TANBIIH

الحَمـْدُ للهِ المُــوَفَّـقِ للِعُـلاَ حَمـْدً يُوَافـــِي بِرَّهُ المُتَـــكَامِــلا وَإِن تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّـهِ لَا تُحْصُوهَا ۗ إِنَّ اللَّـهَ لَغَفُورٌ رَّحِيمٌ ثُمَّ الصَّلاَةُ عَلَي النَّبِيِّ المُصْطَفَىَ وَالآلِ مَــــعْ صَـــحْــبٍ وَتُبَّـاعٍ وِل إنَّ اللَّـهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا تَقْوَى الإلهِ مَدَارُ كُلِّ سَعَادَةٍ وَتِبَاعُ أَهْوَى رَأْسُ شَرِّ حَبَائِلاَ إن أخوف ما أخاف على أمتي اتباع الهوى وطول الأمل إنَّ الطَّرِيقَ شَرِيعَةٌُ وَطَرِيقَةٌ وَحَقِيقَةُ فَاسْمَعْ لَهَا مَا مُثِّلا فَشَرِيعَةٌ كَسَفِينَة وَطَرِيقَةٌ كَالبَحْرِ ثُمَّ حَقِيقَةٌ دُرٌّ غَلاَ فَشَرِيعَةٌ أَخْذٌ بِدِينِ الخَالِقِ وَقِيَامُهُ بَالأَمْرِ وَالنَّهْيِ انْجَلاَ وَطَرِِيقَةٌ أَخْذٌ بِأَحْوَطَ كَالوَرَع وَعَزِيمَةُ كَرِيَاضَةٍ مُتَبَتِّلاَ وَحَقِيقَةُ لَوُصُولُهِ لِلمَقْصِدِ وَمُشَاهَدٌ نُورُ التّجَلِّي بِانجَلاَ مَنْ تصوف ولم يتفقه فقد تزندق، ومن تفقه ولم يتصوف فقد تفسق، ومن جمع بينهما فقد تحقق

hiasan

BELAJAR MENGKAJI HAKIKAT DIRI UNTUK MENGENAL ILAHI

Senin, 13 Agustus 2012

MASIHKAH DIRIMU AKAN MENUNTUT ALLOH ... ???



“Sepanjang anda menuntut balasan atas amal anda,
maka anda pun dituntut agar benar dalam amaliyah itu sendiri.
Maka cukuplah bagi orang yang masih ragu atas

 balasan Alloh, bahwa ia dapatkan keselamatan dari siksa.”

 Apabila Alloh swt, hendak menampakkan anugerah keutamaanNya padamu,
maka Alloh menciptakan amal bagimu, dan mengaitkan amal itu kepadamu.

 Yakni, Alloh menciptakan kemampuan untukmu untuk beramal
dan beribadah dan memberikan pertolongan agar dirimu menuju kepadaNya,
bahkan mengembalikan amaliyah itu kepadamu. 
Alloh swt, menciptakan ta’at, dan mengaitkan taat itu kepada kita,
memberi pahala kepada kita, padahal seseungguhnya itu tidak layak bagi kita.

 Anugerah luar biasa, bagaimana sampai Alloh swt,
memberikan anugerah itu, seakan-akan itu amal baik dan taat kita,
padahal itu semua ciptaan Alloh Ta’ala pada kita, bukan ciptaan kita, bukan kreasi dan ikhtiar kita.

 Disinilah Syeikh Ibnu Atho'illah as-Sakandary mengingatkan:

 “Tak habis-habisnya engkau mencaci dirimu,
manakala semua itu dikembalikan padamu.
Dan tidak habis-habisnya pujianmu manakala Alloh swt,
itu menampakkan kemurahanNya kepadamu.”

Sebab, diri kita, ditinjau dari eksistensi kita yang asli,
tak lebih dari wujud kekurangan, wujud keragu-raguan,
wujud kehinaan dan wujud kefakiran.
Sedangkan jika dipandang dari segi anugerahNya keada kita,
maka segalanya adalah wujud kebajikan dan keutamaan.

Begitu pula kelak di akhirat, manakala yang muncul adalah diri kita,
maka kita berada dalam timbangan KeadilanNya,
lalu menjadi wajar kalau KeadilanNya yang tampak,
justru kita semua masuk neraka, apa pun amal dan ibadah yang kita lakukan.
Karena dosa itu, sebesar apa pun sesungguhnya bukan menjadi
penyebab seseorang masuk neraka. Manusia masuk neraka karena keadilanNya. 

Dan jika KeadilanNya yang tampil, maka seluruh kebaikan kita tak berartri,
karena sesungguhnya buila ditimbang dengan KeadilanNya,
amal perbuatan kita, ternyata bukan dari diri kita,
bukan produksi dan ciptaan kita, namun ciptaan Alloh swt,
kehendakNya dan KuasaNya.

 Sebaliknya bila yang dimunculkan adalah Anugerah dan RahmatNya,
maka seluruh amal kita yang tampak adalah enugerah Ilahi semua,
dan disanalah tiket ke syurga, karena anugerah dan rahmatNya
pastilah menyertai perjalanan kita menuju Alloh swt.

Segala apa pun yang disadari karena bersamaNya,
anugerah dan rahmatNya, akan menjadi mudah.
Dan sebaliknya apa pun mudahnya kalau kita hanya bersama diri kita,
mengandalkan diri dan amal perbuatan kita, pastilah gagal dan mengamali kesulitan luar biasa.



Tidak ada komentar:

PENCARIAN HIDUP MENUJU KEKASIH SEJATI

JANGAN SUKA MENGANGGAP SESUATU YG TIDAK COCOK ITU ADALAH SESAT NAMUN SIKAPILAH SAMPAI KAU BENAR'' MEMAHAMINYA ...

KARENA JIKA KAU MENILAI CIPTAANNYA MAKA NISTALAH DIRIMU ... KARENA ALLOH MAHA MENILAI PADA APA'' YANG KAU SANGKAKAN











AlkisAnnabila