TANBIIH

الحَمـْدُ للهِ المُــوَفَّـقِ للِعُـلاَ حَمـْدً يُوَافـــِي بِرَّهُ المُتَـــكَامِــلا وَإِن تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّـهِ لَا تُحْصُوهَا ۗ إِنَّ اللَّـهَ لَغَفُورٌ رَّحِيمٌ ثُمَّ الصَّلاَةُ عَلَي النَّبِيِّ المُصْطَفَىَ وَالآلِ مَــــعْ صَـــحْــبٍ وَتُبَّـاعٍ وِل إنَّ اللَّـهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا تَقْوَى الإلهِ مَدَارُ كُلِّ سَعَادَةٍ وَتِبَاعُ أَهْوَى رَأْسُ شَرِّ حَبَائِلاَ إن أخوف ما أخاف على أمتي اتباع الهوى وطول الأمل إنَّ الطَّرِيقَ شَرِيعَةٌُ وَطَرِيقَةٌ وَحَقِيقَةُ فَاسْمَعْ لَهَا مَا مُثِّلا فَشَرِيعَةٌ كَسَفِينَة وَطَرِيقَةٌ كَالبَحْرِ ثُمَّ حَقِيقَةٌ دُرٌّ غَلاَ فَشَرِيعَةٌ أَخْذٌ بِدِينِ الخَالِقِ وَقِيَامُهُ بَالأَمْرِ وَالنَّهْيِ انْجَلاَ وَطَرِِيقَةٌ أَخْذٌ بِأَحْوَطَ كَالوَرَع وَعَزِيمَةُ كَرِيَاضَةٍ مُتَبَتِّلاَ وَحَقِيقَةُ لَوُصُولُهِ لِلمَقْصِدِ وَمُشَاهَدٌ نُورُ التّجَلِّي بِانجَلاَ مَنْ تصوف ولم يتفقه فقد تزندق، ومن تفقه ولم يتصوف فقد تفسق، ومن جمع بينهما فقد تحقق

hiasan

BELAJAR MENGKAJI HAKIKAT DIRI UNTUK MENGENAL ILAHI

Minggu, 13 Mei 2012

PENGERTIAN NEKAT & TEKAD

Sekarang-sekarang ini kita kerap mendengar kekerasan yang levelnya benar-benar fantastis. Tidak tahu pasti apakah itu karena memang kuantitas dan intensitasnya yang meningkat atau memang karena pemberitaannya yang makin genjar. Yang jelas, kekerasan itu rasanya semakin dekat saja dengan kehidupan kita.



Kita dengar ada seorang ibu yang membekap ketiga anaknya satu persatu. Ketiganya meninggal. Ini terjadi di Bandung. Di Malang, begitu juga yang terjadi. Di Jawa Tengah, ada seorang bawahan, polisi, menembak mati atasannya dan menembak dirinya. Di Jawa Tengah juga, ada seorang polisi muda yang membawa granat yang siap diledakkan di kantornya. Polisi yang masih muda ini tidak mau kasus pribadinya diangkat ke persidangan. Masih banyak lagi yang lain dan yang lain.



Apakah seorang ibu yang tega membunuh anaknya itu bisa dibilang telah kehilangan naluri keibuannya? Apakah seorang polisi yang membunuh atasannya dan membunuh dirinya itu sudah tidak sayang lagi sama hidupnya, sama keluarga dan sama karirnya? Dari bukti-bukti yang masih hidup, jawabnya tidak hitam-putih. Inilah misterinya manusia. Kata para peneliti, misteri terbesar di dunia ini adalah ruang di antara kedua telinga anda. Ruang itulah otak kita.



Ibu yang tega membunuh anaknya itu tetap punya rasa sayang. Mana ada sih seorang ibu yang kehilangan kasih sayangnya? Bahkan, kata pemberitaan, si ibu yang membunuh anaknya itu justru dipicu oleh rasa sayang. Si ibu tidak ingin anaknya nanti hidupnya susah seperti dirinya. Saking sayangnya ia dengan si anak, akhirnya ia mengambil tindakan seperti itu. Lalu, kenapa dengan cara seperti itu? Ini juga termasuk misteri.



Nah, terkadang, saking susahnya kita menyebut tindakan yang semacam itu, kita sebut saja perbuatan nekat. Salah satu ciri yang paling menonjol adalah munculnya paradok antara sebelum dan sesudahnya. Sebelum tindakan itu terjadi, biasanya yang bersangkutan punya kemauan yang kuat agar tindakan itu terjadi. Tapi setelah terjadi, muncullah penyesalan kenapa tindakan itu terjadi. Sayangnya, penyesalan itu selalu datang terlambat.



Kalau merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia, ternyata baik nekat atau tekad itu merujuk pada sumber yang sama. Sumber itu adalah kemauan keras. Bedanya, yang satu tidak terarah, atau hanya berdasarkan impuls dan lebih sering tidak rasional, dan yang satu lagi terarah, atau berdasarkan nilai-nilai, visi, tujuan, dan sasaran.



Menurut kamus itu, nekat adalah kemauan keras yang didasari oleh ketidakpedulian terhadap apa saja (karena putus harapan, hilang akal, rasa malu yang cukup tinggi, dan seterusnya). Sedangkan tekad adalah kemauan / kehendak yang pasti atau kebulatan hati. Orang yang perbuatannya mengabaikan kaidah kebenaran, akal sehat, atau norma-norma kita sebut orang nekat. Sebaliknya, orang yang perbuatannya mengarah pada sasaran yang pasti kita sebut orang yang punya tekad tinggi.



Dalam prakteknya, perbuatan nekat itu bisa terjadi dalam berbagai tingkatan / skala dan pola. Ada yang masih dalam tingkatan rendah atau hanya merugikan diri sendiri, atau ada juga yang sudah merugikan orang banyak. Ada yang terjadi karena reaksi sesaat, by default, khilaf atau kalap, tapi ada juga yang sudah direncanakan di luar kesadaran akan right and wrong-nya, by design, seperti dalam kasus kedua ibu di atas.



Terlepas adanya tingkatan dan pola itu, hampir semua perbuatan nekat itu mewariskan penyesalan atau rasa bersalah bagi pelakunya. Seorang karyawan yang langsung ingin mengundurkan diri saat dimarahi atasannya, terkadang bisa menyesal juga. Ini biasanya terjadi ketika tindakan itu ia lakukan sebagai sebagai reaksi sesaat yang belum dipikirkan baik-buruknya di kemudian hari bagi dirinya.



Kemampuan Mengendalikan Diri

Bagi anda yang merasa sering melakukan sesuatu tindakan di luar kontrol dan itu benar-benar merugikan, maka yang perlu anda lakukan adalah mengoreksi kemampuan anda dalam mengontrol-diri. Dalam teori kompetensi, kemampuan seseorang dalam mengontrol diri ini termasuk kunci (key skill). Di sejumlah perusahaan jasa yang berhadapan langsung pada publik (customer), kemampuan seperti ini merupakan rukun profesi. Seseorang akan diberhentikan apabila melakukan tindakan nekat yang merugikan dirinya, orang lain dan organisasi.



Kalau membaca penjelasan  kontrol-diri adalah kemampuan seseorang dalam mengelola emosinya supaya tetap under-control dan kemampuannya dalam menahan diri dari tindakan brutal ketika ada pemicu, ada oposisi, atau berada di kondisi yang menegangkan (stressful condition). Orang yang punya kemampuan seperti itu, biasanya tetap bisa menggunakan akal sehat (tidak kalap atau tidak kalut), tetap bisa memunculkan perspektif positif dan tetap tenang (stabil).



Nah, untuk mengetahui sejauhmana kemampuan anda dalam mengontrol diri, di bawah ini ada penjelasan yang dapat kita jadikan semacam acuan untuk mengoreksi diri.



آ§ Anda mudah kehilangan kendali, mudah frustasi, mudah meluapkan ekspresi emosi secara meledak-ledak, atau tidak efektif dalam menjalankan aktivitas karena emosi yang tidak terkontrol (skala: 0)

آ§ Anda lebih memilih menghindari stress atau lebih memilih menghindari hal-hal yang berpotensi menimbulkan ketidaknyamanan ketimbang memperjuangkan keinginan atau prestasi. Anda lebih memilih diam tapi selamat ketimbang maju tapi butuh perjuangan (skala: -1)

آ§ Anda tahan terhadap berbagai tekanan atau godaan (skala: 1)

آ§ Anda sudah bisa mengontrol emosi tetapi belum bisa menggunakannya secara konstruktif (skala: 2)

آ§ Anda sudah sanggup memberikan respon dengan tenang dan mendiskusikannya secara fair (skala: 3)

آ§ Anda sudah bisa mengelola tekanan secara efektif, tidak mempengaruhi hasil pekerjaan atau tidak mempengaruhi proses pekerjaan (skala: 4)

آ§ Anda bisa memberikan respon secara konstruktif: bisa membangun yang lebih positif dan mengantisipasi problem (skala: 5)

آ§ Anda sudah bisa menenangkan diri anda dan orang lain atau sanggup memainkan peranan sebagai leader (skala: 6)



Selain bisa menggunakan penjelasan di atas, kita pun bisa mengukurnya dengan melihat cara kita dalam menyikapi hal-hal yang tidak anda inginkan. Tentang cara ini, ada yang disebut



آ§ Reaktif

آ§ Proaktif.



Pasti kita sudah akrab dengan kedua istilah di atas, lebih-lebih lagi kalau kita suka membaca bukunya Stephen Covey, Seven Habits itu. Orang reaktif adalah orang yang tindakannya lebih sering didasari oleh impuls-sesaat atau tergantung pada stimuli eksternal (tanpa proses berpikir atau kesadaran memilih). Karena kita dihina si A, maka kita membalas menghinanya. Karena kita dimarahi atasan, kita membalasnya dengan amarah pula. Karena gaji kita kecil maka kita mencuri, dan seterusnya.



Sedangkan orang yang proaktif adalah orang yang keputusannya atau tindakannya sudah dilakukan proses berpikir, berdasarkan pada nilai-nilai yang benar (apa yang benar, apa yang baik dan apa yang bermanfaat). Orang reaktif sangat berpotensi melakukan tindakan nekad yang menimbulkan penyelesan. Sebaliknya, orang yang proaktif sangat berpotensi melahirkan tekad-tekad positif untuk meraih sasaran yang positif. Karena itu, masih menurut Covey, salah satu pilar kebiasaan hidup yang efektif adalah belajar menjadi orang yang proaktif.



Menurut teori Logika (Manthiq), ada sembilah model keputusan yang berpotensi salah. Salah satunya adalah ketika kita reaktif. Kesembilan itu adalah:



آ§ Keputusan yang langsung pada kesimpulan hitam-putih, salah-benar; langsung membuat penghakiman, penuduhan dan semisalnya.

آ§ Keputusan yang didasari oleh fakta yang dangkal.

آ§ Keputusan yang didasari oleh pengaruh dari luar semata atau hanya ikut-ikutan.

آ§ Keputusan yang didasari oleh fanatisme pada pendapat seseorang, tanpa pertimbangan akal.

آ§ Keputusan yang didasari oleh pengaruh tradisi nenek moyang.

آ§ Keputusan yang didasari oleh ledakan emosi sesaat (reaktif) dan nafsu sesaat.

آ§ Keputusan yang didasari oleh keinginan "Asal Beda", "Asal Bukan Si Anu", persaingan negatif, dan semisalnya.

آ§ Keputusan yang didasari oleh hal-hal yang sifatnya lahiriah semata.

آ§ Keputusan yang didasari oleh pemahaman yang salah.



Itulah beberapa acuan yang bisa kita jadikan semacam pedoman untuk mengukur apakah kita reaktif atau bukan, apakah kita lebih sering (berpotensi) melakukan tindakan nekad atau "tindakan tekad".



Bagaimana Melatih Emosi?

Tentu saja ada banyak cara yang bisa kita lakukan untuk melatih emosi itu. Di bawah ini baru sebagian dari sekian yang bisa kita lakukan. Justru yang paling penting di sini bukan soal caranya, melainkan lebih pada kemauannya. Sebagian cara itu antara lain:



Pertama, belajarlah untuk memunculkan emosi kedua yang positif atau konstruktif (berakibat baik). Kalau kita tiba-tiba mendengar orang mengatakan sesuatu tentang kita dan itu negatif, pastinya kita jengkel dong. Kalau kita dikhianati orang, memang wajarnya kita kecewa. Kalau kita dimarahi orang, memang umumnya kita marah juga. Kalau kita berada pada keadaan yang stressful, tentunya kita juga stress.



Nah, jengkel, kecewa, marah atau stress dalam kondisi seperti di atas, itu disebut emosi pertama. Ledakan emosi pertama itu biasanya belum sempat kita pikirkan. Dan lagi, biasanya ini sulit dihindari. Apakah emosi pertama ini salah? Belum tentu juga. Selama itu wajar, proporsional dan tidak merugikan, bisalah itu dibilang manusiawi. Yang terkadang berbahaya adalah ketika kebablasan atau lebih dari wajar.



Supaya tidak sampai terlalu kebablasan, jangan membiarkan munculnya emosi kedua yang lebih negatif, membesar-besarkan atau malah meruncingkan masalah. Kita butuh belajar untuk memunculkan emosi kedua yang lebih positif atau yang lebih terkontrol untuk mengurangi atau mengantisipasi berkembangnya emosi pertama. Bisa dibayangkan, kalau kita mengembangkan sel emosi pertama yang negatif itu, masalah kecil jadi besar. Ada â€کkan dulu orang yang membunuh tetangganya gara-gara kambing dan daun singkong?



Jadi, marah, jengkel, kecewa, dan semisalnya itu mungkin sulit dihindari saat kita tiba-tiba mendapatkan sesuatu yang tidak diinginkan. Tapi, jangan sampai kita malah membiarkannya semakin marah, semakin jengkel, semakin kecewa yang berkelanjutan sehingga membuat kita gelap. Kontrollah, rimlah dan munculkanlah emosi kedua yang positif. Kalau pun tidak langsung positif buat orang lain, minimalnya itu positif buat kita sendiri.



Kedua, lakukan puasa atau rutinas lain tertentu yang bisa memperbaiki kemampuan dalam mengendalikan diri. Semua agama dan semua ajaran spiritual di dunia ini memasukkan puasa sebagai kurikulum dasar atau esensial. Bahkan termasuk ilmu kesehatan. Pada tataran fisik, puasa itu ya menahan diri dari makan atau minum dalam batas waktu tertentu dengan niat perbaikan diri, pendekatan diri atau ibadah. Tentu ini dengan syarat asalkan kondisi fisik kita mendukung.



Tapi, supaya puasa kita itu punya efek yang lebih bagus, maka yang diperintahkan bukan saja puasa fisik itu. Puasa fisik itu bisa disebut kulitnya. Puasa yang diperintahkan adalah puasa lahir dan batin. Puasa batin adalah menahan diri dari berbagai dorongan negatif yang berakibat buruk pada diri kita, orang lain atau lingkungan, baik dalam jangka pendek atau jangka panjang.



Ketiga, ikutilah berbagai kegiatan yang melibatkan orang banyak dan membutuhkan energi tinggi. Ini misalnya saja masuk ke klub olahraga sesuai dengan kesukaan kita, menjadi relawan sosial, masuk dalam tim kerja, dan lain-lain. Kenapa ini penting? Emosi kita semakin terdidik seiring dengan tingkat kematangan. Untuk meraih tingkat kematangan yang lebih tinggi ini butuh proses. Salah satu prosesnya adalah kesediaan kita untuk memperbaiki diri dari berbagai gesekan, konflik, kesepakatan, kerja sama atau pergaulan dengan orang lain.



Keempat, tingkatkan kepedulian pada orang lain, terutama yang ikatannya dekat dengan kita. Ini misalnya anak, istri, suami, orangtua, suadara, teman-teman, dan lain-lain. Kenapa ini penting? Dari berbagai kasus yang ada, tindakan nekat itu ternyata tidak terjadi secara spontan dan tidak berdiri sendiri. Umumnya sudah ada kebiasaan tertentu yang mendukung sebelum-sebelumnya. Sebagiannya adalah, misalnya saja, tertutup (introvert), kurang care (selfish), kurang sosial (anti-social), kurang empati, dan lain-lain.



Logikanya, kalau kita ingin melancarkan perbuatan nekat, tapi kemudian kita ingat orangtua, anak, istri atau suami, ingat dosa, dan lain-lain, apa kemungkinan yang bakal terjadi? Kemungkinannya kita akan berpikir dua kali atau tidak jadi. Ingat pada hal-hal yang positif dan mempositifkan kita, karena itu, menjadi penting. Sebab itulah, baik agama atau ilmu pengetahuan, mengharamkan penggunaan zat-zat yang merusak akal sehat atau yang menghilangkan ingatan. Sudah banyak tindakan nekad yang dilakukan oleh seseorang pada saat mabuk.



Kelima, tumbuhkan kesadaran yang lebih kuat. Maksudnya seperti apa? Kesadaran yang lebih kuat adalah ketika kita menyadari bahwa hanya kita dan hanya dari kita perbaikan emosi itu akan terjadi. Jadi, angkatlah diri anda sebagai pemimpin atau pengendali. Kenapa? Kalau kita selalu mengandalkan keadaan atau orang lain, pastinya akan selalu ada keadaan atau orang yang mendukung untuk berbuat nekad. Karena itu, kita sendiri yang harus bisa mengemudikan diri kita. You are the law of yourself. Semoga bermanfaat.

LANGKAH MEMPERKUAT CAHAYA AL-ILAHIYAH DI MAQOM THORIQOH




1. Dzikir 
Zikir memiliki pengaruh yang kuat terhadap kecemerlangan cahaya batin. Hati yang selalu terisi dengan cahaya zikir akan memancarkan Nur Allah dan keberadaannya akan mempengaruhi perilaku yang serba positif. Kebiasaan melakukan zikir dengan baik dan benar akan menimbulkan ketentraman hati dan menumbuhkan sifat ikhlas. Hikmah zikir amatlah besar bagi orang yang ingin membangkitkan kekuatan indera keenamnya (batin). Ditinjau dari sisi ibadah, zikir merupakan latihan menuju Ikhlasnya hati dan Istiqomah dalam berkomunikasi dengan Al Khaliq (Sang Pencipta). Ditinjau dari sisi kekuatan batin, zikir merupakan metode membentuk dan memperkuat Niat Hati, sehingga dengan izin Allah SWT, apa yang terdapat dalam hati, itu pula yang akan dikabulkan oleh Allah SWT. Dengan kata lain, zikir memiliki beberapa manfaat, diantaranya ; membentuk, memperkuat kehendak, mempertajam batin, sekaligus bernilai ibadah. Dengan zikir berarti membersihkan dinding kaca batin, ibarat sebuah bola lampu yang tertutup kaca yang kotor, meyebabkan cahaya-sinarnya tidak muncul keluar secara maksimal. Melalui zikir, berarti membersihkan kotoran yang melekat sehingga kaca menjadi bersih dan cahaya sinarnya bisa memancar keluar. Sampai disini mungkin timbul suatu pertanyaan. Apakah zikir memiliki pengaruh terhadap kekuatan batin? Untuk menjawab pertanyaan ini, kiranya perlu diketahui bahwa hal tersebut merupakan bagian dari karunia Allah SWT. Dalam sebuah hadits ; Bahwa dengan selalu mengingat Allah menyebabkan Allah membalas ingat kepada seorang hamba-Nya. Aku selalu menyertai dan membantunya, selama ia mengingat Aku karena itu, agar Allah senantiasa mengingat kamu, perbanyaklah mengingat-Nya dengan selalu berzikir.

2. Doa
Seseorang yang ingin memiliki kekuatan rohani pada dirinya, hendaklah memperbanyak doa kepada orang lain, disamping untuk diri sendiri dan keluarganya. Caranya, cobalah anda mendoakan seseorang yang anda kenal di mana orang itu sedang mengalami kesulitan. Menurut para Ahli Hikmah, seseorang yang mendoakan sesamanya maka reaksi doa itu akan kembali kepadanya, contohnya ; Anda mendoakan si A yang sedang dirundung duka agar Allah berkenan mengeluarkan dari kedukaan, maka yang pertama kali merasakan reaksi doa itu adalah orang yang mendoakan, baru setelah itu reaksi doanya untuk orang yang dituju. Karena itu semakin banyak anda berdoa untuk kebaikan sahabat, guru, orang yang dikenal atau tidak dikenal, siapapun juga, maka akan semakin banyak kebaikan yang akan anda rasakan. Sebaliknya jika anda berdoa untuk kejelekan si A sementara si A tidak patut di doakan jelek maka reaksi doa tersebut akan kembali kepada Anda. Contohnya ; Anda berdoa agar si A jatuh dari sepeda motor, maka boleh jadi anda akan jatuh sendiri dari sepeda motor, setelah itu baru giliran si A. Tetapi dalam sebuah hadits disebutkan bahwa, “Seseorang yang berdoa untuk kejelekan sesamanya maka doa itu melayang-layang di angkasa”, jika orang yang didoakan jelek itu orang zalim maka Allah SWT akan memperkenankan doanya, sebaliknya jika orang yang dituju itu orang baik, maka doa itu akan kembali menghantam orang yang berdoa. Dari sini lalu timbul konsep saling doa mendoakan seperti guru memberikan atau menghadiahkan doa berupa surat Al-Fatihah kepada muridnya. Sebaliknya murid pun berdoa untuk kebaikan gurunya. Dalam hadits yang lain disebutkan bahwa doa yang mudah dikabulkan adalah doa yang diucapkan oleh seorang sahabat secara rahasia. Mengapa ? “Ini disebabkan karena doa itu diucapkan secara ikhlas. Keikhlasan memiliki nilai (kekuatan) yang sangat tinggi. Karena itu perbanyaklah berdoa atau mendoakan sesama yang sedang dirundung duka. Insya Allah reaksi dari doa itu akan anda rasakan terlebih dahulu, selanjutnya baru orang yang anda doakan. Disamping itu, mendoakan seseorang memiliki nilai dalam membentuk kepribadian lebih peka terhadap persoalan orang lain. Jika hal ini dikaitkan dengan janji Allah bahwa barang siapa yang mengasihi yang di bumi maka yang di langit akan mengasihinya, berlakulah hukum timbal balik. Siapa menanam kebajikan ia akan menuai kebajikan juga, sebaliknya jika ia menanam kezaliman maka ia pun akan menuai kezalimannya juga.

3. Shalawat Nabi


Mungkin sudah sering atau pernah mendengar nasehat dari orang-orang tua kita bahwa kalau ada bahaya, kita disarankan salah satunya adalah untuk memperbanyak shalawat kepada Nabi Muhammad SAW. Konon dengan mendoakan keselamatan kepada Nabi, Allah SWT akan mengutus para malaikat untuk ganti mendoakan keselamatan kepada orang itu. Dalam beberapa hadits Rasullullah SAW banyak kita temukan berbagai keterangan tentang afdholnya bershalawat. Diantaranya setiap doa itu terdindingi, sampai dibacakan shalawat atas Nabi. (HR. Ad - Dailami). Pada hadits yang lain yang diriwayatkan oleh Ahmad, Nasai dan Hakim, Rasulullah SAW bersabda, Barang siapa membaca shalawat untukku sekali, maka Allah membalas shalawat untuknya sepuluh kali dan menanggalkan sepuluh kesalahan darinya dan meninggikannya sepuluh derajat . Yang berkaitan dengan urusan kekuatan batin, terdapat dalam hadits yang diriwayatkan Ibnu Najjar dan Jabir, Barangsiapa bershalawat kepadaku dalam satu hari seratus kali, maka Allah SWT memenuhi seratus hajatnya, tujuh puluh daripadanya untuk kepentingan akhiratnya dan tiga puluh lagi untuk kepentingan dunianya . Berdasarkan hadits-hadits itu, benarlah adanya jika orang-orang tua kita menyuruh anak-anaknya untuk memperbanyak shalawat kepada anak cucunya. Karena selain merupakan penghormatan kepada junjungannya juga memiliki dampak yang amat menguntungkan dunia dan akhirat.

4. Makanan Halal dan Bersih


Seseorang yang ingin memiliki kekuatan batin bersumber dari tenaga ilahiyah harus memperhatikan makanannya. Baginya pantang kemasukan makanan yang haram karena keberadaannya akan mengotori hati. Makanan yang haram akan membentuk jiwa yang kasar dan tidak religius. Makanan yang haram disini bukan hanya dilihat dari jenisnya saja ( misal ; babi, bangkai dan lain-lain), tapi juga dari cara dan proses untuk mendapatkan makanan tersebut. Efek dari makanan yang haram ini menyebabkan jiwa sulit untuk diajak menyatu dengan hal-hal yang positif, seperti ; dibuat zikir tidak khusuk, berdoa tidak sungguh-sungguh dan hati tidak tawakal kepada Allah. Daging yang tumbuh dari makanan yang haram selalu menuntut untuk diberi makanan yang haram pula. Seseorang yang sudah terjebak dalam lingkaran ini sulit untuk melepaskannya, sehingga secara tidak langsung menjadikan hijab atau penghalang seseorang memperoleh getaran atau cahaya ilahiyah. Disebutkan, setitik makanan yang haram memberikan efek terhadap kejernihan hati. Ibarat setitik tinta yang jatuh diatas kertas putih, semakin banyak unsur makanan haram yang masuk, ibarat kertas putih yang banyak ternoda tinta. Sedikit demi sedikit akan hitamlah semuanya. Hati yang gelap menutupi hati nurani, menyebabkan tidak peka terhadap nilai-nilai kehidupan yang mulia. Seperti kaca yang kotor oleh debu-debu, sulitlah cahaya menembusnya. Tapi dengan zikir dan menjaga dari makanan yang haram, hati akan menjadi bersih bercahaya. Begitu halnya jika anda menghendaki dijaga oleh para malaikat Allah. Inilah mengapa para ahli Ilmu batin sering menyarankan seorang calon siswa yang ingin suatu ilmu agar memulai suatu pelajaran dengan laku batin seperti puasa. Konon, puasa itu bertujuan menyucikan darah dan daging yang timbul dari makanan yang haram. Dengan kondisi badan yang bersih, diharapkan ilmu batin lebih mampu bersenyawa dengan jiwa dan raga. Bahkan ada suatu keyakinan bahwa puasa tidak terkait dengan suatu ilmu. Fungsinya hanya untuk mempersiapkan wadah yang bersih terhadap ilmu yang akan diwadahinya.

5. Mengurangi Makan dan Tidur


 Sebuah laku tirakat yang universal yang berlaku untuk seluruh makhluk hidup adalah puasa. Ulat agar bisa terbang menjadi kupu-kupu harus berpuasa terlebih dahulu, ular agar bisa ganti kulit harus puasa terlebih dahulu dan ayam agar bisa beranak harus puasa terlebih dahulu. Secara budaya banyak hal yang dapat diraih melalui puasa. Orang-orang terdahulu tanpa mempermasalahkan sisi ilmiahnya aktivitas puasa telah berhasil mendapatkan segala daya linuwih atau keistimewaan melalui puasa yang lazim disebut tirakat. Para spiritualis mendapatkan wahyu maupun wisik (petunjuk ghoib melalui puasa terlebih dahulu). Dan tradisi itu masih terus dilestarikan orang-orang zaman sekarang. Intinya sampai kapanpun orang tetap meyakini dengan mengurangi makan dalam hal ini adalah puasa, seseorang akan memperoleh inspirasi baru, intuisi. Secara logika, puasa adalah bentuk kesungguhan yang diwujudkan melalui melaparkan diri. Hanya orang-orang yang sungguh-sungguh saja yang sanggup melakukannya. Aktivitas ini jika ditinjau dari sisi ilmu batin, menunjukan bahwa kesungguhan memprogram niat itu yang akan menghasilkan kelebihan-kelebihan. Hati yang diprogram dengan sungguh-sungguh akan menghasilkan sesuatu yang luar biasa. Karena itu dalam menempuh ilmu batin, aktivitas puasa mutlak dibutuhkan. Karena di dalam puasa itu tidak hanya bermakna melaparkan diri semata. Lebih dari itu, berpuasa memiliki tujuan menon aktifkan nafsu setan. Non aktifnya nafsu secara tidak langsung meninggikan taraf spiritual manusia, sehingga orang-orang yang berpuasa doanya makbul dan apa yang terusik dalam hatinya sering menjadi kenyataan. Menurut Imam Syafii dengan berpuasa seseorang terhindar dari lemah beribadah, berat badanya, keras hatinya, tumpul pikirannya dan kebiasaan mengantuk. Dari penyelidikan ilmiah puasa diyakini memiliki pengaruh terhadap kesehatan manusia. Orang-orang terdahulu memiliki ketajaman mata batin dan manjur Ilmu kanuragannya karena kuatnya dalam laku melek atau mengurangi tidur malam hari. Bahkan burung hantu yang dilambangkan sebagai lambang ilmu pengetahuanpun disebabkan karena kebiasannya tafakur pada malam hari. Dalam filosofi ilmu batin, memperbanyak tafakur malam hari menyebabkan seseorang memiliki mata lebar, yaitu ketajaman dalam melihat dan membaca apa-apa yang tersirat dibalik kemisterian alam semesta ini. Bahkan ketika agama Islam datang membenarkan informasi sebelumnya yang dibawa oleh agama lain. hanya Islam yang menginformasikan bahwa dengan bertahajud ketika orang lain terlelap dalam tidur, menyebabkan orang itu akan ditempatkan Allah SWT pada tempat yang terpuji. Pada keheningan malam terdapat berbagai hikmah. Melawan nafsu tidur menuju ibadah kepada Allah SWT dan dalam suasana hening itu konsentrasi mudah menyatu. Saat inilah Allah SWT memberikan keleluasaan kepada hamba-hamba-Nya guna memohon apa saja yang diinginkan.Banyak para spiritualis yang memiliki keunikan dalam ilmu batin bukan karena banyaknya ilmu dan panjangnya amalan yang dibacanya, melainkan karena laku prihatin pada malam harinya. Insya Allah seseorang yang membiasakan diri tafakur dan beribadah pada malam hari, maka Allah SWT akan memberikan keberkahan dalam ilmu-ilmunya. 

DZIKIR SEBAGAI PENYEIMBANG HIDUP




Dalam setiap aktifitas kehidupan rintangan selalu ada, karena dalam ciptaan Allah selalu saling berpasangan dan bertentangan. Sifat yang bertentangan/berbeda inilah yang menjadi hambatan disaat ingin mencapai sebuah tujuan. Niat baik, tidak semuanya menganggap itu baik, karena bagi yang mempunyai kepentingan berbeda akan menganggap itu sebagai rintangan, bahkan terkadang kebaikan diartikan oleh sekelompok orang sebagai kejahatan. Dalam kehidupan demikian ini, menanamkan naluri kebaikan adalah modal utama untuk mencapai kebahagiaan. Naluri kebaikan ini bisa ditanamkan lewat pelajaran yang diberikan sejak usia dini dan pendidikan lingkungan dalam setiap pergaulan. Makanan yang bergizi akan mencerdaskan daya tangkap dan makanan yang halal akan menjernihkan wawasan kedepan. Seorang akan merasa berat menjalankan ibadah jika nalurinya penuh dengan benih kejahatan sehingga perlu untuk membersihkan diri.

Pembersihan diri
Membersihkan diri bukan berarti mengkonsumsi segala bentuk merk kosmetik yang ditawarkan dalam iklan tayangan televisi, namun membersihkan diri adalah membersihkan hati dari segala bentuk sifat Alamarah Bissu’ sifat yang cenderung mengajak kearah kemungkaran, sifat ini Allah titipkan pada setiap diri manusia dan nampaknya tidak akan bisa dibersihkan sepenuhnya. Karena kebaikan manusia akan bisa diukur dengan seberapa mampu orang tersebut mengendalikan sifat amarah yang ia miliki. Dengan demikian yang benar adalah mengendalikan sifat tersebut bukan dengan menghilangkannya.

Thoriqoh


Thoriqoh adalah jalan, maksudnya adalah salah satu jalan untuk membersihkan diri guna mendekatkan diri pada Allah Swt. Thoriqoh ini merupakan salah satu aliran ajaran pendekatan terhadap Allah Swt. Rutinitas yang ditekankan dalam ajaran ini adalah memperbanyak dzikir kepada Allah. Lewat Thoriqoh dan kegiatannya berdzikir kepada Allah orang berharap bisa selalu dekat dengan Allah dan selalu dapat perhatian dan pertolongannya seperti yang telah dijanjikan Allah dalam firman-Nya”Ingatlah pada-Ku niscaya Aku ingat kepadamu.”

Dzikir
Dzikir adalah menyebut atau ingat, Dzikir pada Allah berarti ingat bahwa segala sesuatu adalah atas kehendak-Nya, dibawah kekuasan-Nya dan milik-Nya. Bukan sekedar ingat atau menyebut tanpa punya nilai apapun. Dzikir dalam ilmu thoriqoh adalah mengingat atau menghadirkan Allah dalam hati. Dengan perasaan selalu disertai Allah, kehidupan ini terasa tidak ada yang perlu dikhawatirkan, karena Allah adalah yang memiliki, mengatur dan menguasai. Dzikir yang demikian inilah yang membuat hati tenang, bebas dari beban yang dialami, karena dengan ingat Allah tahu bahwa semua adalah atas kehendak-Nya, maka tidak ada yang perlu disesalkan. Disaat orang ramai berebut kekayaan, hati yang ingat pada Allah tidak akan terpengaruh dan ikut ambil bagian karena ia sadar bahwa materi dunia bukan segalanya dalam usaha untuk mencapai kebahagiaan sehingga tidak perlu menghalalkan berbagai cara yang tidak benar. Disaat orang berlomba dalam kemegahan, hati yang ingat pada Allah sadar akan kemegahan tersebut hanyalah sementara, syukur dengan apa yang ia miliki memanfaatkan pada kebutuhan sewajarnya bisa membuat suasana lebih tentram. Disaat orang-orang sedang ramai berebut kekuasaan, kedudukan ia sadar bahwa Allah diatas segala-galanya, dihadapan Allah kita adalah sama. Dan hati yang sadar atas kebesaran tuhan akan menyadari keberadaan dirinya yang hanya sebagai hamba yang bisa memohon dan berusaha. Dengan berusaha berarti ia sadar akan posisi dirinya sebagai hamba yang tidak pantas hanya berpangku tangan. Dan dengan berdo’a memohon berarti ia sadar bahwa dirinya tidak dapat menentukan nasibnya sendiri. Allahlah yang menghendaki sehingga kegagalan tidak diartikan kegagalan, namun sebagai kehendak dan pilihan Allah atas dirinya. Orang yang tidak mau berusaha dan berdo’a berarti tidak menyadari posisi dirinya sebagai hamba yang lemah. Demikian besar peran dzikir dalam kehidupan ini untuk menyeimbangkan perasaan dan pengaruh kehidupan yang tidak stabil, besar juga godaan dan rintangan yang harus dihadapi dalam berdzikir. Allah adalah Dzat yang tidak bisa diindra dan juga tidak ada yang menyerupai. Tidak boleh bagi kita menyerupakan Allah dengan sesuatu yang lain. Disinilah taruhan bagi seorang yang berdzikir dalam aktifitas thoriqoh yang diikuti orang dengan pengetahuan terbatas. Di satu sisi dzikir bisa menjanjikan untuk bisa segera mencapai kedekatan diri dengan Allah, mendapat ketenangan batin, tetapi disisi lain ia dapat menimbulkan jurang kesesatan yaitu kesalahan yang berakibat kufur karena menyerupakan Allah dengan sesuatu yang lain. Sudah barang tentu apabila itu tidak diilmui secara benar. Ilmu pengetahuan dan bimbingan seorang guru mutlak di butuhkan dalam berdzikir agar bisa mengarahkan dan menunjukkan aturan dzikir yang benar sehingga akan terhindar dari berbagai bentuk godaan yang menyesatkan, mengingat bahaya kufur yang ditimbulkan oleh kesalahan dalam berdzikir.



KEUTAMAAN DZIKIR
‎1. Dzikir menjauhkan diri dari syetan dan menghancurkan kekuatannya.‎

‎2. Dzikir menyebabkan ia dicintai ALLAH SWT.‎

‎3. Dzikir menjauhkan kegelisahan dan kesedihan hati.‎

‎4. Dzikir menjadikan hati lapang, gembira, dan berseri2.‎

‎5. Dzikir menguatkan hati dan tubuh.‎

‎6. Dzikir menjadikan bercahayanya rumah dan hati.‎

‎7. Dzikir dapat menarik rejeki.‎

‎8. Orang yang selalu berdzikir akan dipakaikan kepadanya pakaian kehebatan dan ‎kegagahan, yaitu orang yg melihat akan merasa gentar dan akan merasakan kesejukan.‎

‎9. Dzikir dapat menumbuhkan perasaan cinta kepada Allah, sedangkan cinta kepada ‎ALLAH ini merupakan ruh islam dan jiwa agama, juga sebagai sumber keberhasilan dan ‎kebahagiaan, keduanya akan mudah dicapai oleh orang yang selalu Berdzikir. Barang siapa ‎yang ingin dicintai ALLAhdengan benar, hendaklah memperbanyak Dzikrullah. Demikian ‎pula dzikir merupakan pintu cinta kepada ALLAH.‎

‎10. dengan Dzikir kita akan mampu yg akan menyampaikan kita kepada derajat ikhsan. ‎Orang yg telah mencapai derajat ikhsan dalam ibadahnya seakan2 melihat Allah SWT.‎

‎11. Dzikir merupakan sarana untuk kembali kepada ALLAH.‎

‎12. Dzikir dapat menyebabkan seseorang dekat kepda ALLAH.‎

‎13. Dzikir merupakan pintu ma'rifatullah.‎

‎14. Dengan berdzikir, kehebatan dan kebesaran ALLAH akan masuk ke dalam hati.‎

‎15. Dzikir dapat menghidupkan hati.‎

‎16. Dzikir merupakan makanan bagi hati dan ruhani.‎

‎17. Dzikir menjauhkan hati karat/kotor.‎

‎18. Dzikir menjauhkan diri dari kesusahan dan kesalahan.‎

‎19. Dzikir dapat menjauhkan diri dari perasaan takut dan was-was.‎

‎20. Dengan berdzikir maka 4 penjuru "arsy akan berdzikir kepadanya.‎

‎21. Apabila seseorang ber Dzikir ingat Allah, Maka ALLAh SWT akan mengingat ketika ‎dalam kesusahan.‎

‎22. Dzikir merupakan merupakan sarana untuk menyelamatkan diri dari azab ALLAH.‎

‎23. Dzikir merupakan turunnya sakinah serta Rahmat.‎

‎24. dengan Dzikir lidah seseorang akan jauh dari ucapan2 dosa.‎

‎25. dengan Dzikir seseorang akan menjadi baik dan bahagia.‎

‎26. pada hari kiamat, orang-orang yang selalu berzikir akan terhindar dari bencana dan ‎penyesalan.‎

‎27. Bila seseorang berDzikir diwaktu sendirian hingga menangis, dihari kiamat ia akan ‎memperoleh naungan dibawah 'Arsy ALLAH.‎

‎28. orang yang menyibukkan diri dengan Dzikir akan mendapatkan kaunia yg lebih banyak ‎daripada orang2 yang berdo'a.‎

‎29. Dzikrullah merupakan pohon disurga.‎

‎30. orang yg berdzikir secara istiqomah akan akan selamat dari melupakan dirinya, yg ‎menyebabkan kecelakaan di dunia dan akhirat.‎

‎31. cahaya dzikir senantiasa bersama orang yg berzikir, baik didunia maupun di kubur, dan ‎membhimbing ketika melewati SHIRATH.‎

‎32. Dzikir adalah intisari ilmu Tasawuf.‎

‎33. Dzikir merupakan pohon yang setiap waktu menghasilkan buah ma'rifat.‎

‎34. Dzikir sama dengan memerdekakan hamba.‎

‎35. Dzikir merupakan sumber syukur.‎

‎36. Dzikir merupakan obat penyakit hati.‎

‎37. Dzikir merupakan sumber persahabatan dengan dengan ALLAH.‎

‎38. Dzikir dapat menambah nikmat ALLAH dan menyelamatkan dari azabNya.‎

‎39. ALLAH membangga2kan orang yg berdzikir dihadapan para malaikat.‎

‎40. barangsiapa senantiasa berdzikir , ia akan masuk surga sambil tersenyum2.‎

‎41. amalan yg paling utama adalah amalan2 yg disertai dengan berdzikir sebanyak2nya.‎

‎42. Dzikir merupakan pengganti ibadah sunah lainnya.‎

‎43. Dzikir merupakan pendorong ibadah2 lainnya.‎

‎44. dengan dzikir, hal2 yg berat akan jadi ringan.‎

‎45. Dzikir akan menimbulkan tenaga istimewa pada manusia.‎

‎46. ALLAH SWT sendiri membenarkan dan memuji orang2 yg berdzikir.‎

‎47. Dzikir menyebabkan terbangunnya rumah di syurga.‎

‎48. merupakan perisai atau penghalang dineraka Jahanam.‎

‎49. para malaikat beristighfar untuk orang yang berdzikir.‎

‎50. memperbanyak dzikir merupakan jalan untuk membebaskan diri dari kemunafikan.‎

‎51. Didunia, wajah orang yang berdzikir akan nampak gembira dan akan nampak NUR pada ‎ahri kiamat.‎

Semoga bermanfaat.....‎

BERSUJUDLAH KEPADA SANG PENCIPTA


Alkisah, pada tepian sebuah sungai, terdapat dinding yang tinggi. Di atas benteng itu, terbaring seseorang yang tengah menderita karena kehausan. Tembok itu menghalangi dia untuk mendapatkan air yang ia rindukan seperti rindunya seekor ikan akan air lautan.
Dengan susah payah, ia lalu melemparkan pecahan batu kerikil dari tembok itu ke dalam air. Suara percikan air yang tertimpa kerikil terdengar di telinganya seperti suara seorang sahabat yang indah dan lembut. Ia begitu bahagia mendengar suara percikan air itu.


Karena bahagianya, ia mulai merobohkan batu bata benteng itu satu per satu. Suara gemericik air di bawah seakan berkata kepadanya, "Apa yang kau lakukan?" Lelaki yang kehausan menjawab, "Aku memperoleh dua hal dan aku takkan pernah berhenti melakukannya. Pertama, aku ingin mendengar bunyi gemercik air. Suara percikan air bagi orang yang kehausan sama seperti suara terompet Israfil yang membangunkan kehidupan bagi orang mati; sama seperti bunyi hujan di musim semi yang membuat kebun merekah dengan segala kemegahannya; sama seperti hari-hari sedekah bagi seorang pengemis; atau sama seperti berita kebebasan bagi seorang tawanan.


"Kedua, setiap kali aku merobohkan bebatuan benteng dan melemparkannya ke bawah, aku menjadi lebih dekat dengan air yang mengalir. Setiap bongkah tembok yang aku jatuhkan membuat benteng ini menjadi lebih rendah. Menghancurkan dinding pemisah ini akan membawaku kepada kesatuan.


"Meruntuhkan benteng pemisah adalah makna dari bersujud. Bukankah Tuhan berkata, Bersujudlah dan dekatkanlah dirimu kepada-Ku. Selama tembok itu berdiri tegak, sepanjang itulah tegak penghalang yang menyebabkan orang tak bisa menundukkan kepalanya di dalam salat. Engkau takkan pernah bisa benar-benar bersujud kepada Air Kehidupan selama engkau belum membebaskan dirimu dari tubuh fisikmu.


"Makin haus orang yang berada di atas benteng, makin cepat pulalah ia meruntuhkan bebatuan. Makin besar cintanya kepada suara gemercik air, makin banyak pulalah bongkahan batu bata yang ia runtuhkan...."


Cerita di atas terdapat dalam Kitab Matsnawi, karya Jalaluddin Rumi. Setiap kali kita membaca cerita Rumi, kita dipaksa untuk merenung agak lama. Dalam kelanjutan kisah ini Rumi bercerita; orang yang kehausan itu kini telah berhasil meruntuhkan seluruh tembok pemisah. Ia telah dekat dengan sungai yang mengalir. Namun ia merasa malu karena seluruh tubuhnya kotor berdebu sementara air itu begitu bersih, bening, dan suci. Sungai itu lalu bertanya, "Bukankah kau telah berusaha keras untuk merobohkan bebatuan. Sekarang setelah kau dekat denganku, mengapa kau tak mau menghampiriku?" Lelaki itu menjawab, "Tidak mungkin bibirku yang kotor aku tempelkan kepada air yang begitu suci." Sungai itu berkata lagi, "Tanpa airku, mana mungkin kau bisa membersihkan dirimu."


Rumi mengajarkan kepada kita bahwa Air Kehidupan tak bisa didekati tanpa bersujud. Tembok-tembok yang menghalangi kita untuk dekat kepada Tuhan adalah tembok keangkuhan dan kesombongan kita. Selama kita masih sombong, kita tak akan pernah mampu untuk mendekati Dia. Sujud adalah lambang kerendahan diri. Semakin seseorang merendahkan dirinya, makin dekat pula ia dengan Yang Mahatinggi.



Oleh karena itu, Rasulullah saw pernah bersabda, "Saat ketika seorang hamba paling dekat dengan Tuhannya adalah saat ketika ia tengah bersujud." Ketika ia bersujud, ia menempatkan kepalanya -yang menjadi lambang kepongahan- pada tempat yang serendah-rendahnya. Bahkan dalam salat, kita disunnahkan agar merebahkan kepala kita di atas tanah, yang dari situ kita diciptakan dan ke tanah pula kita dikembalikan.


Sujud adalah gambaran perendahan diri kita yang serendah-rendahnya agar kita dekat dengan Allah swt. Selama kita masih membangun tembok keangkuhan, kita takkan pernah bisa mendekati-Nya. Rasulullah saw bersabda, "Tidak akan pernah bisa masuk surga orang yang memiliki perasaan takabur di dalam hatinya walaupun sebesar debu saja."
Para sufi tidak menggambarkan surga sebagai tempat yang dialiri sungai susu dan khamar, penuh dengan buah-buahan yang ranum dan para bidadari rupawan. Mereka menganggap gambaran seperti itu hanya perlambang saja. Menurut para sufi, hal yang paling indah dari surga adalah pertemuan dengan Allah swt; persatuan dengan Tuhan yang penuh kasih. Hal itu takkan pernah bisa dicapai apabila masih ada satu titik keangkuhan, walau sebesar biji sawi, di dalam hati kita.


Dalam kitab Adâbush Shalât, Adab-Adab Salat, Imam Khumaini menegaskan bahwa kita takkan pernah bisa khusyuk dalam salat sebelum kita merasakan kerendahan diri kita dan kebesaran Allah swt. Imam Khumaini menyebut salah satu syarat khusyuk sebagai "perasaan kehinaan seorang hamba dan kebesaran Tuhan sebagai Pangeran kita." Sebelum kita benar-benar merasa rendah di hadapan Allah swt, kita takkan pernah bisa menikmati kekhusyukan salat.


Kepada Bayazid Al-Busthami pernah datang seorang ulama yang mengeluh tak bisa merasakan kekhusyukan dalam ibadahnya meskipun ia telah melakukannya bertahun-tahun. Al-Busthami menyarankan ulama itu untuk mengganti pakaian kesalihannya dengan baju yang lusuh; lalu menyuruhnya pergi ke pasar untuk ditampar mukanya oleh anak-anak dan orang-orang yang biasa menghormatinya.


Al-Busthami sebenarnya sedang mengajarkan orang alim itu untuk bersujud merendahkan dirinya. Seringkali ilmu menyebabkan kepongahan kepada orang. Al-Busthami berkata kepada sang alim itu, "Meskipun kau beribadah ratusan tahun, selama kau masih memiliki kesombongan -walau sebesar debu, kau takkan diantarkan ke langit kerajaan Tuhan."
Di dalam Islam, takabur dianggap sebagai salah satu dosa besar dan merupakan salah satu penyakit hati. Imam Ali berkata, "Berhati-hatilah kau dengan takabur. Dahulu Iblis menyembah Tuhan ribuan tahun lamanya. Tapi Tuhan lalu menjatuhkan Iblis karena takaburnya." Dahulu Iblis termasuk inner circle dalam lingkaran kekuasaan Tuhan. Tapi ia tak mau bersujud merendahkan dirinya kepada Adam. Ia takabur karena merasa tinggi dengan nasab atau keturunannya. Iblis bernasab kepada api sementara Adam bernasab kepada tanah. Karena itulah, sepanjang sejarah hidupnya, Iblis akan selalu dikutuk Tuhan. Seperti dalam cerita Rumi, Iblis tidak mau mematuhi perintah Tuhan yang berbunyi: Bersujudlah dan dekatkanlah dirimu kepada-Ku.


Perintah Tuhan itu terdapat dalam Al-Quran surat Al-Alaq ayat 19. Dalam surat itu, Tuhan bercerita tentang orang yang takabur karena kekayaan; "Ketahuilah, sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas, kalau dia melihat dirinya telah berada dalam keadaan berkecukupan. Sesungguhnya hanya kepada Tuhanmulah kau kembali. Apakah kau lihat dia melarang seorang hamba yang lain ketika dia mengerjakan salat? Apakah kau lihat orang itu berada di dalam petunjuk, atau menyuruh bertakwa? Apakah kau lihat orang itu mendustakan agama dan berpaling? Tidakkah dia tahu bahwa Tuhan selalu memperhatikannya. Ketahuilah, jika ia tidak berhenti melakukan itu, kami akan tarik ubun-ubunnya, (yaitu) ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka. Maka biarlah dia memanggil golongannya (untuk menolongnya). Kelak kami akan memanggil malaikat Zabaniyyah. Sekali-kali janganlah kamu patuh kepada orang seperti itu; dan bersujudlah dan dekatkanlah (dirimu kepada Tuhan). (QS. Al-'Alaq; 6-19) Al-Quran menyebutkan orang yang menyombongkan kekayaannya sebagai orang-orang yang suka berdusta.


Selain karena nasab dan kekayaan, orang juga sering menjadi sombong karena ilmunya. Menurut Al-Ghazali, orang yang sombong karena ilmunya ditandai oleh beberapa hal, salah satunya adalah ia tak mau mendengar pendapat atau nasihat dari orang yang ilmunya lebih rendah.


Orang juga menjadi sombong karena banyaknya pengikut atau anak buahnya. Seorang pemimpin partai politik dapat menjadi takabur karena besarnya jumlah massa yang menjadi pengikut setia partainya.


Hal yang paling berbahaya yang menjadikan orang sombong adalah takabur karena ibadahnya. Jika seseorang merasa telah menjadi orang yang amat salih, dia memandang orang lain dengan pandangan yang rendah. Karena seringnya ia salat berjamaah di masjid, ia mencibir orang yang jarang datang ke masjid. Karena rajinnya ia salat malam, ia melihat hina orang lain yang ibadahnya sedikit.

Kembali kepada cerita Rumi; marilah kini kita robohkan batu bata keangkuhan kita, supaya kita bisa turun ke bawah dan menghirup air bening yang datang dari kesucian Tuhan. “Bersujudlah dan dekatkan dirimu kepada-Ku.” Hanya dengan merobohkan benteng kepongahan, kita dapat merasakan kelezatan kedekatan dengan Tuhan. Makin haus seseorang di atas puncak tembok, makin cepat pula ia merobohkan bebatuan. Makin besar kecintaannya akan suara percikan air, makin banyak pula batu bata yang ia robohkan.

Hidup adaLah Pemberhentian sementara menuju akhirat

TENTANG SASTRA ARAB & SASTRA INDONESIA


Seruan Arab Saudi bagi sebuah dialog antaragama yang berkesinambungan telah membuat sebagian pihak di Barat mengangkat alisnya.

Kerajaan tersebut telah lama dikenal sebagai sekeping wilayah padang pasir yang dikuasai oleh para ulama yang ultra konservatif dengan tafsiran-tafsiran radikal tentang Islam. Kaum perempuannya ditekan, seperti sering dituduhkan; kaum terpelajar Wahabi ingin mengislamkan dunia; dan kalangan non-Muslim dilarang melaksanakan ibadah agama mereka di tanah Saudi – kata sebagian kalangan.

Teman Saudi saya menyebut semua ini sebagai mispersepsi belaka. "Bangsa kami tidak ada bedanya dengan bangsa lain di dunia," katanya. "Kami mendukung pembaruan, menghormati nilai-nilai manusia, dan menghargai kemodernan."

Kebetulan, ia – seperti halnya para perempuan relijius Saudi lain – tampak menikmati kehidupannya sebagaimana kawan-kawan perempuan Barat saya. Penafsiran konservatif mereka tentang Islam tidak menghalangi pendidikan, belanja, pakaian, dan pesta menjadi bagian dari kehidupan mereka.

Menolak tudingan-tudingan yang dialamatkan kepada Islam dan Muslim – termasuk masyarakat Saudi – merupakan tujuan utama dari dialog antaragama yang berkesinambungan. "Penjaga Dua Masjid Suci ", begitu sang Raja disebut di Arab Saudi, kelihatannya merasakan sebuah komitmen khusus terhadap Islam.

 Di awal bulan ini Raja membuka sebuah konferensi tiga hari di Mekkah yang bertujuan mempromosikan masa depan dialog antaragama dengan golongan non-Muslim. Ia mengatakan kepada para pendengar yang semuanya Muslim, "Anda telah berkumpul hari ini untuk mengatakan kepada seluruh dunia bahwa (Alloh) kita adalah suara keadilan dan nilai-nilai kemanusiaan, bahwa kita adalah suara bagi koeksistensi dan sebuah dialog yang adil dan rasional."

November lalu, Raja Abdullah menciptakan sejarah ketika bertemu dengan Paus Benedict XVI di Vatikan, dan bulan ini, monarki Sunni tersebut tampak berdampingan dengan Ayatollah Hashemi Rafsanjani, mantan presiden Iran yang mayoritas Syiah, sebagai sebuah isyarat simbolis untuk mendorong kesatuan Muslim.

Langkah-langkah tersebut dapat dilihat sebagai bagian dari sebuah adaptasi lebih luas dari para ulama Arab Saudi terhadap kehidupan modern. Yang pertama dari yang terjadi di Arab Saudi, konferensi tersebut menyampaikan sebuah pesan penting: dialog antaragama tidak melanggar prinsip agama mana pun. Malahan, ia dianggap sebagai sebuah elemen dasar dari Islam. Cuplikan-cuplikan baik dari Al Qur'an dan sunnah (tradisi-tradisi Nabi Muhammad) dikutip untuk menggarisbawahi arti pentingnya.

Imam Agung negara tersebut, Abdul Aziz Al-Sheikh, menekankan bahwa agama mendorong penyesuaian dengan kehidupan modern. "Kita hidup di zaman komunikasi," katanya. "Untuk menyesuaikan diri terhadapnya dengan menyelenggarakan dialog dan korespondensi di antara umat manusia merupakan sebuah kewajiban."

Tidak ada keraguan bahwa komitmen untuk melibatkan diri dalam sebuah dialog antaragama membutuhkan upaya lebih keras di Arab Saudi, yang disebabkan oleh komitmennya yang mencurigakan, yang sekarang kelihatannya telah diatasi kaum ulama Saudi. Hassan Al-Ahdal, direktur media dan hubungan di Liga Dunia Muslim, mengaitkan keengganan ini dengan rasa takut bahwa semua akan berakhir dengan munculnya "satu agama dunia" yang menimbulkan kerugian bagi setiap ajaran agama.

Tetapi konferensi ini telah memperjelas bahwa tujuannya bukanlah untuk mengkompromikan prinsip-prinsip agama mana pun. "Prioritasnya adalah untuk menyepakati nilai-nilai bersama tanpa mengurusi urusan-urusan keagamaan karena hal ini selalu menjadi ladang perselisihan," kata Al-Ahdal. "Tak satu pihak pun yang akan berhasil mengubah antara (the other)."

Imam Agung negara bersikap mendukung pembicaraan-pembicaraan antaragama tersebut, dengan mengatakan bahwa "dakwah" merupakan tujuan akhir dari keterlibatan dalam dialog. Walaupun dakwah terkadang digunakan dalam Al Qur'an untuk menyebut khotbah yang bertujuan mengubah keyakinan seseorang, namun sesungguhnya arti harfiahnya adalah "undangan", dan dapat digunakan untuk mengundang antara (the other) untuk memahami Islam.
"Perbedaan antarbangsa bukan hal yang perlu dipertanyakan," katanya lagi. "Wajar jika orang berbeda dalam perilaku, bahasa, warna, dan kecerdasan. Al Qur'an mengakui hal tersebut."

Walau tak ada jadwal pasti yang ditetapkan bagi pembicaraan antaragama Muslim-Kristen-Yahudi, para peserta Muslim minggu lalu telah merancang sebuah strategi untuk berdialog, dan menyetujui pembentukan badan-badan untuk mendorong dialog akademis seperti Pusat Internasional bagi Interaksi Peradaban Raja Abdullah Ibn Abdul Aziz, dan pembentukan Penghargaan bagi Dialog Peradaban Raja Abdullah bin Abdul Aziz.

Masih belum jelas apakah melalui forum-forumnya Raja Abdullah juga bertujuan menyelesaikan konflik-konflik politik dalam jangka panjang atau tidak, tetapi saat ini politik seharusnya disingkirkan dari agenda.

Prioritas kunci dari dialog ini – untuk mengundang orang-orang dari semua agama, dan khususnya Yudeo-Kristen di Barat, bergabung dengan Muslim untuk menilai secara rasional apakah rasa saling curiga dapat dibenarkan – seharusnya adalah mengangkat harapan, bukannya alis mata.

UNGKAPAN RASA
Syukur hamba


Bila Kata Kata Yang Keluar Dari Lisan Adalah Bahasa Atau Ucapan

Dan Tulisan Adalah Sebuah Bahasa Dari Wujud Sebuah Rasa

Mungkin Kita Tak Harus selalu Berbicara Tapi Tanpa makna

Mungkin Tulisanlah Yang Bermakna Tanpa Harus Banyak Bersuara

Jiwa Mungkin Diam Seribu Bahasa Tatkala Rasa Ungkapkan Segalanya

Mendung Pekat Selimuti Indahnya Dunia Di Hari Ini

Bayangan Kelabu Kehidupan Yang Telah Lama Kujalani

Merenung Diriku Dalam Keheningan Dan Kesendirian

Membuat Jiwa Dan Hatiku Seakan Begitu Kosong Dan mati

Tanpa Kusadari Aku Jalani Kehidupan Ini Tanpa rasa Yang Pasti

Tanpa Perasa’an tuk Syukuri Dan Pikiri Dari Mana SeMua Nikmat Ini

Sering Ku Melupakan Akan Terciptanya Diri ini Di Atas Bumi

Tuk Apakah Aku Diciptakan Dan ApaYang Harus Kulakukan

Aku Terhanyut Akan Kehidupan Yg Terbuat Dari Pikiranku Sendiri

Kehidupan Yang Penuh Dengan Ilusi Dan Berselimut Mimpi

Berisikan Khayalan Khayalan Yang Tak akan Pernah Jadi Abadi

Takkan Aku Pungkiri Karena Ini TelahTerjadi Dalam Kehidupanku Kini

Maha Pengasih Dan Sempurnanya Sang Illahi Robbi

Hingga Mahluk Yang Hina Ini Masih Ada Di Muka Bumi

Maha Pemurah Dan Perkasa Nya Sang Illahi Robbi

Hingga Makhluk Yang Tak Tahu Berterimah Kasih ini

Masih Engkau Izinkan Tuk Nikmati Alam Mu Yang Indah Ini

Ya Allah Ampunilah Hamba Mu Yang Kotor Ini…

Yang Sering Lupa Akan Kenikmatan yang telah Engkau Berikan

Ya Allah Ampunilah Hamba Mu Yang Bodoh Ini ….

Yang Sering Membanggakan Akan Kemampuannya

Dan Tak Tahu Bahwa Semua Kemampuannya Itu Adalah Karena Mu

Ya Allah Ampunilah Hamba Mu Yang Nista ini…

Yang Begitu Sering Mengambil Dan Merasakan Semua Kenikmatan

Yang Telah Engkau Berikan Dari Mulai Engkau Ciptakan Aku Di Dunia Ini

Sampai Sekarang…Engkau Tambahkan Umurku

Setiap Hari Engkau Telah Memberikan Kepadaku Nikmat Yang Begitu Banyak

Dan Segala Apa Yang Apa Yang Ku Butuhkan Tuk Hidup Di Dunia Ini

Syukur Alhamdulillah Ya ALLAH..

SASTRA PERKEMBANGAN ARAP PADA MASA ISLAM


POSISI SASTRA dalam dalam sejarah peradaban Islam terhitung penting. Sejarah sastra Islam dan sastra Islami tak lepas dari perkembangan sastra Arab. Sebab, bahasa Arab merupakan bahasa suci Islam dan Alquran. Bahasa Arab dalam bentuk klasiknya dapat memenuhi kebutuhan religius, sastra, artistik dan bentuk formal lainnya. Sastra Arab tampil dalam beragam bentuk prosa, fiksi, drama, dan puisi.

Dalam bahasa Inggris sastra dikenal sebagai literature. Sastra berasal dari kata ‘littera’ yang artinya tulisan yang bersifat pribadi menurut Oxford English Dictionary. Sedangkan sastra disebut adab dalam bahasa Arab. Ada dua karya sastra penting yang terkemuka yang ditulis sastrawan Arab di era pra-Islam. Keduanya adalah Mu’allaqat dan Mufaddaliyat. Dengan bukunya Poaseos Asiaticae Commen tarii Libri Sex atau penjelasan Mu’allaqaat As-Sab’a yang diterbitkan tahun 1774 M, William Jones (1746 M -1794 M) menjadi orang pertama yang mengenalkan dunia Barat dengan sastra Arab jahili. Ciri-ciri umum dari sebuah yang merupakan asal dari sebuah kata yang berarti ‘mengajak seseorang untuk makan’ dan siratkan kesopanan, budaya, dan pengayaan.
Mulanya, sastra Arab berkembang pada abad ke-6 M, yakni ketika masyarakat Arab masih berada dalam peradaban jahiliyah. Namun saat itu karya sastra tertulis yang masih tak terlalu banyak jumlahnya. Paling tidak sastra Arab jahili bahwasanya sastra itu kerap menggambarkan suatu kebanggaan terhadap diri sendiri (suku), keturunan, dan cara hidup.
Ketika agama Islam diturunkan di Jazirah Arab, Sastra Arab memasuki babak baru. Alquran telah berikan pengaruh besar dan signifikan terhadap bahasa Arab. Bahkan, Alquran tak hanya memberi pengaruh terhadap sastra Arab, namun juga terhadap kebudayaan secara keseluruhan.

Bahasa yang digunakan dalam Alquran disebut bahasa Arab klasik. Hingga kini, bahasa Arab klasik masih sangat dikagumi dan dihormati. Alquran merupakan firman Allah SWT yang sangat luar biasa.
 JUMLAH HURUF DALAM AL QUR’AN
An Nasafi dalam kitab Majmu al Ulum wa Mathli’u an Nujum dan dikutip oleh Imam Ibn ‘Arabi dalam mukaddimah al-Futuhuat al Ilahiyah menyatakan jumlah huruf-huruf dalam Al Qur’an diurut sesuai dengan banyaknya: Alif : 48740 huruf, Lam : 33922 huruf, Mim : 28922 huruf, Ha’ : 26925 huruf, Ya’ : 25717 huruf, Wawu : 25506 huruf, Nun : 17000 huruf, Lam alif : 14707 huruf, Ba’ : 11420 huruf, Tsa’ : 10480 huruf, Fa’ : 9813 huruf, ‘Ain : 9470 huruf, Qaf : 8099 huruf, Kaf : 8022 huruf, Dal : 5998 huruf, Sin : 5799 huruf, Dzal : 4934 huruf, Ha : 4138 huruf, Jim : 3322 huruf, Shad : 2780 huruf, Ra’ : 2206 huruf, Syin : 2115 huruf, Dhadl : 1822 huruf, Zai : 1680 huruf, Kha’ : 1503 huruf, Ta’ : 1404 huruf, Ghain : 1229 huruf, Tha’ : 1204 huruf dan terakhir Dza’ : 842 huruf. Jumlah total semua huruf dalam al-Qur’an sebanyak 1.027.000 (satu juta dua puluh tujuh ribu). Jumlah total ini sudah termasuk jumlah huruf ayat yang di-nusakh Alquran berisi tentang perintah, larangan, kisah, dan cerita perumpamaan itu begitu memberi pengaruh yang besar bagi perkembangan sastra Arab.

Sebagian orang menyebut Alquran sebagai karya sastra terbesar. Namun, sebagian kalangan tak mendudukan Alquran sebagai karya sastra, karena merupakan firman Allah SWT yang tak bisa disamakan dengan karya manusia. Teks penting lainnya dalam agama Islam adalah hadits atau sunnah.

Penelitian serta penelusuran terhadap masa-masa kehidupan Nabi Muhammad SAW telah memicu para sarjana Muslim untuk mempelajari bahasa Arab. Atas dasar pertimbangan itu pula, para intelektual Muslim mengumpulkan kembali puisi-puisi pra-Islam. Hal itu dilakukan untuk mengetahui bagaimana sesungguhnya kehidupan Rasulullah sampai akhirnya menerima wahyu dan menjadi Rasul.

Jejak dan perjalanan hidup Muhammad SAW yang begitu memukau juga telah mendorong para penulis Muslim untuk mengabadikannya dalam sebuah biografi yang kini kita kenal dengan nama Al-Sirah Al-Nabawiyyah. Wahab bin Munabbih adalah sarjana Muslim yang pertama kali menulis sejarah hidup Nabi Muhammad. Namun, Al-Sirah Al-Nabawiyyah yang paling populer ditulis oleh Muhammad bin Ishaq.

Studi bahasa Arab pertama kali sebenarnya telah dilakukan sejak era Kekhalifahan Ali RA. Hal itu dilakukan setelah khalifah melakukan kesalahan saat membaca Alquran. Dia lalu meminta Abu Al-Aswad Al-Du’ali untuk menyusun tata bahasa (gramar) bahasa Arab. Khalil bin Ahmad lalu menulis Kitab al-Ayn– kamus pertama bahasa Arab.

Sejarah mencatat, sastra sangat berkembang pesat di era keemasan Islam. Di masa kekhalifahan Islam berjaya, sastra mendapat perhatian yang amat besar dari para penguasa Muslim. Tak heran, bila di zaman itu muncul sastrawan Islam yang terkemuka dan berpengaruh. Di era kekuasaan Dinasti Umayyah (661 M – 750 M), gaya hidup orang Arab yang berpindah-pindah mulai berubah menjadi budaya hidup menetap dan bergaya kota.

Pada era itu, masyarakat Muslim sudah gemar membacakan puisi dengan diiringi musik. Memang pada kurun itu puisi masih sederhana. Puisi Arab yang kompleks dan panjang disederhanakan menjadi lebih pendek dan disesuaikan dengan musik. Sehingga puisi dan musik menjadi dua sisi mata uang yang tak dapat dipisahkan.

Sastra semakin berkilau dan tumbuh menjadi primadona pada masa kekuasaan Daulah Abbasiyah yang berkuasa di Baghdad pada abad ke-8 M. Masa keemasan kebudayaan Islam serta perniagaan terjadi pada saat Khalifah Harun Ar-Rasyid dan puteranya Al-Ma’mun berkuasa. Pada era itu, prosa Arab mulai menempati tempat yang terhormat dan berdampingan dengan puisi. Puisi sekuler dan puisi keagamaan juga tumbuh beriringan.




|


Para sastrawan di era kejayaan Abbasiyah tak hanya menyumbangkan kontribusi penting bagi perkembangan sastra di zamannya saja. Namun juga turut mempengaruhi perkembangan sastra di Eropa era Renaisans. Salah seorang ahli sastrawan yang melahirkan prosa-prosa jenius pada masa itu bernama Abu Uthman Umar bin Bahr al- Jahiz (776 M – 869 M) – cucu seorang budak berkulit hitam.
Berkat prosa-prosanya yang gemilang, sastrawan yang mendapatkan pendidikan yang memadai di Basra. Irak itu pun menjadi intelektual terkemuka di zamannya. Karya terkemuka Al-Jahiz adalah Kitab al-Hayawan, atau ‘Buku tentang Binatang’ sebuah antologi anekdot-anekdot binatang – yang menyajikan kisah fiksi dan non-fiksi. Selain itu, karya lainnya yang sangat populer adalah Kitab al-Bukhala, ‘Book of Misers’, sebuah studi yang jenaka namun mencerahkan tentang psikologi manusia.

Pada pertengahan abad ke-10 M, sebuah genre sastra di dunia Arab kembali muncul. Genre sastra baru itu bernama maqamat, Sebuah anekdot yang menghibur yang diceritakan oleh seorang pengembara yang menjalani hidupnya dengan kecerdasan. Maqamat ditemukan oleh Badi’ al- Zaman al-Hamadhani (wafat tahun 1008 M). Dari empat ratus maqamat yang diciptakannya, hanya masih tersisa dan bertahan 42 maqamat.

Pada era kekinian, sebut saja judul Harry Potter, Da vinci Code, Angels Demond adalah segelintir sastra laris manis dan mengguncang dunia. Jarang—atau hampir tidak terdengar jikalau sastra arab laris manis dan menggebrak dunia perbukuan. Sehingga kita pun bertanya, di mana posisi sastra arab dalam ranah sastra ini

Haruslah kita ketahui walaupun agak sedikit keadaan bangsa Arab sebelum datang agama Islam karena bangsa Arablah bangsa yang mula-mula menerima agama Islam.

Sebelum datang Islam mereka mempunyai berbagai macam agama, adat istiadat, akhlak dan peraturan-peraturan hidup. Agama baru ini pun datang membawa akhlak hukum-hukum dan peraturan baru.

Demikian makalah ini kami buat, agar menjadi bahan pelajaran kita. Tetapi kami menyadari dalam pembuatan makalah ini banyak terdapat kekurangan dan kesalahan. Maka dari itu masukan-masukan dan kritik kami harapkan dari saudara-saudara sekalian.

MENGENAL PROSA TATA BAHASA ARAB


Pengertian An-Natsr (Prosa)
An-natsr atau yang lebih kita kenal dengan nama prosa adalah sebuah sastra tulis yang menjadi bagian dari kesenian.
Beberapa sumber literatur memberikan definisi prosa sebagai berikut:
• Jenis karya sastra yang dibedakan puisi karena tidak terikat oleh kaidah puitika
• Karya sastra yang disusun dalam bentuk cerita secara bebas yang tidak terikat oleh rima dan irama
• Perkataan yang tidak diatur oleh wazan-wazan dan qofiah
• Karya sastra yang disusun dalam bentuk cerita secara bebas, yang tidak terikat oleh irama dan rima
Perkembangan sastra prosa dari tahun ke tahun mengalami perkembangan, hal ini dikarenakan bentuk prosa yang beragam. Jika dahulu prosa merupakan bagian dari seni, maka pandangan demikian sedikit berbeda dengan sekarang. Hal ini terlihat beberapa bentuk prosa tidak nampak sebagai seni. Seperti khithâbah (retorika) dan tarassul (korespondensi) meskipun ada beberapa prosa yang memang berbentuk seperti dua tersebut.

2. Macam-Macam Prosa
Secara global sastra prosa terbagi menjadi dua, yakni natsr ilm (prosa ilmiah) dan natsr fanni (prosa seni). Akhmad muzakki menulis tentang kualifikasi atau pembagian sastra prosa dalam kesusastraan arab: pengantar teori dan terapan mengutip ungkapan ahmad al-syayib menjelaskan bahwa dalam kesusastraan arab belum ada pembagian yang jelas mengenai sastra prosa oleh para sastrawan arab sebagaimana yang dilakukan para sastrawan barat, hal ini tentu dapat mempengaruhi terhadap apa yang dilakukan para sastrawan arab. Namun demikian tidaklah didiamkan oleh para sastrawan arab kemudian, misalnya Ibn Ja’far (w. 338 H) telah membagi prosa arab terdiri dari khithâbah (retorika), tarassul (korespondensi), ihtijâj (argumentasi), dan hadîts (cerita).
Kajian sastra prosa berdasarkan karakteristiknya secara garis besar terbagi menjadi tiga macam, diantaranya:
1. An-Natsr Al-Adabi (Prosa Sastra)
An-natsr al-adabi atau prosa estetis adalah jenis prosa yang mengedepankan tujuan untuk membangkitkan rasa dan emosi para pembacanya. Akan tetapi sebuah karya bisa disebut sebagai prosa estetis jika prosa tersebut memenuhi empat unsur sastra, yakni: fikrah (gagasan), athîfah (emosi), lafadz atau uslûb (bahasa), dan khayal (imajinasi).
2. An-Natsr Al-Ilmi (Prosa Ilmiah)
An-natsr al-ilmi atau prosa ilmiah adalah jenis prosa yang mengungkapkan realitas secara rasional atau menyampaikan pemikiran murni, seperti filsafat, sains, dan teknologi. Tidak seperti prosa estetis, sebuah karya bisa disebut sebagai prosa ilmiah jika hanya memenuhi dua unsur sastra, yakni gagasan dan bahasa saja.
3. Natsr Ar-Rasâil (Korespondensi)
Natsr ar-rasâil atau korespondensi adalah jenis prosa yang berbentuk surat menyurat. Prosa jenis ini banyak berkaitan dengan terutama tugas-tugas pemerintahan pada masa dahulu. Meskipun secara terpisah prosa sendiri ada yang berbentuk seni dan resmi. Seni dalam kaitan prosa ar-rasâil adalah surat-surat yang berisi ungkapan hati dan banyak digunakan para sastrawan dalam mengungkapkan apa yang sedang bergejolak dalam hatinya. Sementara resmi kaitan prosa ar-rasâil adalah surat menyurat yang digunakan para raja sebagai sarana menjalankan pemerintahan.
Sementara Prof. DR. Nabila Lubis dalam bukunya Al-Mu’in fi Al-Adab Al-Arabiyah wa Tarikhihi menjabarkan macam-macam prosa, seperti:
1. Al-Khithâbah
2. Ar-Rasâil
3. Al-Amtsal
4. Al-Hikam
5. Al-Washaya
6. Al-Maqâmât
7. Al-Qishas
8. Al-Masrahiyyah
beberapa bentuk prosa yang dihadirkan diatas tentu barkaitan dengan prosa yang terjadi pada suatu masa dimana prosa itu tumbuh dan berkembang. Dan memperhatikan macam-macam prosa diatas, maka beberapa bentuk prosa bisa dikategorikan sebagai prosa estetis (an-natsr al-adabi) terkecuali ar-rasâil. Tentu saja, karena ar-rasâil mempunyai karakteristik yang berbeda dibanding lainnya sebagaimana disebutkan diatas.
Menurutr kami sendiri prosa bisa dikelompokkan berdasarkan kurun sejarahnya, yakni:
1. Sastra prosa masa jahiliyah; prosa pada masa ini bahasanya tinggi, ringkas, padat dan berisi. Dan prosa yang berkembang pada masa ini adalah sebagaimana disebutkan dalam tulisan Prof. DR. Nabila Lubis.
2. Sastra prosa masa permulaan islam dan dinasti umayyah; prosa yang berkembang pada masa ini adalah khotbah dan rasâil
3. Sastra prosa masa dinasti abbasiyah; prosa yang berkembang pada masa ini seperti khitobah dan tawqi’at (disposisi)
4. Sastra prosa masa dinasti-dinasti kecil;
5. Sastra prosa masa dinasti usmaniyah; prosa yang berkembang pada masa ini masih seperti masa-masa dahulu yakni khitabah dan rasâil
6. Sastra prosa masa modern; pada masa ini berkembang beberapa jenis prosa, meskipun tidak jauh berbeda dengan masa-masa sebelumnya. Namun prosa ini banyak dipengaruhi sastra barat. Secara garis besar, prosa yang berkembang ada tiga, yakni; Al-Kitâbah Ad-Diwaniyyah, Al-Kitâbah Al-Ilmiyyah, Al-Kitâbah Al-Adabiyyah (Al-Fanniyyah Al-Insya-iyyah)

Sebagaimana penjelasan sebelumnya tentang unsur-unsur sastra, maka unsur-unsur yang mempengaruhi sebuah prosa dalam hal ini unsur intrinsik sangat menentukan sekali terhadap sebuah karya sastra, meskipun tidak semua bentuk prosa sebagaimana disebutkan dalam Al-Mu’in tidak memiliki unsur-unsur intrinsik. Apakah ia bisa dikategorikan sebagai sastra prosa atau bukan.
Setiap karya prosa yang ingin disajikan oleh pengarang kepada pembaca, tentu harus mempunyai nilai yang bisa didapat pembaca dari buah karyanya. Hal ini dilakukan bertujuan untuk menunjukkan bahwa sebuah karya prosa yang baik adalah karya yang bisa membangkitkan dan mempengaruhi emosi pembacanya. Dan untuk menghasilkan karya yang baik, seorang pengarang harus memperhatikan unsur-unsur yang membangun sebuah karya prosa.

Unsur-unsur intrinsik dalam prosa , antara lain:
a) Tema
tema merupakan inti atau pokok yang menjadi dasar pengembangan cerita. Keberadaan tema sangat penting untuk memahami sebuah prosa
b) Alur
alur merupakan pola pengembangan yang terbentuk oleh hubungan sebab akibat.
c) Latar
latar meliputi tempat, waktu, dan budaya yang digunakan dalam cerita. Hal ini dilakukan untuk memperkuat atau mempertegas keyakinan pembaca terhadap jalannya suatu cerita.
d) Penokohan
penokohan merupakan cara pengarang menggambarkan dan mengembangkan karakter tokoh-tokoh dalam cerita.
e) Point of view (sudut pandang)
point of view (sudut pandang) sangat penting sekali dalam sebuah cerita. Hal ini dilakukan pengarang untuk menempatkan dirinya dalam cerita tersebut.
Selain itu, prosa berdasarkan aliran-aliran sastra arab adalah:
a) Aliran Klasik (Al-Madrasah Al-Kalâsikiyyah); prosa jenis ini lebih mementingkan fasâhah dan bayân. Aliran ini banyak mengikuti prosais semacam Ibnu Muqafa, Al-Jahiz dll.
b) Aliran Romantisme (Al-Madrasah Al-Rumantikiyyah); aliran ini banyak menghasilkan puisi bebas yaitu puisi yang tidak terikat oleh aturan-aturan dalam puisi, yang secara bentuk terkadang bergaya prosa (sementara prosa ini menekankan pembaca tersentuh dan terbuai emosinya). Beberapa prosais yang beraliran ini seperti adalah Umar bin Rabi’ah, Jamil, Al-Mazini, Al-Aqqad.
c) Aliran Realisme (Al-Madrasah Al-Waqi’iyyah); aliran ini menyerukan agar para sastrawan menjadikan masyarakat sebagai sumber sastranya. Aliran ini lebih banyak menceritakan keadaan yang sebenarnya dalam kehidupan masyarakat. Beberapa prosais yang bisa dimasukan dalam kategori ini adalah Najib Mahfuz dengan karyanya Al-Sukriyah, Yusuf Siba’i dengan karyanya Ard Al-Nifaq, dan Muhammad Kamal Abdul Halim dengan kumpulan puisinya Israr.
d) Aliran Simbolis (Al-Madrasah Al-Ramziyyah); aliran ini memakai tokoh binatang yang disimbolkan atau dikiaskan seakan-akan dapat berbuat seperti manusia. Prosais yang termasuk aliran ini adalah Ibnu Muqafa dengan karyanya Kalilah wa Dimnah.
e) Aliran Barnasiyah (Al-Madrasah Al-Barnasiyyah); aliran ini berprinsip bahwa seni untuk seni. Bagi aliran ini bentuk atau struktur artistik sebagai sesuatu yang utama dan kebebasan berkarya adalah segalanya dengan tidak memperhatikan aspek sosial, moral dan agama. Aliran ini lebih mementingkan gaya bahasa.

SEJARAH MENGENAL DALAM ISTILAH ADAB


untuk semuanya




Istilah adab saat ini banyak digunakan dengan makna sastra, seperti istilah كلية الأدب ( Fakultas Sastra ), تاريخ الأدب العربي (Sejarah Kesusastraan Arab), النقد الأدبي ( Kritik Sastra ), dan الأدب المقارن (Sastra Perbandingan). Adab merupakan suatu bentuk ekspresi kehidupan melalui sarana bahasa. Karena itu, mempelajari adab juga erat hubungannya dengan mempelajari kebudayaan dan lingkungan yang melingkupinya. Adab juga bisa dikatakan sebagai sebuah bentuk seni, sebagaimana seni musik atau seni rupa, hanya saja ia menggunakan bahasa sebagai sarananya.

Sejarah kesusastraan Arab terdiri dari beberapa periode, yaitu zaman jahiliyyah (pra-Islam), zaman permulaan Islam, zaman Bani Umayyah, zaman Bani Abbasiyah (berakhir bersamaan dengan keruntuhan Baghdad akibat serangan Mongol), zaman pertengahan / zaman kemunduran, dan zaman modern (sejak abad ke-13 H).

Apa saja yang ada dalam adab?

Secara garis besar, karya adab dibedakan atas dua genre ( النوع ), yaitu puisi (الشعر) dan prosa ( النثر ). Secara kategoris, puisi bisa dibedakan atas puisi perasaan (الشعر الغنائي أوالوجداني ), puisi cerita (الشعر القصصي أو الملحمي), puisi perumpamaan (الشعر التمثيلي ), dan puisi pengajaran ( الشعر التعليمي ). Prosa bisa dibedakan atas prosa tertulis dan prosa tak tertulis.

Prosa tertulis meliputi prosa naratif (القصة) dan prosa non naratif (المقال). Prosa naratif meliputi biografi (الرواية), kisah (القصة) , cerita pendek (الأقصوصة = القصة القصيرة), dan novel. Adapun prosa non naratif bisa dibedakan atas prosa subyektif (argumentasi/persuasi) (المقال الذاتي) dan prosa obyektif (deskripsi/eksposisi) (المقال الموضوعي). Prosa tak tertulis meliputi pidato (الخطابة), ceramah (baik ceramah audiovisual (المحاضرة) maupun ceramah auditorial (الحديث الاذاعي), dan drama (المسرحية). Drama sendiri dibedakan atas drama komedi (الملهاة) dan drama nonkomedi (المأساة). Diantara berbagai genre adab diatas, novel dan drama merupakan genre yang tidak asli Arab, akan tetapi datang dari Eropa.

Perkembangan adab dari masa ke masa

Pada zaman jahiliyah, genre adab yang paling dominan ialah puisi. Saat itu puisi yang paling populer ialah المعلقات (Puisi-puisi Yang Tergantung). Disebut demikian karena puisi-puisi tersebut digantungkan di dinding Ka’bah. Dinding Ka’bah kala itu kurang lebih juga berfungsi sebagai “majalah dinding”. Penyair yang paling terkenal pada masa jahiliyyah ialah Imru’ul Qais. Disamping itu tercatat pula nama-nama seperti Al-A’syaa, Al-Khansa, dan Nabighah Adz-Dzibyani.

Berdasarkan temanya, puisi zaman jahiliyah dibedakan atas الفخر (membangga-banggakan diri atau suku), الحماسة (kepahlawanan), المدح (puji-pujian), الرثاء (rasa putus asa, penyesalan, dan kesedihan),الهجاء (kebencian dan olok-olok), الوصف (tentang keadaan alam), الغزل (tentang wanita), الاعتذار (permintaan maaf).

Setelah Islam datang, tidak berarti bahwa puisi-puisi menjadi dilarang. Islam datang untuk memelihara yang sudah baik, memperbaiki yang kurang baik, menghilangkan yang buruk-buruk saja, dan melengkapi yang masih lowong. Tentang puisi, Nabi bersabda,”إن من الشعر حكمة (Sesungguhnya diantara puisi itu terdapat hikmah)”. Ketika Hasan ibn Tsabit (شاعر الإسلام ) mengajak untuk mencemooh musuh - musuh Islam, Nabi berkata, ”هجاهم و جبريل معك (Cemoohlah mereka, Jibril bersamamu)”. Nabi pernah memuji puisi Umayyah ibn Abu Shalti, seorang penyair jahiliyah yang menjauhi khamr dan berhala. Nabi juga pernah memuji puisi Al-Khansa, seorang wanita penyair zaman jahiliyyah. Bahkan, Nabi pernah menghadiahkan burdah (gamis)-nya kepada Ka’ab ibn Zuhair saat Ka’ab membacakan qasidahnya yang berjudul بنات سعاد . Karena itu, muncullah apa yang disebut dengan Qasidah Burdah. Di masa permulaan Islam ini, berkembang pula genre pidato dan surat korespondensi. Surat-surat pada mulanya dibuat oleh Nabi untuk menyeru raja-raja di sekitar Arab agar masuk Islam.

Pada masa Bani Umayyah, muncul tema-tema politik dan polemiknya sebagai dampak dari ramainya pergelutan politik dan aliran keagamaan. Namun, pada masa ini Islam juga mencapai prestasi pembebasan (القتوح) yang luar biasa, sehingga banyak memunculkan شعر الفتوح و الدعوة الإسلامية (Puisi Pembebasan dan Dakwah Islam). Para penyair yang terkenal pada masa ini antara lain Dzur Rimah, Farazdaq, Jarir, Akhtal, dan Qais ibn Al-Mulawwih (terkenal dengan sebutan Majnun Laila).

Pada zaman Bani Abbasiyah, surat menyurat menjadi semakin penting dalam rangka penyelenggaraan sistem pemerintahan yang semakin kompleks. Dalam genre prosa, muncul prosa pembaruan (النثر التجديدي) yang ditokohi oleh Abdullah ibn Muqaffa dan juga prosa lirik yang ditokohi oleh antara lain Al-Jahizh. Salah satu prosa terkenal dari masa ini ialah Kisah Seribu Satu Malam (ألف ليلة و ليلة). Dalam dunia puisi juga muncul puisi pembaruan yang ditokohi oleh antara lain Abu Nuwas dan Abul Atahiyah.

Masa Bani Abbasiyah sering disebut-sebut sebagai Masa Keemasan Sastra Arab. Karena Islam juga eksis di Andalusia (Spanyol), maka tidak ayal lagi kesusastraan Arab juga berkembang disana. Pada zaman Harun Al-Rasyid, berdiri Biro Penerjemahan Darul Hikmah. Namun hal lain yang perlu dicatat ialah bahwa pada masa ini banyak terjadi kekeliruan berbahasa di tengah masyarakat akibat pergumulan yang kuat bangsa Arab dengan bangsa ajam (non Arab).

Setelah melewati Masa Keemasan, kesusastraan Arab kemudian memasuki masa kemunduran, yang sering juga disebut sebagai zaman pertengahan, zaman Mamluk, atau zaman Turki. Secara umum kemunduran ini disebabkan oleh mulai timbulnya instabilitas politik. Bahasa Arab saat itu bahkan bisa dikatakan telah hancur dihadapan bahasa resmi, Turki. Meski namanya zaman kemunduran, namun tidak sedikit para sastrawan ternama muncul pada masa ini.

Menjelang zaman modern, sastra Arab mulai dihadapkan dengan sastra Barat. Dalam hal ini, terdapat dua aliran utama. Pertama, aliran konservatif (المحافظون), yakni mereka yang masih memegang kaidah puisi Arab secara kuat. Mereka itu antara lain Mahmud Al-Barudi dan Ahmad Syauqi. Yang terakhir disebut ini sering dikenal dengan sebutan أمير الشعراء (Pangeran Para Penyair) dan Poet of Court (Penyair Istana). Disamping itu terdapat pula Hafizh Ibrahim yang dikenal dengan sebutan Poet of People (Penyair Rakyat). Aliran yang kedua ialah aliran modernis (المجددون), yakni mereka yang ingin lepas dari kaidah dan gaya tradisional serta sangat terpengaruh oleh sastra Barat.

Memasuki zaman modern, perseteruan antara sastra Arab dan sastra Barat semakin menjadi-jadi. Dalam dunia puisi, terdapat dua aliran utama, yakni konservatif dan modernis. Di kubu konservatif terdapat Mushthafa Shadiq Al- Rafi’i, Mahmud Abbas Al-Aqqad dan kawan-kawan. Sementara di kubu modernis terdapat Ahmad Amin, Muhammad Husain Haikal, Taha Husain, dan kawan-kawan. Dalam dunia puisi juga terdapat aliran konservatif dan modernis. Aliran modernis memperkenalkan puisi bebas (puisi tanpa sajak). Beberapa sastrawan aliran Romantik pada tahun 1930-an telah mendirikan kelompok penyair bernama Kelompok Apollo. Satu perkembangan unik puisi di masa ini ialah munculnya شعر المقاومة (Puisi Perlawanan) yaitu puisi yang menggelorakan perlawanan Islam dan Arab melawan Zionis Israel.
Kesusastraan Arab tidak hanya telah diramaikan oleh umat Islam. Beberapa sastrawan nonmuslim, meskipun tidak banyak, telah diakui (minimal oleh dunia Barat) sebagai bagian dari komunitas sastra Arab. Diantara mereka terdapat Khalil Jibran (Kahlil Gibran), dengan karya terkenalnya الأجنحة المتكسرة (Sayap-sayap Patah) dan الأرواح المتمردة (Jiwa-jiwa Pemberontak).

40 KEISTIMEWAAN WANITA DI BANDING PRIA

40 Keistimewaan Wanita


1-Wanita yang solehah (baik) itu lebih baik daripada 70 orang pria yang soleh.


2-Barang siapa yang menggembirakan anak perempuannya, derajatnya seumpama orang yang sentiasa
menangis kerana takutkan Allah S.W.T. dan orang yang takutkan Allah S.W.T. akan diharamkan api neraka ke atas tubuhnya.


3- Barang siapa yang membawa hadiah (barang makanan dari pasar ke rumah) lalu diberikan kepada keluarganya, maka pahalanya seperti bersedekah.


4-Hendaklah mendahulukan anak perempuan daripada anak pria. Maka barang siapa yang menyenangkan anak perempuan seolah- olah dia memerdekakan anak Nabi Ismail A.S.


5-Wanita yang tinggal bersama anak-anaknya akan tinggal bersama aku (Rasulullah S.A.W.) di dalam syurga.


6-Barang siapa mempunyai tiga anak perempuan atau tiga saudara perempuan atau dua anak perempuan atau dua saudara perempuan, lalu dia bersikap ihsan dalam pergaulan dengan mereka dan mendidik mereka dengan penuh rasa takwa serta bertanggungjawab, maka baginya adalah syurga.

7-Daripada Aisyah r.a. “Barang siapa yang diuji dengan sesuatu daripada anak-anak perempuannya, lalu dia berbuat baik kepada mereka, maka mereka akan menjadi penghalang baginya daripada api neraka.
Syurga itu di bawah telapak kaki ibu.


8-Apabila memanggil akan engkau dua orang ibu bapamu, maka jawablah panggilan ibumu dahulu.


9-Wanita yang taat berkhidmat (ta'dzim & taat) kepada suaminya akan tertutup pintu-pintu neraka dan terbuka pintu-pintu syurga. Masuklah dari mana-mana pintu yang dia kehendaki dengan tidak dihisab.


10-Wanita yang taat akan suaminya, semua ikan-ikan di laut, burung di udara, malaikat di langit, matahari dan bulan, semuanya beristighfar baginya selama mana dia taat kepada suaminya dan direkannya (serta menjaga sembahyang dan puasanya).


11-Aisyah r.a. berkata “Aku bertanya kepada Rasulullah S.A.W., siapakah yang lebih besar haknya terhadap wanita? Jawab baginda, “Suaminya.” “Siapa pula berhak terhadap pria?” tanya Aisyah kembali, Jawab Rasulullah S.A.W. “Ibunya.”


12-Perempuan apabila sembahyang lima waktu, puasa bulan Ramadan, memelihara kehormatannya serta taat akan suaminya, masuklah dia dari pintu syurga mana saja yang dia kehendaki.


13-Tiap perempuan yang menolong suaminya dalam urusan agama, maka Allah S.W.T. memasukkan dia ke dalam syurga lebih dahulu daripada suaminya (10,000 tahun).


14-Apabila seseorang perempuan mengandung janin dalam rahimnya, maka beristighfarlah para malaikat untuknya. Allah S.W.T. mencatatkan baginya setiap hari dengan 1,000 kebaikan dan menghapuskan darinya 1,000 kejahatan.


15-Apabila seseorang perempuan mulai sakit hendak bersalin, maka Allah S.W.T. mencatatkan baginya pahala orang yang berjihad pada jalan Allah S.W.T.


16-Apabila seseorang perempuan melahirkan anak, keluarlah dia daripada dosa-dosa seperti keadaan ibunya melahirkannya.


17-Apabila telah lahir (anak) lalu disusui, maka bagi ibu itu setiap satu tegukan daripada susunya diberi satu kebajikan.

18-Apabila semalaman (ibu) tidak tidur dan memelihara anaknya yang sakit, maka Allah S.W.T. memberinya pahala seperti memerdekakan 70 orang hamba dengan ikhlas untuk membela agama Allah S.W.T.


19-Seorang wanita solehah adalah lebih baik daripada 70 orang wali.


20-Seorang wanita yang jahat adalah lebih buruk dari pada 1,000 pria yang jahat.

21-Rakaat solat dari wanita yang hamil adalah lebih baik daripada 80 rakaat solat wanita yang tidak hamil.


22-Wanita yang memberi minum air susu ibu (asi) kepada anaknya daripada badannya (susu badannya sendiri) akan dapat satu pahala dari pada tiap-tiap titik susu yang diberikannya.


23-Wanita yang melayani dengan baik suami yang pulang ke rumah di dalam keadaan letih akan mendapat pahala jihad.


24-Wanita yang melihat suaminya dengan kasih sayang dan suami yang melihat isterinya dengan kasih sayang akan dipandang Allah dengan penuh rahmat.


25-Wanita yang menyebabkan suaminya keluar dan berjuang ke jalan Allah dan kemudian menjaga adab rumah tangganya akan masuk syurga 500 tahun lebih awal daripada suaminya, akan menjadi ketua 70,000 malaikat dan bidadari dan wanita itu akan dimandikan di dalam syurga, dan menunggu suaminya dengan menunggang kuda yang dibuat daripada yakut.


26-Wanita yang tidak cukup tidur pada malam hari karena menjaga anak yang sakit akan diampunkan oleh Allah akan seluruh dosanya dan bila dia hiburkan hati anaknya Allah memberi 12 tahun pahala ibadat.


27-Wanita yang memerah susu binatang dengan “bismillah” akan didoakan oleh binatang itu dengan doa keberkahan.


29-Wanita yang menguli tepung gandum dengan “bismillah”, Allah akan berkahkan rezekinya.


30-Wanita yang menyapu lantai dengan berzikir akan mendapat pahala seperti meyapu lantai di baitullah.


31-Wanita yang hamil akan dapat pahala berpuasa pada siang hari.


32-Wanita yang hamil akan dapat pahala beribadah pada malam hari.


33-Wanita yang bersalin akan mendapat pahala 70 tahun solat dan puasa dan setiap kesakitan pada satu uratnya Allah mengurniakan satu pahala haji.

34-Sekiranya wanita mati dalam masa 40 hari selepas bersalin, dia akan dikira sebagai mati syahid.
35-Jika wanita melayani suami tanpa khianat akan mendapat pahala 12 tahun solat.


36-Jika wanita menyusui anaknya sampai cukup tempo(2½ thn),maka malaikat-malaikat dilangit akan khabarkan berita bahwa syurga wajib baginya. Jika wanita memberi susu badannya kepada anaknya yang menangis, Allah akan memberi pahala satu tahun solat dan puasa.


37-Jika wanita memicit/mijat suami tanpa disuruh akan mendapat pahala 7 tola emas dan jika wanita memijit suami bila disuruh akan mendapat pahala 7 tola perak.


38-Wanita yang meninggal dunia dengan keredhaan suaminya akan memasuki syurga.


39-Jika suami mengajarkan isterinya satu masalah akan mendapat pahala 80 tahun ibadat.

40-Semua orang akan dipanggil untuk melihat wajah Allah di akhirat, tetapi Allah akan datang sendiri kepada wanita yang memberati auratnya yaitu memakai purdah di dunia ini dengan istiqamah.

Sabtu, 12 Mei 2012

DAGING ANJING YANG PENUH DENGAN CACING (NYATA!!)



Penjelasan dalam kitab Rûh ad-Dîn al-Islâmi menyatakan, “Di antara hukum Islam bagi perlindungan badan adalah penetapan najisnya anjing. Ini adalah mu’jizat ilmiyah yang dimiliki Islam yang mendahului kedokteran modern. Kedokteran modern menetapkan bahwa anjing menyebarkan banyak penyakit kepada manusia, karena anjing mengandung cacing pita yang menularkannya kepada manusia dan menjadi sebab manusia terjangkit penyakit yang berbahaya, bisa sampai mematikan. Sudah ditetapkan bahwa seluruh anjing tidak lepas dari cacing pita sehingga wajib menjauhkannya dari semua yang berhubungan dengan makanan dan minuman manusia.[Taudhîhul-Ahkam, Syaikh Ali Bassâm, 1/137].


Benarlah sabda Rasulullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

إِذَا وَلَغَ الْكَلْبُ فِي إِنَاءِ أَحَدِ كُم فَلْيُرِقْهُ ثُمَّ لِيَغْسِلْهُ سَبْعَ مِرَارٍ

Bila seekor anjing minum dari wadah milik kalian, maka tumpahkanlah, lalu cucilah 7 kali. [HR al-Bukhâri no 418, Muslim no. 422.]

Dalam riwayat lain:

طَهُروْرُ إِنَاَءِ أَحَدِكُمْ إَِّا وَلَغَ فِيْهِ الْكَلْبُ أَنْ يَغْسِلَهُ سَبْعَ مَرَّاتٍ اُوْلاَهُنَّ بِالتُّرَابِ

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “ Sucinya bejana kalian yang dimasuki mulut anjing adalah dengan mencucinya 7 kali, salah satunya dengan tanah” [HR Muslim no. 420 dan Ahmad 2/427]


مَنِ اقْتَنَى كَمبًا إِلاَّ كَلْبَ مَا شِيَةٍ أَوْ كَلْبَ صَيْدٍ نَقَصَ مِنْ عَمَلِهِ كُلَّ يَوْمِ قِيْرَاطُ

Barangsiapa memelihara anjing selain anjing untuk menjaga binatang ternak dan anjing untuk berburu, maka amalannya berkurang setiap harinya sebanyak satu qirâth (satu qirâth adalah sebesar gunung Uhud).” [HR. Muslim no. 2941].

Juga sabda beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam :

أَيُّمَا أَهلِ دَارٍ اتَّخَذُواكَلْبُا إِلاَّ كَلْب مَا شِيَةٍ أَوْ كَلبَ صَا ئِدٍ نَقَصَ مِنْ عَمَلِهِمْ كُلَّ يَوْمٍ قِيْرَاطَانِ

Penghuni rumah mana saja yang memelihara anjing selain anjing untuk menjaga binatang ternak atau anjing untuk berburu, maka amalannya berkurang setiap harinya sebanyak dua qirâth.[HR. Muslim no. 2945].

Demikian juga Rasulullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

مَنْ أَمْسَكَ كَلْبًا فَإِنَّهُ يَنْقُصُ كُلَّ يَوْمٍ مِنْ عَمَلِهِ قِيْرَاطُ إِلاَّ كَلْبَ حَرْثٍ اَوْ مَا شِيَةٍ

Barangsiapa memelihara anjing, maka amalan shalehnya akan berkurang setiap harinya sebesar satu qirâth, selain anjing untuk menjaga tanaman atau hewan ternak. [HR Muslim no. 2949].

Dari Abu Mas’ûd Radhiyallahu ‘anhu beliau berkata:

أََنَّ رَسُو لَاللَّهِ صَلَى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَم نَهَى عَنْ ثَمَنِ الْكَلْبِ وَمَهْرِ الْبَغِيِّ وَحُلوَانِ الْكَا هِنِ

Rasulullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang hasil penjualan anjing, mahar (hasil) pelacur, dan upah dukun. [Diriwayatkan oleh Imam, Ahmad 4/118-119, 120, al-Bukhâri 7/28 dan Muslim no. 1567.]

Hadits Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu yang berbunyi, bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda:

كُلُّ ذِينَابٍ مِنْ السِّبَاعِ فَأَكْلُهُ حَرَامُ

Semua yang memiliki gigi taring dari hewan buas maka memakannya haram. [HR Muslim 1933]

TATA CARA MASUK PADA THORIQOH / MENGENAL WILAYAH ATURAN SUFII

ADAB GURU TERHADAP MURID :

 Ketahuilah hai saudara - saudariku, tidaklah sah ilmu tanpa adanya adab, dan 
tidaklah sah adab itu melainkan diketahui oleh masing - masing pihak.

1. Menanggung jawab sesuatu pertanyaan yang di datangkan muridnya, dan di jawab dengan
sebenar - benarnya;
 2. Jangan lekas marah jika ada yang tidak cocok / salah menurut pandangan 
 3. Duduk dengan sopan santun dengan menundukkan kepala
 4. Meninggalkan Takabbur
 5. Merendahkan diri
 6. Jangan bercanda dengan murid, niscaya hilang keberkatan ilmu
 7. Kasih sayang akan/dengan murid
 8. Paham, sabar dan perlahan - lahan mengajar orang yang bebal
9. Menunjukkan yang baik pada orang yang bebal;
10. Jangan malu mengatakan yang tidak tahu, jika betul - betul tidak tahu,
  dan jangan pura - pura tahu akan hal yang tidak tahu
 11. Bersungguh - sungguh terhadap orang yang bertanya
 12. Mengatakan yang pahit itu wajib
 13. Melarang orang belajar ilmu jahat dan yang melanggar hukum Al-Qur'an
 14. Beramal menurut pengetahuan
 15. Melarang orang belajar Fardhu Kifayah sebelum Fardhu 'Ain
16. Kembali kedasar, jikalau salah di ulang;
 17. Beramal seperti/dengan ilmu, supaya bermanfaat untuk sesama

ADAB MURID TERHADAP GURU :

1. Mendahulukan salam kepada guru;
2. Jangan banyak bicara di hadapan guru;
3. Jangan membantah jika kurang nyata dan paham;
 4. Minta izin jika mau bicara
 5. Jangan menceritakan orang lain di hadapan guru
 6. Jangan berisyarat dan meletakkan di hadapan guru
 7. Jangan berbisik dengan orang lain di hadapan guru
 8. Jangan berpaling kekiri/kanan di hadapan guru
 9. Jangan banyak soal atau banyak tingkah di hadapan guru
 10. Kalau guru datang jangan di tinggalkan
 11. Jangan salah sangka kepada guru, walaupun banyak kesalah  
  dengan bicaranya.namun kajilah makna yang tersirat di balik kesalahan kata Guru 

SYARAT THARIQAT :

1. Ma'rifatullah, yakni : mengetahui syarat ma'rifat ada 2 (dua) :
a. Mengenal Qadim akan Allah Swt;
  b. Mengenal yang Baru, yaitu Muhaddas (diri kita / semua mahluk).
2. Yakin melihat pada Allah Swt dengan iman dan yakin,
melihat 'ain basyariah tiada dengan dalil dan bernama;
3. Alhot : Pemurah, suka memberi harta pada orang lain dan
semata - mata karena Allah Swt;
4. Shiddiq : Benar niat, benar perkataan dan benar perbuatan;
 5. Syukur : Syukur kepada Allah Swt di saat sakit dan senang.. sedih dan bahagia

ADAB THARIQAT :

1. Berpegang I'tikad ahlussunnah wal jama'ah;
2. Meninggalkan yang mudah - mudah pada syari'at dan mengerjakan
yang berat - berat pada syara';
3. Berkekalan yang berkepanjangan markobah pada Allah Swt dan
selalu mengintai - intai Allah Swt;
 4. Berharap (roja') akan rahmat Allah Swt
 5. Berpaling dari tiap - tiap yang selain daripada Allah Swt
6. Mahir, Khudur hati akan Allah Swt;
 7. Melazimkan bersunyi - sunyi hati (menyendirikan hati disaat berkumpul) ketika sedang ramai..
 8. Banyak menuntut ilmu agama (ngaji)
 9. Memelihara nafas ketika nafas keluar masuk ..
 10. Merasa rendah diri kurang ilmu & bertngkah laku seperti orang awam, 
jika kita lihat seorang ahli sufiyah, seolah - olah dia seperti
orang bodoh atau seperti orang dungu, padahal orang itu
ahli Allah Swt atau Wali Allah Swt;
 11. Menyembunyikan dzikir sehingga Malaikat Muqarrobin 
yang terdekat dengan
  kita tidak mengetahuinya, jadi hanya 
  Allah Swt yang maha mengetahui dengan apa yang kita kerjakan
12. Berperangai seperti Rasulullah Saw,
  hentikan larangannya dan mengerjakan perintah alloh.

RUKUN THARIQAT :

 1. Mengetahui hukum yang ta'alluk (bergantung) kepada Allah Swt 
  atau ajaran Islam, mengerjakan perintah & meninggalkan larangan 
  Allah Swt 
2. Halmu : Pengasih, Penyayang dan Penyantun;
3. Sabar akan segala cobaan dan sabar mengerjakan taat,
Ikhlas pada segala amal, bukan ia beramal mengharap
mengharapkan masuk syurga dan bukan takut akan neraka serta
  bukan mengharap puji dan tuah (keramat) pada setiap riyadlohnya amalnya
 semata-mata ungkapan rasa syukur ilallaoh billah 
 4. Ridha akan segala takdir Allah Swt akan ketetapan
      yang di berlakukan pada diri salik
5. Khusnul Khalik : Berkelakuan baik dalam segala hal;

WAJIB THARIQAT :

 1. Mengerjakan dzikrullah
 2. Banyak Taubat
 3. Meninggalkan (tidak bergantung) pada dunia dan indahnya gemerlap perhiasannya
 4. Mengikuti perintah Allah Swt meninggalakan larangannya
 5. Berbaik sangka kepada sesama makhluk
 6. Ikhlas hatinya

SEBAB THARIQAT :

 1. Takut akan Allah Swt
 2. Banyak taubat
 3. Menjauhi manusia, kecuali dalam darurat
 4. Benci akan dunia
 5. Pulangkan segala pekerjaan (AMAL) Dzohir & bhatin
  kepada Allah Swt baik ataupun buruk karena itu puncak
  dari iman atas qodlo' & qodarnya alloh 
 6. Tiada DIRI yg berikhtiar melainkan dengan ikhtiar ALLOH SEMATA .

ADAB ZIKIR :



a. Adab sebelum berzikir :

1. Taubat;
2. Suci, artinya : Berwudhu';
3. Ditempat yang bersih;
4. Niat, sebagaimana yang disuruh Allah Swt dalam FirmanNYA :
  "فا ذكروني أذكركم", artinya : Ingatlah kamu kepadaku, 
niscaya aku akan ingat kepadamu.
 5. Mengucap dengan sangat takdzimnya.

b. Adab sewaktu berzikir :

 1. Duduk ditempat yang suci dan duduknya tawarruk kiri
 2. Letakkan tangan di atas lutut kita
 3. Menghadap kiblat, jika dzikir sendirian 
  tapi melingkar jika berjama'ah
 4. Harumkan tempat duduk dzikir, karena majelis dzikir itu senantiasa 
di hadiri para malaikat dan jin mukmin;
5. Berkekalan dengan ikhlas dan ingatnya kepada Allah Swt;
 6. Benar dzikirnya lahir bathin;
7. Makanan dan pakaian bersih dan dari hasil yang halal;
8. Lokasi berzikir sedapat mungkin harus gelap remang - remang
untuk menjaga panca indera dari hal yang
terang lainnya, karena itulah kita usahakan berselubung sesuai
  dengan Firman Allah Swt : " Ya ayyuhal muhammil, Artinya: 
  "Hai orang - orang yang berselubung"
 9. Memejamkan kedua mata
 10.Setiap berdzikir harus dengan ikhlas
11.Menafikan yang selain Allah Swt,
  sebab Allah Swt harus satu adanya
 12.Berdzikir harus ikhlas
 13.Berdzikirlah dengan serajin - rajinnya;
14.Ada sesuatu umpamanya, maka munajatlah pada Allah Swt atau
  Rabithah lah dan kabarkan kepada guru
15.Menghindarkan lafadz yang salah dan berubah maknanya.

PENCARIAN HIDUP MENUJU KEKASIH SEJATI

JANGAN SUKA MENGANGGAP SESUATU YG TIDAK COCOK ITU ADALAH SESAT NAMUN SIKAPILAH SAMPAI KAU BENAR'' MEMAHAMINYA ...

KARENA JIKA KAU MENILAI CIPTAANNYA MAKA NISTALAH DIRIMU ... KARENA ALLOH MAHA MENILAI PADA APA'' YANG KAU SANGKAKAN











AlkisAnnabila