajah atau kedudukan dan harta kekayaan. Terlebih lagi, setan telah berbalik arah, dan berusaha sekuat tenaga untuk memisahkan antara anda berdua dengan perceraian:

فَيَتَعَلَّمُونَ مِنْهُمَا مَا يُفَرِّقُونَ بِهِ بَيْنَ الْمَرْءِ وَزَوْجِهِ. البقرة 102

“Maka mereka mempelajari dari Harut dan Marut (nama dua setan) itu apa yang dengannya mereka dapat menceraikan (memisahkan) antara seorang (suami) dari istrinya.” (Qs. Al Baqarah: 102)




Mungkin anda bertanya, lalu bagaimana saya harus bersikap?

Bersikaplah sewajarnya dan senantiasa gunakan nalar sehat dan hati nurani anda. Dengan demikian, tabir asmara tidak menjadikan pandangan anda kabur dan anda tidak mudah hanyut oleh bualan dusta dan janji-janji palsu.

Mungkin anda kembali bertanya: Bila demikian adanya, siapakah yang sebenarnya layak untuk mendapatkan cinta suci saya? Kepada siapakah saya harus menambatkan tali cinta saya?

Simaklah jawabannya dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:

تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لأَرْبَعٍ لِمَالِهَا وَلِحَسَبِهَا وَجَمَالِهَا وَلِدِينِهَا ، فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ. متفق عليه

“Biasanya, seorang wanita itu dinikahi karena empat alasan: karena harta kekayaannya, kedudukannya, kecantikannya dan karena agamanya. Hendaknya engkau menikahi wanita yang taat beragama, niscaya engkau akan bahagia dan beruntung.” (Muttafaqun ‘alaih)

Dan pada hadits lain beliau bersabda:

إِذَا خَطَبَ إِلَيْكُمْ مَنْ تَرْضَوْنَ دِينَهُ وَخُلُقَهُ فَزَوِّجُوهُ إِلاَّ تَفْعَلُوا تَكُنْ فِتْنَةٌ فِى الأَرْضِ وَفَسَادٌ عَرِيضٌ. رواه الترمذي وغيره.

“Bila ada seorang yang agama dan akhlaqnya telah engkau sukai, datang kepadamu melamar, maka terimalah lamarannya. Bila tidak, niscaya akan terjadi kekacauan dan kerusakan besar di muka bumi.” (Riwayat At Tirmizy dan lainnya)

Cinta yang tumbuh karena iman, amal sholeh, dan akhlaq yang mulia, akan senantiasa bersemi. Tidak akan lekang karena sinar matahari, dan tidak pula luntur karena hujan, dan tidak akan putus walaupun ajal telah menjemput.

الأَخِلاَّء يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلاَّ الْمُتَّقِينَ. الزخرف 67

“Orang-orang yang (semasa di dunia) saling mencintai pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertaqwa.” (Qs. Az Zukhruf: 67)

Saudaraku! Cintailah kekasihmu karena iman, amal sholeh serta akhlaqnya, agar cintamu abadi. Tidakkah anda mendambakan CINTA TULUS yang senantiasa menghiasi dirimu walaupun anda telah masuk ke dalam alam kubur dan kelak dibangkitkan di hari kiamat? Tidakkah anda mengharapkan agar kekasihmu senantiasa setia dan mencintaimu walaupun engkau telah tua renta dan bahkan telah menghuni liang lahat?

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلاَوَةَ الإِيمَانِ: أَنْ يَكُونَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا، وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لاَ يُحِبُّهُ إِلاَّ لِلَّهِ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِى الْكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِى النَّارِ. متفق عليه

“Tiga hal, bila ketiganya ada pada diri seseorang, niscaya ia merasakan betapa manisnya iman: Bila Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai dibanding selain dari keduanya, ia mencintai seseorang, tidaklah ia mencintainya kecuali karena Allah, dan ia benci untuk kembali kepada kekufuran setelah Allah menyelamatkan dirinya, bagaikan kebenciannya bila hendak diceburkan ke dalam kobaran api.” (Muttafaqun ‘alaih)

Saudaraku! hanya cinta yang bersemi karena iman dan akhlaq yang mulialah yang suci dan sejati. Cinta ini akan abadi, tak lekang diterpa angin atau sinar matahari, dan tidak pula luntur karena guyuran air hujan.

Yahya bin Mu’az berkata: “Cinta karena Allah tidak akan bertambah hanya karena orang yang engkau cintai berbuat baik kepadamu, dan tidak akan berkurang karena ia berlaku kasar kepadamu.” Yang demikian itu karena cinta anda tumbuh bersemi karena adanya iman, amal sholeh dan akhlaq mulia, sehingga bila iman orang yang anda cintai tidak bertambah, maka cinta andapun tidak akan bertambah. Dan sebaliknya, bila iman orang yang anda cintai berkurang, maka cinta andapun turut berkurang. Anda cinta kepadanya bukan karena materi, pangkat kedudukan atau wajah yang rupawan, akan tetapi karena ia beriman dan berakhlaq mulia. Inilah cinta suci yang abadi saudaraku.

Saudaraku! setelah anda membaca tulisan sederhana ini, perkenankan saya bertanya: Benarkah cinta anda suci? Benarkah cinta anda adalah cinta sejati? Buktikan saudaraku…

, mohon maaf bila ada kata-kata yang kurang berkenan atau menyinggung perasaan.

INI HANYALAH AWAL UNTUK MENGENALI ... KARENA HANYA DENGAN CINTA KASIH PANGGILAN HATI SEORANG SUFI MAMPU MELALULUI RINTANGAN DAN MEMBUKTIKAN DALAM KESETIAAN MENGABDI DENGAN KERELAAN KEPADA ALLOH SWT  & ROSULNYA ... SERTA MELAHIRKAN ADAB - ADAB YANG BISA DI JADIKAN CERMIN PARA SALIKIIN SEMUANYA .. 


======ooOOOoo ( Wallahu a’alam bisshowab )ooOOOoo=======

Senin, 30 Juli 2012

PESAN SYEIKH Mansur al-Hallaj





Tha... Sin... Kebenaran (Haqq) adalah Cahaya yang memancar dari Yang Ghaib
ia terlihat dan memancar, dan ia kembali kepada Yang Ghaib,
dan Kebenaran (Haqq) itu melampaui Segala Cahaya,
dan menjadi Cahaya di atas Cahaya
dan terang benderangnya memancar
ke seluruh bulan,
titiknya yang Paling Terang menjulang
ke angkasa yang dipenuhi oleh Segala Rahasia...
" Selanjutnya didalam Mansur al-Hallaj
menjelaskan tentang Nabi Muhammad dan Nur Muhammad
"Dan tak seorang pun mengetahui atau yang tahu apa
yang diketahuinya tidak pernah di luar
'Mim' Muhammad tidak ada jalan keluar bagi dia
demikian pula siapa yang bergerak di dalamnya
tidak pernah berada di luar 'Ha' Muhammad 'Ha'
mengarah kepada 'Mim' kedua dan huruf terakhir 'Dal'
membawanya kembali kepada 'Mim' yang pertama..."
(Mim Ha Mim Dal... Mim Ha Mim Dal... Mim Ha Mim Dal...)
Thasin 1:14, "Kebenaran (Haqq) bersama dengannya :
apa yang terbatas dan tidak terbatas pun
juga bersamanya
dalam Kejadian pun dialah yang pertama
dan dia jualah yang terakhir dalam rangkaian
kerasulan dia lah Makna Tersembunyi
dari Penciptaan dan dia jualah yang merupakan
Makna Terwujud dari Pengetahuan
tentang Esensi Kebenaran (Haqq) itu sendiri..."
Thasin 1:16 "Jika engkau meninggalkannya
dan pergi ke daerah-daerah yang jauh darinya,
maka engkau tidak akan menemukan Jalan
dan tidak seorang pun yang akan mendekatimu
Wahai, Jiwa yang Sakit !
Engkau tidak akan menemukan seseorang pun
yang akan menyelamatkanmu Kata Sang Bijak
dari Yang Paling Bijak dunia ini hanya bagaikan
padang pasir di hadapannya...
" Thasin 1:13 "Dan Kebenaran (Haqq) tidak membuat
Muhammad menciptakan sesuatu tentang siapa DIA,
siapa DIA : dan di mana DIA,
dan di mana siapa,
dan apa DIA... DIA, DIA... DIA... "

PENGERTIAN YAQIN

                                                                    




ما دمت انت انت فانت مريد فاذا افناك عنك فانت مراد  


MAA DUMTA ANTA ANTA FA ANTA MURIDUN, FA IDZA AFNAAKA 'ANKA FA ANTA MURODUN.

Selagi dirimu adalah dirimu semata, maka kamu seorang murid. Kemudian ketika Alloh swt mefanakanmu, maka kamulah yang di kehendaki.





Ketika hati Shohibul Yaqin (Pemilik Yakin) bergerak-gerak, maka keyakinannya berkurang. Apabila hati Shohibul Yakin merasa khawatir oleh suatu kekhawatiran, maka sempurna keyakinannya. Apabila hati pemilik iman bergerak-gerak dengan tanpa perintah, maka telah berkurang imannya. Dan bila bergerak-gerak dengan perintah ilahiyah dan menetapi perintah itu, maka telah sempurna imannya


Setelah manusia mengetahui & mengerti hakikat iman naik di lanjutkan pada pengertian yaqin
Keyaqinan pada tingkat makrifat (haqqul yakin) adalah berkonsepkan, tidak yang memberi dan tidak yang menerima, tiada yang menyembah dan tiada yang disembah, tiada sifat engkau dan tiada sifat aku, semua itu adalah semata-mata Yang Maha kuasa dan Meliputi.


Yaqin pada tingkat ma'rifat adalah yang berdasarkan kamil atau sejati atau sebati.
Kamil yang tidak berarti bersatu maupun bercerai tiada berkumpul dan tiada berpisah. Kamil yang dimaksudkan di sini adalah yang berarti satu.

Yaitu keyaqinan yang tidak membawa makna aku dan tidak juga kamu, keyaqinan yang terjadi pada tingkat ini, adalah pada tingkat wahdah (dualisme muhammad & alloh ta'yun tsani), atau hakikat muhammad. Keyaqinan ini telah melampaui Tingkat fana' bahkan ia telah berada di tingkat baqa'.

Apabila akal dan hatinya percaya dan yaqinn bahwa tiada yang ada, tiada yang wujud dan tiada yang maujud tetapi itu semua pada hakikinya adalah Dia (Alloh), maka inilah satu daripada tanda-tandanya salik itu telah sampai kepada matlamat yang dicarinya.

Selain daripada Dia semuanya ilusi belaka, yang ada hanyalah Dia semata-mata. Segala sifat, nama, kelakuan dan dzat adalah Dia semata-mata. Inilah pandangan dan pegangan mereka yang telah sampai ke tahap yaqin sepenuh yaqin.


خيره وشره من الله 


Baik buruknya sesuatu semuanya dari alloh.

Mereka mempunyai i'tiqod yang tinggi dan bulat, iatu sangat-sangat yaqin kepada apa yang dipegang oleh akal dan hatinya. I'tiqod mereka pada ketika itu adalah diri mereka sudah tidak ada lagi, segala yang ada, segala yang berlaku dan segala yang akan berlaku adalah semata-mata Dia.
Mereka hanya mahu bertawakkal dan berserah kepadaNya. Pasrah tanpa bimbang, ragu-ragu dan was-was.


Diri mereka sendiri telah dianggap binasa, apabila diri telah binasa, yang tinggal lagi bukan diri mereka, yang tinggal bukan lagi alam, bahkan hanya Dia semata-mata.Ini bukanlah bersatu dengan Alloh (hulul), tetapi hanyalah tawakkal atau berserah kepadaNya dengan dilandasi Ma'rifatullah.

Inilah pegangan mereka yang dikasihi-Nya sama ada mereka yang terdahulu ataupun pada masa sekarang ini. Mereka tidak menggunakan ilmu japa mantra, ilmu pengasih atau ilmu kebal apabila mereka berhadapan dengan sesuatu keadaan yang menhadang, tapi yang mereka ada adalah keyaqinan mereka kepada Alloh. Dan itu sudah cukup untuk menyelamatkan mereka dari bala' / bahaya di dunia dan akhirat.

Yaqin kepada kekuasaan Alloh semata, membuatkan mereka tidak merasa takut kepada bahaya yang ada di dunia ini atau di alam ghaib (akhirat), mereka tidak takut selain Alloh. Keyaqinan kepada Alloh itu, yang membuatkan mereka tidak berbekas oleh senjata tajam, pedang maupun peluru senapang dan sebagainya.


Keyaqinan hanya semata-mata Alloh itulah, yang membuatkan mereka berani, gagah, kuat dan selamat dari semua yang membahayakan diri dan jiwanya.

Ini bukanlah ilmu bersatu dengan Alloh, tidak mungkin kita dapat bersatu dengan Dia. Karena Dia itu esa jua. Tidak mungkin sesuatu yang esa dapat bersatu dengan yang lain, hanya yang lebih dari satu (esa) saja dapat bersatu, 


contohnya, kopi dan susu, dapat bersatu menjadi benda baru iaitu kopi susu. Tetapi jikalau hanya ada kopi saja bagaimana dapat ia bersatu menjadi kopi susu, kopi (esa) tetap kopi selama-lamanya.
Mereka yang mempunyai keyaqinan di peringkat ini, tidak memandang lagi kepada yang lain, tetapi hanya kepada Dia.


Mereka tidak lagi memandang alam sebagai alam, tetapi yang mereka pandang itu adalah Wujud Alloh “berserta” alam. Mereka tidak lagi melihat diri, sebagai diri, tetapi yang mereka lihat itu adalah Wujud Alloh “beserta” diri.

Bukan mereka menafikan kewujudan sifat alam atau sifat makhluk atau sifat diri, alam dan makhluk itu tetap ada buat sementara (walaupun hakikatnya tiada), tetapi mereka manggangap alam dan makhluk itu telah binasa dalam Wujud Alloh. Kalau dibuat analogi, mereka hanya tertuju kepada sifat manis, tetapi bukan tertuju kepada sifat gula.


Keyaqinan pada tingkat baqa' adalah satu keyaqinan yang tidak berubah-rubah lagi, salik itu yaqin dengan sepenuh-penuhNya yaqin, tidak satupun yang dapat menggugat keyaqinanNya.

Di lanjutkan pada perpaduan yang sehati selamanya, yang tidak berpisah antara nafi dan isbat. 
Kekal sifatnya seperti sifat api dan dengan sifat asap, sebagaimana matahari dan cahaya matahari, sebagaimana bayang-bayang dengan tuan yang empunya bayang-bayang.


Dilanjutkan sebagaimana tiada lagi yang menyembah dan tiada yang disembah, melainkan semata-mata Tuhan semesta alam, yang mutlak pada hakikatnya yang menyembah dan disembah.

KekalNya sifat manusia sebagai sifat makhluk, dan di lanjutkan pada sifat Tuhan sebagai sifat ketuhanan, tetapi di antara sifat manusia dan sifat penciptanya, tidak berpisah dan tidak bersatu, sebagaimana tidak bersatu dan tidak berpisahnya isbat dan nafi.


Konsep keyakinan tingkat ma’rifat ini adalah berlandaskan wahdah atau keesaan dalam wajah Maha Pencipta. Yang ada (yang membuat), yang Wujud (yang ada), dan yang maujud (yang dijadikan) hanya adalah Wujud Pencipta yang satu.

Tingkat keyaqinan kamil ini bukanlah sama dengan apa yang dikatakan konsep Manunggal (bersatu dengan Alloh), dalam pengertian singkatnya Manunggal itu adalah bergabung dua yaitu hamba dan Tuhan menjadi satu, konsep ini adalah konsep yang tidak benar, tidak sama dengan konsep yang dibawa Rosululloh, karena Islam berlandaskan konsep fana', yakni tiada yang lain hanya Alloh.

Konsep kamil bisa dianalogikan seperti berikut, tidak angka dua dan angka tiga dalam jumlah satu, angka dua, angka tiga, dan angka yang ke sejuta, dan angka yang ke sekian kalinya itu adalah tercantum dalam bilangan satu.


Untuk orang Ma'rifat walaupun seberapa banyaknya angka satu itu digandakan, ia tetap berwajah satu, walaupun begitu banyak manifestasi dzat dalam alam semesta, tetapi dzatnya tetap satu.

Sekali lagi disebutkan, salik yang berada di tingkat haqqul yaqin adalah berpegang pada keyaqinan tingkat wahdah, esa, atau tunggal. Alloh itu satu (esa) dalam sifatnya, namaNya, afaalNya dan dzatnya, yang bersifat itu hanya sifat untuk Alloh, yang bernama itu hanya nama bagiNya, yang melakukan itu hanya perilaku bagiNya dan yang berdzat itu hanya dzat bagiNya. Namun Dia tetap satu itu jua.

Ada antara mereka berdoa sekali saja dikabulkan Alloh, ….tetapi ada pula antara mereka yang berdoa berkali-kali tetapi masih tidak dikabulkan permintaan mereka.. apakah yang membuatkan permintaan mereka mendapat reaksi yang berbeda daripada Alloh.


Banyak yang menyalahkan Alloh karena tidak mengabulkan permohonan mereka, tetapi sebenarnya mereka yang lupa dan lalai karena salah pengertian dalam memohon / berdoa.

Bukan ayat yang dibaca itu yang sakti, tetapi pembaca itu , yang mempunyai keyaqinan yang tidak ragu-ragu , keyaqinan yang kuat itu akan menghasilkan kekuatan batin di dalam diri mereka…. kekuatan itu sejajar dengan keyaqinan yang mereka punyai… kekuatan batin ini pula akan menghasilkan getaran Rahasia Alloh (Sir) yang terdapat di dalam diri mereka, hasil dari pancaran Dzat Alloh, apabila getaran Dzat Alloh telah wujud dalam diri mereka, … maka mahluk dapat mewujudkan apa yang diminta …. PAHAMILAH INTI DOA BUAK MEMINTA NAMUN DI ANTARA ROJA' DAN SYUKUR ... YAITU UNGKAPAN KEADAAN DIRI DAN YAQIN AKAN JANJI-JANJI ALLOH ... SEMATA ... ITULAH HAKIKATNYA DOA ... WALLOHU 'ALAM 

Minggu, 29 Juli 2012

TERHIJAB DARI MAHLUK DAN HIJABNYA KEISTIMEWAAN KAROMAH

                                                                         


Sebenarnya apabila seseorang mengetahui aib orang lain otomatis akan timbul su'udzdzon (buruk sangka) kepadanya dan yang lebih bahaya lagi bahwa ia merasa dirinya lebih baik dari yang lain (takabbur) yang mana justru sikap ini akan menyeretnya kelembah kehancuran


Kebanyakan dari kita hanyalah melihat aib/keburukan dari orang lain dengan penglihatan mata kepala saja dengan tanpa disertai akhlak rohmah ilahiyyah ( kasih sayang ) maka hal ini akan sangat berpotensi pada munculnya fitnah bahkan kerusakan/bencana yang datang dari Alloh.


Dikarenakan yang menjadi tuntutan setiap hamba atas dasar hukum dan syari'atNya adalah berperilaku sopan santun dan beradab terhadap seluruh hambaNya dan mengaplikasikan husnudzdzon didalam qolbunya.


من اطلع على أسرار العباد ولم يتخلق بالرحمة الإلهية كان اطلاعه فتنة عليه وسببا لجر الوبال إليه


 Artinya : "Barang siapa yang telah mampu melihat rahasia-rahasianya hamba Alloh namun tidak berperilaku dengan Rohmah Ilahiyyah (kasih sayang yang bersifat ketuhanan), maka hal tersebut bisa menjadi fitnah baginya dan akan menjadi sebab yang mampu menarik bencana yang akan menimpanya "

 

 Setiap hamba jika mengetahui rahasia tabi'at kemanusiaan seseorang dan keburukan-keburukan yang ditimbulkan oleh hawa nafsunya, maka biasanya otomatis akan menimbulkan buruk sangka (Su'udzdzon) kepadanya, selama orang yang melihatnya tersebut tidak mampu menerapkan sifat Rohmah Ilahiyyah ( Kasih sayang yang bersifat ketuhanan). Padahal kalau saja ia ingat akan Rohmah Alloh yang begitu luas kepada hambaNya , maka ia tidak akan segera berburuk sangka kepada yang lain.



 1-Jika ia sedang mengetahui aibnya orang lain, ia harus bisa melupakan dan tidak mengi'tibar sesuatu yang menjadi tabi'at manusia serta harus mampu menerapkan akhlak karimah yang berupa rohmah ilahiyyah (kasih sayang).

 Dan ini merupakan perkara yang amat sulit untuk diimplementasikan bagi orang awam bahkan oleh orang-orang shiddiq sekalipun. Diriwayatkan, ada salah satu auliyaillah rohimahulloh yang terus memohon kepada Alloh agar ia dibukakan hijabnya sehingga mampu melihat hakikat rahasia manusia yang masih samar bagi orang awam.


Maka, pada suatu hari, ketika ia sedang memasuki suatu pasar, disitu ia diperlihatkan oleh Alloh bahwa kebanyakan wajah-wajah manusia yang berkerumun didalamnya menyerupai berbagai bentuk hewan, ada yang berbentuk kera, kerbau, sapi dan yang lainnya. Kemudian, karena wali tersebut tidak kuat melihatnya ia kembali memohon kepadaNya untuk tidak diperlihatkan lagi rahasia tersebut.


2-Seyogyanya, seorang hamba tetap dalam keadaan terhijab dari rahasia keburukan orang lain agar tidak menimbulkan fitnah yang kemungkinan besar mampu menggiring kepada kerusakan yang kembali kepadanya.

Perlu kita sadari, bahwa kita tidaklah terlahir dalam keadaan selalu suci / fitroh baik dhohir maupun bathin (selamat dari kesalahan/maksiat ) karena kita tidak ma'shum sebagaimana halnya Anbiya' yang terjaga dari maksiat. Kalau saja kita ini selalu bersih dhohir/bathin (tidak maksiat) maka kita tidak butuh mengadu kepadaNya atas kelemahan kita, dan tidak butuh akan maghfiroh dariNya, karena maghfiroh (ampunan) itu wujud karena adanya juga aib dan dosa.

 Lalu kalau seorang hamba tidak punya 'aib, bagaimana ia mau mengetuk pintunya Sang Ilahi, dan jikalau saja ia ma'shum maka berarti seorang hamba sudah merdeka (lepas) dari makna "Ubudiyyah lillah" yang telah disyari'atkan oleh Alloh, walaupun hakikatnya tidak akan bisa lepas dariNya memandang bahwa yang menjaganya dari 'aib adalah Alloh sendiri.

 Maka dari itu, hilangnya perasaan sadar akan lemahnya seorang hamba, hina dan banyaknya aib yang dilakukan serta perasaan selalu butuh ( Iftiqoor ilaih) akan ma'unah dan taufiq Alloh akan sangat berpotensi menghilangkan perasaan 'Ubudiyyah (menghambakan dri kepadaNya) yang bisa mengantarkan diri kedepan pintuNya. 


JANGAN TERSESAT PADA KEISTEMEWAAN LAHIRIYAH 


استشرافك ان يعلم الخلق بخصوصيتك دليل على عدم الصدق فى عبوديتك


Artinya : "Perhatian kamu agar makhluk tahu akan kekhususan (ibadah) mu merupakan dalil atas ketidak benaranmu dalam 'ubudiyyah ".

Hikmah ini masih berhubungan erat dengan hikmah sebelumnya, yang merupakan penjelas hikmah sebelumnya.

 Bahwa seorang hamba masih dikatakan sebagai orang yang pamer (مرائِيًا) walaupun ketika ia sedang beribadah tidak sedang disaksikan oleh orang lain dikarenakan perhatian dan keinginannya agar orang lain tahu akan kekhususiahan dan ibadahnya.

Kalimat (الاستشراف) adalah ungkapan yang berarti perhatian / pandangan nafsu kepada sesuatu hal (kesenangan-kesenangannya) dan mengharapkan akan hasilnya sesuatu tersebut.
Tidak ada sesuatu yang bisa mendorong hamba agar orang lain tahu akan kekhususiahannya dalam beribadah kecuali kesenangan nafsunya tersebut.

Dari sini bisa diketahui bahwa selama masih ada istisyrof (الاستشراف) didalam hatinya hamba yang sedang beribadah menunjukkan tidak adanya kejujuran dan kebenaran dalam 'ubudiyah kepada Alloh, karena apabila dikatakan sudah benar dalam 'ubudiyahnya maka samarnya ibadah dari manusia pastinya lebih lezat dari pada dhohirnya ibadah dihadapan manusia.

Diriwayatkan dari Ahmad bin Abil Hawari :

من أحب ان يعرف بشيئ من الخير أو يذكر به فقد أشرك فى عبادته, لأن من خدم على المحبة لا يحب ان يرى خدمته غير مخدومه
.
Artinya : "Barang siapa yang senang akan diketahui / disebutkan kebaikannya, maka sungguh ia sudah menyekutukan Alloh didalam ibadahnya, karena orang yang berkhidmah atas nama mahabbah/cinta tidak senang apabila selain orang yang dikhidmahi tahu akan khidmahnya". 

Jadi, seorang hamba masih belum dikatakan benar dalam 'ubudiyahnya kepada Alloh subhanahu wa ta'ala kecuali jika ia sudah bisa menundukkan nafsunya kepada tuntutan-tuntutan ubudiyah kepadaNya dan memurnikan mahabbah/cintanya kepada Alloh serta menghilangkan perhatian dan perasaan ingin diketahuinya kekhususiahan ibadah oleh orang lain.

Dalam hal ini, tidak ada perbedaan antara hamba yang masih dalam awal suluknya kepada Alloh dengan yang sudah sampai pada derajat makrifat dan muroqobah kepadaNya, hanya saja sesugguhnya tuntutan-tuntutan dakwah (menyampaikan syari'at)lah yang mewajibkan bagi setiap muslim untuk berdakwah dengan tawadhu' dan ikhlas setelah ia mampu melepaskan diri dari istisyrof (الاستشراف) tadi.


Kemudian Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam bersabda :

من سن سنة حسنة فله أجرها, وأجر من عمل بها لا ينقص ذلك من أجورهم شيئا


Memperlihatkan kekhususiyahan ibadah ini adakalanya dengan memperlihatkan amal ibadah dihadapan orang lain secara dhohir seperti riwayat diatas dan adakalanya dengan membicarakannya kepada orang lain setelah selesai melakukan amal tersebut.

Dalam dua haliyah ini seorang hamba harus selalu waspada dalam menjaga hatinya dari godaan syaitan dan kesenangan nafsu yang selalu ikut andil dalam merusak amal ibadah, lebih-lebih waspada akan munculnya istisyrof (الاستشراف)



Hikmah ini merupakan hikmah yang mengalasi hikmah sebelumnya yang menerangkan bahwa kenapa Alloh menghijab manusia dari rahasia-rahasia haliyah para hambaNya.

Dari hikmah ini tersirat jawaban bahwa diwajibkan bagi setiap insan untuk tetap beradab dalam bergaul dan berinteraksi dengan lainnya, sehingga husnudzdzon (baik sangka) kepada mereka selalu tertanam didalam qolbu, serta mengarahkan sesuatu pekerjaan apapun yang terlihat atau muncul dari mereka kepada neraca kebaikan.


Dari kalangan salaf sendiri banyak riwayat yang menceritakan tentang menyebutkan amal ibadah yang telah dikerjakan oleh mereka, diantaranya riwayat yang diceritakan dari Sa'd bin Mu'adz, beliau berkata :

ما صليت صلاة منذ أسلمت فحدثت نفسي بغيرها وما تبعت جنازة فجدثت نفسي بغير ما هي قائلة وما هو

مقول لها وما سمعت النبي صلى الله عليه وسلم يقول قولا قط إلا علمت أنه حق.


Artinya : Saya tidak pernah sholat satu sholat pun sejak aku masuk Islam kemudian aku berbicara tentang selain sholat, aku tidak pernah ikut mengiring satu jenazah pun kemudian aku berbicara tentang selain Jenazah, dan sama sekali aku tidak pernah mendengarkan ucapan Rosul shollallohu 'alaihi wa sallama kecuali saya tahu bahwa sesungguhnya ucapan beliau adalah Haq (benar).

Diriwayatkan juga dari Sayyidina Umar bin Khoththob rodhiyallohu 'anhu, beliau berkata:

ما أبالي أصبحت على عسر أو يسر لأني لا أدري أيهما خير لي


Artinya : Saya tidak perduli apakah ketika menjelang pagi saya dalam keadaan sulit (payah) atau dalam keadaan mudah, karena sesungguhnya aku tidak tahu mana dari kedua haliyah ini (sulit dan mudah) yang lebih baik bagiku.

Beliau umar bin abdul 'aziz rohimahulloh juga pernah berkata :

ما قضى الله فيّ بقضاء قط فسرّني أن يكون قضى لي بغيره وما أصبح لي هوى إلا فى مواقع قدر الله


Artinya : "Alloh tidak memberikan kepadaku satu putusan pun, kemudian aku senang apabila Ia memberikan putusan lain selain keputusan tadi dan saya tidak merasa senang kecuali jatuh dalam lingkup qodarnya Alloh.

Semua riwayat ini merupakan dalil yang membolehkan memperlihatkan haliyah-haliyah yang terpuji, apabila haliyah tersebut keluar dari orang yang sudah menjadi qudwah hasanah, dan ia mengharapkan agar perilakunya ditiru bagi orang yang melihatnya. Maka dari itu pintu untuk memperlihatkan amal tidaklah tertutup.

Adapun sifat yang masih dikatakan riya' dan merupakan penyakit hati adalah (الاستشراف) istisyrofnya hamba yang sedang dikarunai oleh Alloh khususiyyah dan amal-amal ketaatan, ia ingin agar orang lain tahu akan muroqobahnya kepada Alloh, sebagaimana hikmah yang telah disampaikan oleh Ibnu 'Athoillah As Sakandary diatas.


Walloohu A'lam.

PENGERTIAN - PENGERTIAN IMAN SERTA PERKARA YANG MENJADI ASBAB-NYA PADA KEBENARANNYA IMAN


                                                                         


                                                                                                                                                     ماالأيمان  الأيمان هوغير ذكر وحمد ولكن يمثل بالذكر والحمد لأن الأيمان هداية واقرار وتصديق فالهداية صنع اي فعل الرب وهو بمنزلة الذكر والحمد والاقراروالتصديق فعل العبد وهو بمنزلة فهمك علي حقيقة كله واولادهما الي الطاعة الصالحة *
Artinya:
Apakah yang di namakan iman “iman itu bukan ingat dan memuji tetapi di serupakan dengan ingat dan memuji (yaqin rasa)” karena sesungguhnya iman itu petunjuk alloh,ikrar hati dan jiwa, adapun HIDAYAH (petunjuk)  itu pekerjaannya alloh sendiri dengan turunnya ingat dan puji. Adapun iqrar dan pembenaran itu pekerjaannya  hamba dengan turunnya kepahaman akan kebenarannya alloh dengan keseluruhan. Sedang berkumpulnya  hidayah,iqrar dan pembenaran akan melahirkan ketaatan yang baik menurut alloh sendiri.

اذا مات ابن آدم في اي موضع  يكون  ايمانه اي ايذهب  مع الروح فيكون الجسد خاليا من الايمان  فالجواب الايمان مع الروح ولكن لا ينقطع من الجسد لأن الأيمان كان بين الجسد والروح لأنه عماد من النور المعلقة

Artinya :
Ketika  anak turun adam itu meninggal dunia dimanakah iman & adanya iman itu di letakkan,apakah hilang bersama roh jika hilang bersama roh maka jasad akan sepi (tidak ada) dari iman adapun maka jawablah iman itu bersama roh akan tetapi tidak putus (pisah) dari jasad karena sesungguhnya iman berada diantara roh dan jasad karena sesungguhnya iman itu tiang yg terbuat nur yg bergantung pada alloh sendiri .


في اي موضغ الايمان في الجسد عند الحياة فالجواب الايمان في اربعة مواضع اولها في القلب كما قال الله تعالي كتب الله في قلوبهم الايمان والثانية  في الصدر كما قال الله تعالي فمن شرح الله صدره الاسلام والثالثة في الفؤد كما قال الله تعالي ما كذب الفؤد ما رئ والربعة في اللسان كما قال الله تعالي انما يتذكر ؤلوالألباب


Dimanakah iman itu diletakkan dalam jasad ketika manusia hidup,maka jawablah ada di  4 tempat :
1.       Di dalam hati  seperti firman alloh swt : alloh telah menuliskan iman itu di dalam hati kalian semua
2.      Bertempat di dada  seperti firman alloh swt : alloh telah melapangkan dada setiap orang-orang yang telah pasrah/selamat (islam)
3.      Bertempat di hati fu’ad seperti firman alloh swt : hati sanubari tidak akan bohong dan tertipu dengan apa yg di ketahui
4.      Bertempant pada lisan manusia seperti penjelasannya alloh swt : orang-orang yang mempunyai hati pastilah ingat dengan apa yang di ucapkan

وقال النبي صلي الله عليه وسلم وحقيقة الايمان على اربعة اوجه اولها اقرار باللسان والثانية والتصديق بالجنان اي القلوب والثالثة يعمل بالاركان والرابعة يعمل بالنية وكمالها موافقة للسنة نبينا محمد صلي الله عليه وسلم


Sabda  Nabi Muhammad SAW :
 Kebenaran iman (keyaqinan) itu ada 4 ketentuan :
1.      Bersumpah dengan lisan
2.      Membenarkan dengan beberapa hati
3.      Melakukan rukun-rukunnya
4.      Melakukan dengan niat
Adapun kesempurnaan iman itu mufakat dengan sunnahnya Rosululloh SAW

Karena keterangan diatas masih banyak hilafiyah (perbedaan) di antara ulama-ulama maka keluarlah dua pemahaman antara ahli syari’at dan ahli tauhid dan inilah yang menjadi perbedaan pandangan menurut keyaqinan masing-masing. 






الايمان خروجك عنه اي من نفسه واليقين خروجك عنك  

AL IMANU KHURUJUKA ‘ANHU AI MIN NAFSIHI. WAL YAQINU KHURUJUKA ‘ANKA.

.Iman itu keluarmu dari-NYA. Dan yakin itu keluarmu darimu.

وكل ما خرجت منه اي  من نفسه زاد ايمانك وكل ما خرجت منه زاد يقينك يا اثير الشهوة والعبادة يا اثير المقامات والمكاشفة  انت مغرور بك وانت مشغول بك عنه عين الاشتغال به عنك وهو تعالي حاضر ناظر وهو معكم اينما كنتم في الدنيا والاخرة 

WA KULLAMAA KHOROJTA MINHU AI MINNAFSIHI, ZAADA IMAANUKA. WA KULLAMAA KHOROJTA MINHU, ZAADA YAQINUKA. YAA ASIRUS SYAHWATI WAL ‘IBADAH YAA ASIRUL MAQOMATI WAL MUKAASYAFATI, ANTA MAGHRURUN ANTA MASYGUULUN BIKA ‘ANHU. AINAL ISYTIGHOLU BIHI ‘ANKA, WAHUA TA'ALA HAADLIRUN NAADHIRUN, WAHUA MA’AKUM AINAMAA KUNTUM FII AL-DUNYA WAL AAKHIROH.

Ketika kamu keluar dari dirimu, maka bertambahlah imanmu. Dan ketika kamu keluar dari dirimu, maka bertambahlah yakinmu. Wahai tahanan syahwat dan ibadah! Wahai tahanan makom (kedudukan) dan mukasyafah (pengetahuan)! Kamu tertipu dan tersibukkan dengan dirimu sendiri (sehingga) jauh dari-NYA. Kapan dan dimana kamu sibuk dengan-NYA (hingga) kamu jauhi dirimu? DIA Yang Maha Mulya dan Agung (selalu) hadir dan melihat, DIA bersamamu dimanapun kamu berada di dunia dan akhirat.

اذا كنت معه حجبك عنك واذا كنت معك استعبدك له 

IDZAA KUNTA MA’AHU HAJABAKA ‘ANKA, WA IDZAA KUNTA MA’AKA ISTA’BADAKA LAHU.

Ketika kamu bersama-NYA, DIA akan menghalangimu darimu. Dan ketika kamu bersamamu, maka DIA akan menjadikanmu hamba bagi diri-NYA

واذا زاد ايمانك نقلت من حال الي حال واذا زاد يقينك نقلت من مقام الي مقام 

WA IDZAA ZADA IMANUKA NAQOLTA MIN HAALIN ILAA HAALIN. WA IDZA ZAADA YAQINUKA NAQOLTA MIN MAQOOMIN ILAA MAQOOMIN.

Ketika imanmu bertambah, maka kamu akan berpindah daru satu keadaan pada keadaan yang lain. Dan ketika yakinmu bertambah, maka kamu akan berpindah dari satu makom (kedudukan) pada makom (kedudukan) yang lain.

الشريعة لك حتي تطلبه منه والحقيقة له حتي تطلبه به منه له تعالي حيث لا حين ولا اين 

 ASYARI’ATU LAKA HATTA TATHLUBUHU MINHU. WAL HAQIQOTU LAHU HATTA TATHLUBUHU BIHI LAHU TA'ALA HAITSU LAA HIINA WA LAA AINA.

Syari’at itu bagimu hingga kamu mencarinya dari-NYA. Hakikat itu bagi-NYA hingga kamu mencarinya dengan-NYA bagi diri-NYA Yang Maha Agung dan Mulia tidak terwaktu dan tertempat (dimana).

Pokok dan yang paling penting adalah ma'rifat. ma'rifatulloh tidaklah seperti halnya manusia tahu makhluq lainnya secara kasat mata dan ini sangatlah mustahil karena bagaimana bisa akal makhluq bisa menemukan Dzat al kholiq, oleh karena itu dikatakan :

كل ما خطر ببالك فالله بخلاق ذلك

 Artinya : " Apapun yang terlintas dihatimu, maka Alloh adalah selainnya " 

و من فني به غاب عن كل شيئ

Hanya saja haliyah fana' kulli ini sangatlah langka, karena orang yang sudah merasa hilang dengan ma'rifat billah dari setiap sesuatu, tidak bisa mu'amalah dengan manusia, ia tidak bisa bangkit untuk menuntun/membimbing manusia dan tidak bisa melakukan dakwah, tapi ia tetap dalam keadaan menyaksikan Alloh dengan hatinya.

Akan tetapi, haliyah fana' kulli ini, kebanyakan hanyalah dirasakan oleh orang yang ‘arif disebagian haliyahnya saja. Kemudian ia akan kembali pada haliyah baqo' namun masih ma'rifat billah

 Yakni supaya sampai kepada suatu akibat yang baik, yaitu pendewasaan ilmu dan akhlak secara spiritual. Amal ibadah adalah persembahan seorang hamba kepada Tuhannya sedangkan ma’rifat adalah pemberian Alloh kepada hamba-Nya, manakah yang lebih tinggi nilainya?

Oleh karena itu, apabila Alloh s.w.t berkehendak membukakan pintu wijhah hati seorang hamba untuk menerima Nur Ma’rifat, tidak peduli walau hamba-Nya itu sedang lemah dan sedikit amal ibadahnya .......
                                                         IMAN menurut pandangan ahli syari’at

فعل مأمورات وترك المنهيات
                                              Artinya :
                                                mengerjakan yang di perintah dan meninggalkan semua larangannya

                                                          IMAN menurut tauhid

لا تنقصهم العصيان ولا تزىدهم الأحسان في الرجاء


Yang artinya :
                       Seorang ahli tauhid    tidak akan menambah akan kebajikan di dalam pengharapan
                             pernah bisa mengurangi kema’siatan dan tidak akan pernah bisa                                                                 
قال النبي محمد صلي الله عليه وسلم الممكنات كلها من الله ولم يكن  معه غيره اي تقديره هو الله الموجود هوالله الشهادة هوالله المحاض
            
Sabda nabi muhammad SAW yang artinya :
      Sesuatu kemungkinan yang ada seluruhnya dari alloh dan tidak ada yang menyertai sesuatu itu
       Kecuali alloh ,yang dimaksud semua kemungkinan itu adalah kehendak alloh,alloh yang
        wujud,alloh yang menyaksikan sendiri dan alloh dzat yang murni

وقال تعالي كل من عليها فان ويبقي وجه ربك ذوالجلال والاكرام
                
Firman alloh SWT yang artinya :
                   Seluruh mahluk yang bertempat di bumi semuanya rusak kecuali dzat nya alloh
                   Sendiri yg mempunyai keagungan dan kemuliaan
Karena perbedaan keyaqinan itu rosululloh SAW menjelaskan 10 perbedaan antara iman dan amal agar semua bisa mengkaji dan menyikapi jalan mana yang akan di pilih oleh penerus Rosululloh SAW pesan beliau yg sampai saat ini kita perebutkan kebenarannya

ما الفَرْقُ بينَ الاِيمانِ وَالْعَمَلِ اَلْجَوَابُ فَقُلْ عشرةُ اَشْياءَ اولها الايمان متبوعٌ والعملُ تابعٌ والثانية الايمان دائم والعمل موافقة والموقوت والثالثة الايمان فرض علي المسلمين والمؤمنات خاصة والرابعة احكام المسلمين معلقة بالايمان لا معلقة بالعمل والخامسة  يقبل الايمان بغير العمل ولا يقبل العمل بغير الايمان  والسادسة الجنة تجب مع الايمان لا بالعمل والسابعة يعطي ثواب العمل ولا يعطى ثواب الايمان والثامنة الايمان لايوزن ولا يحسب وترك العمل لم يصير كافرا والتاسعة تجوز وصية بالعمل ولا تجوزالوصية بالايمان والعاشرة الانبياء ممتفقون بالايمان دون بالعمل لانهم مخلفون في الشرائع * فان قيل لك الايمان قديم او محدث فالجواب الهداية فعل الرب وهو قديم  فكل ما جاء من القديم يكون قديما بالله تعالي حق


Apakah perbedaan iman dengan amal,
Perbedaan iman dengan amal ada 10 perkara    :                                           
1.       Iman itu yang diikuti dan amal itu yang mengikuti
2.      Iman itu dahulu sedang amal itu mufakat dan di waktu-waktu
3.      Iman wajib bagi orang islam laki-laki dan perempun dengan chos
4.      Hukum-hukum seorang yang beriman bergantung pada iman dan tidak bergantung pada amal
5.      Iman itu diterima tanpa amal sedang amal itu tidak di terima tanpa adanya iman
6.      Kebahagiaan surga itu wajib dengan adanya iman tidak wajib dengan amal
7.      Di berikan pahalanya amal namun tidak di berikan pahalanya iman
8.      Iman itu tidak di timbang dan di khisab sedang meninggalkan amal itu tidak menjadikan seseoran itu kafir
9.       Di perbolehkan wasiat dengan amal namun tidak diperbolehkan wasiat dengan iman
10.  Para Nabi dan Rosul mufakat dengan iman namun tidak mufakat pada amal karena berbeda-bedanya syari’at

Dan apabila di tanya apakah iman itu dahulu / baru sifatnya  
Maka jawablah hidayah itu pekerjaannya alloh sendiri,sesuatu yang dari alloh pasti dahulu adanya                                            

Semoga tulisan ini bisa bermanfaat untuk al faqir sendiri dan bisa melahirkan hikmah buat saudara-saudariku semua  sebagai bahan renungan untuk memilih jalan masing-masing agar tidak saling mencari kebenarannya sendiri dan saling memahami kedudukan dan tugas masing-masing dengan menjaga tali ukhuwah insaaniyah, wal islamiyah wal wathooniyah  penjelasan ini di nuqil dari kitab bayan atthoriq  peninggalan datuk hamzah al fansuri as singkel banda aceh yang di tulis oleh syeih Syamsuddin as samatroni




semoga selalu dalam minnah menuju himmah al-lathiifahNYA selalu ........

Sabtu, 28 Juli 2012

ADA APAKAH DI BALIK 2 AYAT TERAKHIR DARI SURAT ATTAUBAH ???




لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ

"Sesungguhnya telah datang kepadamu, seorang rasul dari kaummu sendiri, terasa berat olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan, lagi penyayang terhadap orang-orang Mukmin."


اعلم أن مفتاح معرفة الله تعالى هو معرفة النفس، كما قال سبحانه وتعالى: (سَنُريهِم آياتِنا في الآفاقِ وَفي أَنفُسِهِم حَتّى يَتَبَيَّنَ لَهُم أَنَّهُ الحَقُّ).

“Ketahuilah bahwasanya kunci pengetahuan (ma’rifah) kepada Alloh Ta’ala adalah pengetahuan (ma’rifah) tentang diri sebagaimana yang firman Alloh swt : ‘Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al-Qur’an itu adalah benar’ “ (QS. Fushshilat, 41 : 53)

من عرف نفسه فقد عرف ربه.

“Siapa yang tahu akan dirinya sendiri sungguh ia tahu akan Tuhannya”.

Dua Akhir surat al-taubah itu merupakan firman Alloh yang artinya “telah datang rasul dari diri kalian sendiri ”.
Mungkin kalau kita hanya mengartikannya hanya dengan dasar tafsir'' semata tentu saja kita tidak akan mendapat hikmah dari ayat tersebut, yang perlu digali adalah maknanya apakah & siapakah Rosul dari dalam dirimu itu ... ???

وتعلم أن هذه الصفات لأي شيء ركبت فيك؛ فما خلقها الله تعالى لتكون أسيرها، ولكن خلقها حتى تكون أسرك، وتسخرها للسفر الذي قدامك، وتجعل إحداها مركبك، والأخرى سلاحك؛ حتى تصيد بها سعادتك. فإذا بلغت غرضك فقاوم بها تحت قدميك، وارجع إلى مكان سعادتك.

“Anda pun perlu tahu dari sifat-sifat yang mana yang ada pada diri anda, mestikah apa yang diciptakan oleh Alloh Ta’ala menjadi perangkap dan anda pun terperangkap olehnya, ataukah anda yang mesti menundukkannya untuk suatu perjalanan sehingga yang satu menjadi kendaraan dan yang lainnya sebagai senjata, sehingga anda menemukan kebahagiaan anda. Jika anda telah sampai pada tujuan anda maka anda berdiri tegar dan kembalilah pada tempat kebahagiaan anda.”

إِنَّمَا تُوعَدُونَ لَصَادِقٌ

sesungguhnya apa yang dijanjikan kepadamu pasti benar.

وَفِي الْأَرْضِ ءَايَاتٌ لِلْمُوقِنِينَ

[51:20] Dan di bumi itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Alloh) bagi orang-orang yang yaqin.

وَفِي أَنْفُسِكُمْ أَفَلَا تُبْصِرُونَ

Dan pada diri kalian, apakah kalian tidak melihat? AL-DHRIYAT 5 & 21
''bukalah mata tersembunyimu dan lihat! mari, kembali ke akarnya akar asal dirimu."

COBA kita gali makna ayat isro' mi'roj :

سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ

"Maha Suci Alloh, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al-Masjid yang di muliakan"

APA maksud dari abdihi itu hanya rosululloh ... ???

kemudian phami dengan perintah rosululloh

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : صلوا كما رأيتموني أصلي.

sholatlah kamu sekalian seperti yang engkau ketahui tentang sholatku ...

apakah sholat kita sudah seperti sholatnya rosul yang selalu mi'roj ...

apa hubungannya dengan makna ayat attaubah ,,,,,


فَوَرَبِّ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ إِنَّهُ لَحَقٌّ مِثْلَ مَا أَنَّكُمْ تَنْطِقُونَ

[51:23] Maka demi Tuhan langit dan bumi, sesungguhnya yang dijanjikan itu adalah benar-benar (akan terjadi) seperti perkataan yang kamu ucapkan.

{وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ [الأنبياء: 107

Artinya: “Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rohmat bagi semesta alam”. Surat al Anbiya-’:107

وليس شيء أقرب إليك من نفسك،

“Tidak ada sesuatu yang lebih dekat kepada anda daripada diri anda sendiri"

فإذا لم تعرف نفسك، فكيف تعرف ربك؟ فإن قلت: إني أعرف نفسي! فإنما تعرف الجسم الظاهر، الذي هو اليد والرجل والرأس والجثة، ولا تعرف ما في باطنك من الأمر الذي به إذا غضبت طلبت الخصومة، وإذا اشتهيت طلبت النكاح، وإذا جعت طلبت الأكل، وإذا عطشت طلبت الشرب. والدواب تشاركك في هذه الأمور.


Jika anda tidak tahu akan diri anda sendiri, bagaimana anda bisa tahu tentang Tuhan anda. Jika anda berkata, ‘Saya tahu diri saya’, berarti yang anda ketahui fisik luar tubuh anda, yakni tangan, kaki, kepala dan anggauta-anggauta badan lainnya. Namun anda tidak tahu anggota-anggota tubuh yang ada di dalam perut anda.
Anda hanyalah sekedar jika marah marah-marah kepada seseorang, untuk memenuhi syahwat anda kawin, jika lapar anda makan, jika haus anda minum.
Jika demikian samalah anda dengan binatang ?”

sedang orang'' jawa leluhur lokal tanah jawi mengajakan jika manusia itu telah mengerti "SANGKAN PARANE DUMADI" pastilah manusia itu akan selalu "MEMAYU HAYUNING BAWONO"
Prinsip ini berarti memakmurkan bumi. Ini mirip dengan pesan utama Islam, yaitu rohmatan lil alamin. Seorang dianggap muslim, salah satunya apabila dia bisa memberikan manfaat bagi lingkungannya dan bukannya menciptakan kerusakan di bumi.

Banyak orang-orang yang menganggap bahwa setelah rasul wafat maka sudah terhenti sampai di situ saja, padahal syafaatnya tetap mengalir hingga hari akhir dan hari keabadian kepada orang-orang yang dikehendakiNya.

 Di dalam anfus atau diri setiap manusia telah diberi oleh Alloh seberkas cahaya yaitu cahaya Muhammad, dari cahaya itulah kita dapat menggali tentang ilmu apapun, dari cahaya itulah kita dapat mengetahui awal dan akhirnya suatu kehidupan, dan dari cahaya itulah kita dapat melangkah.
Menghisab setiap hembusan nafasnya, kedurhakaan hati dan anggota tubuhnya setiap saat. Amat sangatlah berharga detak jantungnya dalam mengisi kehidupannya. Muhasabah nafsi tidaklah dilakukan setahun sekali, sebulan sekali ataupun seminggu sekali.

Tapi tiap-tiap saat di setiap akhir malamnya. Di setiap gerak aktifitas jiwa dan raga, sampai apapun yang terlintas di benak kita.
Menghitung hari demi hari sebagai suatu perdagangan dengan Alloh Ta’ala.
Apakah keUntu-ngan atau kerugiaan yang akan kita dapatkan ?

Jadi guru sejati telah ada dalam diri kita masing-masing yang sering disebut hati nurani. Bagaimana agar cahaya itu dapat menerangi kita, tentu saja kita harus selalu bertafakkur ,muhasabah diri mengasah, mengasih, dan mengasuh dengan senantiasa memuji kepadaNya dimanapun, kapanpun, dan dalam keadaan apa saja.


Oleh karena Manusia perlu tahu akan diri sendiri yang sejatinya, sehingga mengenal siapa diri ini, dari mana datang sampai di dunia ini, untuk apa diciptakan, serta di manakah letak kebahagiaan yang sejatinya. Kemudian, dalam diri manusia terdapat tiga anasir sifat : sifat binatang, sifat setan, dan sifat malaikat. Di samping itu ada ruh sebagai pinjaman yang manusia tidak tahu apa sejatinya ruh itu.

Jika kebahagian hanyalah makan, minum, tidur, dan memenuhi kebutuhan nafsu syahwat berarti samalah dengan binatang. Jika kebahagiaan hanyalah kelihaian melakukan trik-trik, kelicikan, dan kejahatan berarti samalah dengan setan. Sedang mencapai kesaksian (musyahadah) keindahan Ilahiah merupakan kebahagiaan Semoga kita semua selalu dalam bimbingan Muhammad Rosululloh SAW. Amiin.

ِ أُوصيكُمْ ونَفْسِي بتقْوى اللهِ عزَّ وجلَّ، وأحثُّكُمْ علَى طاعتِهِ، قالَ تعالَى : يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اتَّقُواْ اللّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُون.

إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ، وَاجْمَعِ اللَّهُمَّ أُمَّتَنَا عَلَى الْخَيْرِ وَالسَّدَادِ، اللَّهُمَّ أصلحْ لنا دينَنَا الذِي هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا وأصلحْ لنا دُنيانَا الَّتِي فيهَا معاشُنَا وأصلحْ لنا آخِرَتَنَا التي فيها معادُنَا، وَاجْعَلِ الحياةَ زيادةً لنا في كُلِّ خَيْرٍ، اللَّهُمَّ لاَ تَدَعْ لَنَا ذَنْبًا إِلاَّ غَفَرْتَهُ، وَلاَ دَيْنًا إِلاَّ قَضَيْتَهُ، وَلاَ مَرِيضًا إِلاَّ شَفَيْتَهُ وَعَافَيْتَهُ، وَلاَ حَاجَةً مِنْ حَوَائِجِ الدُّنْيَا إِلاَّ قَضَيْتَهَا وَيَسَّرْتَهَا لَنَا يَا أَكْرَمَ الأَكْرَمِينَ، وَيَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ، اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، ونسأل الله تعالى بأسمائه الحسنى وصفاته العلا أن يبارك لنا في شعبان، وأن يبلغنا رمضان، وأن يكتب لنا فيه الرحمة والرضوان والعتقَ من النيران سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ. وَسَلاَمٌ عَلَى المُرْسَلِيْنَ. وَالحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ


BERFIKIR JAWABAN ADA PADA DIRIMU SENDIRI SALAM

Jumat, 27 Juli 2012

PENGARUH LINTASAN HATI PADA MANUSIA

                                                                      


يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ فَلا تَغُرَّنَّكُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَلا يَغُرَّنَّكُمْ بِاللَّهِ الْغَرُورُ


"Hai manusia, sesungguhnya janji Alloh adalah benar, maka sekali-kali janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu, dan sekali-kali janganlah syaitan yang pandai menipu, memperdayakan kamu tentang Alloh."


إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا إِنَّمَا يَدْعُو حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيرِ

Artinya : “Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, Maka anggaplah ia musuh(mu), karena Sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala”. Al-Fathir Ayat 6

أَلَمْ أَعْهَدْ إِلَيْكُمْ يَا بَنِي آدَمَ أَنْ لا تَعْبُدُوا الشَّيْطَانَ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ

Artinya : “Bukankah aku telah memerintahkan kepadamu Hai Bani Adam supaya kamu tidak menyembah syaitan ? Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu”. Yaasin Ayat 60

Sudah selayaknya seorang hamba bekerja dengan sungguh – sungguh untuk menolak musuh itu dari dirinya dengan sekuat tenaga, bukannya malah banyak bertanya asal usul musuh, bangsanya atau tempat tinggalnya, bagi yang sudah mengerti.

Sekarang hendaklah kita banyak bertanya tentang senjata syaithon pada diri manusia, agar dapat menolaknya, senjata syaithon adalah terutama hawa, nafsu dan syahwat dan itu cukup untuk membinasakan umat manusia yang kebanyakan tanpa ia sadari.

Adapun mengetahui dzatnya syaithon, sifat – sifatnya serta hakikatnya maka kita berlindung kepada Alloh swt daripadanya syaithon tersebut, yang demikian ini adalah medan perangnya bagi orang – orang yang berakal untuk mencapai mukasyafah, bagi orang yang hanya cukup mengetahui ilmu muamalah sudah memadailah baginya akan bahwasanya syaithon itu musuh yang nyata dan tegas.

Bagi orang – orang yang cukup arif untuk mendalami sesungguhnya ilmu agama adalah harus mengetahui akan beberapa lintasan pada hati, yaitu :
Lintasan hati yang dapat di ketahui secara pasti, yakni bahwa syaithon senantiasa membawa kepada kejahatan, dan ini di namakan dengan was – was,

Lintasan hati yang juga di ketahui membawa kepada kebaikan, maka inilah yang di namakan dengan ilham,

Lintasan hati yang tidak di ketahui, sehingga kita menjadi bimbang dan ragu, ragu akan apakah ini datang dari malaikat ataukah syaithon, karena termasuk tipu daya syaithon juga dengan sikap yang mengeluarkan perbuatan baik tetapi sesungguhnya adalah kejahatan, inilah dia yang sebenarnya hati Sanubari, hanya saja apa keputusannya harus di sertai dengan akal dan pikiran serta ilmu kebenaran.

Membedakan hal inilah yang paling sulit untuk di laksanakan, kebanyakannya para ahli ibadah terjerumus dan binasa pada hal ini, sebab jika syaithon tidak sanggup mengajak mereka kepada kejahatan yang tegas, lantas mereka mengajak kejahatan yang menggambarkan dengan kebaikan,


Contohnya begini : “Apakah kamu tidak memperhatikan kepada sekeliling kamu ? 


Banyak mereka yang lalai karena kebodohan, rusak dan binasa serta hampir masuk ke neraka ? 
Tidakkah kamu merasa kasihan pada mereka ?


Sedangkan kamu bisa menyelamatkan mereka dari kecelakaan tersebut dengan nasihat dan petunjuk kamu ? 


Sesungguhnya Alloh Swt telah mengaruniai kamu akan kebijakan dan kefasihan lidah serta gaya bicara yang mempesona ummat ?”

Nah, pada hal inilah kita perlu hati – hati dalam menentukan sikap, jika sempat merasa bangga akan kebolehan ilmu yang kita miliki, maka sesungguhnya ini adalah sifat yang buruk di namakan dengan “ujub (mengherani diri sendiri/bangga), takbur dan sombong, kita sudah tergelincir kejurang kesesatan dalam hal ini karenanya.

Syaithon tiada henti – hentinya menggunakan cara ini yang paling halus pada orang – orang yang berilmu dan berakal agar mereka tergelincir ke neraka, syaithon senantiasa mengajak kepada mereka agar membagus – baguskan pembicaraan dan menampakkan kebaikan dengan sengaja dan di buat – buat karena mentang – mentang telah berilmu dan ahli ibadah dari orang lain.

Syaithon senantiasa meniupkan lintasan – lintasan hati yang bersifat ria, ia bisikkan seluruh perbuatan baik tetapi dia selipkan perasaan ria, ujub, suma’ah dan lain – lain tanpa di sadari, inilah pekerjaannya syaithon bagi seorang yang alim dan ahli ibadah, ia mengira bahwa dia memperoleh kedudukan di sisi Alloh Swt, padahal dialah orang – orang yang paling merugi, seperti golongan orang – orang yang di sabdakan oleh Rosululloh Saw :


ان الله لا يؤيد هذه بقوم لا خلق لهم 


Artinya : “Sesungguhnya Alloh Swt telah mengukuhkan agama ini dengan segolongan orang yang tidak ada nasib bagi mereka (kebaikan). Hadist Riwayat Nasai.


 ان الله لا يؤيد هذه  برجول فجر 


Artinya : “Sesungguhnya Alloh Swt telah mengukuhkan agama ini dengan orang lelaki yang menyeleweng dari kebenaran. Hadist Riwayat Bukhari dan Muslim.

Penipuan syaithon dari jenis ini tidak pernah habis sampai hari kiamat, dan dengan penipuan seperti inilah banyak membinasakan para ulama, ahli ibadah, orang – orang zuhud, orang yang kaya, orang yang fakir harta serta orang – orang yang membenci akan kejahatan dzohir dan nyata sementara dia termasuk pada orang yang membuat kejahatan dengan tersembunyi, ini akan di perhitungkan besok (hisab).

Kesimpulannya setiap orang harus selalu memperhatikan langkah dan tujuannya, perhatikan dengan sungguh tujuan yang terlintas tadi dengan menggunakan mata hati yang telah dibaluri dengan dzikrulloh, kita melihatnya atas ketaqwaan dan nur taqwa, pandangan bathin dan berdasarkan ilmu, 


sebagaimana Firman Alloh Swt :


خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ


"Jadilah engkau pemaaf, dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh."


وَإِمَّا يَنْزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطَانِ نَزْغٌ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ إِنَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ


"'Dan jika kamu ditimpa sesuatu godaan syaitan, maka berlindunglah kepada Alloh. Sesungguhnya, Alloh Maha Mendengar, lagi Maha Mengetahui."

إِنَّ الَّذِينَ اتَّقَوْا إِذَا مَسَّهُمْ طَائِفٌ مِنَ الشَّيْطَانِ تَذَكَّرُوا فَإِذَا هُمْ مُبْصِرُونَ

Artinya : “Sesungguhnya orang – orangnya taqwa itu apabila di ganggu oleh sekelompok syaithon, lantas ia ingat (kembali kepada nur ilmu) maka kalau begitu mereka bisa melihat (terbuka bagi mereka)”. Al-A’raf Ayat 201


“Menyerahkan diri secara mutlak kepada Alloh Swt, sesuai dengan ajaran Rosululloh Nabi Muhammad Saw untuk mencapai keselamatan dunia dan akhirat”


Walloohua'lam

PENCARIAN HIDUP MENUJU KEKASIH SEJATI

JANGAN SUKA MENGANGGAP SESUATU YG TIDAK COCOK ITU ADALAH SESAT NAMUN SIKAPILAH SAMPAI KAU BENAR'' MEMAHAMINYA ...

KARENA JIKA KAU MENILAI CIPTAANNYA MAKA NISTALAH DIRIMU ... KARENA ALLOH MAHA MENILAI PADA APA'' YANG KAU SANGKAKAN











AlkisAnnabila