لَوْاَنَّكَ لَاتَصِلُ اِلَيْهِ اِلَّا بَعْدَ فَنَاءِ مَسَاوِيْكَ وَمَحْوِ دَعَاوِيْكَ لَمْ تَصِلُ اِلَيْهِ اَبَدًا وَلَكِنْ اِذَا اَرَادَ اَنْ يُوَصِّلَكَ اِلَيْهِ غَطَّى وَصْفَكَ بِوَصْفِهِ وَنَعْتَكَ بِنَعْتِهِ فَوَصَّلَكَ اِلَيْهِ بِمَا مِنْهُ اِلَيْكَ لَابِمَا مِنْكَ اِلَيْهِ.
Sesungguhnya engkau tidak akan dapat wushul kepada Alloh kecuali setelah fana'nya DIRImu dari segala kemauan syahwat dan bersihnya sifat pengakuanmu, Jika dengan dirimu maka engkau tidak akan dapat wushul selama-lamanya. Akan tetapi jika Alloh berkehendak mewushulkanmu kepada-Nya, maka Alloh menutup sifatmu dengan sifat-Nya dan kebiasaanmu dengan kebiasaan-Nya. Alloh mewushulkanmu kepada-Nya dengan sesuatu dari-Nya kepadamu bukan dengan sesuatu darimu kepada-Nya.
Apabila Alloh berkehendak mewushulkanmu kepada-Nya maka Alloh menutup sifatmu dengan sifat-Nya dan kebiasaanmu dengan kebiasaan-Nya, Alloh mewushulkanmu kepada-Nya dengan sesuatu dari-Nya kepadamu bukan dengan sesuatu darimu kepada-Nya. Maksudnya; konsep itu adalah konsep secara hakikat. Yakni ketika Alloh berkehendak membuka hati hamba-Nya untuk menerima NUR ma’rifat dari-Nya, maka Alloh yang menurunkan NUR itu dari atas ke bawah. Artinya pemahaman akan urusan ketuhanan itu semata hanya terbit dari kehendak-Nya yang azali.
Seorang hamba wajib memulai terlebih dahulu untuk wushul kepada tuhannya. Mereka harus mendaki ke atas, dengan ibadah lahir untuk mengembarakan ruhaniyahnya. Namun demikian ibadah lahir itu hanya sebagai perwujudan pengabdian yang hakiki kepada-Nya. Dengan melaksanakan mujahadah dan riyadhoh di jalan Alloh. Mereka mensucikan diri baik lahir maupun batin dari segala kotoran basyariyah yang menjadikannya terhalang wushul kepada Alloh Robbul Alamiin.
Dengan mujahadah tersebut, seperti orang melaksanakan meditasi, mereka berusaha mengembalikan seluruh kehendak hamba yang hudust secara manusiawi untuk dipertemukan kepada kehendak Alloh yang azaliyah. Apabila di dalam perjalanan itu Alloh berkehendak membuka pintu hati hamba-Nya, maka kehendak-Nya yang azali itu akan diturunkan ke bawah sehingga dua kehendak yang berbeda itu bertemu di tengah jalan. Kehendak yang satu mendaki dan yang satunya menurun.
Dengan mujahadah tersebut, seperti orang melaksanakan meditasi, mereka berusaha mengembalikan seluruh kehendak hamba yang hudust secara manusiawi untuk dipertemukan kepada kehendak Alloh yang azaliyah. Apabila di dalam perjalanan itu Alloh berkehendak membuka pintu hati hamba-Nya, maka kehendak-Nya yang azali itu akan diturunkan ke bawah sehingga dua kehendak yang berbeda itu bertemu di tengah jalan. Kehendak yang satu mendaki dan yang satunya menurun.
Meskipun Alloh Maha Pengampun dan Maha Penyayang. Rahmat Alloh lebih besar daripada dosa hamba-Nya. Namun demikian, tidak ada seorangpun dapat mengetahui bahwa dosa-dosa yang mereka perbuat akan mendapat pengampunan dari-Nya. Yang pasti, tidak ada satupun perbuatan dosa ditolak dan lepas dari perhitungan di hadapan keadilan-Nya. Dosa sekecil apapun, di hadapan keadilan Alloh akan diperhitungkan dengan seadil-adilnya. Kita berlindung dengan-Nya dari kejahatan dan kejelekan yang terjadi. Alloh berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ وَمَنْ يَتَّبِعْ خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ فَإِنَّهُ يَأْمُرُ بِالْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَلَوْلَا فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ مَا زَكَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ أَبَدًا وَلَكِنَّ اللَّهَ يُزَكِّي مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah setan, maka sesungguhnya setan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar. Sekiranya tidaklah karena kurnia Alloh dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorangpun dari kamu bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Alloh membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Alloh Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. (QS.An-Nur(24:21)
===========================( oooOooo )=========================
Tidak ada komentar:
Posting Komentar