1. Kenalilah dirimu.
2. Menjaga segumpal daging, yang bila baik akan menentukan kebaikan anggota jasad dan bila rusak akan menetukan kerusakan seluruh jasad.
3. Bila kamu menjaga dan menerima segala yang datang dari Alloh niscaya perlindungan dan pemeliharaan-Nya akan selalu menyertaimu.
قَدْ جَاءَكُمْ بَصَائِرُ مِنْ رَبِّكُمْ فَمَنْ أَبْصَرَ فَلِنَفْسِهِ وَمَنْ عَمِيَ فَعَلَيْهَا وَمَا أَنَا عَلَيْكُمْ بِحَفِيْظٍ “
Sungguh telah datang kepada kalian hujjah dari Robb kalian. Maka barang siapa melihatnya untuk dirinya sendiri dan barangsiapa buta darinya atasnya dan aku bukan sebagai penolong atas kalian.” (Al-An’am: 104)
وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ فَقَدْ ظَلَمَ نَفْسَهُ “
Dan barangsiapa melakukannya maka sungguh dia telah mendzolimi dirinya sendiri.”(Al-Baqarah: 231)
Rosulullah Shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda:
فَمَنْ وَجَدَ خَيْرًا فَلْيَحْمَدِ اللهَ وَمَنْ وَجَدَ غَيْرَ ذَلِكَ فَلاَ يَلُوْمَنَّ إِلاَّ نَفْسَهُ “
Barangsiapa menemukan kebaikan maka hendaklah dia memuji Alloh dan barangsiapa mendapatkan selainnya janganlah dia mencela melainkan dirinya sendiri.”
عَنْ عَبْدِاللهِ بْنِ عُمَرَ رَضِي اللهُ عَنْهُمَا قَالَ: أَخَذَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمَنْكِبِي فَقَالَ: كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيْبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيْلٍ. وَكَانَ ابْنُ عُمَرَ يَقُولُ: إِذَا أَمْسَيْتَ فَلاَ تَنْتَظِرِ الصَّبَاحَ، وَإِذَا أَصْبَحْتَ فَلاَ تَنْتَظِرِ الْمَسَاءَ وَخُذْ مِنْ صِحَّتِكَ لِمَرَضِكَ وَمِنْ حَيَاتِكَ لِمَوْتِكَ
Dari Abdulloh bin ‘Umar rodhiallohu ‘anhuma ia berkata: “Rosululloh memegang pundakku lalu berkata: ‘Jadilah kamu di dunia seakan-akan orang asing atau penelusur jalan.” Ibnu Umar berkata: ‘Bila kamu berada di sore hari maka jangan kamu menunggu sampai datangnya pagi hari dan bila kamu berada di pagi hari jangan menunggu datangnya sore hari dan ambillah (kesempatan masa sehatmu) sebelum datang (masa) sakitmu dan hidupmu sebelum datang matimu.
عَنْ أَبِي بَرْزَةَ اْلأَسْلَمِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لاَ تَزُوْلُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمُرِهِ فِيْمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ عِلْمِهِ فِيْمَ فَعَلَ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَ أَنْفَقَهُ وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَ أَبْلاَهُ
Dari Abi Bazrah Al-Aslami rodhiallohu ‘anhu ia berkata: dari Nabi Shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tidak akan tergelincir kedua kaki pada hari kiamat sehingga ditanya: “Tentang umurnya di mana dia habiskan, tentang ilmunya apa yang diperbuat, tentang hartanya dari mana dia peroleh dan ke mana dia pergunakan dan tentang jasadnya di mana dia hancurkan.
Dari Abi Bazrah Al-Aslami rodhiallohu ‘anhu ia berkata: dari Nabi Shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tidak akan tergelincir kedua kaki pada hari kiamat sehingga ditanya: “Tentang umurnya di mana dia habiskan, tentang ilmunya apa yang diperbuat, tentang hartanya dari mana dia peroleh dan ke mana dia pergunakan dan tentang jasadnya di mana dia hancurkan.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: الْمُؤْمِنُ الْقَوِيُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللهِ مِنَ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيْفِ وَفِي كُلٍّ خَيْرٌ احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللهِ وَلاَ تَعْجَزْ
Dari Abu Hurairoh rodhiallohu ‘anhu ia berkata: telah bersabda Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wa sallam: “Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai dari pada mukmin yang lemah, akan tetapi setiap (dari mukmin yang kuat dan lemah) memiliki kebaikan, bersemangatlah untuk melakukan segala yang bermanfaat buatmu dan minta tolonglah kepada Alloh dan jangan bermalas-malasan.
Dari Abu Hurairoh rodhiallohu ‘anhu ia berkata: telah bersabda Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wa sallam: “Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai dari pada mukmin yang lemah, akan tetapi setiap (dari mukmin yang kuat dan lemah) memiliki kebaikan, bersemangatlah untuk melakukan segala yang bermanfaat buatmu dan minta tolonglah kepada Alloh dan jangan bermalas-malasan.
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِي اللهُ عَنْهُمَا قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: نِعْمَتَانِ مَغْبُوْنٌ فِيْهِمَا كَثِيْرٌ مِنَ النَّاسِ الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ
Dari Ibnu Abbas rodhiallohu ‘anhuma berkata: Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Dua nikmat yang kebanyakan orang melalaikannya: Nikmat sehat dan waktu luang.
Dari Ibnu Abbas rodhiallohu ‘anhuma berkata: Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Dua nikmat yang kebanyakan orang melalaikannya: Nikmat sehat dan waktu luang.
مِنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لاَ يَعْنِيهِ
“Termasuk kebagusan agama seseorang yaitu dia meninggalkan segala yang tidak bermanfaat.”
“Termasuk kebagusan agama seseorang yaitu dia meninggalkan segala yang tidak bermanfaat.”
وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَوَاتُ وَاْلأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِيْنَ
“Dan bersegeralah kalian menuju pengampunan Robb kalian dan menuju surga yang luasnya (seluas) langit dan bumi yang dipersiapkan bagi orang-orang yang bertakwa.” (Ali ‘Imran: 133)
“Dan bersegeralah kalian menuju pengampunan Robb kalian dan menuju surga yang luasnya (seluas) langit dan bumi yang dipersiapkan bagi orang-orang yang bertakwa.” (Ali ‘Imran: 133)
قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُوْنَ. الَّذِيْنَ هُمْ فِي صَلاَتِهِمْ خَاشِعُوْنَ. وَالَّذِيْنَ هُمْ عَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضُوْنَ
“Sungguh telah beruntung orang-orang yang beriman. Yaitu orang-orang yang khusyu’ di dalam sholat mereka. Dan orang yang berpaling dari segala yang melalaikan.” (Al-Mu`minun: 1-3)
“Sungguh telah beruntung orang-orang yang beriman. Yaitu orang-orang yang khusyu’ di dalam sholat mereka. Dan orang yang berpaling dari segala yang melalaikan.” (Al-Mu`minun: 1-3)
وَالْعَصْرِ. إِنَّ اْلإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ. إِلاَّ الَّذِيْنَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
“Demi masa. Sesungguhnya seluruh manusia dalam keadaan merugi. Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal sholeh dan orang-orang yang saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran.” (Al-‘Ashr: 1-3)
“Demi masa. Sesungguhnya seluruh manusia dalam keadaan merugi. Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal sholeh dan orang-orang yang saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran.” (Al-‘Ashr: 1-3)
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
“Menuntut ilmu itu adalah wajib bagi setiap muslim.”
وَإِنَّ الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ اْلأَنْبِيَاءِ وَإِنَّ اْلأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوا دِيْنَارًا وَلاَ دِرْهَمًا إِنَّمَا وَرَّثُوا الْعِلْمَ فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ
Sesungguhnya ulama adalah pewaris para nabi dan sesungguhnya para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham, namun mereka mewariskan ilmu. Dan barangsiapa mengambil warisan tersebut berarti dia telah mengambil bagiannya yang terbanyak.
“Menuntut ilmu itu adalah wajib bagi setiap muslim.”
وَإِنَّ الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ اْلأَنْبِيَاءِ وَإِنَّ اْلأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوا دِيْنَارًا وَلاَ دِرْهَمًا إِنَّمَا وَرَّثُوا الْعِلْمَ فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ
Sesungguhnya ulama adalah pewaris para nabi dan sesungguhnya para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham, namun mereka mewariskan ilmu. Dan barangsiapa mengambil warisan tersebut berarti dia telah mengambil bagiannya yang terbanyak.
مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيْقًا إِلَى الْجَنَّةِ
“Barangsiapa menempuh jalan dalam rangka menuntut ilmu maka Alloh akan mudahkan jalannya menuju surga.
“Barangsiapa menempuh jalan dalam rangka menuntut ilmu maka Alloh akan mudahkan jalannya menuju surga.
مَنْ يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّيْنِ
“Barangsiapa yang Alloh inginkan untuk mendapatkan kebaikan, Alloh faqihkan di dalam Agama.
“Barangsiapa yang Alloh inginkan untuk mendapatkan kebaikan, Alloh faqihkan di dalam Agama.
شَهِدَ اللهُ أَنَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ وَالْمَلاَئِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِمًا بِالْقِسْطِ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ
“Alloh telah mempersaksikan tentang kalimat La ilaha illalloh dan berikut para Malaikat (ikut mempersaksikan) dan orang-orang yang berilmu, (bersaksi) dengan penuh keadilan dan tidak ada sesembahan yang benar melainkan Dia yang Maha Mulia dan Bijaksana.” (Al-Baqarah: 18)
“Alloh telah mempersaksikan tentang kalimat La ilaha illalloh dan berikut para Malaikat (ikut mempersaksikan) dan orang-orang yang berilmu, (bersaksi) dengan penuh keadilan dan tidak ada sesembahan yang benar melainkan Dia yang Maha Mulia dan Bijaksana.” (Al-Baqarah: 18)
فَاعْلَمْ أَنَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ
“Maka berilmulah tentang bahwasanya tidak ada sesembahan yang benar melainkan Alloh dan mintalah ampun (kepada-Nya ) dari dosamu.” (Muhammad: 19)
“Maka berilmulah tentang bahwasanya tidak ada sesembahan yang benar melainkan Alloh dan mintalah ampun (kepada-Nya ) dari dosamu.” (Muhammad: 19)
Namun…….setelah dirinya tertarik dengan Gravitasi Alam Dunia Fana’ ini, Energy Gaya Gravitasi Alam Dunia Fana’ ini menggetarkan kesadaran dirinya akan “KESADARAN DZATULLOH” itu sehingga membuat dirinya tak sadar lagi akan INTI HAKIKAT ASAL KEJADIAN DIRI. Lalu Sirnalah Diri kedalam liputanNya,
Walaupun kediriannya/Egonya/Hawa Nafsunya telah menjadi Hijab/dinding yg menutupi Cahaya Haq’ itu namun……..ada yg tidak bisa di tutupi oleh kedirian/ego/hawa nafsu itu yaitu “FITRAH/SUCI”nya…sebagai penghubung antara dirinya dengan Tuhannya. dan “FITRAH/SUCI” itu adalah “KEKUATAN yg SANGAT LEMBUT LAGI HALUS” yg meliputi si “HAYAT/URIP/HIDUP”, saya menyebutnya dengan Istilah….”SIRR BATHIN”. Tanpa tersadari oleh Manusianya itu sendiri sesungguhnya “FITRAH/SUCI” nya selalu “memangil2″ dirinya untuk kembali kepada ASAL dirinya masuk melalui pintu “KESADARAN DZATULLOH”,
Namun Ingat…….9 Hawa yg masuk pada dirinya melalui 9 GOA yg terbuka lebar telah membuat dirinya tak menghiraukan “Kata2 FITRAH/SUCI pada HAYAT/URIP/HIDUP”nya. 9 Hawa itu adalah :
1. Takabbur
2. Sombong
3. Tamak
4. Serakah
5. Iri
6. Dengki
7. Hasut
8. Benci
9. Dendam
Karenanya ada istilah : “BABAGAN HAWOSONGO” yg bertujuan menutup 9 GOA pada dirinya agar ke 9 Hawa itu lenyap dan tergantikan secara otomatis (TAJALLI) dengan 9 KESADARAN SEJATI yaitu :
1. Laa Qodirun Illalloh (Tiada yg MAHA Kuasa selain ALLOH meliputi Dzat, Sifat, Asma’, Af’al-NYA)
2. Laa Muridun Illalloh (Tiada yg MAHA Berkehendak selain ALLOH meliputi Dzat, Sifat, Asma’, Af’al-NYA)
3. Laa ‘Alimun Illalloh (Tiada yg MAHA Mengetahui selain ALLOH meliputi Dzat, Sifat, Asma’, Af’al-NYA)
4. Laa Hayyun Illalloh (Tiada yg MAHA Hidup selain ALLOH meliputi Dzat, Sifat, Asma’, Af’al-NYA)
5. Laa Sami’un Illalloh (Tiada yg MAHA Mendengar selain ALLOH meliputi Dzat, Sifat, Asma’, Af’al-NYA)
6. Laa Bashirun Illalloh (Tiada yg MAHA Melihat selain ALLOH meliputi Dzat, Sifat, Asma’, Af’al-NYA)
7. Laa Mutakallimun Illalloh (Tiada yg MAHA Berkata2 selain ALLOH meliputi Dzat, Sifat, Asma’, Af’al-NYA)
8. Laa Fa’ilun Illalloh (Tiada yg MAHA Berlaku dalam Gerak dan DIAM selain ALLOH meliputi dzat, Sifat, Asma’, Af’al-NYA)
9. Laa Maujudun Illalloh (Tiada yg MAHA ADA di Awal tiada berpermulaan sekaligus di Akhir tiada berkesudahan dan tiada yg MAHA ADA pada Dzohir dan Bathin selain ALLOH meliputi Dzat, Sifat, Asma’, Af’al-NYA)
Maka….Demi Waktu/Masa dalam 24 jam sehari semalam dari buka mata sampai tutup mata kembali, sungguh Manusia itu dalam kerugian yg Nyata karena…..seiring dengan waktu Dunia
“KESADARAN DZATULLOH” itu semakin terhijab/terdinding oleh kediriannya/Egonya/Hawa Nafsunya melalui 9 GOA pada dirinya yg terbuka lebar. Kecuali………
Mereka2 yg masuk dalam ke- AMAN-an (IMAN) TAUHID dikarenakan…ia telah menutup 9 GOA pada dirinya agar ke 9 Hawa lenyap dan tergantikan secara otomatis (TAJALLI) dengan 9 KESADARAN SEJATI, dan kemudian setelah itu “FITRAH/SUCI”nya dalam “KESADARAN DZATULLOH” membawa dirinya untuk berbuat kebaikan yg menjadi Rahmat serta saling berbagi/mengisi dalam kebenaran untuk memberikan pandangan tentang
Mereka2 yg masuk dalam ke- AMAN-an (IMAN) TAUHID dikarenakan…ia telah menutup 9 GOA pada dirinya agar ke 9 Hawa lenyap dan tergantikan secara otomatis (TAJALLI) dengan 9 KESADARAN SEJATI, dan kemudian setelah itu “FITRAH/SUCI”nya dalam “KESADARAN DZATULLOH” membawa dirinya untuk berbuat kebaikan yg menjadi Rahmat serta saling berbagi/mengisi dalam kebenaran untuk memberikan pandangan tentang
“KESADARAN DZATULLOH”
Meliputi dan juga saling berbagi/mengisi dalam kesabaran kepada siapa saja, karena ia telah memandang dalam Penyaksiannya akan “GURUmu adalah GURUku dan GURUku adalah GURUmu”( kita sama2 Belajar kepada GURU yg SATU yg tidak makan juga tidak minum, Tidak Tidur tidak pula mengantuk).
Salam…..Ta’lim Wa Ta’dzhim untuk seluruh Saudara-saudaraku semuanya dimana saja berada.
Salam…..Ta’lim Wa Ta’dzhim untuk seluruh Saudara-saudaraku semuanya dimana saja berada.