“Aku telah hafal dari Rasululloh dua macam ilmu, pertama ialah ilmu yang aku dianjurkan untuk menyebarluaskan kepada sekalian manusia yaitu Ilmu Syariat. Dan yang kedua ialah ilmu yang aku tidak diperintahkan untuk menyebarluaskan kepada manusia yaitu Ilmu yang seperti “Hai’atil Maknun”. Maka apabila ilmu ini aku sebarluaskan niscaya engkau sekalian memotong leherku (engkau menghalalkan darahku). (HR. Thobroni)
Hadist di atas sangat jelas jadi tidak perlu diuraikan lagi, dengan demikian barulah kita sadar kenapa banyak orang yang tidak senang dengan Ilmu Thoriqot - ma'rifat - haqiqat ???
Karena ilmu itu memang amat rahasia, sahabat nabi saja tidak diizinkan untuk menyampaikan secara umum, karena ilmu itu harus diturunkan dan mendapat izin dari Nabi (bai'at petala nabi ibrohim) , dari nabi izin itu diteruskan kepada Kholifah nya terus kepada para Aulia Alloh sampai saat sekarang ini.
Jika ilmu Hai’atil Maknun itu disebarkan kepada orang yang belum berbai'at dzikir HAQ atau “disucikan” dengan menetapi
موتوا قبل انتموتن
MATIO SIRO KABEH INGDALEM SAK DURUNGE DEN PATENI
mengutip penjelasan syair al-Imam asy-Syafi'i
إن الفقـيه هو الفقـيه بفعـله * ليس الفقـيه بنطـقه و مقاله
وكذا الرئيس هو الرئيس بخلقه * ليس الرئيس بقومه و رجاله
وكذا الغـني هو الغـني بحاله * ليس الغـني بملـكه و بماله
Sesungguhnya orang yang faqih itu adalah dinilai dengan perbuatannya Bukanlah orang yang faqih itu dinilai dengan ucapan dan perkataannya
Begitu juga pemimpin itu adalah dinilai dengan kemuliaan akhlaknya Bukanlah pemimpin itu dinilai dengan banyaknya pengikut dan pembela-pembelanya
Begitu juga orang yang kaya itu adalah dinilai dengan keadaan (kedermawanan)nya Bukanlah orang yang kaya itu dinilai dengan banyaknya harta bendanya
Diwan Al-Imam Asy-Syafi'i, hal. 97
فقيها و صوفيا فكن ليس واحدا * فإني و حـــق الله إيـــاك أنــــصح
فذالك قاس لم يـــذق قـلــبه تقى * وهذا جهول كيف ذوالجهل يصلح
Berusahalah engkau menjadi seorang yang mempelajari ilmu fiqih danjuga menjalani tasawuf, dan janganlah kau hanya mengambil salah satunya.Sesungguhnya demi Allah saya benar-benar ingin memberikan nasehat padamu.
Orang yang hanya mempelajari ilmu fiqih tapi tidak mahu menjalani tasawuf, maka hatinya tidak dapat merasakan kelezatan taqwa. Sedangkan orang yang hanya menjalani tasawuf tapi tidak mahu mempelajari ilmu fiqih, maka bagaimana bisa dia menjadi baik? Diwan Al-Imam Asy-Syafi'i, hal. 47
sebagaimana telah firmankan dalam Al-Qur’an surat Al-‘Ala, orang-orang yang cuma Ahli Syariat semata-mata, maka sudah barang tentu akan timbul anggapan bahwa ilmu jenis kedua ini yakni Ilmu Thariqat, Hakikat dan Ma’rifat adalah Bid’ah dlolalah.
Dan mereka ini mempunyai I’tiqod bahwa ilmu yang kedua tersebut jelas diingkari oleh syara’. Padahal tidak demikian, bahwa hakikat ilmu yang kedua itu tadi justru merupakan intisari daripada ilmu yang pertama artinya ilmu Thoriqot itu intisari dari Ilmu Syari’at ....
الشريعة لك حتي تطلبه منه والحقيقة له حتي تطلبه به له تعالي حيث لا حين ولا اين
فالشريعة لها حدود وجهات والحقيقة لا حد ولا جهات
ASYARI’ATU LAKA HATTA TATHLUBUHU MINHU. WAL HAQIQOTU LAHU HATTA TATHLUBUHU BIHI LAHU TA'ALA HAITSU LAA HIINA WA LAA AINA. FAS SYARI’ATU LAHAA HUDUUDUN WA JIHAATUN, WAL HAQIQOTU LAA HADDA WA LAA JIHATA.
GELEM KUNU GAK GELEM YOO WES TAK PANGANE DEWE ,,,,, SINAMBI NGOPI ,,,
Hadist di atas sangat jelas jadi tidak perlu diuraikan lagi, dengan demikian barulah kita sadar kenapa banyak orang yang tidak senang dengan Ilmu Thoriqot - ma'rifat - haqiqat ???
Karena ilmu itu memang amat rahasia, sahabat nabi saja tidak diizinkan untuk menyampaikan secara umum, karena ilmu itu harus diturunkan dan mendapat izin dari Nabi (bai'at petala nabi ibrohim) , dari nabi izin itu diteruskan kepada Kholifah nya terus kepada para Aulia Alloh sampai saat sekarang ini.
Jika ilmu Hai’atil Maknun itu disebarkan kepada orang yang belum berbai'at dzikir HAQ atau “disucikan” dengan menetapi
موتوا قبل انتموتن
MATIO SIRO KABEH INGDALEM SAK DURUNGE DEN PATENI
mengutip penjelasan syair al-Imam asy-Syafi'i
إن الفقـيه هو الفقـيه بفعـله * ليس الفقـيه بنطـقه و مقاله
وكذا الرئيس هو الرئيس بخلقه * ليس الرئيس بقومه و رجاله
وكذا الغـني هو الغـني بحاله * ليس الغـني بملـكه و بماله
Sesungguhnya orang yang faqih itu adalah dinilai dengan perbuatannya Bukanlah orang yang faqih itu dinilai dengan ucapan dan perkataannya
Begitu juga pemimpin itu adalah dinilai dengan kemuliaan akhlaknya Bukanlah pemimpin itu dinilai dengan banyaknya pengikut dan pembela-pembelanya
Begitu juga orang yang kaya itu adalah dinilai dengan keadaan (kedermawanan)nya Bukanlah orang yang kaya itu dinilai dengan banyaknya harta bendanya
Diwan Al-Imam Asy-Syafi'i, hal. 97
فقيها و صوفيا فكن ليس واحدا * فإني و حـــق الله إيـــاك أنــــصح
فذالك قاس لم يـــذق قـلــبه تقى * وهذا جهول كيف ذوالجهل يصلح
Berusahalah engkau menjadi seorang yang mempelajari ilmu fiqih danjuga menjalani tasawuf, dan janganlah kau hanya mengambil salah satunya.Sesungguhnya demi Allah saya benar-benar ingin memberikan nasehat padamu.
Orang yang hanya mempelajari ilmu fiqih tapi tidak mahu menjalani tasawuf, maka hatinya tidak dapat merasakan kelezatan taqwa. Sedangkan orang yang hanya menjalani tasawuf tapi tidak mahu mempelajari ilmu fiqih, maka bagaimana bisa dia menjadi baik? Diwan Al-Imam Asy-Syafi'i, hal. 47
sebagaimana telah firmankan dalam Al-Qur’an surat Al-‘Ala, orang-orang yang cuma Ahli Syariat semata-mata, maka sudah barang tentu akan timbul anggapan bahwa ilmu jenis kedua ini yakni Ilmu Thariqat, Hakikat dan Ma’rifat adalah Bid’ah dlolalah.
Dan mereka ini mempunyai I’tiqod bahwa ilmu yang kedua tersebut jelas diingkari oleh syara’. Padahal tidak demikian, bahwa hakikat ilmu yang kedua itu tadi justru merupakan intisari daripada ilmu yang pertama artinya ilmu Thoriqot itu intisari dari Ilmu Syari’at ....
الشريعة لك حتي تطلبه منه والحقيقة له حتي تطلبه به له تعالي حيث لا حين ولا اين
فالشريعة لها حدود وجهات والحقيقة لا حد ولا جهات
ASYARI’ATU LAKA HATTA TATHLUBUHU MINHU. WAL HAQIQOTU LAHU HATTA TATHLUBUHU BIHI LAHU TA'ALA HAITSU LAA HIINA WA LAA AINA. FAS SYARI’ATU LAHAA HUDUUDUN WA JIHAATUN, WAL HAQIQOTU LAA HADDA WA LAA JIHATA.
GELEM KUNU GAK GELEM YOO WES TAK PANGANE DEWE ,,,,, SINAMBI NGOPI ,,,