TANBIIH

الحَمـْدُ للهِ المُــوَفَّـقِ للِعُـلاَ حَمـْدً يُوَافـــِي بِرَّهُ المُتَـــكَامِــلا وَإِن تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّـهِ لَا تُحْصُوهَا ۗ إِنَّ اللَّـهَ لَغَفُورٌ رَّحِيمٌ ثُمَّ الصَّلاَةُ عَلَي النَّبِيِّ المُصْطَفَىَ وَالآلِ مَــــعْ صَـــحْــبٍ وَتُبَّـاعٍ وِل إنَّ اللَّـهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا تَقْوَى الإلهِ مَدَارُ كُلِّ سَعَادَةٍ وَتِبَاعُ أَهْوَى رَأْسُ شَرِّ حَبَائِلاَ إن أخوف ما أخاف على أمتي اتباع الهوى وطول الأمل إنَّ الطَّرِيقَ شَرِيعَةٌُ وَطَرِيقَةٌ وَحَقِيقَةُ فَاسْمَعْ لَهَا مَا مُثِّلا فَشَرِيعَةٌ كَسَفِينَة وَطَرِيقَةٌ كَالبَحْرِ ثُمَّ حَقِيقَةٌ دُرٌّ غَلاَ فَشَرِيعَةٌ أَخْذٌ بِدِينِ الخَالِقِ وَقِيَامُهُ بَالأَمْرِ وَالنَّهْيِ انْجَلاَ وَطَرِِيقَةٌ أَخْذٌ بِأَحْوَطَ كَالوَرَع وَعَزِيمَةُ كَرِيَاضَةٍ مُتَبَتِّلاَ وَحَقِيقَةُ لَوُصُولُهِ لِلمَقْصِدِ وَمُشَاهَدٌ نُورُ التّجَلِّي بِانجَلاَ مَنْ تصوف ولم يتفقه فقد تزندق، ومن تفقه ولم يتصوف فقد تفسق، ومن جمع بينهما فقد تحقق

hiasan

BELAJAR MENGKAJI HAKIKAT DIRI UNTUK MENGENAL ILAHI

Senin, 09 Juli 2012

DO'A ITU BUKAN PERMOHONAN ,,, NAMUN UNKAPAN RASA SYUKUR DARI SEORANG HAMBA ... SELAMAT BELAJAR BERSYUKUR DARI HAL TERKECIL


لا يكن تأخر أمد العطاء مع الالحاح في الدعاء موجبا ليأسك فهو ضمن لك الاستجابة فيما يختاره لك لا فيما تختاره لنفسك وفي الوقت الذي يريد لا في الوقت الذي تريد



Janganlah do'a yang lama di kabulkan itu jadi penghalang, padahal engkau telah meminta dengan sungguh-sungguh menjadikan engkau putus asa, karena Alloh SWT pasti akan mengabulkan do'amu sesuai dengan kehendak-Nya bukan sesuai dengan keinginanmu dan pada waktu yang Dia kehendaki bukan pada waktu yang engkau inginkan .





Karena seorang hamba melakukan asbab-asbab dan meninggalkan pengaturan serta bertawakkal kepada Alloh SWT atas hasil-hasil asbab yang dia lakukan, maka dia dituntut untuk berdo'a kepada Alloh SWT secara bersih dari sifat thoma' & roja' serta tadbir .



Ini adalah merupakan bukti bahwa manusia adalah makhluk yang butuh kepada kholiqNya.bukan berarti alloh SWT itu butuh amal mahluk.



Alloh SWT telah berfirman di dalam surat Al-Mu'min ayat : 60 :



وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ



Artinya :



Dan alloh berfirman "Berdo'alah kepadaku, niscaya akan kuperkenankan bagimu semua".



Terkadang ada orang yang sudah berdo'a dengan sungguh-sungguh namun dia tidak mendapatkan apa yang dia inginkan di dalam do'anya. Sehingga dia menyangka bahwa Alloh tidak menepatinya janjinya.



Perasangka ini adalah sebuah kesalahan yang sangat vital dan tidak bisa di tolelir lagi hal ini dikarenakan kebanyakan orang hanya meminta dengan mulutnya tersebut, dia tidak memahami makna dari do'a yang sesungguhnya dan syarat-syaratNya.



Meminta (tholab / roja') itu, belum bisa di katakan do'a, karena diantara do'a dan tholab terdapat perbedaan yang sangat besar.



Tholab adalah sifat dari suatu lafadz (kata-kata) yang di ucapkan oleh orang yang meminta. Sedangkan do'a adalah suatu ibarat yang menunjukkan tentang keadaan dan perasaan hati orang yang meminta.



Keadaan aqal & budi yang bisa menjadikan tholab disebut do'a hanya bisa terwujud dengan adanya dua persyaratan sebagai berikut :



sadarnya diri pada penerimaan hati dan perasaan dengan penuh rasa rendah diri dan tawadlu' di hadapan Alloh SWT.



Apabila hati belum sadar akan fungsiNya dan belum ada perasaan rendah diri dan tawadlu' kepada Alloh SWT, tetapi mulut hanya mengucapkan do'a (meminta) dengan kalimat-kalimat yang telah di hafalkan padahal hatinya lupa dan pikirannya melayang, maka permintaan ini belum bisa dikatakan do'a melainkan hanyalah sebuah tholab / roja'. Atau bisa disebut do'a secara lughowi yakni do'a yang dikehendaki oleh ahli lughot arab ketika berbicara tentang kalam khobar dan kalam insya'.



Jadi ketika seseorang dengan hati yang tertutup dan tidak ada rasa tawadlu' maka bagaimana mungkin permintaan itu dikabulka????





Demikian pula banyak sekali di jumpai orang yang sedang memiliki impian-impian dan harapan-harapan dunia dan dia yakin bahwa impian-impian tersebut akan terwujud ketika dia berdo'a dengan do'a-do'a khusus yang bila seseorang meminta kepada Alloh dengan do'a-do'a khusus tersebut, pasti akan dikabulkan.



Maka diapun berusaha mencari do'a-do'a tersebut dari kitab-kitab para ulama, para santri dan sebagainya. Setelah dia menemukannya maka dia akan menghafalkannya.



Do'a tersebut dia ucapkan berkali-kali, berhari-hari bahkan sampai berminggu-minggu padahal hatinya masih kosong dan dia berpaling dari perintah-perintah dan wasiat-wasiat Alloh SWT. Akhirnya setelah menuggu sekian lama, ternyata permintaannya tidak ada satupun yang dikabulkan oleh Alloh SWT. Akibatnya, diapun mengklaim bahwa Allsh SWT tidak menepati janjinya. Ini adalah salah satu kebodohan, karena dia tidak mengetahui ma'na do'a ,tholab,roja' & thoma' yang sebenarnya.

Orang yang berdo'a harus bertaubat dengan taubat nasuha dari semua yang pernah ia lakukan dan menjadikan taubat ini sebagai penolong do'anya.



Adapun orang yang meminta kepada Alloh SWT, padahal dia belum bertaubat dan masih melakukan maksiat hati (syirik khofi), berarti dia adalah orang yang tidak bisa menggunakan akalnya dan pasti do'anya tidak akan dikabulkan.kalaupun di kabulkan itu hanya sebagai istidroj (hijab) agar semakin jauh dari jalan yang lurus .



Hal ini bisa kita analogikan dengan keadaan yang kita jumpai di masyarakat. Contoh kecilnya adalah sebagai berikut: Ada seseorang yang mengajukan proposal dan meminta bantuan kepada salah satu pejabat yang ada di kotanya, padahal orang tersebut masih memiliki permusuhan dengan sang pejabat.



Bila dia langsung mengajukan proposal dan meminta bantuan tanpa meminta maaf terlebih dahulu, pastilah sang pejabat tidak akan menyetujui proposal dan permintaaanya.



Ini adalah contoh kecil hubungan yang terjadi di antara sesama manusia yang mana status mereka adalah makhluk Alloh SWT. Maka bagaimana bila hal ini terjadi antara hamba Alloh yang hina dengan Dzat yang menguasai dan mengaturnya ?



Alloh SWT telah memerintahkan kepada Hamba-Nya untuk tidak mendustakan-Nya tetapi dia tidak memenuhi perintah tersebut. Lalu Alloh SWT menyuruhnya untuk bertaubat, namun dia tidak mau bertaubat.



Dan disaat kondisi seperti ini dia meminta kepada Alloh SWT sehingga Alloh SWT tidak mengabulkannya, ujung-ujungnya dia mengklaim bahwa Alloh SWT tidak memenuhi janji-Nya. Manusia seperti ini adalah manusia yang tidak berakal dan tidak memiliki adab terhadap sang kholiq, sebab permintaan yang dia ajukan hanyalah tholab dan tidak bisa dikatakan do'a yang disebut dalam firman Alloh SWT :



(وقال ربكم ادعوني أستجب لكم)



Doa untuk sendiri dan orang lain



Seseorang yang sudah melakukan 2 (dua) syarat taubat ini, maka ketika dia berdo'a untuk dirinya sendiri pasti do'anya akan di kabulkan.



Namun ketika dia berdo'a untuk masyarakat banyak, maka seringkali do'anya tidak dikabulkan. Hal ini dikarenakan ketika dia berdo'a untuk dirinya sendiri maka sangat mudah bagi dirinya untuk bertaubat dan berhenti melakukan ma'siat.



Namun ketika dia berdo'a untuk masyarakat banyak maka syarat ini sulit untuk diwujudkan, karena di dalam masyarakat masih terdapat orang-orang yang berdo'a dan belum bertaubat. Sedangkan terkabulnya do'a untuk masyarakat itu digantungkan pada taubatnya orang yang berdo'a dan taubatnya masyarakat yang di do'akan.



Maka dari itulah engkau berdo'a untuk masyarakat agar Alloh menghilangkan kesusahan dan kemiskinan yang menimpa mereka hendaknya engkau mengingatkan mereka untuk bertaubat dari dosa-dosanya, bila mereka bisa bertaubat dengan taubat nasuha, maka do'amu pasti akan terkabulkan. Dan sebaliknya bila mereka belum bisa bertaubat dengan nasuha, maka janganlah engkau berharap do'amu akan dikabulkan.



Arti di istijabahi (dikabulkan )



Ketika syarat-syarat do'a ini sudah di penuhi maka Alloh SWT pasti akan mengabulkan do'a tersebut. Tetapi jangan engkau menyangka bahwa terkabulnya do'a (istijabah) itu sama persis dengan apa yang kamu harapkan. Karena istijabah yang dijanjikan oleh Alloh SWT kepada hambanya itu memiliki ma'na yang lebih luas dari apa yang engkau harapkan.



Istijabah ma'nanya adalah Alloh SWT mewujudkan tujuan dari permintaanmu dan bukan berarti tujuan tersebut bentuknya sama persis dengan apa yang engkau harapkan.



Contohnya ada seseorang yang meminta suatu pekerjaan kepada Alloh SWT karena dia menyangka bahwa pekerjaan tersebut bisa menyampaikan tujuannya dan merupakan hal yang terbaik baginya. Akan tetapi Alloh SWT mengetahui bahwa pekerjaan yang dia inginkan itu tidak akan mendatangkan kebaikan bahkan bisa menyebabkan kejelekan.



Lalu Alloh SWT mengganti pekerjaan tersebut dengan hal lain yang lebih baik dan bisa menyampaikan pada tujuan yang dia harapkan.



Alloh SWT berfirman dalam Surat Al-Baqoroh ayat : 216



كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ [البقرة/216



Artinya :



Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu, Alloh mengganti sedang kamu tidak mengetahui. (QS. Al-Baqoroh ayat : 216)



Dan makna ini sudah di isyaratkan oleh Ibnu Atho'illah di dalam hikmahnya:



فهو ضمن لك الاستجابة فيما يختاره لك لا فيما تختاره لنفسك



Karena Alloh pasti akan mengabulkan do'amu sesuai dengan kehendak-Nya, bukan sesuai dengan keinginanmu.



Bila kita amati, hal-hal seperti ini banyak terjadi di kehidupan kita. Banyak orang yang mengharapkan suatu pekerjaan dan menyangka bahwa pekerjaan tersebut bisa mewujudkan impian-impian dan cita-citanya.



Sehingga diapun berdo'a kepada Alloh agar memberikan pekerjaan tersebut. Namun setelah meminta dengan waktu yang lama ternyata yang dia harapkan tidak kunjung tiba, sampai-sampai dia menyangka bahwa Alloh SWT tidak mengabulkan do'anya. Tetapi pada akhirnya Alloh SWT menciptakan asbab-asbab lain yang bisa menghantarkan dia kepada cita-citanya.



Dan ketika dia berfikir dan mengamati asbab-asbab tersebut maka dia tahu bahwa asbab-asbab itu lebih baik dari pada pekerjaan yang dia inginkan sehingga akhirnya dia memuji pada Alloh SWT atas nikmat tersebut,nikmat ini adalah anugerah yang besar dari Alloh SWT dan sebuah keajaiban, karena sebelumnya seseorang memandang bahwa perkara yang dia harapkan itu adalah yang terbaik. Namun pada hakikatnya perkara tersebut berakibat buruk dan akhirnya diganti oleh Alloh SWT dengan hal yang lebih baik dan berguna baginya.



Sebuah kesalahan lagi yang terjadi pada sebagian orang adalah putus asa di saat berdo'a. ketika seseorang sudah dan memenuhi syarat-syaratnya, namun setelah menunggu beberapa minggu yang menurut dia seharusnya do'anya telah dikabulkan, maka hal ini menyebabkan diriya berputus asa untuk berdo'a.



Sehingga hati kecilnya berkata : "Aku sudah berdo'a dengan sungguh-sungguh namun belum juga dikabulkan".



Ini adalah sebuah kebodohan yang menyelimuti kebanyakan orang-orang yang ditimbulkan oleh rasa sangat menyukai impian-impian dan harapan-harapan yang mereka cita-citakan.



Bentuk kesalahan ini, karena mererka menyangka bahwa do'a yang telah di perintahkan oleh Alloh SWT adalah sebagai wasilah (alat) untuk sampai pada ghoyah (tujuan). Makanya do'a hanya dia gunakan ketika membutuhkan sesuatu atau tertimpa musibah. Dan bila hajatnya telah di penuhi dan musibahnya telah hilang, maka dia tidak butuh untuk berdo'a.



Persangkaan yang keliru ini akan membawa seseorang dalam kesedihan yang mendalam ketika dia telah berdo'a, namun dalam waktu yang dia harapkan ternyata do'anya belum dikabulkan. Sehingga dia yakin bahwa do'a yang telah dia ucapkan berkali-kali tidak ada faedahnya sama sekali.



Dan hal ini bisa menyebabkan dia putus asa dalam berdo'a. ini semua karena dia memandang bahwa do'a hanyalah sebatas wasilah. Padahal sebenarnya dzatiyanya dari do'a adalah sebuah ghoyah tersendiri.



Manusia adalah seorang hamba yang dimiliki oleh Alloh SWT. Oleh karena itu di dalam setiap detiknya pasti dia membutuhkan Tuhannya di dalam menghadapi semua problem yang bermacam-macam.



Diantara tugas hamba yang terpenting adalah memperlihatkan ubudiyyahnya kepada Alloh SWT. Hal ini bias dilakukan dengan cara membuktikan bahwa dia sangat butuh kepada-Nya, dan dengan memperlihatkan bahwa kehidupannya, kebahagiaannya itu tergantung pada penjagaan Alloh SWT. Perwujudan ubudiyyah ini bias dilakukan dengan berdo’a baik dia menyangka bahwa do’anya ini akan berpengaruh ataupun tidak.



Alloh SWT berfirman :



وقال ربكم ادعوني أستجب لكم



Ayat tersebut mengandung perintah kepada manusia agar memiliki sifat ubudiyyah kepada Allah SWT, yaitu pada kalimat أدعوني .



dan perintah ini adalh perintah yang mutlak tanpa ada qoyyid tertentu dan tidak di hubungkan dengan syarat.



Selain itu ayat tadi juga mengandung janji yang menunjukkan sifat rahmat Alloh SWT kepada hambanya dengan memberi anugerah yang tidak terhitung yaitu pada kalimat



استجب لكم .



Antara dua hal yang di kandung ayat tersebut tidak ada hubungan yang slaing mengikat. Maknanya, janji tersebut timbulnya bukanlah dari doa tetapi dari rahmat Alloh SWT. Namun banyak orang yang mengira bahwa ketika dia berdo’a, maka dia telah membeli istijabah.



Rosululloh SAW, bersabda :



يستجاب لأحدكم مالم يعجل , يقول : قد دعوت فلم يستجب لي



Artinya :



Salah satu diantara kalian pasti dikabulkan do’anya selama tidak tergesa-gesa. Dia berkata: saya telah berdo’a tapi belum juga dikabulkan.



Maksudnya dari hadist di atas adalah seseorang akan di kabulkan do’anya selama dia tidak menyangka bahwa dia memiliki hak yang harus di penuhi oleh Alloh SWT yaitu sitijabah dan selama hatinya tidak berkata : “saya sudah berdo’a, tetapi kenapa saya belum memperoleh hak saya yang berupa istijabah”.



Jadi ubudiyyah (do’a) dan istijabah adalah dua perkara yang berbeda dan tidak ada keterkaitan. Do’a adalah ibadah yang wajib dilakukan oleh seorang hamba sebagai perwujudan ubudiyyah di hadapan Alloh SWT, tanpa memandang dari hasil yang di dapatkan dari do’a tersebut.



Rosululloh SAW, bersabda :



الدعاء هو العبادة



Do’a adalah ibadah”.



Sedangkan istijabah adalah anugerah dan karunia dari Alloh SWT, bukan hasil dari do’a .namun wujud rasa syukur seorang hamba menerima keadaan dan menjalani ketentuan yang ada tanpa adanya keinginan terlepas / keluar dari keadaan tersebut.



Kesimpulannya, jalan yang wajib di tempuh oleh seorang muslim adalah menunjukkan bahwa dia butuh kepada Alloh SWT di dalam setiap keadaan. Dan memperlihatkan hal itu dengan tawadlu’ dan rendah hati tanpa memandang hasil-hasil yang akan di peroleh, tetapi dia harus yakin bahwa dengan sifat rohmat dan ihsan-Nya akan mengabulkan do’a-do’anya.



Adapun hikmah diakhirkannya istijabah itu adalah melatih seseorang hamba untuk memahami makna yang terkandung di dalam ayat .



ادعوني استجب لكم ,



dan supaya mengerti bahwa isijabah itu bukanlah hal yang wajib ada ketika seseorang berdo’a, melainkan istijabah adalah murni anugerah Alloh SWT. Sehingga do’a dan penantian istijabah dengan kesabaran dan tenang menjadi bagian dari ibadah. Bahkan bisa menjadi kunci dan ruh ibadah.



Rasulullah SAW, bersabda :



انتظار الفرج عبادة



Artinya :



Menanti kelapangan adalah ibadah.



Penjelasan di atas adalah makna dari juz akhir yang terdapat di dalam hikmah ini yaitu :



وفي الوقت الذي يريد لا في الوقت الذي تريد



Alloh akan mengbulkan do’a pada waktu yang alloh kehendaki sendiri, bukan pada waktu yang engkau inginkan / harapkan . itu adalah muthlaq







وَجَعَلْنَا اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ آَيَتَيْنِ فَمَحَوْنَا آَيَةَ اللَّيْلِ وَجَعَلْنَا آَيَةَ النَّهَارِ مُبْصِرَةً لِتَبْتَغُوا فَضْلًا مِنْ رَبِّكُمْ وَلِتَعْلَمُوا عَدَدَ السِّنِينَ وَالْحِسَابَ وَكُلَّ شَيْءٍ فَصَّلْنَاهُ تَفْصِيلًا

. Dan kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda, lalu kami hapuskan tanda malam dan kami jadikan tanda siang itu terang, agar kamu mencari kurnia dari Tuhanmu, dan supaya kamu mengetahui bilangan tahun-tahun dan perhitungan. dan segala sesuatu Telah kami terangkan dengan jelas.

"Janganlah hatimu mengatur urusan yang sudah diatur oleh Allah SWT". Dan juga menjelaskan keselarasan hikmah ini dengan hikmah lainnya yang yang bermakna "Keinginanmu pada maqom asbab adalah menuruti hawa nafsu yang samar"...


walloohu a'lam ... 'alaa dzaalik .................

PENGERTIAN TENTANG ATURAN DALAM SYARI'AT ,THORIIQOT,MA'RIFAT, HAQIQAT


القائم مع الشريعة تفضل عليه بالعلم والعمل والقائم بالطريقة تفضل بالمجاهدة والجماعة والقائم مع المعرفة تفضل بالمشاهدة والمكاشفة والقائم بالحقيقة تفضل عليه بالمنّة لله وشتَان بين العلم والعمل والجاعة والمجاهدة والمشاهدة و المكاشفة والمنة لله



AL QOOIMU MA’AS SYARI’ATI TAFADDLOLU ‘ALAIHI BIL ‘AMALI WAL AL QOOIMU BITTHORIIQOTI TAFADDOLU ‘ALAIHI BIL MUJAAHADATI WAL JAMAA'AH, WAL QOOIMU BILMA’RIFATI TAFADDOLU ‘ALAIHI BIL MUSYAAHADAH WALMUKAASYAFAH WAL QOOIMU MA’AL HAQIQOTI TAFADDOLU ‘ALAIHI BIL MINNATI, WA SYATTAANA BAINAL MUJAHADATI WAL MINNATI LILLAH





Adapun orang yang beribadah dengan syari’at itu bisa bermanfa'at jika memakai ilmu yang di amalkan, Adapun orang yang mengikuti (masuk) thoriqoh itu lebih utamanya dengan tatacara bermujahadah (sungguh-sungguh) dan berjama'ah , Adapun orang yang berubudiyah dengan MA'RIFAT itu lebih utamanya dengan menyaksikan alloh dan terbukanya beberapa rahasia hati (kasyful asror) adapun seseorang yang berubudiyah dengan HAQIQAT lebih utamanya dengan pemberian Alloh semata (Ridho) bagi alloh .dan sangatlah jauh banget perbedaannya antara Ilmu,amal,mujahadah (sungguh-sungguh) , jama'ah ,musyahadah , mukaasyafah dengan MINNAH (pemberian Alloh swt) BAGI ALLOH semata.....



الأعمال متعلق بالشريعة والطريقة متعلق بالعلم والمعرفة

متعلق بالايمان والمكاشفة والحقيقة متعلق بالله لله فقط





Adapun beberapa 'amal itu bergantung dengan syari’at, dan thoriqoh itu bergantung pada 'Ilmu,dan Ma'rifat amal serta ilmu itu bergantung dengan iman dan terbukanya rahasia hati, dan Hakikatnya Iman serta kasyaf itu bergantung pada ALLOH dan bagi alloh (terbukanya pengetahuan ilahiyah)





mari kita aplikasikan dengan pertanyaan UMUM SEMATA



كيف تطلب العواض على عمل هو متصدق به عليك بالواجبة ؟





أم كيف تطلب الجزاء على صدق هو مهديه إليك بالعمل ؟





"Bagaimana bisa kamu ingin meminta suatu ganti (imbalan) atas kebenaran ibadah / perbuatan wajib yang telah dilakukan, sedangkan hal itu merupakan shodaqoh yang telah Alloh berikan kepada hambanya ???.



Dan bagaimana bisa kamu meminta suatu balasan pahala atas kebenaran amalmu, sementara kita bisa melakukan segala amal ini sebab adanya pemberian anugrah dari Alloh ???



JAWABANNYA ADA PADA DIRI KALIAN MASING-MASING .... APA ITU IBADAH WAJIB & SUNNAH ???

SERTA AMAL KEBAIKAN YANG KITA LALUKAN SEHARI-HARI INI TELAH IKHLAS ... SEDANG KEIKHLASAN ITU ADA SEDIKIT HARAPAN DI KEMUDIAN HARI .... ???



PEMBAGIAN AMAL SECARA GARIS BESAR



1- Ummiyyah Umniyyah adalah mengharapkan sesuatu tanpa ada usaha. Sedangkan tujuan yang diharapkan tidak akan berhasil tanpa adanya suatu usaha yang memerlukan tenaga baik itu secara bathin ataupun dlohir. Sedangkan yang dimaksud Shidqun disini ialah merupakan amal perbuatan yang dilakukan dengan sungguh-sungguh dan menetapi syarat sah ketentuanNya baik secara Ilmu & Amal.



Ketika kedua arti ini disatukan maka akan ada unsur dalam diri seseorang rasa ingin mendapatkan pahala atau pemberian dari Alloh subhanahu wata'ala atas amal yang telah dilakukannya, padahal amal tersebut adalah sebuah pemberian atau anugerah dari Alloh, jadi untuk apa kita meminta pahala kepadaNya sedangkan pekerjaan tersebut juga termasuk dari anugerah Nya. Hal ini juga sama dengan seseorang ketika ditanya tentang amal, apakah kamu ingin menjadi orang yang alim ?





jawaban yang pasti adalah INGIN.



Akan tetapi sewaktu ditanya apakah kamu mau menjadi orang yang benar- benar alim ..?





Dari pertanyaan kedua ada kalimat benar-benar yang menunjukan adanya tekanan kepada orang yang menjawab, maka dari itu hanya sebagian orang saja yang bisa menjawab pertanyaan tersebut. Alasan jawaban yang pertama adalah karena tidak adanya suatu beban dalam berusaha. Sedangkan alasan kedua disebabkan adanya usaha berat yang maksimal (banyak aturan) .





2- Raja' Raja' ialah mengharapkan sesuatu yang dibarengi adanya usaha dan terdapat konsekuensi dalam melakukan suatu perbuatan tersebut tapi dalam melakukan perbuatannya dia tidak mengharapkan pahala dalam berbentuk apapu kecuali hanya ingin bias mendekatkan diri kepada Alloh. Seperti yang dilakukan shahabat Nabi dalam mengerjakan amal yang dijanjikan Alloh,mereka melakukan dengan sungguh- sungguh...



سُنَّةَ اللَّهِ الَّتِي قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلُ وَلَنْ تَجِدَ لِسُنَّةِ اللَّهِ تَبْدِيلًا (الفتح : 23)



Artinya : "Sebagai suatu sunnatulloh yang telah berlaku sejak dahulu, kamu sekali-kali tiada akan menemukan peubahan bagi sunnatulloh itu". (Q.S. Al-Fath : 23)



Ayat ini menunjukan bahwasanya Alloh menegur kepada orang-orang yang menggantikan sunatulloh atau perintah Nya dengan hal yang baru, seperti yang dilakukan oleh orang-orang zaman sekarang yang mempropokatori (dahwah amal) bahwasanya yang bisa mempersatukan umat islam bukanlah dari segi sholat jama'ah tapi dengan adanya organisasi seperti persatuan sepak bola, bulu tangkis dan lain-lain padahal tidak demikian,





Hadist nabi



اخبرني أبو عبيد مولى عبد الرحمن بن عوف ان ابا هريرة قال سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول لن يدخل الجنة احدا عمله قالوا ولا انت يا رسول الله قال ولا انا الا ان يتغمدني الله منه بفضل ورحمة Artinya :



"Abu ‘ubaid seorang budak Abdurrohman Bin A'uf membawa berita kepadaku sesungguhnya Abu hurairoh berkata : "Saya pernah mendengar Rasulallah bersabda : "Tidak akan masuk surga seseorang terhadap amalnya, para shohabat berkata : "Bukan engkau wahai Rosulalloh. Rosulalloh menjawab : "Bukan saya, kecuali Alloh memberika atas perbuatannya keanugerahan dan kebesaran sifat rohimNya alloh semata





Dalam hadist tersebut rasulallah mempertegas bahwasanya amal perbuatan seseorang tidak akan bisa membawanya masuk surge Alloh kecuali dengan adanya kasih sayong Alloh dan anugerah Nya.



3- Zuhud





" إنما يستوحش العباد والزهاد من كل شيئ لغيبتهم عن الله في كل شيئ فلو شهدوه في كل شيئ لم يستوحشوا من شيئ "



"Sesungguhnya orang - orang yang tekun beribadah dan zuhud itu merasa asing dari segala sesuatu dikarenakan mereka tidak bisa menyaksikan Alloh di setiap sesuatu, jikalau mereka bisa menyaksikan Alloh ketika menemui sesuatu, maka mereka tidak akan merasa asing dari sesuatu tersebut".



Sebagian dari orang-orang yang tekun beribadah dan zuhud ada yang menyangka bahwa untuk membersihkan qolbu (hati) mereka diperlukan 'uzlah (mengasingkan diri) dari manusia dan gemerlapnya dunia. 'Uzlah mereka jadikan metode untuk mempraktekkan nilai kezuhudan, kemudian mereka mencari tempat-tempat untuk ber'uzlah seperti gua, gunung dan lainya supaya terhindar dari pengaruh negatif gemerlapnya dunia. Sebenarnya, apakah ini bisa dikatakan derajat yang tinggi yang seyogyanya dipraktekkan oleh hamba-hamba Alloh yang ingin mendekatkan diri kepada Alloh subhanahu wa ta'ala sehingga mampu meraih derajat Abror atau shiddiqin



(درجة الأبرار والصدقين) ?





yang di maksud Zuhud bukan berarti menyepikan diri dari kesibukan memandang gemerlap dunia lahiriyah tetap bersama-sama dengan manusia namun basyiroh & hatinya selalu bersama alloh SWT . kalo mengartikan bahwa bahwa Zuhut ber'uzlah kegua-gua, dan meninggalkan keindahan-keindahan dunia tidaklah menjadi jalan utama untuk beribadah dan berzuhud yang dimaksud oleh syara'

. Bahkan itu semua akan berdampak pada hancurnya bumi ini, tidak terwujudnya bumi yang subur, bangunan -bangunan rumah dan lain-lain. Dan yang paling bahaya adalah akan dikuasainya dunia ini oleh musuh-musuh Alloh (orang-orang kafir), dan ini semua sangat bertentangan dengan apa yang difirmankan oleh Alloh Subhanahu Wa Ta'ala : 



هو أنشأكم من الأرض واستعمركم فيها فاسغفروه ثم توبوا إليه جإن ربي قريب مجيب (61





"Dia Telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya*, Karena itu mohonlah ampunan-Nya, Kemudian bertobatlah kepada-Nya, Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-Nya)." (Hud : 61)



* Maksudnya: manusia dijadikan penghuni dunia untuk menguasai dan memakmurkan dunia



هو الذي جعل لكم الأرض ذلولا فامشوا في مناكبها وكلوا من رزقه صلىوإليه النشور (15



" Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, Maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezki-Nya. dan Hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan". (Mulk : 15).

قل من حرم زينة الله التي خرج لعباده والطيبات من الرزق قل هي للذين امنوا في الحيوة الدنيا خالصة يوم القيمة كذلك نفضل الأيات لقوم يعلمون (32 





" Katakanlah: "Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Alloh yang Telah dikeluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang mengharamkan) rezki yang baik?" Katakanlah: "Semuanya itu (disediakan) bagi orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia, khusus (untuk mereka saja) di hari kiamat*. " Demikianlah kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi orang-orang yang Mengetahui.



Maksudnya: perhiasan-perhiasan dari Alloh dan makanan yang baik itu dapat dinikmati di dunia Ini oleh orang-orang yang beriman dan orang-orang yang tidak beriman, sedang di akhirat nanti adalah semata-mata untuk orang-orang yang beriman saja.



Menanggapi khilafiyah pertanyaan di atas mari kita pelajari keterangan dari ulama' al-'aarif billah





" إنما يأسرك من الدنيا تعلقك بها لا تعاملك معها, والمطلوب منك أن تتعامل معها لا أن تتعلق بها "



"Sesungguhnya yang bisa memenjarakan kamu adalah ketergantungan anda kepada dunia bukan interaksi (hubungan) kamu dengan dunia, dan yang menjadi tuntutan bagimu adalah supaya kamu berhubungan dengan dunia namun tidak bergantung kepadanya." Caranya tidak lain adalah dengan menjalankan factor-faktor yang bisa mengantarkan dan membuahkan mahabbah kepada Alloh



(محبة الله).



Adapun sebab yang paling pokok adalah dengan memperbanyak dzikir kepada Alloh dan muroqobah kepada-Nya serta ingat terus kepada Dzat yang memberikan anugerah nikmat-Nya kepada kita. Apabila metode ini diistiqomahkan maka akan sangat mudah untuk membuahkan nilai mahabbah yang hakiki kepada Alloh.



Ketahuilah bahwa mahabbah kepada Alloh itu sudah menjadi fitroh yang terpendam pada diri hamba-hamba Alloh, akan tetapi fitroh ini terhijab dengan adanya nafsu/sahwat yang selalu mengarahkan kepada kejelekan, akan tetapi dengan melanggengkan dzikrulloh akan tersingkaplah Mahabbah Robbaniyah



(المحبة الربانية) .



Yang menjadi pertanyaan bagi kita adalah kalau kita sudah cinta kepada Alloh apakah kita tidak di perbolehkan cinta kepada yang lainnya seperti halnya orang tua mencintai anaknya, suami mencintai istrinya, seorang muslim cinta kepada saudaranya ? Jawabannya adalah sesungguhnya orang yang hatinya diliputi rasa cinta kepada Alloh, maka tidak akan mungkin mencintai selain-Nya, adapun mencintai selain Alloh harus kita dasari cinta karena Alloh



(الحب في لله),



sedangkan mencintai selain-Nya dengan tidak didasari karena Alloh adalah salah satu bentuk dari syirik khofi



(الحب مع الله). Cinta kepada selain Alloh yang didasari karena Alloh



(الحب في لله)



Merupakan buah dari tauhid. Orang yang hatinya di penuhi mahabbah kepada Alloh, ia tidak memandang kepada sesuatu kecuali sesuatu tersebut mampu menjadikannya selalu ingat kepada Alloh, tidak hanya mengambil kenikmatan saja, namun dia mampu berinteraksi dengan dunia yang disertai penuhnya rasa cinta kepada Alloh Subhanahu wa ta'ala. Sesungguhnya mahabbah kepada Alloh bisa menjadikan orang tersebut tidak melihat sesuatu kecuali hanya menyaksikan sifat-sifat Alloh yang indah serta rahmat-Nya yang luas. Dan maqom (derajat) ini hanyalah bisa dirasakan oleh yang selalu istiqomah dalam dzikir dan muroqobah (mendekatkan diri) kepada Alloh, derajat ini juga bisa disebut :



WAHDATUS SYUHUD (وحدة الشهود) ,



Melihat apapun bisa mengantarkannya ingat kepada Alloh Subhanahu wa ta'ala .



seperti penjelasan para sahabat Saiyidina abu bakar as shiddiq ra



ما رأيت شئا الا رأيت الله قبله



aku tidak pernah melihat sesuatu kecuali melihat alloh sebelum melihatnya (sesuatu)



Saidinaa utsman bin 'affan ra





ما رأيت شئا الا رأيت الله بعده







aku tidak pernah melihat sesuatu kecuali melihat alloh sesudah melihatnya (sesuatu)



Saiyidina Umar al faruqi ra







ما رأيت شئا الا رأيت الله معه







aku tidak pernah melihat sesuatu kecuali melihat alloh besertaan dengan melihatnya (sesuatu)

Saiyidina 'ali karromallohu wajhah ra ..







ما رأيت شئا الا رأيت الله قيه





aku tidak pernah melihat sesuatu kecuali melihat alloh meliputi dalamnya (sesuatu)



KETERANGAN SELANJUTNYA MONGGO SILAHKAN DI TERUSKAN SENDIRI-SENDIRI PADA GURU MASING'' &

KALO ADA YANG KURANG BERKENAN MONGGO MASUKANNYA ,,, INI HANYA SEBUAH ULASAN DARI AL-FAQIR ...SEMATA DAN MENUQIL DARI BEBARAPA KITAB KARYA SUFI'' TERDAHULU ,,,

JIKA DALAM PENGARTIAN TAFSIR BAHASA KURANG BERKENAN KIRANYA DI MAKLUM KARENA MASIH KURANGNYA DIRI INI BELAJAR DAN MOHON DI BENARKAN ,,, BAROKALLOH FIIKUM LILLAAHI AL-'ALAMIIN 

Sabtu, 07 Juli 2012

TEKA TEKI SALIK SUDAH ANDA TEMUKAN , PASTI ANDA AKAN MENGALAMI ANTARA PERCAYA DAN TIDAK , antara yaqin dan tidak yaqin

KEBENARAN MUTHLAQ BERADA DUA PERKARA SALAH BENAR ,BAIK BURUK : DI ANTARA YAQIN DAN TIDAK YAKIN, ANTARA IYA DAN TIDAK IYA. TETAPI KALAU SUDAH YAQIN APABILA DI SEBUT NAMA ASLI-NYA MAKA BERGETARLAH HATINYA ....



Hendaklah saalik melintasi alam (dan bukan TERJEBAK pada alam / al-kaun ) untuk menuju kepada Yang Maha Pencipta, sesungguhnya AL-ILAH adalah tujuan yang benar dan yang pertama dan terakhir ...YANG JELAS ,,,





dalam diri saalik pasti akan mempunyai pertanyaan di saat penentuan karena Keadaan salik yang tidak dapat melepaskan diri dari alam & tidak pula mau menempati kata syirik kepada Al-Ilah ,inilah adalah perumpamaan seekor unta yang berputar mengelilingi batu penggiling bertahun'' berputar tak tentu yang dia cari , Walaupun jauh sekali dalam berjalan, tapi akhirnya kembali ke tempat asalnya dia berawal (bait al-muqoddas) untu menuju bait al-ma'mur sampai pada bait al-makhrum ..., kalau lalai dengan DIRI & SEKELILING bukankah ini perbuatan yang sia -sia dan apa yang kalian pelajari semakin jauh dari jalanNya serta membuang waktu dalam keraguan ....



Oleh karena itu, keluarlah dari perbuatan yang sia-sia itu dan masuklah ke dalam HADAYAH AL-IMAN Yang Maha Pencipta. Bagaimanapun untuk memasuki wujud tersebut terdapat banyak halangan dan penjara dalam kedudukan yang perlu dilalui, sebelum sampai ke MAQOM BILA MAQOMI / BAHRUL-LAHUUTI ,,, KENALILAH penjaranya DIRI



1- Yang pertama membebaskan diri daripada penjara alam jasad:



Penjara alam jasad adalah hawa nafsu. Di dalam penjara ini tersedia banyak hidangan yang lezat-lezat, seperti kekuasaan, kemuliaan, puji-pujian, tamak, loba, dengki, khianat dan sebagainya. Jika mau bebas daripada penjara ini perlulah menjauhkan diri daripada perkara yang tidak baik itu, perkara-perkara itu menjadi penghalang



2- Penjara kedua adalah dunia :



Penjara ini mengandung berbagai keindahan dan keseronokan yang menjanjikan keabadian yang palsu kepada salik. Penjara ini menghidangkan berbagai jenis nikmat yang seronok dan menggairahkan. Dengan lain kata inilah yang dikatakan penjara syahwat. Jikalau salik lalai dan panjang angan-angan, maka nampaknya tidak ada kemungkinan salik itu dapat bebas daripada penjara ini.





3- Penjara ketiga adalah akhirat.



Nampaknya hidangan-hidangan yang disediakan dalam penjara ini lebih enak daripada penjara dunia, di sini hidangannya adalah pahala, syurga dan bidadari yang cantik lagi menggoda. Rantai yang membelenggu dalam penjara ini adalah kehendak dan keinginan diri sendiri. Menganggap diri sendirilah yang melakukan segala sesuatu sama ada baik atau buruk....Bagaimanapun, kendaraan yang dapat membebaskan salik daripada penjara ini adalah ilmu, yaitu salik tidak memandang kepada perbuatannya tetapi adalah anugerah daripada Alloh SWT.



4-Penjara keempat adalah alam malaikat.



Inilah penjara alam Wujud yang terakhir. Hidangan yang terdapat dalam penjara ini adalah mendapatkan keramatan ,keampuhan dan kemuliaan di sisi Mahluk. Rantai yang membelenggu salik dalam penjara alam malaikat ini adalah sisa-sisa kehendak diri sendiri dan kesadaran tentang diri sendiri, Yaitu segala yang dilakukan adalah atas daya diri sendiri bukan karunia dari Alloh SWT.Untuk keluar dari penjara ini perlulah menghapuskan segala kehendak, keinginan, cita-cita dan angan-angan dengan menyadari bahwa salik adalah kosong, yang ada hanyalah Alloh semata-mata ....



5- Penjara kelima adalah ilmu Alloh SWT.



Ilmu Alloh SWT bukanlah alam namun tidak keluar dari alam, sebagaimana empat penjara yang sebelumnya, yang mana penjara-penjara tersebut adalah alam ciptaan Penciptanya. Ilmu Alloh adalah sesuatu yang bersangkutan dengan hal-hal keILAHIYAHAan itu sendiri.Hidangan yang terdapat dalam penjara ilmu ini adalah rahasia-rahasia yang ghoib-ghaib tentang hukum-hukum Alloh SWT. Dalam hal ilmu Alloh ini, salik dapat melihat pentadbiran (pengaturan) Al-Ilah yang menggerakkan alam dan semua kejadian yang berlaku di dalamnya. Ilmu Alloh sangat luas dan tidak Ada persamaanNya.Salik yang asyik dengan ilmu Alloh akan terpenjara di dalamnya buat selama-lamanya.



6- Penjara keenam adalah makrifatulloh.



Ini adalah penjara yang paling kuat dan sangat sulit untuk di lepas maka hati''lah,

ilmu Alloh dan makrifatulloh bukanlah alam, tetapi HAQ yang berkaitan dengan hal-hal keILAHIYAHAanNya sendiri, hidangan yang terdapat di sini adalah hakikat-hakikat ALAM SEMESTA akan tampak nyata jauh dekat sama, hal-hal yang rahasia-rahasia berkaitan keILAHIYAAan itu janganlah di sampaikan ....





SELAMAT MENGKAJI BIMBANG dalam CAHAYA PENENTUAN ........

AL-MINNATUL MAULAH .... SALAM KOPI LUWAK ,,, MAWOOON ...........

Jumat, 06 Juli 2012

MENNGKAJI MAKNA TERSEMBUNYI PADA LAFADZ ALLOH


Carilah oleh mu Wasilah yang bisa menenteramkan hati kamu,
 Ingatlah akan Awal & Akhir mu,
 Duduklah dengan Nabi mu disisi Al-Ilahmu dengan Tauhid MUTAJALI Kullih
 memperbanyakkan sholawat atas NUR ahmad karena sekalian  alam adalah  Untuknya
yang duduk dengan nya akan mendapan petunjuk jalan terang.
 Lihatlah akhir  pada para Sahabat nya semua,

 Kemudian kerahkan Aqal mu agar berlaku jujur pada pengertianNya,
 Pastikan hati mu ikhlas di dalam kehendakNya dan ketentuanNya
Bagaimana aku bisa mempersiapkan Al-Akhiroh ku Yaa washilata al-ruh

Kembalikanlah jiwa mu pada Penciptanya dengan istighfar,
karena tatkala itu Dia kan mendekap mu dengan penuh kasih dan sayang,
 Nafikan keberadaan Ad-Dunyamu karena Al-Dunya bukanlah sebab kamu diciptakan,

 Ad-Dunya itu tidak lebih dari satu sandiwara yang penuh kepalsuan belaka…
 tetapi sempurna penciptaannya karena al-dunya menepati hukum yang telah ditentukanNya
dan kesempurnaan sandiwaraNya telah menjebakmu sehingga dirimu lalai jalan kembali merdeka,
 Luruskan hatimu dalam Niat al-ubudiyah serta keluar dari sifat  al-basyariyah  yang tak Nyata
 karena di situ lah kamu akan menemukan Al-Akhiroh mu (Alloh) .....

Bukankah kamu sudah mengakui bahwasanya seluruh alam dan semua yang ada pada diriku dirimu
 itu adalah pinjaman semata-mata dari dzat Yang Maha Esa kenapa untuk melepas al-basyariyah sebagai penebus IMAN dirku dan dirimu berat ,,,, apakah ini ajaran jalan yang lurus yang cahayaNya mampu menembus tanpa melalui pintu dan meliputi seluruh ruang dan waktu ....?

 Apakah  kita masih merasa memiliki hati dan aqal  kita ?

 Apakah kita yang merasa menciptakan penglihatan dan pendengaran kita ?

 Apakah kita  yang merasa memiliki kekuatan kedua-dua tangan dan kaki kita ?

 Jika benar kita lah pemiliknya, mengapa kita semua  menjadi buta dan tuli  ?

Mengapa kita menjadi lemah setelah diri kita  itu dimakan lapuknya  usia ?

Hanyalah washilah keIMANan pada SAIYIDINA AHMAD ,,, kita menempati keABADIan

Dalam keBAQO’anNya ,,, ??? marilah cermati dalam AQAL yang selalu bersandar dalam ILMUNYA ...
....................................................................................................................................................



Apa kiranya hikmah yang dapat kita ambil dari pelajaran HIDUP apakah kita selalu sibuk mengurus urusan perut sehingga gak ada waktu kita untuk mengkaji hakikat alloh

Marilah kita bertanya  mengapa begitu banyak nama Alloh di ucapkan dalam al-qur’an & al-furqon ,  (bagi) Dzat yang maha Esa itu apa hikmahnya  bagi kita …?

Alloh, Dzat yang Maha Esa, berpesan:

“ Wahai Hambaku janganlah kamu sekalian lupa kepada namaKu “

Maksudnya : Alloh itu namaKu dan Dzatku,?? Antara Nama,af’al ,sifat dan dzatKu tidak akan pernah berpisah , Antara Nama,af’al ,sifat dan dzatKu itu,, ia  satu (esa) dan tidak ada suatu apapun disisiKu.

Alloh Swt telah menurunkan 100 kitab kepada para nabi-nabinya sebagai petunjuk untuk seluruh umatNya, kemudian ditambah empat  kitab lagi  untuk para rosul terpilih.

Sehingga jumlah  keseluruhan kitab yang telah diturunkan-Nya berjumlah 104 buah kitab, dan yang 103 buah kitab itu rahasianya terhimpun di dalam Al-Qur’annul karim, dan rahasia Al-Qurannul karim itu pun rahasianya terletak pada kalimah “ALLOH”. 

Begitu pula dengan kalimah Laa Ilaha Ilalloh, jika ditulis dalam bahasa arab ada dua belas  huruf, dan jika di kurangi  delapan  huruf pada awal kalimah Laa Ilaha Ilalloh, maka akan tertinggal  empat huruf saja, yaitu Alloh.

               
          INSAN KAMIL      


لا          اله          الا          الله  


SYARI’AT                    THORIQOT                                  HAQIQAT                     MA’RIFAT

                         


4 dari ALLOH  :

KHAYUN



  
  ا           ل           ل         ه







AF’AL                        ASMA                             SIFAT                             DZAT 





4 dari MUHAMMAD :

‘ALIIMUN

           ح           م           د م




SYUHUD                    NUR                              ‘ILMU                    WUJUD



4 DARI ADAM & HAWA :

                                                                        
اَ دَ مٌ                     حوآء

QODIRON

 4-MANIKEM            3-WADI                                   2- MADI                1- MANI

   


 MANUNGSO





Dan sebagai washilahNya tersimpan dalam huruf wawu :
              
MURIDUN 
    
 قهار      كمال       جلال     جمال





 1-BUMI                    2-BANYU                             3- ANGIN                      4- GENI

       


JISIM




1-NAFAS          2- TANAFFAS            3-ANFAS           4-NUFUS




1-QOLAM                   2- AQAL         3- NUR                     4-  RUH



Makna  kalimah ALLOH itu adalah sebuah nama saja, sekalipun di kurangai  satu persatu nilainya tidak akan pernah berkurang, bahkan akan mengandung makna dan arti yang mendalam, dan mengandung rahasia penting bagi kehidupan kita selaku umat manusia yang telah di ‘ADA’kan oleh Alloh Swt dalam bentuk yang paling sempurna.

ALLOH jika di bahasakan Arabkan maka Ia akan berhuruf dasar Alif, Lam diawal, Lam diakhir dan Ha. Seandainya kata ingin kita melihat kesempurnaannya maka gugurkanlah satu persatu, atau huruf demi hurufnya.

1  -    jika di kurangi  huruf pertamanya, yaitu huruf Alif (ا ), maka akan tersisa tiga huruf saja dan bunyinya tidak Alloh lagi, tetapi akan berbunyi Lillah, artinya bagi Alloh, dari Alloh, kepada Allohlah kembalinya segala makhluk.  

2 -  jika di kurangi  huruf keduanya, yaitu huruf Lam awal (ل ), maka akan tersisa dua  huruf saja dan bunyinya tidak lillah lagi, tetapi akan berbunyi Lahu (له) bermakna untuk / bagi  yang haq . Lahu Mafissamawati wal Ardli, artinya Bagi Alloh segala apa saja yang ada pada tujuh lapis langit dan tujuh lapis bumi....

3 -  jika di kurangi  huruf ketiganya, yaitu huruf Lam akhir ( ل), maka akan tersisa satu huruf saja dan bunyinya tidak lahu lagi, tetapi Hu, Huwal haiyul qoiyuum, artinya dzat Alloh yang hidup dan berdiri sendirinya.

Kalimah HU ringkasnya dari kalimah Huwa, sebenarnya setiap kalimah Huwa, artinya dzat,
Lafadz HU ini lebih sering di sebut dzomir  ... ini yang memperkaya kaidah makna makna yang di sembunyikan di balik marji’Nya (tempat kembali)
membahas tentang dzomir dzomir yang ada dalam al qur’an.

                 Dhomir mempunyai kata yang digantikan yang disebut isim zhohir (yang jelas) marji’ (tempat kembali) nya. Secara garis besar damir dibagi menjadi tiga antara lain:
1.      Orang pertama, menggunakan dhamir mutakallim.
2.      Orang kedua, menggunakan dhamir mukhottob.
3.      Orang ketiga, menggunakan dhamir ghoib.

Marji’ (tempat kembali) untuk dhomir mutakallim dan mukhottob sudah jelas diketahui maksudnya melalui keadaan yang melingkupinya. Sedangkan dhomir ghoib memerlukan ketentuan tersendiri untuk menelaah secara terperinci yang biasa disebut sebelumnya. Syech Ibnu malik dalam kitabnya at tashil mengatakan: “kaidah menetapkan, marji’ (tempat kembali) bagi dhomir goaib harus didahulukan. Marji’ adalah lafadz yang terdekat dengannya kecuali bila ada dalil yang menunjukkan lain”.

a.      Marji`

Dalam kaidah dhomir, dikenal istilah marji’ yakni tempat kembalinya  dhomir yang  di gunakan untuk menggantikan kata kata sebelumnya maupun sesudahnya. Ada beberapa tempat disebutnya marji’  dhomir dalam Al Qur’an antara lain:

1)      Kadang marji’ dhomir disebutkan sesudah dhomir.

فَأَوْجَسَ فِي نَفْسِهِ خِيفَةً مُوسَى

Maka Musa merasa takut dalam hatinya. (QS. Thaha:67)

Marji’ dhomir yakni lafadz musa disebutkan sesudah dhomir (kata gantinya) yakni “hi” pada lafadz “nafsihi”.

2)      Marji’ dari dhomir terkadang tidak dijelaskan secara jelas, tapi difahami dari konteks kalimat.

كُلُّ مَنْ عَلَيْهَا فَانٍ ۝ وَيَبْقَى وَجْهُ رَبِّكَ ذُو الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ

*  Semua yang ada di bumi itu akan binasa. *  Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.(QS. Al-Rohman:26-27)

Dalam contoh ayat diatas marji’ dari dhomir haa pada lafadz ‘alaihaa tidak di sebutkan dengan jelas, tetapi bisa kita melihat dari konteks ayat tersebut. Maksud lafadz عَلَيْهَا adalah على الارض, jadi dhomir haa marji’nya lafadz  ardhi.

3)      Marji’ terkadang kembali pada makna bukan pada lafadz

وَاللَّهُ خَلَقَكُمْ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُطْفَةٍ ثُمَّ جَعَلَكُمْ أَزْوَاجًا وَمَا تَحْمِلُ مِنْ أُنْثَى وَلَا تَضَعُ إِلَّا بِعِلْمِهِ وَمَا يُعَمَّرُ مِنْ مُعَمَّرٍ وَلَا يُنْقَصُ مِنْ عُمُرِهِ إِلَّا فِي كِتَابٍ إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ

Dan Alloh menciptakan kamu dari tanah Kemudian dari air mani, Kemudian dia menjadikan kamu berpasangan (laki-laki dan perempuan). dan tidak ada seorang perempuanpun mengandung dan tidak (pula) melahirkan melainkan dengan sepengetahuan-Nya. dan sekali-kali tidak dipanjangkan umur seorang yang berumur panjang dan tidak pula dikurangi umurnya, melainkan (sudah ditetapkan) dalam Kitab (Lauh mahfuzh). Sesungguhnya yang demikian itu bagi Alloh adalah mudah. (QS. Fathir: 11)

Dhomir haa dalam ayat tersebut tidak kembali kepada muammar sebelumnya, tetapi pada kata muammar yang lain.

4)      Kadang menggunakan dhomir jama’ padahal dhomirnya mutsanna (dua)

وَدَاوُودَ وَسُلَيْمَانَ إِذْ يَحْكُمَانِ فِي الْحَرْثِ إِذْ نَفَشَتْ فِيهِ غَنَمُ الْقَوْمِ وَكُنَّا لِحُكْمِهِمْ شَاهِدِينَ
Dan (ingatlah kisah) Daud dan Sulaiman, di waktu keduanya memberikan Keputusan mengenai tanaman, Karena tanaman itu dirusak oleh kambing-kambing kepunyaan kaumnya. dan adalah kami menyaksikan Keputusan yang diberikan oleh mereka itu, (QS. Al-Anbiya`: 78)

                Dari ayat di atas, dapat dilihat bahwa Marji’ dhomir hum pada ayat tersebut kembali kepada daud dan sulaiman, menggunakan dhomir jama’ (hum) tapi marji’nya mutsanna (daud dan sulaiman)
Kaidah umum dalam hal ini tetaplah berlaku yakni marji’ suatu dhamir biasanya terletak sebelum dhomir tersebut. Contohnya dalam surat hud ayat 42:

وَهِيَ تَجْرِي بِهِمْ فِي مَوْجٍ كَالْجِبَالِ وَنَادَى نُوحٌ ابْنَهُ وَكَانَ فِي مَعْزِلٍ يَا بُنَيَّ ارْكَبْ مَعَنَا وَلَا تَكُنْ مَعَ الْكَافِرِينَ

  Dan bahtera itu berlayar membawa mereka dalam gelombang laksana gunung. dan Nuh memanggil anaknya, sedang anak itu berada di tempat yang jauh terpencil: "Hai anakku, naiklah (ke kapal) bersama kami dan janganlah kamu berada bersama orang-orang yang kafir."
Marji’ dhomir hu pada lafadz ibnahu dalam ayat diatas sudah jelas yaitu nuh yang terletak sebelumnya.

Dhomir nya juga bisa menempati lafadz untuk menunjukkan tempat kembali ... misalnya :

Qul Huwalloohu Ahad., artinya dzat yang bersifat kesempurnaan yang dinamai Alloh. Yang dimaksud kalimah HU itu menjadi berbunyi AH, artinya dzat.

Bagi sufi, napas kita yang keluar masuk semasa kita masih hidup ini berisi amal bathin, yaitu HU, kembali napas turun di isi dengan kalimah ALLOH, ke bawah tiada berbatas dan ke atas tiada terhingga.

Perhatikan beberapa pengurangan-pengurangan di bawah ini:

Ketahui pula,,  jika pada kalimah ALLO H itu kita kurangi  Lam (ل ) pertama dan Lam (ل ) keduanya, maka tinggallah dua huruf yang awal dan huruf yang akhir (di pangkal dan di akhir), yaitu huruf Alif dan huruf Ha (dibaca AH).

Kalimah ini (AH) tidak dibaca lagi dengan nafas yang keluar masuk dan tidak dibaca lagi dengan nafas ke atas atau ke bawah tetapi hanya dibaca dengan titik.

Kalimah AH, jika dituliskan dengan huruf Arab, terdiri  dua  huruf, artinya dalam bahasa disebutkan INTAHA’ (Kesudahan dan keakhiran), seandai saja kita berjalan mencari Alloh tentu akan ada permulaannya dan tentunya juga akan ada kesudahannya, akan tetapi kalau sudah sampai lafadz dzikir AH, maka sampailah perjalanan itu ketujuan yang dimaksudkan. (Silahkan bertanya kepada ahlinya).

Selanjutnya dikurangi Huruf Awalnya, yaitu huruf ALIF dan dikurangi  huruf akhirnya, yaitu huruf HA, maka akan tersisa  dua  buah huruf di tengahnya, yaitu huruf LAM pertama (Lam Alif) dan huruf LAM kedua ( La Nafi). Qaidah para sufi menyatakan tujuannya adalah Jika berkata LA (Tidak ada), jika LAM ALIF itu di sebut huruf nafi (pentiadaan) maka membutuhkan huruf  ILLA (kecuali) yang berarti huruf penetapan karena setiap Nafi mengandung Itsbat, Itsbat mengandung Nafi tidak bisa terpisahkan Nafi dan Itsbat itu....

Selanjutnya jika di kurangi huruf LAM kedua dan huruf HU, maka yang tertinggal juga dua huruf, yaitu huruf Alif dan huruf Lam yang pertama, kedua huruf yang tertinggal itu dinamai Alif Lam maka di sebut AL-TA’RIF  (pengertian muthlaq) dan kedua huruf itu menunjukkan Dzat Alloh, maksudnya Makrifat  yang sesungguhnya dalam pengertian  yang mendalam, bahwa kalimah Alloh bukan NAKIRoH, kalimah Alloh adalah Makrifat, yakni Isyarat dari huruf Alif dan Lam yang pertama pada awal kalimah ALLOH . kemudian jika di kurangi  tiga huruf sekaligus, yaitu huruf LAM pertama, LAM kedua, dan HU maka tinggallah huruf yang paling tunggal dari segala yang tunggal, yaitu huruf Alif (Alif tunggal yang berdiri sendirinya).

Berilah tanda pada huruf Alif yang tunggal itu dengan tanda Atas, Bawah dan depan, maka akan berbunyi : A.I.U .A dan setiap berbunyi A maka dipahamhan Ada dzat Alloh, begitu pula dengan bunyi I dan U, jika dipahami Ada dzat Alloh dan jika semua bunyi itu (A.I.U.A) Jika di ucapkan Adalah wujud pengakuan alam berarti segala bunyi/suara di dalam alam, baik itu yang terbit atau datangnya dari alam Nasut,malakut & jabarut yang empat (Tanah, Air, Angin dan Api) maupun yang datangnya dan keluar dari mulut makhluk Ada dzat Alloh. A.I.U.A  : AKU Iki IMAN , IMAN iku URIP ,URIP iku ALLOH, yang menjadi dasar musyahadah para sufi semuanya ....

Penegasannya bunyi atau suara yang datang dan terbit dari apa saja kesemuanya itu berbunyi ALLOH, nama dari dzat yang maha Esa sedangkan huruf Alif itulah dasar (asal) dari huruf Arab yang banyaknya ada dua puluh delapan  huruf dan 2 huruf yang tersembunyi ...

Dengan demikian  jika kita melihat huruf Alif maka  kita telah melihat dua puluh lapan  huruf yang ada. Lihat dan perhatikan sebuah biji pada tumbuh-tumbuhan, dari biji itulah asal usul segala urat, batang, daun, ranting, dahan dan buahnya.
Syuhudul Wahdah Fil Katsrah, Syuhudul Kasrah Fil Wahdah.
Pandang yang satu kepada yang banyak dan pandang yang banyak kepada yang satu, 
maka yang ada hanya satu saja,  yaitu satu dzat dan dari dzat itulah datangnya Alam beserta isinya.

Dari ayat- ayat akan tersusun al-furqon di kumpulkan  ke dalam Surotul Fatekhah, dan Surotul Fatekhah itu diringkas  pada lafad  Bismallah, dan lafadz Bismallah itu pun diringkas pada huruf BA’, dan huruf BA di ringkas pada titiknya (Nukthoh). Jika kita lihat dengan teliti maka titik itulah yang akan menjadi segala huruf, terlihat banyak padahal titik satu dan terlihat satu padahal titik itu banyak dengan berbeda’’ bentuk untuk tersusun sebuah kalimat yang berfaedah ...

WALLOOHU A’LAM ‘ALA QOULINAA .... BIJAAHI NABIYYINAL MUKHTAR ..AHMAD BILAA MIIM ....
BAROKALLOH FIIKUM ... YAA ROBBAL ‘AALAMIIN ...................

Kamis, 05 Juli 2012

ALAM MULKI / DIRI YANG TERLUPAKAN

Dalam tubuh setiap manusia itu terdapat istana-istana ALLOH (ALAM MULKI / istana). Kita harus memahami keberadaan istana-istana tersebut agar kita menjadi manungso sejati (manusia yang sejati). Dimana sajakah istana-istana dari ALLOH yang terdapat dalam tubuh kita? 



Istana dari ALLOH itu ada di tiga tempat dalam tubuh kita.

Ketiga tempat tersebut adalah:





1. Pertama di Baitul Makmur



Penjelasannya adalah sebagai berikut: AKU mengatur singgasana dalam Baitul Makmur. Itulah tempat kesenangan-KU. Tempatnya ada di kepala anak Adam. Dalam kepala anak Adam terdapat dimak yaitu otak. Diantara dimak/otak itu terdapat manik. Di dalam manik itu terdapat premana atau pranawa. Di dalam pranawa terdapat sukma. Dalam sukma ada rahsa. Dalam rahsa ada AKU. Tidak ada ALLOH, selain AKU.





2. Kedua di Baitul Muharram



Penjelasannya adalah sebagai berikut: AKU menata singgasana dalam Baitul Muharram. Itulah tempat Kesukaan-KU. Tempatnya ada di dada anak Adam. Dalam dada itu ada hati, yang berada diantara hati itu ada jantung. Dalam jantung ada budi. Dalam Budi ada jinem. Dalam Jinem ada sukma. Dalam sukma ada Rahsa. Dalam Rahsa ada AKU. Tidak ada ALLOH, selain AKU.





3. Ketiga di Baitul Muqoddas (rahim / thuruq)



 Penjelasannya adalah sebagai berikut: AKU mengatur singgasana dalam Baitul Muqoddas. Itulah tempat yang AKU sucikan dan berada pada kemaluan Anak Adam. Dalam kemaluan laki-laki itu ada pelir. Dalam pelir ada nutfah yakni mani, dalam mani ada madi . Dalam madi ada jalal & jamalKu dan di lubang turuq (rahim) ada wadi dan di dalam wadi ada manikem. Dalam manikem terdapat rahsa (kesah) dan didalam kesah ada kamal dan qohharKu . Dalam rahsa itu ada AKU. Tidak ada ALLOH, selain AKU. 



Dengan memahami keberadaan istana-istana itu, setidaknya kita bisa lebih meningkatkan tapa brata dan lelaku guna bisa lebih mendekatkan diri pada ALLOH.

Makhluk semua adalah dinding, dan kamu adalah dinding Alloh Yang Maha Nyata tidak terhalang darimu, DIA terhalang darimu olehmu sendiri, dan kamu terhalang dengan dirimu sendiri, dan kamu terhalang darimu dengan-NYA, maka pisahkanlah dirimu darimu, maka kamu akan menyaksikan-NYA

***Ketika hawa-nafsu dan Dirimu telah TIDUR SELAMANYA (hilang), maka akan terbuka bagimu dari pintu hakikat, kemudian sirna kehendakmu, lalu terbuka bagimu dari (sifat) wahdaniyyah (ketunggalan), maka tampak nyata sesungguhnya DIA itu adalah DIA, bukan dirimu***

***Ketika kamu masuki amal maka dirimu untukmu, dan ketika kamu masuki cinta maka dirimu untuk-NYA***


**HAKIKAT ILMU ADALAH SEGALA PENGETAHUAN YANG MEMBUATMU SEMAKIN DEKAT DENGAN ALLOH SWT, BUKAN PENGETAHUAN YANG MEMBUATMU SOMBONG DAN MERASA BISA**

Jika kamu mendekati-NYA dengan diri-NYA maka DIA akan mendekati dirimu. Dan jika kamu mendekatinya dengan dirimu maka DIA akan menjauh darimu
berhati-hatilah kalo menggenggam m

PENCARIAN HIDUP MENUJU KEKASIH SEJATI

JANGAN SUKA MENGANGGAP SESUATU YG TIDAK COCOK ITU ADALAH SESAT NAMUN SIKAPILAH SAMPAI KAU BENAR'' MEMAHAMINYA ...

KARENA JIKA KAU MENILAI CIPTAANNYA MAKA NISTALAH DIRIMU ... KARENA ALLOH MAHA MENILAI PADA APA'' YANG KAU SANGKAKAN











AlkisAnnabila