TANBIIH

الحَمـْدُ للهِ المُــوَفَّـقِ للِعُـلاَ حَمـْدً يُوَافـــِي بِرَّهُ المُتَـــكَامِــلا وَإِن تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّـهِ لَا تُحْصُوهَا ۗ إِنَّ اللَّـهَ لَغَفُورٌ رَّحِيمٌ ثُمَّ الصَّلاَةُ عَلَي النَّبِيِّ المُصْطَفَىَ وَالآلِ مَــــعْ صَـــحْــبٍ وَتُبَّـاعٍ وِل إنَّ اللَّـهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا تَقْوَى الإلهِ مَدَارُ كُلِّ سَعَادَةٍ وَتِبَاعُ أَهْوَى رَأْسُ شَرِّ حَبَائِلاَ إن أخوف ما أخاف على أمتي اتباع الهوى وطول الأمل إنَّ الطَّرِيقَ شَرِيعَةٌُ وَطَرِيقَةٌ وَحَقِيقَةُ فَاسْمَعْ لَهَا مَا مُثِّلا فَشَرِيعَةٌ كَسَفِينَة وَطَرِيقَةٌ كَالبَحْرِ ثُمَّ حَقِيقَةٌ دُرٌّ غَلاَ فَشَرِيعَةٌ أَخْذٌ بِدِينِ الخَالِقِ وَقِيَامُهُ بَالأَمْرِ وَالنَّهْيِ انْجَلاَ وَطَرِِيقَةٌ أَخْذٌ بِأَحْوَطَ كَالوَرَع وَعَزِيمَةُ كَرِيَاضَةٍ مُتَبَتِّلاَ وَحَقِيقَةُ لَوُصُولُهِ لِلمَقْصِدِ وَمُشَاهَدٌ نُورُ التّجَلِّي بِانجَلاَ مَنْ تصوف ولم يتفقه فقد تزندق، ومن تفقه ولم يتصوف فقد تفسق، ومن جمع بينهما فقد تحقق

hiasan

BELAJAR MENGKAJI HAKIKAT DIRI UNTUK MENGENAL ILAHI

Sabtu, 12 Mei 2012

DAGING ANJING YANG PENUH DENGAN CACING (NYATA!!)



Penjelasan dalam kitab Rûh ad-Dîn al-Islâmi menyatakan, “Di antara hukum Islam bagi perlindungan badan adalah penetapan najisnya anjing. Ini adalah mu’jizat ilmiyah yang dimiliki Islam yang mendahului kedokteran modern. Kedokteran modern menetapkan bahwa anjing menyebarkan banyak penyakit kepada manusia, karena anjing mengandung cacing pita yang menularkannya kepada manusia dan menjadi sebab manusia terjangkit penyakit yang berbahaya, bisa sampai mematikan. Sudah ditetapkan bahwa seluruh anjing tidak lepas dari cacing pita sehingga wajib menjauhkannya dari semua yang berhubungan dengan makanan dan minuman manusia.[Taudhîhul-Ahkam, Syaikh Ali Bassâm, 1/137].


Benarlah sabda Rasulullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

إِذَا وَلَغَ الْكَلْبُ فِي إِنَاءِ أَحَدِ كُم فَلْيُرِقْهُ ثُمَّ لِيَغْسِلْهُ سَبْعَ مِرَارٍ

Bila seekor anjing minum dari wadah milik kalian, maka tumpahkanlah, lalu cucilah 7 kali. [HR al-Bukhâri no 418, Muslim no. 422.]

Dalam riwayat lain:

طَهُروْرُ إِنَاَءِ أَحَدِكُمْ إَِّا وَلَغَ فِيْهِ الْكَلْبُ أَنْ يَغْسِلَهُ سَبْعَ مَرَّاتٍ اُوْلاَهُنَّ بِالتُّرَابِ

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “ Sucinya bejana kalian yang dimasuki mulut anjing adalah dengan mencucinya 7 kali, salah satunya dengan tanah” [HR Muslim no. 420 dan Ahmad 2/427]


مَنِ اقْتَنَى كَمبًا إِلاَّ كَلْبَ مَا شِيَةٍ أَوْ كَلْبَ صَيْدٍ نَقَصَ مِنْ عَمَلِهِ كُلَّ يَوْمِ قِيْرَاطُ

Barangsiapa memelihara anjing selain anjing untuk menjaga binatang ternak dan anjing untuk berburu, maka amalannya berkurang setiap harinya sebanyak satu qirâth (satu qirâth adalah sebesar gunung Uhud).” [HR. Muslim no. 2941].

Juga sabda beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam :

أَيُّمَا أَهلِ دَارٍ اتَّخَذُواكَلْبُا إِلاَّ كَلْب مَا شِيَةٍ أَوْ كَلبَ صَا ئِدٍ نَقَصَ مِنْ عَمَلِهِمْ كُلَّ يَوْمٍ قِيْرَاطَانِ

Penghuni rumah mana saja yang memelihara anjing selain anjing untuk menjaga binatang ternak atau anjing untuk berburu, maka amalannya berkurang setiap harinya sebanyak dua qirâth.[HR. Muslim no. 2945].

Demikian juga Rasulullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

مَنْ أَمْسَكَ كَلْبًا فَإِنَّهُ يَنْقُصُ كُلَّ يَوْمٍ مِنْ عَمَلِهِ قِيْرَاطُ إِلاَّ كَلْبَ حَرْثٍ اَوْ مَا شِيَةٍ

Barangsiapa memelihara anjing, maka amalan shalehnya akan berkurang setiap harinya sebesar satu qirâth, selain anjing untuk menjaga tanaman atau hewan ternak. [HR Muslim no. 2949].

Dari Abu Mas’ûd Radhiyallahu ‘anhu beliau berkata:

أََنَّ رَسُو لَاللَّهِ صَلَى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَم نَهَى عَنْ ثَمَنِ الْكَلْبِ وَمَهْرِ الْبَغِيِّ وَحُلوَانِ الْكَا هِنِ

Rasulullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang hasil penjualan anjing, mahar (hasil) pelacur, dan upah dukun. [Diriwayatkan oleh Imam, Ahmad 4/118-119, 120, al-Bukhâri 7/28 dan Muslim no. 1567.]

Hadits Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu yang berbunyi, bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda:

كُلُّ ذِينَابٍ مِنْ السِّبَاعِ فَأَكْلُهُ حَرَامُ

Semua yang memiliki gigi taring dari hewan buas maka memakannya haram. [HR Muslim 1933]

TATA CARA MASUK PADA THORIQOH / MENGENAL WILAYAH ATURAN SUFII

ADAB GURU TERHADAP MURID :

 Ketahuilah hai saudara - saudariku, tidaklah sah ilmu tanpa adanya adab, dan 
tidaklah sah adab itu melainkan diketahui oleh masing - masing pihak.

1. Menanggung jawab sesuatu pertanyaan yang di datangkan muridnya, dan di jawab dengan
sebenar - benarnya;
 2. Jangan lekas marah jika ada yang tidak cocok / salah menurut pandangan 
 3. Duduk dengan sopan santun dengan menundukkan kepala
 4. Meninggalkan Takabbur
 5. Merendahkan diri
 6. Jangan bercanda dengan murid, niscaya hilang keberkatan ilmu
 7. Kasih sayang akan/dengan murid
 8. Paham, sabar dan perlahan - lahan mengajar orang yang bebal
9. Menunjukkan yang baik pada orang yang bebal;
10. Jangan malu mengatakan yang tidak tahu, jika betul - betul tidak tahu,
  dan jangan pura - pura tahu akan hal yang tidak tahu
 11. Bersungguh - sungguh terhadap orang yang bertanya
 12. Mengatakan yang pahit itu wajib
 13. Melarang orang belajar ilmu jahat dan yang melanggar hukum Al-Qur'an
 14. Beramal menurut pengetahuan
 15. Melarang orang belajar Fardhu Kifayah sebelum Fardhu 'Ain
16. Kembali kedasar, jikalau salah di ulang;
 17. Beramal seperti/dengan ilmu, supaya bermanfaat untuk sesama

ADAB MURID TERHADAP GURU :

1. Mendahulukan salam kepada guru;
2. Jangan banyak bicara di hadapan guru;
3. Jangan membantah jika kurang nyata dan paham;
 4. Minta izin jika mau bicara
 5. Jangan menceritakan orang lain di hadapan guru
 6. Jangan berisyarat dan meletakkan di hadapan guru
 7. Jangan berbisik dengan orang lain di hadapan guru
 8. Jangan berpaling kekiri/kanan di hadapan guru
 9. Jangan banyak soal atau banyak tingkah di hadapan guru
 10. Kalau guru datang jangan di tinggalkan
 11. Jangan salah sangka kepada guru, walaupun banyak kesalah  
  dengan bicaranya.namun kajilah makna yang tersirat di balik kesalahan kata Guru 

SYARAT THARIQAT :

1. Ma'rifatullah, yakni : mengetahui syarat ma'rifat ada 2 (dua) :
a. Mengenal Qadim akan Allah Swt;
  b. Mengenal yang Baru, yaitu Muhaddas (diri kita / semua mahluk).
2. Yakin melihat pada Allah Swt dengan iman dan yakin,
melihat 'ain basyariah tiada dengan dalil dan bernama;
3. Alhot : Pemurah, suka memberi harta pada orang lain dan
semata - mata karena Allah Swt;
4. Shiddiq : Benar niat, benar perkataan dan benar perbuatan;
 5. Syukur : Syukur kepada Allah Swt di saat sakit dan senang.. sedih dan bahagia

ADAB THARIQAT :

1. Berpegang I'tikad ahlussunnah wal jama'ah;
2. Meninggalkan yang mudah - mudah pada syari'at dan mengerjakan
yang berat - berat pada syara';
3. Berkekalan yang berkepanjangan markobah pada Allah Swt dan
selalu mengintai - intai Allah Swt;
 4. Berharap (roja') akan rahmat Allah Swt
 5. Berpaling dari tiap - tiap yang selain daripada Allah Swt
6. Mahir, Khudur hati akan Allah Swt;
 7. Melazimkan bersunyi - sunyi hati (menyendirikan hati disaat berkumpul) ketika sedang ramai..
 8. Banyak menuntut ilmu agama (ngaji)
 9. Memelihara nafas ketika nafas keluar masuk ..
 10. Merasa rendah diri kurang ilmu & bertngkah laku seperti orang awam, 
jika kita lihat seorang ahli sufiyah, seolah - olah dia seperti
orang bodoh atau seperti orang dungu, padahal orang itu
ahli Allah Swt atau Wali Allah Swt;
 11. Menyembunyikan dzikir sehingga Malaikat Muqarrobin 
yang terdekat dengan
  kita tidak mengetahuinya, jadi hanya 
  Allah Swt yang maha mengetahui dengan apa yang kita kerjakan
12. Berperangai seperti Rasulullah Saw,
  hentikan larangannya dan mengerjakan perintah alloh.

RUKUN THARIQAT :

 1. Mengetahui hukum yang ta'alluk (bergantung) kepada Allah Swt 
  atau ajaran Islam, mengerjakan perintah & meninggalkan larangan 
  Allah Swt 
2. Halmu : Pengasih, Penyayang dan Penyantun;
3. Sabar akan segala cobaan dan sabar mengerjakan taat,
Ikhlas pada segala amal, bukan ia beramal mengharap
mengharapkan masuk syurga dan bukan takut akan neraka serta
  bukan mengharap puji dan tuah (keramat) pada setiap riyadlohnya amalnya
 semata-mata ungkapan rasa syukur ilallaoh billah 
 4. Ridha akan segala takdir Allah Swt akan ketetapan
      yang di berlakukan pada diri salik
5. Khusnul Khalik : Berkelakuan baik dalam segala hal;

WAJIB THARIQAT :

 1. Mengerjakan dzikrullah
 2. Banyak Taubat
 3. Meninggalkan (tidak bergantung) pada dunia dan indahnya gemerlap perhiasannya
 4. Mengikuti perintah Allah Swt meninggalakan larangannya
 5. Berbaik sangka kepada sesama makhluk
 6. Ikhlas hatinya

SEBAB THARIQAT :

 1. Takut akan Allah Swt
 2. Banyak taubat
 3. Menjauhi manusia, kecuali dalam darurat
 4. Benci akan dunia
 5. Pulangkan segala pekerjaan (AMAL) Dzohir & bhatin
  kepada Allah Swt baik ataupun buruk karena itu puncak
  dari iman atas qodlo' & qodarnya alloh 
 6. Tiada DIRI yg berikhtiar melainkan dengan ikhtiar ALLOH SEMATA .

ADAB ZIKIR :



a. Adab sebelum berzikir :

1. Taubat;
2. Suci, artinya : Berwudhu';
3. Ditempat yang bersih;
4. Niat, sebagaimana yang disuruh Allah Swt dalam FirmanNYA :
  "فا ذكروني أذكركم", artinya : Ingatlah kamu kepadaku, 
niscaya aku akan ingat kepadamu.
 5. Mengucap dengan sangat takdzimnya.

b. Adab sewaktu berzikir :

 1. Duduk ditempat yang suci dan duduknya tawarruk kiri
 2. Letakkan tangan di atas lutut kita
 3. Menghadap kiblat, jika dzikir sendirian 
  tapi melingkar jika berjama'ah
 4. Harumkan tempat duduk dzikir, karena majelis dzikir itu senantiasa 
di hadiri para malaikat dan jin mukmin;
5. Berkekalan dengan ikhlas dan ingatnya kepada Allah Swt;
 6. Benar dzikirnya lahir bathin;
7. Makanan dan pakaian bersih dan dari hasil yang halal;
8. Lokasi berzikir sedapat mungkin harus gelap remang - remang
untuk menjaga panca indera dari hal yang
terang lainnya, karena itulah kita usahakan berselubung sesuai
  dengan Firman Allah Swt : " Ya ayyuhal muhammil, Artinya: 
  "Hai orang - orang yang berselubung"
 9. Memejamkan kedua mata
 10.Setiap berdzikir harus dengan ikhlas
11.Menafikan yang selain Allah Swt,
  sebab Allah Swt harus satu adanya
 12.Berdzikir harus ikhlas
 13.Berdzikirlah dengan serajin - rajinnya;
14.Ada sesuatu umpamanya, maka munajatlah pada Allah Swt atau
  Rabithah lah dan kabarkan kepada guru
15.Menghindarkan lafadz yang salah dan berubah maknanya.

SYAIR THORIQOTUL ILMILLAH

Af'al Allah nama perahunya
Ilmu Allah nama kurungnya
Amantubillah nama kemudinya
Di yakinkan Allah nama haluannya

Taat istinja' nama lantainya
Kufur dan maksiat air ruangnya
Tauhid itu akan sauhnya
Lailahaillallah itu akan talinya

Agama itu akan tiangnya
Assalamu'alaikum itu tali lenggangnya
Taat ibadat anak dayungnya
Shalawat akan nabi tali bubutannya

Ingat itu akan layarnya
Tulus dan ikhlas itu akan kuatnya
Sabar dan yakin nama kesiapannya
Sempurna ingat akan lajunya

Allahu Akbar nama airnya
Astaghfirullah nama anginnya
Subhanallah akan lajunya
Lailahaillallah itu nama pelabuhannya

Jannatul nama negerinya
Iradat Allah nama benderanya
Kodrat Allah nama pasarnya
Iman dan taat nama kurungnya

Tuan belajar ilmu hakikat
Betulkan agama dengan ma'rifat
Di datangi guru dengan isyarat
Betulkan syari'at dengan hakikat

Zikir dan tauhid inilah bekal
Siang dan malam janganlah tinggal
Di dalam syurga tempat yang kekal
Pulang ke akhirat inilah bekal

Zikir dan tauhid inilah bekal
Siang dan malam janganlah tinggal
Pulang ke akhirat inilah bekal
Di dalam syurga tempat yang kekal

Ilmu Ushuluddin janganlah bimbang
Sifat dua puluh hendaklah terang
Betulkan i'tikad jangan bercabang
Tuhan yang esa tiada berbilang

Jikalau datang percobaan dirimu
Selesaikan betul dengan jawabanmu
Kepada Nabi Muhammad engkau mengadu
Katakan datangnya dari tuhanmu

Jikalau datang ia kepadamu
Ingat - ingat jangan tersama
Allah - Allah akan pandanganmu
Laitsa Kamishlihi Syai'un akan perisaimu

Tetapkan ingat janganlah bimbang
Di situlah tempat kita yang lapang
Ingat akan Allah janganlah kurang
Di dalam hati janganlah lekang

Mati itu ibarat berpulang
Di dalam kubur tempat berpulang
Di situlah terasa sakit dan senang
Siapa yang taat dapatlah senang

Sembahyang itu janganlah bimbang
Atau berjama'ah atau seorang
Serta jama'ah janganlah kurang
Setiap waktu malam dan siang

Aduhai sekalian adik dan kakak
Ingat - ingat janganlah tidak
Mati itu tak boleh tidak
Pikirlah tuan adik dan kakak

Jagalah tuan adik dan kakak
Sementara kubur belum terbuka
Setiap malam demikian juga
Jagalah kita adik dan kakak

Jagalah tuan di waktu subuh
Masuk waktu jangan bertangguh
Mengerjakan sembahyang bersungguh - sungguh
Iman kita supaya teguh

Inilah dia pengajaran guru
Sembahyang dan zikir kerjakan olehmu
Serta taat dengan yakinmu
Masuk syurga syukur olehmu

Mengerjakan dia janganlah jemu
Dari kecil sampai besarmu
Pengajaran ini dari tuhanmu
Jagalah kita bersama - sama

Awal menyurat di batu pahat
Rantau panjang namanya tempat
Di bukakan sya'ir akan nasehat
hendaklah di baca berkuat - kuat

Kerjakan olehmu berkuat - kuat
Sementara muda badanmu kuat
Kepada alim yang tinggi pangkat
Muliakan dia dunia akhirat

Mencari guru hendaklah ingat
Amalnya banyak ibadatnya kuat
Dunianya ringan akhiratnya kuta
Inilah guru yang menberi manfaat

Apabila dapat guru yang sempurna
Serahkan diri di bawah kodratnya
Adab dan hormat sepanjang harinya
Banyakkan sejarah mencium kakinya

Aduhai anak muda bangsawan
Kuatlah engkau belajar Qur'an
Belajar itu janganlah segan
Supaya menjadi fakih pilihan

Ada isyarat pada pilihan
Empat isyarat pada ali zaman
Lidahnya lembut suara andalan
Nafas panjang lancar bacaan

Berat dan ringan pula di perbedakannya
Ikhfa dan idgham harus di samakan
Apabila ada yang sedemikian
Inilah nama fakih pilihan

Apabila sempurna kaji Al - Qur'an
Ushul dan Fiqh harus pula di belajarkan
Serta ibadat berhari - harian
Fakih Qari orang panggilkan

Apabila sempurna Ushul Fiqhnya
Syarah dan Nakhu pula di bacanya
Mantiq dan Ma'ani pula di bacanya
Serta lafadz seribu maknanya

Dalil dan hadits pula di perbedakannya
Halal haram dosa dan pahalanya
Apabila sempurna adab isyaratnya
Dapatlah ikhlas amal ibadatnya

Siapa orang ahli Thariqat
Serta beramal tertibnya kuat
Tahulah dunia banyak mudharat
Tiadalah boleh di lawan bersahabat

Ambillah Thariqat serta ilmunya
Kepada Chalifah yang tinggi pangkat
Alam yang jauh hampirlah dapat
Tetapi ingat hendaklah kuat

Apabila sempurna Thariqatmu tuan
Shalat dan suluk pula di kerjakan
Barulah putus ma'rifatmu tuan
Membedakan hamba dengan tuhan

Bersuluk itu ilmu andalan
Musyahadah Mukabalah menyembah tuhan
Asyik tafakkur berhari - harian
Ilmu yang lain tiada sedemikian

Setengah orang baik nasibnya
Dengan berkat do'a gurunya
Berhari - harian tafakkur kerjanya
Lezat dan nikmat di rasai imannya

Rabu, 09 Mei 2012

Jangan Salah Memilih Guru Karena Salah Memilih Guru Akan Tersesat & Keluarlah Kita Dari Tujuan yang Sesungguhnya


Dalam pendidikan islam saat ini banyak sekali penyimpangan-penyimpangan yang sungguh sangat memprihatinkan ,salah satu faktor penyebabnya adalah karena kita yang salah memilih guru pendidik di bidang ruhani , peran penting dari seorang guru ini tidak hanya menunjang kelangsungan belajar semata namun berefek pada kelanjutan kepada kelangsungan mental serta pemahaman si murid murid itu sendiri , GURU GURU saat ini hanyalah majaz (pinjam nama) dari kata mursyid (orang yang memberi petunjuk) kepada orang lain dengan pengenalan pengenalan sesuatu yang belum kita kenali dan guru-guru saat ini terkadang terlalu berani hanya karena demi tujuan materi belaka mengajarkan sesuatu yang bukan bidanganya dan si murid sendiri kurang peka dengan tujuan awal dia belajar berangkat dari rumah menuju sekolah / madrasah untuk memahami kaidah kaidah disiplin ilmu … sedang menurut konsep islam seseorang yang di jadikan figur panutan (Ulama’) adalah contoh yang patut untuk di teladani dalam hal pemahaman di bidang masing-masing ,,,, dalam hal ini al-faqir mengutip sedikit penjelasan-penjelasan SYARAT-SYARAT APA saja yang harus di tepati oleh seorang guru menurut konsep ISLAM :

1- Syarat terpenting bagi guru dalam Islam ialah sebagai berikut :

Beriman kepada ALLOH SWT dan selalu mengajarkan serta mencontohkan kepada anak didiknya Agar selalu istiqomah dalam muraqobah (mendekatkan & intropeks diri) kepada Allah SWT.
Senantiasa berlaku Khauf (takut kepada Allah) dalam segala ucapan dan tindakannya.
Senantiasa bersikap tenang karena Tugas mendidik adalah tugas yang amat penting karena menyangkut perkembangan mental serta keimanan & masa depan seseorang. Oleh karena itu, tugas itu harus dilakukan secara bertanggung-jawab. Itu hanya dapat dilakukan oleh orang yang telah dewasa dalam pemikiran & luas dalam pengertian ta’rifnya …

2- Senantiasa bersikap wara’ (meninggalkan perkara syubhat dan meninggalkan perkara yang tidak bermanfaat).
Selalu bersikaf tawadlu’ (merendahkan diri terhadap mahluk dan melembutkan diri kepada mereka, atau patuh kepada kebenaran secara hukum syara’ dan hukum ahlak , dan tidak berpaling kepada hikmah, hukum dan kebijaksanaan). Selalu khusyu’ (meninggalkan perkara yang kurang baik )kepada Allah SWT &
Menjadikan Allah sebagai tempat meminta pertolongan dalam segala keadaan ,serta sehat jasmani & ruhaninya ” القلب السالم في الجسم السالم ” Adapun qolb (hati) yang sehat itu di dalam jiwa yang sehat (jasad) & Jasmani yang tidak sehat akan menghambat pelaksanaan pendidikan, bahkan
dapat membahayakan anak didik bila mempunyai penyakit menular. Dari segi rohani,
orang gila berbahaya dalam mendidik dan tidak bisa bertanggung-jawab (sehat jasmani dan ruhani) serta tidak mengedepankan DOKTRIN / KETETAPAN pada egonya si guru itu sendiri

3- Tidak menjadikan ilmunya sebagai tangga untuk mencapai keuntungan duniawi.
Tidak diskriminatif terhadap murid.
Bersikap dzuhud dalam urusan dunia sebatas apa yang ia butuhkan.
Menjauhkan diri dari tempat yang rendah dan hina menurut manusia.
Menjauhkan diri dari tempat-tempat kotor dan maksiat.
Agar selalu menjaga siar-siar islam dan dzahir-dzahir hukum, seperti shalat berjamaan di masjid.
Menegakkan sunnah-sunnah dan menghapus segala hal yang mengandung unsur bid’ah.
Membiasakan melakukan hal sunnah yang bersifat syari’at.
Bergaul dengan ahlak yang baik.
Membersihkan hati dan tindakannya dari akhlak yang jelek dan dilanjutkan dengan perbuatan yang baik.
Senantiasa bersemangat untuk mengembangkan ilmu dan bersungguh-sungguh dalam setiap aktivitas ibadah. Serta menguasai Keahlian di bidang ilmu yang di kajikan / lebih jelasnya harus menguasai bidang yang diajarkannya dan menguasai ilmu mendidik
(termasuk ilmu mengajar) Ini penting sekali bagi pendidik, termasuk guru.

Serta peran penting Orangtua di rumah sebenarnya perlu sekali mempelajari teori-teori ilmu pendidikan ahlak agar membantu proses belajar mengajar Dengan pengetahuannya Di harapkan si Orang tua
akan lebih berkemampuan menyelenggarakan pendidikan bagi anak-anaknya di rumah.

4- Tidak boleh membeda-bedakan status, nasab, dan usia dalam mengambil hikmah dari semua orang.
Membiasakan diri untuk menyusun atau merangkum pokok-pokok kajian yang telah di jelaskan serta Harus berkepribadian muslim, berkesusilaan dan berdedikasi tinggi
Syarat ini amat penting dimiliki untuk melaksanakan tugas-tugas mendidik selain
mengajar. Dedikasi tinggi tidak hanya diperlukan dalam meningkatkan mutu mengajar.
Selain itu juga harus berkepribadian muslim…

Agar seorang pendidik dapat menjalankan fungsi sebagaimana yang telah
dibebankan Allah kepada Rasul dan pengikutnya, maka dia harus memiliki sifat-sifat
berikutini:
a) Setiap pendidik harus memiliki sifat rabbani sebagaimana dijelaskan Allah. Jika
seorang pendidik telah bersifat welas asih dan berketuhanan, seluruh kegiatan pendidikannya bertujuan
menjadikan anak didiknya sebagai generasi robbani yang memandang jejak
keagungan-NYA (alloh) serta menjunjung tinggi sunnah-sunnah rosululloh SAW

b) Seorang guru hendaknya menyempurnakan sifat rabbaniyahnya dengan keikhlasan sangat mempuni serta mendasar tidak mengajarkan si murid tentang kekramatan namun memahami hakikat kekramatan itu bukanlah akhir sebuah tujuan namun masih awal dan itu adalah penghalang bagi si murid untuk mencapai maqom ridlo billah Artinya, aktifitas sebagai pendidik bukan semata-mata untuk menambah wawasan
keilmuannya, lebih jauh dari itu harus ditujukan untuk meraih keridhaan Allah serta
mewujudkan kebenaran yang haqiqi .


c) Seorang pendidik hendaknya mengajarkan ilmunya dengan sabar & menerima segala kritikan baik dari murid / orang lain dan menganggap itu semua adalah petunjuk alloh atas kelemahan manusia .
d) Ketika menyampaikan ilmunya kepada anak didiknya, seorang pendidik harus memiliki kejujuran dengan menerapkan apa yang dia ajarkan dalam kehidupan pribadinya.
Seorang guru harus senantiasa meningkatkan wawasan, pengetahuan dan kajiannya.
Seorang pendidik harus cerdik dan terampil dalam menciptakan metode pengajaran
yang variatif serta sesuai dengan situasi dan materi pelajaran.
Seorang guru harus mampu bersikap tegas dan meletakkan sesuatu sesuai
proporsinya sehingga dia akan mampu mengontrol dan menguasai siswa / murid-muridnya serta bisa menjadi uri tauladan penerus perjuangan ROSULULLOH SAW …

e) Mensucikan dirinya dari hadas dan kotoran
Memakai harum-haruman
Memakai pakaian yang layak sesuai dengan mode zamannya dengan maksud untuk mengagungkan ilmu dan menghormati syariat.
Berniat menyebarkan ilmu untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan menegakkan agama Allah serta menyampaikan hukum-hukum Allah.
Berniat untuk menunjukkan kebenaran dan kembali kepada kebajikan.
Berkumpul bersama untuk berzikir kepada Allah SWT.
Menyebarkan kedamaian kepada kawan-kawan muslimin.
Mendo’akan ulama terdahulu.
Saat masuk ruangan (majlis ilmu)

f) menurut pendapat syeh ImamGhazali yaitu:
Harus menaruh rasa kasih sayang terhadap murid dan memperlakukan mereka
sepertianaksendiri.
Tidak mengharapkan balas jasa ataupun ucapan terima kasih, tetapi bermaksud
denganmengajarmencarikeridhaanAllah.
Mencegah murid dari sesuatu akhlak yang tidak baik dengan jalan sindiran dan
jangan dengan cara terus terang, dengan jalan halus dan jangan mencela.
Supaya diperhatikan tingkat akal pikiran anak-anak dan berbicara dengan mereka menurut kadar akalnya dan jangan disampaikan sesuatu yang melebihi tingkat tangkapannya.
Jangan timbulkan rasa benci pada diri murid mengenai suatu cabang ilmu yang lain.
Sang guru harus mengamalkan ilmunya dan jangan berlain kata dengan perbuatannya

SEMOGA RISALAH KECIL DAN SINGKAT INI BISA MENAMBAH PELAJARAN BUAT KITA SEMUANYA UNTUK MENEMUKAN GURU KITA YANG SEBENARNYA ….. DAN KETERANGAN INI DI AMBIL DARI KETERANGAN MUFAQAT ULAMA’ SERTA SUNNAH NABI

Selasa, 08 Mei 2012

lanjutan ...ADAB SOPAN SANTUN BERAGAMA (AL-ADAB FI AD-DIN) VIII

Adab Pemimpin Kepada Rakyatnya
Hendaklah selalu bersikap ramah, tidak bertindak keras, dan berfikir dahulu sebelum memberi perintah. Tidak bersikap sombong kepada orang-orang tertentu demi mencegah permusuhan dari mereka. Berusaha untuk memperleh simpati dari seluruh rakyat disertai rasa takut kepada mereka. Memperhatikan berbagai sarana pelayanan public. Menjaga kewaspadaan diri dalam bergaul dengan para ahli ilmu dan memberikan keleluasan kesempatan kepada mereka, juga kepada sahabat dan kerabat mereka. Bersikap ramah dalam menjatuhkan hukuman dan senantiasa memberikan perlindungan.

Adab Rakyat Kepada Penguasa
Hendaklah tidak berusaha mendatanginya. Tidak meminta bantuannya, kecuali untuk sesuatu yang menjadi tanggung jawabnya. Memelihara sikap takut kepadanya, walaupun dia bersikap ramah. Tidak berlaku lancing kepadanya, walaupun dia bersikap lembut. Tidak banyak meminta, walaupun dia selalu memenuhi permintaannya. Berdo’a demi kebaikan dirinya ketika melihatnya. Tidak berbicara dengannya dan tidak berusaha mencarinya ketika dia tidak hadir.

Adab Hakim
Selalu membiasakan untuk berdiam diri. Menunjukkan kewibawaan dan bersikap tenang. Menjaga diri dari berbuat kejahatan dan melampaui batas. Berlaku baik kepada para janda dan berhati-hati kepada anak yatim. Tidak tergesa-gesa saat memberi keputusan dan berlaku baik kepada lawan. Tidak memihak kepada salah seorang dari dua orang yang bermusuhan. Memberi nasihat kepada pelaku penyimpangan. Senantiasa berlindung kepada Allah dalam menetapkan keputusan yang benar.

Adab Saksi
Senantiasa memelihara amanat dan meningalkan pengkhianatan. Bersikap teguh dalam memberi kesaksian, menjaga diri dari sifat lupa, dan menghindari perdebatan dengan penguasa.

Adab Berjihad
Meluruskan niat, bersikap cemburu kepada Allah, dan mencurahkan segenap kemampuan. Mengorbankan darah dan nyawa serta menolak keinginan untuk kembali. Bertekad untuk meninggikan kalimat Allah dan meninggalkan kecurangan dalam pembagian harta rampasan perang (al-gulul). Melunasi hutangnya sebelum pergi ke medan perang. Senantiasa berzikir kepada Allah saat berperang dan dalam segala keadaan.

Adab Tawanan
Seorang tawanan seyogianya tidak mengharap kelapangan dari selain Allah. Tidak menghinakan dirinya dengan bermaksiat kepada Allah. Tidak berputus asa dari rahmat Allah. Mencurahkan segenap harapan di hadapan Allah. Menyadari bahwa dia berada dalam lindungan Allah. Tidak bersenang-senang atas harta musuh yang tidak diperkenankan Allah. Tidak memohon pertolongan kepada selain Allah.

Kumpulan Adab-Adab lainnya
Sebagian diantara kaum ahli hikmah telah menasihatkan:
Termasuk adab dalam beragama adalah menjumpai sahabat atau musuh Anda dengan wajah keridhaan, tanpa menghinakan dan tidak merasa takut kepada mereka. Menjadi orang berwibawa tanpa harus bersikap sombong. Mengambil jalan tengah dalam semua urusanmu. Tidak memandang dirimu dengan penuh rasa takjub. Tidak banyak memalingkan muka. Tidak bergantung pada kekuatan jamaah.
Apabila kamu duduk, berusaha bersikap tegak. Berhati-hati untuk tidak menjalinkan jari-jemari, memainkan cincin, mencungkil sisa-sisa makanan di sela-sela gigi, memasukkan tangan ke lubang hidung, dan mengusir lalat dari wajahmu. Tidak banyak menggeliat dan menguap. Menjadikan majlismu sebagai pemberi ketenangan dan menjadikan setiap perkataanmu sebagai penyejuk kalbu. Mendengarkan kata-kata mutiara dari orang yang mengajak Anda berbicara tanpa menampakkan ketakjuban ataupun kerendah-dirian. Berpalinglah dari lelucon dan dongeng. Tidak bercerita kepada orang lain ihwal rasa takjubmu terhadap anak-istrimu. Tidak berperilaku sepertiperempuan. Tidak menjadi orang yang tidak memiliki rasa malu seperti halnya seorang budak.
Senantiasa mengambil jalan tengah dalam segala urusan Anda. Tidak banyak memakai celak dan tidak berlebihan dalam menggunakan krim. Tidak membuat orang merasa jemu dalam bercerita. Tidak memberi informasi tentang kekayaanmu kepada keluarga dan anakmu – apalagi kepada orang lain. Sebab, jika mereka memandangnya sedikit, kamu akan dipandang rendah oleh mereka. Tetapi jika mereka memandangnya banyak, kamu tidak akan memperoleh keridhaan dari mereka. Cintailah mereka tanpa harus mengunakan ancaman dan bersikap lembutlah kepada mereka tanpa harus menunjukkan kelemahan. Jika kamu bermusuhan, janganlah berusaha untuk merusak kehormatan musuhmu. Berpkirlah terlebih dahulu sebelum kamu mengemukakan alas an. Tidak sering menunjuk dengan tangan. Tidak berlutut. Mulailah berbicara, tatkala amarahmu telah mereda. Jika kamu diuji dengan kedekatan kepada penguasa, berhati-hatilah dan jangan merasa aman. Sebab bisa saja ia berbalik memusuhi anda. Pergaulilah ia dengan baik laiknya kamu mempergauli anak kecil. Ajaklah dia berbicara tentang hal-hal yang dikehendaki. Berhati-hatilah untuk tidak mendatanginya tatkala dia sedang berkumpul dengan keluarga, anak-anaknya dan kerabatnya – walaupun mereka hanya menjadi pendengar.
Waspadalah terhadap orang yang berpura-pura bersahabat denganmu, karena dia pada dasarnya termasuk mushmu. Jangan jadikan hartamu lebih berharga daripada harga dirimu. Senantiasa waspada untuk tidak banyak meludah di tengah orang banyak, sebab barangsiapa yang melakukan hal itu, maka ia akan dianggap sebagai perempuan. Tidak menampakkan sesuatu hal yang akan menyakiti sahabatmu. Sebab, jika dia melihatnya, dia akan membalasnya dengan sikap permusuhan. Jangan bergurau dengan orang pandai, karena dia akan merasa dengki kepadamu. Jangan bergurau dengan orang dungu, karena dia akan lancing kepadamu. Senda gurau sesungguhnya dapat menghilangkan sikap takdzim, menjatuhkan kedudukan, menghilangkan harga diri, menyebabkan kesedihan, menghilangkan manisnya cinta, melahirkan aib bagi ahli fiqh, menyebabkan kelancangan orang dungu, mematikan hati, menyebabkan jauh dari Tuhan, melahirkan celaan, melemahkan tekad yang kuat, membuat batin menjadi gelap, mematikan pikiran, memperbanyak dosa dan menampakkan aib.

Penutup
Semoga Allah senantiasa membimbing kita semua bersama orang-orang yang diberi petunjuk-Nya, merawat kita semua bersama orang-orang yang dipelihara-Nya, menjadi pelindung kita semua bersama orang-orang yang dilindungi-Nya, memberkati apa yang dikaruniakan-Nya dan menjauhkan kita dari kejahatan yang telah ditetapkan-Nya. Sebab, tidak ada yang menolak apa-apa yang telah ditetapkan-Nya, tidak ada yang kuasa untuk mengangungkan orang-orang yang dimusuhi-Nya dan tidak ada yang kuasa menghinakan orang-orang yang dilindungi-Nya.
Maha Suci dan Maha Tinggi Tuhan kita. Kepada-Nya kita memohon ampunan dan bertobat. Kepada-Nya kita memohon agar senantiasa mencurahkan segenap salawat yang paling utama kepada hamba-Nya yang terpilih, keluarga dan para sahabatnya.
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Dan semoga Allah senantiasa melimpahkan salawat dan salam kedamaian kepada junjungan kita, Nabi Muhammad,,,

lanjutan ...ADAB SOPAN SANTUN BERAGAMA (AL-ADAB FI AD-DIN) VII

Adab Mengetuk Pintu
Berjalan di samping dinding dan tidak menghadap ke pintu. Bertasbih dan bertahmid sebelum mengetuk pintu, lalu mengucapkan salam. Tidak memperhatikan orang yang berada di dalam rumah. Setelah memberi salam, harus meminta izin. Jika diizinkan masuklah, tetapi jika tidak diizinkan, kembalilah dan jangan berusaha menunggu. Apabila ditanya oleh tuan rumah, jangan mengatakan, “Saya,” melainkan katakanlah, “si Fulan.”

Adab Duduk di Tepi jalan
Senantiasa menundukkan pandangan. Membantu orang yang teraniaya dan menolng orang yang meminta pertolongan. Membantu orang lemah dan membimbing orang tersesat. Senantiasa menjawab salam. Memberi kepada para peminta-minta dan tidak memalingkan muka dari mereka.
Senantiasa menyeru kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran dengan penuh persahabatan dan keramahan. Jika ada orang yang mengerjakan kemungkaran, cegahlah dengan ancaman dan tindakan keras. Tidak mendengarkan tukang fitnah (as-sa’i) kecuali ada bukti. Tidak memata-matai dan tidak berprasangka terhadap orang lain, kecuali hal-hal yang baik.
Adab Pergaulan
Apabila memasuki suatu majlis atau jamaah, hendaklah Anda mengucapkan salam dan duduk di tempat yang telah tersedia serta tidak melangkahi orang lain. Mengkhususkan salam kepada orang ang paling terdekat.
Apabila diuji saat berkumpul dengan orang banyak, janganlah ikut ambil bagian dalam percakapan mereka danjangan mendengarkan kebohongan-kebohongan mereka. Tidak menghiraukan perkataan buruk mereka. Menghindari pertemuan dengan mereka, kecuali ketika ada keperluan.
Tidak meremehka seseorang, sehingga dia akan menjadi binasa; sebab bisa jadi ia tidak tahu kalau orang tersebut lebih baik dan lebih taat kepada Allah darpada dirinya. Tidak memandang mereka dengan ketakziman dalam urusan-urusan keduniaan. Sebab dunia itu kecil di sisi Allah dan segala isinya pun tidak bernilai. Tidak menganggap besar harta duniawi pada dirinya, yang akan mendoorongnya untuk mengagungkan pencinta dunia. Sebab dengan begitu, ia menjadi rendah dalam pandangan Allah.
Tidak mengorbankan agam untuk memperoleh hal-hal yang bersifat duniawi, yang justru akan menjadikannya kerdil di hadapan mereka. Tidak memusuhi mereka, upaya tidak memunculkan sikap permusuhan. Merasa tidak mampu untuk bersabar dalam permusuhan, kecuali karena Allah ‘Azza wa Jalla. Memusuhi perbuatan jelek mereka, namun pandangi mereka dengan pandangan kasih sayang. Janganberharap agar mereka mencintai, memuliakan, menampakkan wajah berseri dan memuji dirinya sendiri. Sebab jika ia menuntut semua itu, hanya akan mendapatkan sedikit.
Jika mereka menaruh kepercayaan dan menyerahkan kewenangan kepadanya, tentu dia tidak akan selamat. Jangan berharap agar mereka mau bersikap baik – di belakangnya – laiknya sikap baik yang ditampakkan di hadapannya. Jangan berusaha mendapatkan semua itu. Jangan bersikap rakus terhadap apa-apa yang ada di tangan mereka, sehingga ia akan kehilangan agamanya. Jangan bersikap sombong kepada mereka. Apabila meminta bantuan kepada salah satu dari mereka, lalu dipenuhi, maka dia adalah saudaranya yang memberi kemanfaatan. Dan jika tidak dipenuhi, jangan mencelanya. Sebab hal itu akan menjadi dalih untuk memusuhi dirinya. Tidak menasehati siapapun dari mereka, kecuali setelah melihat adanya respon baik dari mereka. Sebab jika tidak, mereka justru akan memusuhinya dan tidak akan mau mendengar apapun darinya.
Apabila melihat kebaikan, kemuliaan dan hal terpuji lainnya pada diri mereka, kembalikanlah hal tersebut kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Hendaklah memuji-Nya dan memohon kepada-Nya agar hal tersebut membuat mereka tumpul.
Apabila melihat kejahatan, perkataan jelek, pergunjingan atau segala hal yang dibenci pada diri mereka, serahkanlah hal itu kepada Allah. Berlindunglah kepada-Nya dari kejahatan mereka dan memohon pertolongan-Nya untuk menghadapi mereka. Janganlah mencela mereka, sebab tidak ada hak baginya untuk mencela. Selain itu, celaannya juga akan membuat mereka memusuhinya, dan tidak akan mengobati kemarahannya. Akan tetapi, ia harus bertaubat kepada Allah dari dosa yang mereka lakukan. Dan meminta ampunan-Nya. Dan hendaklah dirinya menjadi seorang pendengar setia di antara mereka dan menjadi seorang tuli tentang kbathilan mereka.

Adab Anak Kepada Orang Tua
Hendaklah senantiasa mendengarkan segenap ucapan mereka, menghormati mereka, melaksanakan perintah mereka dan memenuhi panggilan mereka. Merendahkan diri di hadapan mereka dengan penuh kasih sayang. Tidak membuat mereka jemu dengan permintaan yang terus-menerus. Berbuat baik kepada mereka dan melaksanakan perintah mereka, semata-mata karena kebaikan mereka. Tidak memandangi mereka dengan sikap marah dan tidak mendurhakai perintah mereka.

Adab Orang Tua Kepada Anak
Orang tua selayaknya senantiasa menampakkan kebaikan kepada anak-anaknya. Tidak membebani mereka untuk berbuat baik di luar batas kemampuan mereka. Tidak memaksa mereka ketika merasa jemu. Tidak mencegah mereka untuk taat kepada Allah dan tidak menelantarkan pendidikan mereka.

Adab Berteman
Senantiasa menampakkan kegembiraan kepada mereka ketika bertemu. Memulai pertemuan dengan mengucapkan salam. Bersikap ramah, senantiasa memberi kelapangan ketika duduk, dan mengiringinya ketika berdiri. Diam ketika dia berbicara dan membenci perdebatan. Memperbagus ucapan ketika bertutur. Tidak memberikan jawaban sebelum dia selesai berbicara. Memanggilnya dengan nama yang paling disukainya.

Adab Tetangga
Hendaklah memulai perjumpaan dengan mengucapkan salam. Tidak memperpanjang percakapan dengan tetangga dan tidak banyak bertanya kepadanya. Menjenguknya ketika sakit dan turut berduka cita ketika dia tertimpa musibah. Menegurnya dengan ramah ketika dia melakukan kekeliruan. Menundukkan pandangan mata dari orang-orang semhrimnya. Menolongnya ketika meminta pertolongan. Tidak memandangi pelayan perempuannya.

Adab Majikan Kepada Pembantu


Hendaklah tidak membebaninya dengan pekerjaan-pekerjaan di luar batas kemampuannya. Bersikap ramah kepadanya ketika dia merasa jemu. Tidak memukulnya. Tidak mencelanya, sehingga menjadinya bersikap lancing. Memafkan kekeliruannya dan menerima permintaan maafnya. Jika mempunyai makanan yang baik, ajaklah dia makan bersama atau berilah dia makan dari makanan itu.

Adab Pembantu Kepada Majikannya
Senantiasa menuruti perintahnya. Menasehatinya ketika mereka bergunjing. Melayani sepenuhnya. Menjaga nama baiknya di hadapan muhrimnya dan bersikap lembut kepada anaknya. Tidak berkhianat di dalam menggunakan hartanya.
besambung ...

lanjutan ...ADAB SOPAN SANTUN BERAGAMA (AL-ADAB FI AD-DIN) V

Adab Makan
Hendaklah senantiasa membasuh tangan sebelum dan sesudah makan. Mulai dengan membaca basmalah. Makan dimulai dari orang yang berada di sebelah kanan terlebih dahulu, lalu orang berikutnya. Mengecilkan suap dan memperhalus kunyahan. Tidak memandang wajah teman yang sedang makan. Tidak makan sambil bersandar. Tidak makan ketika merasa kenyang. Hendaklah memberi alas an yang tepat ketika kenyang, sehingga membuat malu tamu atau orang yang memerlukan makanan lebih banyak. Memulai pengambilan makanan dari sisi piring dan tidak mulai dari tengahnya. Menjilat jemari ketika selesai makan dan membaca hamdalah. Tidak berbicara masalah kematian agar tidak menggelisahkan para hadirin.

Adab Minum
Hendaklah melihat ke dalam gelas sebelum meminumnya. Membaca basmalah sebelumnya dan mengucapkan hamdalah sesudahnya. Menyesap air dan tidak menegaknya. Bernafas ketika minum sebanyak tiga kali, diikuti dengan membaca hamdalah lalu membaca basmalah ketika hendak meminumnya lagi.
Tidak minum sambil berdiri. Menawari minum kepada yang lain, jika ada orang lain bersamanya.

Adab Laki-laki Ketika Hendak Menikah
Seorang laki-laki yang hendak menikah selayaknya terlebih dahulu mencari wanita yang baik agamanya, lalu yang cantik, dan yang kaya – jika menginginkannya. Tidak membuat perjanjian atas pa yang diberikan., dan tidak menyembunyikannya. Tidak melamar wanita yang sudah dilamar oleh oang lain. Tidak menyelenggarakan resepsi pernikahan yang disertai hal-hal yang dapat menjauhkan diri dari Tuhannya, dan menghinakan dirinya. Tidak duduk berduaan (dengan istrinya) ketika ada orang lain yang melihatnya. Dan tidak menciumnya di tengah-tengah keluarganya.
Hendaklah terlebih dahulu mencari informasi tentang keberadaan wanita yang akan dinikahinya. Tidak mengutus orang yang suka berdusta dan tukang fitnah, melainkan mengutus orang terpercaya. Tanyaka tentang agamanya, ketekunan shalatnya, perhatian kepada ibadah puasa, rasa malu dan kebersihannya, bagus-jelek tutur katanya, kebiasaan tinggal di rumahnya, dan kebaikan kepada kedua orang tuanya.
Berlaku sopan pada saat memandangnya sebelum akad dan menyampaikan perkataan yang baik sesudah akad. Menyelidiki perangai dan agama orang tuanya, serta ihwal agama dan perilaku ibunya.

Adab Perempuan Ketika Ada laki-laki Melamarnya


Seorang wanita yang hendak dilamar, seyogiany meminta kepada orang kepercayaan keluarganya untuk menanyakan tentang mazhab si pelamar, agama, keyakinan, kehati-hatian, dan kejujurannya dalam menepati janji. Menanyakan kepada kerabat laki-laki tersebut dan kepada orang yang mendatangi rumahnya tentang ketekunannya dalam melaksanakan shalat, shalat berjamaahnya, dan ketulusannya di dalam perilaku dan perbuatannya.
Kecintaannya kepada seorang laki-laki harus karena factor agamanya dan bukan karenahartanya; atau harus karena tingkah lakunya dan bukan karena popularitasnya. Berniat untuk menikahinya atas dasar qana’ah dan menaati perintah-perintah suaminya. Itulah yang akan mengokohkan persahabatan dan meneguhkan kecintaan.

Adab Bersetubuh
Pasangan suami istri, ketika hendak bersetubuh, seyogianya memakai wewangian. Bertutur kata lembut, menampakkan kecintaan, mencium pasangan dengan kemesraan, dan memeluknya dengan penuh rasa cinta.
Memulai persetubuhan dengan membaca basmalah. Tidak melihat kemaluan, karena hal itu akan mewariskan kebutaan. Menutup bagian bawah pinggang dan tidak menghadap kiblat.

Adab Suami Istri
Pasangan suami istri sudah seharusnya memperbagus pergaulan dan bertutur kata lembut. Saling menampakkan kecintaan dan menumbuhkan kesenangan dalam berduaan. Saling memaafkan kekeliruan dan tidak mengungkit-ungkit kesalahan masing-masing.
Suami hendaklah memelihara harga diri istri dan tidak berdebat dengannya. Memberinya uang belanja tanpa kekikiran dan senantiasa memuliakan keluarganya. Membiasakan berjanji tentang hal-hal yang baik dan memperbesar rasa cemburunya terhadap sang istri.

Adab Istri Kepada Suami
Seorang istri harus senantiasa memelihara sikap malu terhadap suami, menghindari perdebatan dengannya, dan memelihara ketaatan kepadanya. Diam saat suami berbicara, menjaga diri ketika dia tiada, dan tidak mengkhianatinya dalam menggunakan harta kekayaannya.
Senantiasa memakai wewangian, membersihkan mulut, dan mengenakan pakaian bersih. Menampakkan sifat qana’ah, mencurahkan segenap kasih sayang, dan sebabtiasa berhias untuknya. Memuliakan keluarga dan kerabatnya. Memandang keberadaanya dengan keutamaan dan menerima perlakuannya dengan rasa syukur. Menampakkan rasa cinta ketika dekat dengannya dan memperlihatkan kegembiraan ketika memandangnya.

Adab Suami Kepada istri


Senantiasa memelihara shalat Jum’at dan shalat berjamaah. Memakai pakaian bersih dan selalu menyikat gigi. Tidak memakai pakaian yang mewah, dan tidak juga yang gembel. Tidak memanjangkan pakaian atas dasar kesombongan, dan tidak memotongnya pendek karena ingin dianggap orang miskin. Tidak memandang kepada selain muhrimnya. Tidak meludah ketika sedang bercakap-cakap. Tidak banyak duduk di pintu rumah bersama tetangganya. Tidak banyak berbicara kepada teman-temannya tentang istrinya dan apa yang ada dalam rumahnya.

Adab Istri Kepada Dirinya


Senantiasa membiasakan diri tinggal di dalam rumah. Duduk di dalam rumah dan tidak banyak keluar rumah. Senantiasa memperhatikan perkataan tetangganya dan tidak bergaul dengan mereka, kecuali sebatas keperluannya saja. Menyenangkan suaminya ketika dipandang. Menjaga diri ketika suami tidak ada di sisinya. Tidak keluar dari rumah; kalaupun keluar dengan cara sembunyi-sembunyi, mencari tempat-tempat yang sepi dan yang dapat menjaga keperluannya, bahkan berpura-pura tidak tahu kepada orang yang mengenalnya.
Keinginannya adalah memperbaiki diri, mengatur rumah tangga, dan selalu bersiap menyambut ibadah shalat dan puasa. Memperhatikan aib dirinya dan memikirkan agamanya. Memelihara diamnya dan menundukkan pandangannya. Mewaspadai Tuhannya dan selalu menyebut-Nya. Mentaati suaminya dan selalu mendorongnya untuk mencari harta halal dan tidak menuntut pemberian yang banyak.
Senantiasa menampakkan rasa malu dan menghindari perkataanyang keji. Bersikap sabar dan banyak bersyukur. Memuliakan dirinya. Memperhatikan keadaan dan kemampuan dirinya. Dan jika salah satu kawan suaminya minta izin untuk masuk, sedangkan I rumah tidak ada suami, maka ia jangan meminta banyak penjelasan dan jangan terlalu banyak bicara. Demi untuk menjaga rasa cemburu antara dirinya dan suaminya.
bersambung .............

lanjutan ...ADAB SOPAN SANTUN BERAGAMA (AL-ADAB FI AD-DIN) lanjutan ...ADAB SOPAN SANTUN BERAGAMA (AL-ADAB FI AD-DIN) IV

Adab Orang Miskin
Orang miskin seyogianya memelihara sikap qonaah, menyembunyikan kemiskinan, tidak menampakkan kehinaan dan tidak merendahkan diri. Menjauhi sifat rakus, menjaga harga diri dan menampakkan kecukupan kepada orang-orang dermawan dari kalangan ahli agama. Menghormati orang-orang kaya tanpa mengharap kebaikan mereka. Menampakkan kecukupan kepada mereka tanpa mengharap pemberian dari mereka. Tidak bersikap sombong dan tidak menghinakan diri. Menjaga kalbu ketika memandang mereka dan berpegang teguh pada agama ketika menyaksikan kehidupan mereka.

Adab Pemberi Hadiah
Memandang dengan sikap yang utama kepada orang yang diberi hadiah. Menampakkan kebahagiaan atas penerimaannya. Berterima kasih ketika menyaksikan hadiahnya diterima. Membawa sendiri hadiah tersebut kepadanya, meskipun banyak.

Adab Penerima Hadiah
Menunjukkan kegembiraan atas pemberian hadiah, walaupun sedikit. Mendo’akan pemberi hadiah apabila dia telah pergi dan menampakkan wajah yang berseri ketika dia hadir. Membalas pemberiannya apabila mampu dan memujinya jika memungkinkan. Tidak merendahkan diri di hadapannya, menjaga diri dari kecacatan iman karenanya, dan menjauhi ketamakan bersamanya.

Adab Berbuat Kebajikan
Senantiasa mengawali tindak kebajikan sebelum diminta. Bersegera untuk mengerjakannya ketika berjanji. Banyak melakukan kebajikan. Menyembunyikan tindak kebajikannya dari sikap pamer. Tidak banyak memberi setelah diterima kebajikannya. Berupaya untuk terus senantiasa melaksanakannya. Dan waspada dari tindak penghentiannya.

Adab Berpuasa
Mencari makanan yang halal dan baik. Tidak bertengkar dan meningalkan pergunjingan. Menghindari perbuatan bohong, tidak menyakiti orang lain, dan menjaga seluruh anggota badan dari perbuatan tercela.

Adab di Dalam Perjalanan Ibadah Haji
Membelanjakan harta secara baik. Berbuat baik kepada orang yang membawa perbekalannya. Membantu teman. Menemani orang yang kendaraannya rusak. Mendermakan sebagian dari bekalnya. Berakhlak terpuji, bertutur kata baik, dan bersenda gurau tanpa disertai maksiat serta senantiasa mencari kelurusan.
Menampakkan kegembiraan ketika memandang kawan bicara. Mendengarkan pembicaraannya, tidak menihilkan kecemasannya, dan berusaha melupakan kesalahannya. Berterima kasih atas bantuannya serta senantiasa memuliakan dan membantunya.

Adab Berihrom
Hendaklah mandi, kemudian mengenakan pakaian bersih, dan memakai wewangian. Mengurus orang-orang yang lapar, membaca talbiyah dengan penuh ketakziman, dan mengeraskan suaranya sebagai bentuk kegembiraan karena bisa memenuhi seruan-Nya. Bertawaf untuk mengagungkan tempat suci, bersa’i untuk mencari keridhaan, dan berwukuf sebagai persaksian terhadap hari kiamat.
Memandang masy’ar (tempat menunaikan ibadah haji) dengan pandangan kasih sayang, memaknai cukur rambut sebagai symbol kebebasan, dan menganggap penyembelihan kurban sebagai symbol penebusan dosa. Memandang pelemparan batu (jumrah) sebagai wujud ketaatan. Menganggap tawaf ziyadah sebagai pemandangan kehidupan yang tidak terbatas, dan penolakan atas hakikat kesedihan. Dan ketika saatnya pulang, dipenuhi keinginan untuk kembali lagi.

Adab Memasuki Kota makkah


Memasuki tanah haram dengan pengagungan dan memandang kota Makkah dengan kesedihan. Memandang Masjid al-Haram dengan keutamaan dan memandang Baitullah dengan takbir dan tahlil. Membiasakan tawaf dan tetap mengerjakan umrah. Memasuki Baitullah dengan mengagungkan kesuciannya dan membiasakan diri untuk bertobat setelah memasukinya.

Adab Memasuki Kota Madinah
Hendaklah memasuki kota Madinah dengan penuh wibawa dan sikap tenang. Memperhatikan syariat yang berkaitan dengannnya dan memandangnya dengan pandangan yang mulia. Mendatangi Masjid Nabi Saw dan mimbarnya, seakan-akan menyaksikan shalat dan khutbah beliau. Berziarah ke kubur Nabi Saw, seakan-akan memandang pribadinya yang mulia. Berbicara kepada beliau dengan suara lembut, seakan-akan melihat dengan mata kepala sendiri laiknya kepada teman duduknya. Memulai ziarah dengan ucapan salam kepada beliau.
Selanjutnya, mengucapkan salam kepada dua orang yang terbaring di sampingnya (Abu Bakr as-Siddiq dan ‘Umar Ibn al-Khattab). Serta mempersaksikan kecintaan keduanya atas beliau. Mempersaksikan perjalanan beliau diantara mereka. Dan respon beliau kepada mereka. Menyaksikan ketakziman mereka kepada beliau dan sambutan mereka kepada beliau. Dan jika hendak meningalkan kuburan beliau, janganlah dengan membelakanginya.

Adab Pedagang


Seorang pedagang selayaknya tidak duduk di jalanan tempat lewatnya kaum muslimin, sehingga akan mempersempit gerak mereka. Ia harus mempekerjakan anak dewasa yang tidak berlaku zalim dalam menakar dan tidak mengurangi timbangan; menyuruh dia agar menyempurnakan takaran an tidak tergesa-gesa dalam menimbang. Ketepatan timbangan dirhamnya seperti dua sayap burung yang terbang dan keseimbangannya seperti timbangan, panjang benangnya, tepat arah jarumnya, jelas ayunannya, dan seimbang bandulannya.
Pada setiap harinya, sebelum memulai aktivitas jual beli, ia harus memeriksa timbangannya dan membersihkan sisanya. Memerintahkan pekerjanya untuk tepat dalam menakar minyak. Apabila yang dating orang yang mulia, muliakanlah. Apabila yang dating adalah tetangga, utamakanlah. Apabila yang dating orang yang lemah, kasihanilah. Dan apabila yang datang selain mereka, berbuat adillah. Juallah barang-barang dagangan dengan harga yang sepatutnya; jika murah harganya, niscaya banyak pelanggannya. Namun jika mahal, niscaya sedikit pelanggannya.
Pada saat menunggui barang dagangan, hendaklah berupaya terus untuk mengkaji Alquran. Menundukkan pandangan dari hal-hal yang diharamkan dan dari pemuda yang berparas cantik. Tidak membeli barang dagangan dengan harga murah dari seorang bodoh yang pemboros. Tidak menghardik kaum peminta-minta. Dan tidak melarang pembeli untuk menawar.
Jika ia adalah orang yang mampu mengurusi persoalannya sendiri, maka tentu ia lebih mampu untuk mengurusi masalah yang mesti dilaksanakan pekerjanya. Ia harus membeli timbangan, ukuran, dan takaran dari orang-orang yang sudah dikenal terpercaya. Ketika menjual barang dagangan, ia tidak boleh memujinya dan ketika membelinya, tidak boleh mencelanya. Ketika menawarkan barang, ia harus menawarkan yang sebenarnya. Menghindari berkata buruk ketika meminta pengurangan harga barang, dan tidak berkata bohong ketika sedang bertransaksi. Meminimalisir interaksi dengan para warga pasar, dan tidak banyak bersenda gurau. Serta menjaga diri agar tidak banyak mengundang permusuhan.

Adab Penukar Uang
Seorang penukar uang seyogianya mempunyai itikad yang baik dan mampu menunaikan amanat. Berhati-hati terhadap uang riba dan bersegera membayar kredit. Tidak memberikan uang yang jelek. Menyempurnakan timbangan dan tidak berniat menipu. Senantiasa memeriksa neracanya karena takut berkurang akurasi takarannya.

Adab Tukang Emas


Hendaklah bekerja dengan ketulusan dan bersungguh-sungguh di dalam kedermawanan. Tidak memperlambat pekerjaan, menepati janji, dan tidak melampaui batas di dalam menetapkan nilai upah.
bersambung ... 

lanjutan ...ADAB SOPAN SANTUN BERAGAMA (AL-ADAB FI AD-DIN) III

Adab Shalat
Seorang muslim yang hendak melakukan shalat, selayaknya bersikap rendah hati, memelihara kekhusyukan dan menampakkan kehinaan. Menghadirkan kalbu, menghilangkan rasa was-was dan menghindari keraguan, baik lahir maupun batin.
Menenangkan anggota badan, menundukkan kepala dan meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri. Menghayati bacaan dan mengucapkan takbir dengan penuh ketakziman. Melakukan ruku’ dengan penuh ketundukkan, bersujud dengan penuh kekhusukan, bertasbih dengan penuh pengagungan, mengucapkan syahadat dengan penuh kesaksian, dan memberi salam denan penuh kasih sayang. Mengakhiri shalat dengan penuh rasa takut dan berusaha mencari keridhaan-Nya.

Adab Membaca Alquran
Hendaklah membiasakan diri dengan sikap tenang dan rasa malu. Menjauhi perbuatan sia-sia dan perkataan keji. Memelihara sikap tawadhu dan membiasakan untuk menangis.

Adab Berdo’a
Seyogianya menghadirkan kekhusyukan di dalam kalbu, memusatkan perhatian, menampakkan kehinaan, berbaik sangka, merendahkan diri, dan menampakkan sikap butuh. Memohon kepada Allah seperti permohonan orang yang sedang tenggelam kepada orang yang dapa menyelamatkannya. Mengetahui hina kedudukan dirinya dan besarnya keagungan Allah sebagai tempat memohon. Membentangkan kedua telapak tangan ketika memohon. Meyakini bahwa do’anya akan dikabulkan dan takut terhadap hal-hal yang mendatangkan kegagalan. Senantiasa menanti kelapangan dan menjauhi permusuhan. Memperbagus maksud dan pengharapan. Mengusapkan telapak tangan ke wajah setelah selesai berdo’a.

Adab Shalat Jum’at
Hendaklah mempersiapkan diri sebelum tiba waktu shalat Jum’at. Segera bersuci sebelum masuk waktunya. Mandi dan mengenakan pakaian bersih. Tidak melangkahi tengkuk orang lain. Menghindari perbincangan dan memperbanyak zikir. Mengambil tempat duduk dekat imam dan mendengarkan apa yang disampaikan khatib. Setelah selesai menunaikan shalat, kembali menyebar (di muka bumi) ntuk mencari ilmu dan berjalan dengan tenang.
Tidak menjalinkan jemari. Memendekkan langkah, membiasakan bersikap tunduk, dan memperbanyak syukur kepada Zat Yang maha Pemberi rizki. Memasuki masjid dengan khusyu’ dan memberi salam. Berusaha untuk tidak melakukan shalat setelah khatib duduk di atas mimbar. Menjawab salam yang diberikan oleh khatib. Menghindarkan diri dari berbicara, membulatkan tekad untuk menerima pelajaran, dan tidak berpaling ketika khatib menghadap dan berkhutbah kepadanya. Tidak melakukan shalat sebelum khatib turun dari mimbar dan sebelum muazin selesai mengumandangkan iqomat.

Adab Seorang Khatib
Para khatib hendaklah mendatangi masjid dengan tenang dan penuh wibawa. Memulai khutbah dengan memberi salam dan duduk dengan rasa takut disertai ketakziman kepada Allah. Menghindarkan diri dari percakapan sambil menunggu waktu tiba. Melangkah menuju mimbar dengan tenang, seakan-akan ia ingin menunjukkan perkataannya kepada Zat Yang Maha Perkasa. Menaiki mimbar dengan penuh rasa khusyu’. Berpegangan pada pegangan tangga mimbardan naik ke atas sambil berzikir. Memandang kepada hadirin dengan memusatkan perhatian dan mengucapkan salam kepada mereka sebagai pertanda agar mereka memperhatikan khutbahnya. Duduk mendengarkan azan dengan penuh rasa takut kepada Zat Yang maha Kuasa.
Mulai berkhutbah dengan sikap tawadhu’ dan tidak memberi isyarat dengan jari. Meyakini bahwa ucapannya bermanfaat. Mengisyaratkan pada hadirin untuk berdo’a. kemudian turun dari mimbar dengan diiringi iqomat yang dilantunkan oleh muazin. Tidak bertakbirotul ihram sebelum para jamaah terdiam. Memulai shalat dan memperbagus bacaannya.

Adab di Hari Raya
Menghidupkan malam hari raya (dengan takbir, tahlil dan tahmid – pent) dan mandi di pagi harinya. Membersihkan badan dan memakai wewangian. Terus-menerus melantunkan takbir, memperbanyak zikir, melazimkan kekhusyukan, serta bertasbih dan bertahmid di sela-sela takbir. Diam untuk mendengarkan khutbah ‘id setelah shalat hari raya ditunaikan. Makan sedikit sebelum keluar dari rumah jika hari raya itu adalah hari raya Idul Fitri. Pergi ke tempat shalat melalui suatu jalan dan pulang ke rumah melalui jalan yang lain. Kembali dengan rasa belas kasih karena takut kepada Zat Yang maha Ghaib.

Adab di Saat Gerhana
Memelihara rasa takut dan menampakkan kecemasan. Segera bertobat dan tidak merasa jemu (untuk bertobat). Bergegas menegakkan shalat. Berdiri lama untuk melaksanakan shalat. Dan senantiasa memelihara kewaspadaan.

Adab Shalat Istisqa
Hendaklah berpuasa sebelum melaksanakan shalat istisqo (shalat untuk meminta hujan). Diawali dengan bertobat dan menghindari sikap-sikap zalim. Mencurahkan segenap perhatian dan tidak membanggakan diri. Mandi sebelum keluar rumah. Membiasakan dii untuk diam dan memperhatikan segala hal yang dilarang. Mengakui segala dosa yang mendatangkan siksa dan bertekad tidak akan mengulanginya. Diam untuk mendengarkan khutbah, bertasbih di sela-sela takbir, memperbanyak istighfar dan membalikkan jubah sambil berdo’a.

Adab Orang Sakit
Senantiasa mengingat mati dan bersiap-siap menghadapinya dengan bertobat. Membiasakan diri memuji dan mengagungkan Allah. Bersikap rendah hati sambil terus berdo’a. menampakkan kelemahan dan pengharapan. Memohon kesembuhan dan meminta bantuan dari Zat Yang Pemberi kesembuhan. Menampakkan rasa syukur ketika ada kekuatan dan tidak mengeluh. Memuliakan orang yang menemani dan tidak melakukan jabat tangan.

Adab Bela Sungkawa


Bersikap rendah hati, menampakkan kesedihan dan tidak banyak berbicara. Tidak tersenyum, karena hal itu dapat menyebabkan kedengkian.

Adab Mengantar Jenazah
Memelihara kekhusyukan, menundukkan pandangan dan menghindari pembicaraan. Memperhatikan si mayit seraya mengambil pelajaran. Memikirkan simulasi jawaban-jawaban atas pertanyaan dari malaikat Munkar dan Nakir. Bertekad untuk bersegera memenuhi tuntutan-tuntutan kewajiban. Cemas akan menyesali segala apa yang telah berlalu ketika dating kematian.

Adab Bersedekah
Hendaklah memberi sedekah sebelum diminta. Menyembunyikan sedekah, baik ketika memberi maupun setelah memberi. Bersikap ramah kepada peminta, tidak tergesa-gesa menolak permintaannya, dan berkata pelan jika dia meminta dengan suara yang perlahan.
Menghindari sikap bakhil dengan memberi apa yang diminta atau menolaknya dengan ramah. Jika Iblis – semoga Allah melaknatnya – membisikkan bahwa peminta itu tidak berhak menerima sedekah, maka ingatlah jangan sekali-kali menahan apa yang dikaruniakan Allah kepadanya, sebab dia berhak atas harta tersebut.

Adab Peminta-minta


Menampakkan kefakiran yang sebenarnya. Menyampaikan permintaan dengan perkataan lemah lembut. Menerima pemberian – walaupun sedikit – seraya bersyukur dan berdo’a untuk kebaikan. Jika ditolak, pulanglah dengan sopan dan penuh kerelaan. Tidak mengulang-ulang permintaan dan tidak bersikap memaksa.

Adab Orang Kaya
Memelihara sikap rendah hati, menjauhi sikap sombong dan senantiasa bersyukur. Menggunakan hartanya untuk berbuat kebajikan. Bersikap ramah kepada orang miskin dan senantiasa menerima kedatangannya. Menjawab salam kepada setiap orang yang mengucapkannya dan tidak menyembunyikan kekayaan. Bertutur kata lembut, bersikap ramah, dan membantu orang lain demi kebaikan.
bersambung .. ke adab yang selanjutnya

lanjutan ...ADAB SOPAN SANTUN BERAGAMA (AL-ADAB FI AD-DIN) II

Adab Ketika Menyendiri
Menjadi seorang yang faqih dalam masalah agama, mengetahui tentang permasalahan shalat, puasa, zakat dan haji. Meyakini bahwa kesendiriannya dapat menolak kejahatan dirinya. Menghadiri setiap pertemuan dan shalat berjamaah. Mengurus jenazah dan menjenguk orang sakit dengan tidak larut dalam perbincangan mereka. Tidak bertanya tentang cerita apa pun dari mereka yang akan mengotori kesucian kalbunya. Tidak tamak terhadap pemberian mereka, sehingga tidak merasa butuh atas bantuan tetangganya. Dengan demikian, maka waktunya terbagi tiga, yaitu: untuk shalat dan mengaji, sehingga beruntung; untuk membaca buku-buku, sehingga terpelajar; dan untuk tidur sehingga selamat. Membiasakan berzikir dan memperbanyak syukur, sehinga sempurna urusannya. Jika memiliki keluarga, berbicaralah dengan mereka. Bersungguh-sungguhlah dalam kesendiriannya, sehingga dapat mengukur kualitas pengasingannya.

Adab Sufi
Seoang ahli sufi selayaknya tidak banyak memberi perintah, meninggalkan syath (artificial) di dalam ungkapannya, berpegang pada ilmu syariat, membiasakan bekerja keras, bersungguh-sungguh dan tidak terlalu akrab dengan manusia. Meninggalkan popularitas dalam hal berpakaian dan menampakkan keindahan, bersikap tawakkal, memilih kefakiran, membiasakan berzikir dan menyembunyikan rasa cinta. Sellu berupaya memperbagus kualitas pergaulan. Menjaga diri dari perilaku homoseksual dan lesbian, dan senantiasa mempelajari Alquran.

Adab Orang Mulia
Senantiasa memelihara kemuliaan, tidak memperalat aspek keturunan, tidak mengandalkan dengan usaha, dan takut kepada Tuhannya. Menyayangi orang yang berada di bawahnya. Dan tidak berusaha menyamai orang yang setara dengannya.
Mengetahui keutamaan ahli ilmu walaupun dia setingkat atau lebih tinggi daripada mereka didalam masalah keilmuan. Mengikuti orang-orang yang memahami agama dari kalangan ahli fiqh dan Alquran. Menempa akhlak. Menjaga ucapannya ketika sedang marah dan berkhutbah. Memuliakan kawan duduk. Menyambungkan persaudaraan. Melindungi kerabat. Membantu tetangga. Dan menghias teman-temannya dengan keutamaan dirinya.

Adab Tidur
Senantiasa bersuci sebelum tidur. Tidur pada sisi badan sebelah kanan. Berzikir kepada Allah ‘Azza wa Jalla hingga tertidur. Berdo’a dan memuji Allah ketika bangun dari tidur.

Adab Shalat Tahajjud
Mengurangi makan dan minum. Menghiasi waktu siang dengan menjauhi pergunjingan, berdusta dan ucapan-ucapan yang tidak berfaedah. Meninggalkan pandangan terhadap hal-hal yang haram. Bangun dari tidur dengan penuh rasa takut. Memperbaiki wudhu, memandang ke kerajaan langit, berdo’a dan menghadirkan hati di dalam shalat agar bisa memahami bacaannya.

Adab Memasuki Kakus


Hendaklah seseorang itu membaca basmalah dan memohon perlindungan kepada Allah (isti’azah) sebelum ia memasuki kakus. Membuka pakaian dengan lembut setelah berjongkok. Mengusapkan tangan pada tanah setelah beristinja dengan air. Menutup aurat sebelum keluar dari kakus. Membaca hamdalah dan bersyukur setelah keluar dari kakus.

Adab Memasuki Kamar Mandi


Menutup aurat dan berusaha tidak memandang auratnya. Mencari kesendirian, tidak berkata apa-apa, tidak memalingkan muka ke kanan ataupun ke kiri, tidak mengucapkan salam dan duduk dengan santai.
Mencuci kemaluan (bila sedang junub) sebelum memasuki kamar mandi dan mencuci kedua kaki dengan air dingin apabila keluar, karena hal itu dapat menghilangkan sakit kepala.

Adab Berwudhu
Bersiwak dan membiasakan berzikir sambil membasuh anggota wudhu. Merasakan ketakziman kepada Yang Dituju dan bertobat kepada-Nya dari segala dosa. Diam setelah bersuci hingga memasuki waktu shalat. Bersuci dilakukan setelah mencukur kumis, bulu ketiak dan bulu kemaluan, serta setelah memotong kuku. Mencuci sela-sela jari, membersihkan lubang hidung serta membersihkan pakaian dan badan.

Adab Memasuki Masjid


Berjalan mulai dengan kaki kanan, menghilangkan kotoran dari sandal, menyebut nama Allah ‘Azza wa Jalla dan memberi salam kepada orang-orang yang telah hadir terlebih dahulu. Apabila masjid kosong, berilah salam kepada diri sendiri. Memohon kepada Allah agar dibukakan pintu-pintu rahmat-Nya.
Duduk menghadap kiblat, melekatkan fungsi muraqabah (control Allah atas diri sendiri), mengurangi berbicara dan menghindari bicara keras. Tidak mengeraskan suara di dalam masjid dan tidak menghunus pedang. Apabila membawa pedang, peganglah tangkainya. Tidak melakukan pekerjaan, mencari benda yang hilang, melakukan jual beli, dan melakukan persetubuhan
Apabila keluar dari masjid, dahulukan kaki kiri dan memohon kepada Allah akan keutamaan karunia-Nya.

Adab Ber’itikaf
Senantiasa berzikir, memusatkan perhatian, menghindari bicara, selalu diam di tempat dan tidak berpindah-pindah. Menahan nafsu dari apa yang diinginkan, menolak kesenangan nafsu dan memaksanya untuk taat kepada Allah ‘Azza wa jalla.

Adab Mengumandangkan Azan


Seorang muazin hendaklah betul-betul mengenal waktu shalat, baik pada waktu musim panas maupun musim dingin. Menundukkan pandangan mata ketika menaiki menara azan. Berpaling ke kanan dan ke kiri di dalam azan ketika mengucapkan “hayya ‘ala as-salah dan hayya ‘ala al-falah” dan memperbagus bacaan azannya serta mempercepat bacaan iqomat.
Adab Imam
Seorang imam seyogianya mengetahui rukun-rukun shalat dan sunnah-sunnahnya. Memahami hal-hal yang dapat membatalkan dan merusak shalatnya. Tidak menjadi imam bagi suatu kaum yang tidak menyukai dirinya. Menjadikan barisan di belakangnya adalah para ahli ilmu. Meminta mereka untuk meluruskan barisan danmenasihati mereka dengan lemah lembut. Tidak membaca surat-surat yang panjang, sehingga mereka jemu; tidak memanjangkan tasbih, sehingga mereka bosan; dan tidak pula meringankannya, sehinga hilang kesempurnaan shalatnya. Sebaliknya mengatur shalat sesuai dengan kemampuan orang yang paling lemah di antara mereka.
Menyempurnakan ruku’ dan sujud, sehingga mereka merasa nyaman (tuma’ninah), diam sejenak sebelum dan sesudah membaca surat al-fatihah, dan juga ketika selesai membaca surat-surat setelahnya. Menunggui orang yang merasa sulit di dalam ruku, selama tidak melampaui batas yan wajar. Menanti tetangga yan belum dating selama tidak takut akan mengakhirkan waktunya. Berhenti sejenak diantara dua salam. Ketika selesai shalat, mengharap karunia Allah dengan penuh asa takut. Memperbanyak rasa syukur kepada Allah dan memelihara zikir kepada-Nya dalam segala kondisi.
Bersambung .... 

ADAB SOPAN SANTUN BERAGAMA (AL-ADAB FI AD-DIN) PENGARANG: IMAM ALGHAZALI

                                Bismillahirrahmanirrahim

MUKADDIMAH


Segala puji bagi Allah yang menciptakan kita, lalu menyempurnakannya; mendidik kita, lalu membaguskannya; dan memuliakan kita dengan mengutus Muhammad, Rasul utusan-Nya.



Dengan memohon taufik-Nya, kami tuturkan bahwa:
Akhlak yang paling sempurna dan paling tinggi, amal yang paling bagus dan paling baik, adalah adab dalam beragamayang diikuti oleh orang-orang yang beriman dari tindak kerja Tuhan Semesta Alam dan dari akhlak para Nabi dan Rasul Allah.


Allah telah mendidik kita dengan aneka penjelasan yang tertulis di dalam Alquran. Dia mendidik kita melalui tuntunan Nabi-Nya, Muhammad Saw, yakni as-Sunnah, dengan kewajiban-kewajiban yang dipikulkan kepada kita.



Karena itu, milik-Nya segala kenikmatan.
Demikian pula melalui para sahabat, para tabi’in, dan generasi sesudah mereka, yakni orang-orang beradab dari kalangan orang-orang beriman yang mengharuskan kita untuk mengikuti mereka.


Adab dalam beragama sangat penting kedudukannya dan jumlahnya pun banyak.

Oleh karena itu, di sini kami hanya akan memaparkan sebahagiannya saja agar pembahasannya tidak bertele-tele, sehingga sulit untuk dipahami.

Adab Mukmin di Hadapan Allah


Seorang mukmin semestinya selalu menundukkan pandangan matanya dan memusatkan segenap perhatiannya hanya kepada Allah. Membiasakan diam dan menenangkan anggota-anggota badan. Bersegera melaksanakan perintah, menjauhi larangan, tidak suka membantah dan berakhlak baik. Membiasakan berzikir dan mensucikan pikiran.



Mengendalikan anggota-anggota badan dan menenangkan hati. Mengagungkan kebesaran Tuhan, menjauhi sifat marah, dan menyembunyikan cinta. 
Memelihara keikhlasan.
Tidak riya dan pamer.
Mendakwah kebenaran.
Tidak berpedoman kepada makhluk dan mengikhlaskan amal.


Berkata benar, menyucikan pandangan dan mengupayakan pendekatan diri kepada Allah (taqarrub) secara terus-menerus. Tidak banyak memerintah, menyembunyikan keutamaan dan bersemangat memperbaiki diri. Marah ketika melanggar yang haram, mengekalkan haybah (keseganan akan kewibawaan Allah), menumbuhkan rasa malu, dan merasa takut (kepada Allah). Menjadikan sikap tenang sebagai keyakinan bathin dan tawakal sebagai kesadaran terhadap baiknya suatu ikhtiar.

Menyempurnakan wudhu tatkala merasa berat dan menunggu (kembali) shalat berikutnya setelah mengerjakan suatu shalat. Kalbu bergetar karena takut akan meninggalkan fardhu. Membiasakan bertaubat karena takut bergelimang dosa, dan memelihara keyakinan terhadap yang ghaib. Kalbu merasa takut saat berzikir dan cahayanya bertambah ketika menerima petuah. Mengembangkan sikap tawakkal ketika miskin dan ketika mampu mengeluarkan sedekah tanpa sikap kikir.



Adab Kaum Terpelajar
Adab seorang terpelajar antara lain adalah selayaknya terus-menerus mencari ilmu dan mengamalkannya. Memelihara ketenangan. Meninggalkan sifat takabur dan tidak memancingnya. Mengasihi para pencari ilmu dan tidak merespon orang-orang yang sombong. Menyelesaikan masalah orang-orang awam dan tidak merasa gengsi untuk mengatakan, “Saya tidak tahu.” Memberikan perhatian yang serius atas sebuah pertaanyaan. Tidak berpura-pura. Dan memperhatikan serta menerima sebuah argumentasi kebenaran, walaupun berasal dari lawan.

Adab Seorang Murid di Hadapan Guru


Seorang murid – di hadapan gurunya – selayaknya memulai setiap pertemuan dengan mengucapkan salam, tidak banyak bicara di hadapannya, ikut berdiri ketika ia berdiri dan tidak mengatakan, “Fulan mengatakan sesuatu yang berbeda dengan apa yang kamu katakan.” Tidak bertanya kepada teman ketika duduk di hadapannya.



Tidak tertawa ketika guru sedang berbicara. Tidak mengemukakan pendapat yang bertentangan dengan pendapatnya. Tidak memegang bajunya ketika dia berdiri. Tidak meminta penjelasan tentang suatu masalah di tengah perjalanan hingga sampai ke rumahnya. Dan tidak banyak bertanya ketka dia terlihat merasa jenuh.

Adab Guru Pengajar Alquran (Muqri'u)


Adab guru seorang pengajar Alquran antara lain adalah senantiasa duduk seperti duduknya seorang yang ketakutan, menyimak perintah, berusaha untuk paham, dan senantiasa mengharap kasih-Nya. Memperhatikan ayat-ayat mutasyabihah, memperhatikan tanda waqf, mengetahui tanda-tanda permulaan bacaan, menjelaskan ihwal hamzah, mengajarkan bilangan, dan membaguskan pengucapan huruf. Menerangkan manfaat dan pahala menamatkan bacaan Alquran.
Ia juga harus menyayangi kaum pemula yang mempelajari Alquran. Bertanya-tanya apabila ada murid yang tidak hadir. Meninggalkan perdebatan. Memulai dengan mengajarkan bacaan yang dibaca ketika shalat, atau – jika perlu – mengimami orang lain.

Adab Pembaca Alquran


Seorang pembaca Alquran seyogianya membiasakan duduk di hadapan Alquran seperti duduknya orang yang tawadhu’. Memusatkan perhatian. Menundukkan kepala, dan memohon izin sebelum membaca. Memohon perlindungan kepada Allah dan membaca basmalah serta berdo’a ketika selesai membaca Alquran.

Adab Pengajar Anak-Anak


Adab pengajar anak-anak diantaranya adalah memulai dengan perbaikan diri, karena mata dan telinga mereka tertuju ke arahnya. Apa-apa yangbaik menurut dirinya, akan menjadi baik pula bagi mereka, dan apa-apa yang jelek menurutnya, akan menjadi jelek pula di mata mereka. Membiasakan diam saat terduduk. Dan tidak melirik marah dengan pandangannya. Seyogianya, sebagian besar pengajarannya dilakukan dengan upaya ‘menakut-nakuti’ tidak memukul dan apalagi menyiksa.


Tidak banyak bercakap-cakap dengan mereka, karena mereka akan menjadi berani. Tidak membiarkan mereka bercengkrama, karena mereka akan menjadi kurang ajar. Tidak mengajak siapapun bersenda gurau di hadapan mereka.



Menolak pemberian mereka dengan wira’i. Mencegah mereka dari sikap mengadu domba atau menghasut dan menghindarkan diri mereka dari mencari-cari aib orang lain.


Mengajari mereka bahwa menggunjing itu jelek. Mengajak mereka untuk takut pada tindakan berdusta dan provokasi. Tidak menanyakan suatu ihwal yang menimpa mereka, sehingga membebaninya. Tidak banyak menuntut pada keluarga mereka, sehingga mereka mendiktenya. Mengajarkan pada mereka tentang bersuci dan shalat. Dan memberitahukan pada mereka tentang najis-najis yang harus dihilangkan.

Adab Periwayat Hadits


Adab periwayat hadits adalah harus bertujuan benar, menghindari dusta, menyampaikan hadits yang masyhur, meriwayatkan hadits dari orang-orang siqah dan meninggalkan hadits munkar. Tidak menyampaikan apa yang terjadi dikalangan ulama salaf. Mengenal zaman. Menjaga diri dari kesalahan, kekeliruan, kesalahan baca, dan penyimpangan.


Meninggalkan senda gurau, menghindari hasutan dan mensyukuri nikmat Allah karena dia telah berada di dalam derajat Rasulullah sebagai penyampai hadits.

Memelihara sikap tawadhu’ dan menjadikan sebagian besar dari omongannya bermanfaat bagi kaum muslimin, baik berupa hal yang wajib, sunnah dan adab mereka di dalam menjelaskan kitab Allah Azza wa Jalla.

Tidak membawa ilmunya kepada para menteri (pejabat pemerintah) dan tidak mendatangi pintu para penguasa, sebab hal tersebut akan merendahkan kredibilitas para ulama dan menurunkan kualitas ilmu mereka tatkala bermaksud mengajarkannya kepada para penguasa dan orang-orang kaya. Tidak meriwayatkan hal-hal yang tidak diketahui asal-usulnya dan tidak membacakan apa-apa yang tidak ada di dalam kitabnya. Tidak berkata ketika ada orang yang menbacakan sesuatu kepadanya. Berhati-hati agar tidak mencampurkan satu hadits ke dalam hadits lain.

Adab Pencari Hadits


Senantiasa menulis hadits-hadits masyhur dan tidak menulis hadits-hadits garib, tidak juga menulis hadits-hadits munkar. Menukil hadits dari orang-orang yang siqah. Tidak melebihkan hadits masyhur dari hadits lain. Pencariannya tidak mengurangi kehormatan dirinya dan tidak melalaikan shalatnya. Menghindari pergunjingan, diam untuk mendengar, melazimkan diam di hadapan perawi hadits dan menaruh perhatian terhadap upaya perbaikan tulisannya.



Tidak mengatakan, “Saya telah mendengar”, padahal belum pernah mendengar. Tidak menyebarkan hadits untuk mencari kemasyhuran, lalu menukil hadits dari orang-orang yang tidak siqah dan ahli makrifat, tetapi harus mengambil hadits dari ahli agama. Tidak menukil hadits dari orang yang tidak mengenal hadits yang bersumber dari orang-orang salih.

Adab Penulis


Seorang penulis selayaknya selalu berupaya memperindah tulisannya dan membaguskan goresan tangannya. Merajuk pada ilmu i’rab untuk menjelaskan kalimat, mengetahui perhitungan dan memiliki pendapat yang benar. Memakai pakaian yang bagus dan menggunakan wewangian. Mengetahui sejarah orang-orang terdahulu di antara para ahli saraf.



Mengambil secara berangsur-angsur dari sumber-sumbernya dan mengetahui urusan yang utama. Bertoleransi dan berpeengalaman dalam hal-hal kebaikan. Menghindari kezaliman dan menjauhi segala yang haram. Menjaga harga diri, membaguskan pergaulan dan menjaga diri dari kehinaan. Menjauhi perkataan keji di dalam majlis, menghindari senda gurau dan percakapan, serta bujukan kepada para pelayan.

Adab Da’i Pemberi Nasihat


Adab pemberi nasihat diantaranya adalah senantiasa menghindari sikap takabur dan selalu memelihara rasa malu kepada Tuhannya. Senantiasa menampakkan pengharapan kepada sang Pencipta dan berkeinginan memberi manfaat kepada para pendengarnya.



Mengoreksi diri untuk mengetahui aibnya. Memandang pendengar dengan pandangan kebenaran, berbaik sangka kepada mereka dengan bathin agama (batin ad-diyanah), dan tidak berharap pada mereka untuk memberi perlindungan. Metode pengajarannya lembut. Menyayangi para pemula. Meyakini bahwa dirinya dapat melaksanakan ucapannya, agar orang lain dapat mengambil manfaat dari yang dia katakan.

Adab Pendengar


Seorang pendengar semestinya senantiasa menampakkan kekhusyukan dan memelihara ketundukan. Menjernihkan hati dan berbaik sangka. Meyakini ucapannya dan membiasakan berdiam. Tidak banyak bertingkah dan senantiasa memusatkan perhatian. Serta menghindari menuduh (yang tidak-tidak).

Adab Ahli Ibadah


Ahli ibadah seyogianya mengetahui saat-saat beribadah, memahami wiridnya, membaguskan ucapannya dan berusaha meneteskan air mata. Memelihara kekhusukan dan melazimkan ketundukan. Menundukkan pandangan, menggetarkan hatinya, senantiasa memikirkan agamanya, memperhatikan waktu dan membiasakan diri untuk berpuasa.



Bangun di malam hari, bersikap wira’i, dan mengurangi makan-minum. Selalu menunggu kedatangan ajal, menjauhi teman-temannya, meninggalkan syahwat, memelihara shalat – mengetahui keutamaan dan ihwal yang menyebabkan ketidaksempurnaannya. Tidak merasa butuh pada ilmu orang lain, selain pengetahuan dirinya dan hakikat keberadaannya.
bersambung .................. 

Senin, 07 Mei 2012

FILSAFAT PENGANTAR PADA KEMA'RIFATAN

"Filsafat sebagai senjata para pecinta ilmu (filo dan sofist) adalah perangkat lunak untuk mencari hakikat sesuatu. Jadi segala hal itu bisa dikaji dan dipahami dengan filsafat walau dalam batas tertentu."

Tanpa basa basi ketika menyebut hakikat maka pikiran ini akan diangkut menuju hakikat hakiki yaitu Tuhan. Dengan filsafat apakah permasalahan ini (ketuhanan)juga bisa dijangkau, atau malah lebih dari itu yaitu hanya bisa dijangkau dengan etape-etape yang ditawarkan ilmu filsafat tidak dengan yang lain?


Filsafat sebagai senjata para pecinta ilmu (filo dan sofist) adalah perangkat lunak untuk mencari hakikat sesuatu. Jadi segala hal itu bisa dikaji dan dipahami dengan filsafat walau dalam batas tertentu.
Filsafat membahas tentang "kesesuatuan" sesuatu. Jadi dengan filsafat akan menjadi jelas sesuatu itu mustahil ada, mungkin ada atau harus ada.
Tuhan sebagai pihak yang dikatakan sebagai hakikat hakiki apakah tidak mungkin ada, mungkin ada, atau malah harus ada?
Ada yang mendefinisikan Tuhan sebagai nama yang diperuntukkan bagi pihak yang memiliki segala ke-Mahaan, memiliki segala sifat kebaikan. Apakah definisi ini bisa diterima?
Sekarang kita buktikan apakah Tuhan harus ada, mungkin ada, antara ada dan tiada atau mustahil ada.
Wujud dibagi dengan wujud material dan non material. Wujud material adalah segala wujud yang terbatasi oleh ruang dan waktu sehingga mampu dikonsumsi panca indra. Dihadapan kita banyak contoh wujud material, seperti tulisan yang sedang pembaca baca ini, komputer atau Hp yang ada dihadapan anda dan semacamnya adalah benda material. Ciri-ciri benda material adalah bisa dikenali dan dipahami dengan panca indra.
Contoh non material seperti Tuhan, malaikat, neraka, surga dll. Wujud-wujud yang tidak terjangkau oleh panca indra tapi dengan akal pikiran kita.
Tuhan itu non materi dan non materi tidak mampu dijangkau panca indra. Jadi untuk membuktikan keberadaan Tuhan harus mengunakan non panca indra yaitu akal pikiran.
Wujud tidak keluar dari tiga kemungkinan. Wujud yang mungkin berwujud, mustahil berwujud, atau harus berwujud.
1. Wujud yang mungkin berwujud adalah wujud yang tidak ada keharusan untuk menjadi ada atau untuk tetap tidak ada. Seperti Andi. Sebelum lahir Andi bisa
a. ada => lahir kedunia atau
b. tidak ada => tidak lahir kedunia. Jadi Andi mungkin ada dan mungkin tidak ada.
Contoh yang mustahil berwujud /tidak mungkin berwujud adalah yang tidak mungkin mewujud nyata baik dalam pikiran maupun dalam kenyataan seperti suatu benda hitam juga putih, berada diatas tapi juga dibawah, contoh-contoh ini tidak bisa memiliki wujud baik dalam pikiran maupun dalam kenyataan. Ada pengecualian, wujud ada yang bisa berwujud di pikiran saja tapi tidak mungkin berwujud diluar, wujud ini adalah wujud khayali seperti Naga berkepala manusia, gajah sebesar gunung dan semacamnya.
3. Wujud yang harus berwujud/wajib ada. Wujud ini adalah wujud yang menjadi tempat bergantung wujud-wujud lain sehingga wujud lain itu mewujud nyata. Jika tidak ada wujud yang wajib wujud atau harus berwujud ini maka tidak akan ada wujud yang lain dan tidak ada wujud sama sekali. Wujud ini juga harus paling sempurna mengingat wujud yang lain ada yang memiliki kesempurnaan dalam bagian dan kondisi-kondisi tertentu, jika wujud ini tidak sempurna maka tidak mungkin dapat menjadi penyebab munculnya wujud lain yang memiliki kesempurnaan, Wujud yang harus berwujud adalah Tuhan.
Sebelumnya sudah kita buktikan bahwa Tuhan adalah wujud yang harus ada. Tuhan itu seperti apa, wujud seperti apa yang layak kita berikan penghargaan sebagai penyandang kedudukan tertinggi tanpa tanding ini? apakah Tuhan bisa, boleh, mungkin untuk berjumlah lebih dari satu?, bagaimana dengan Tuhan yang bekerjasama mengingat kerjasama adalah prilaku positif, yang positif itu bagian dari kesempurnaan dan Tuhan adalah sumber dari segala kebaikan, apakah mungkin Tuhan bekerja sama?

HAQIIQOTU AL-BISMILLAH TA'RIF 'ALA USHULIL MA'RIFAT WA AL TAUHID BILLAH

Bismillaahirrahmaanirrahiim

Alhamdulillaahi wahdahu laa syariikalahu washshalaatu was salaamu ‘alaa rasuulillaaahi wa ‘alaa aalihi wa shahbihii wa man wa laahu laahawla wa laa quwwata illaa billaahi.
Asyhadu al laa ilaaha illallahu allaahu wahdahu laa syariikalahu wa asyhadu anna muhammadan abduhu wa rasuuluhu ammaa ba’du.

"Faqaalasysyakhus siraajul ‘aarifu qad allaftu kitaaban almusamma bi ushuulil ma’rifati wat tawhiidi wa ja’altuhaa abwaaban albaabul awwali fii bayaani tafsiimil bismillaahi ay ‘ilmal bismillaahi wasirra ahruu fihaa liannahaa ibtidaau kulliamrin waghayatuhaa wa ibtidaau kulli kitaabin minal qur aanil kariimi ilaghayrihaa."

Artinya :

"Syekh Siroj ‘Arif Billah berkata," Didalam kitab Ushulul Ma’rifat ini disebut juga sebagai kitab Ushulut Tauhid. Dan kitab ini terdiri dari beberapa bab/Fasal (pembagian).Dan disalah satu babnya menerangkan tentang Lafadz Bismillah,yaitu menerangkan tentang makna isi dari Bismillah dan menerangkan makna tiap-tiap huruf dari lafadz Bismillah.
Karna sesungguhnya kalimat Bismillah merupakan awal dari memulainya semua perkara dan menjadi semua kunci perkara.Dan juga menjadi awal dari semua kitab ,yaitu kitab Al-Qur'an dan kitab yang lainnya."




Jadi kalau kalian mau mengetahui sejatinya Allah SWT,maka harus mengetahui makna/isi kandungan dari lafadz Bismillah.

-Kalau kalian ingin mengetahui seisi alam,maka harus mengetahui isinya Bismillah.


-Kalau kalian ingin mengetahui isinya hakekat ilmu,maka harus mengetahui isinya Bismillah.


-Kalau kalian ingin mengetahui isi bunganya ilmu,maka harus mengetahui isinya Bismillah.


-Kalau kalian ingin mengetahui buahnya ilmu,maka harus mengetahui isinya Bismillah.


-Kalau kalian ingin mengetahui pedomannya ilmu,maka harus mengetahui isinya Bismillah.


-Kalau kalian ingin mengetahui tentang banyaknya ilmu,maka harus mengetahui isinya Bismillah


-Kalau kalian ingin mengetahui ilmunya sholat,maka harus mengetahui isinya Bismillah


Segala permasalahan secara lahir maupun bathin semuanya sudah terkumpul didalam kalimat Bismillah.


Sebagai permulaan baik pria maupun wanita hendaknya wajib memahami kandungan isi lafadz Bismillah.



Kalau kalian sampai tidak mengetahui makna Bismillah ,kelak bisa menjadi kafir.

Sesungguhnya mata dan hati manusia dipenuhi angan-angan.



Oleh karena itu banyak manusia yang belum bisa mencapai tahapan ma’rifat billah secara sempurna, walaupun mereka terlihat taat,alim dan rajin beribadah serta mempunyai seribu guru dan seribu kitab atau sudah mempunyai banyak murid dan juga bisa berjalan diatas air tanpa perahu,bisa menembus dan mengelilingi bumi bisa terbang diatas awan dan tidak terbakar oleh panasnya api,bisa menghilang dari penglihatan orang lain,dan ibadahnya lebih khusyuk serta mudah memenuhi kebutuhan hidup sesuai kemauannya,tetapi anehnya orang-orang tersebut tidak mengetahui kandungan isi lafadz Bismillah, maka orang tersebut disebut kafir ‘Indallah.

Walaupun orang itu turunan dari Kyai atau Wali,tapi tidak mengetahui isinya Bismillah,maka orang tersebut masih tetap kafir ‘ibdallah, dan islamnya masih ‘Indannas.


Kalau kita sudah mengetahui dan bisa memahami serta merealisasikan isinya Bismillah dan isi hurupnya dari lafadz Bismillah .



Meskipun orang tersebut turunan Jawa atau turunan Cina atau turunan Barat atau turunan Dayak,Raksasa / Jin,maka orang tersebut sudah Islam ‘Indallah.

Oleh karena itu apabila kalian ingin menjadi seorang Islam ‘Indallah ,maka harus mengerti dulu arti dan kandungan isinya Bismillah.



Kalau tidak tahu,nanti tidak syah semua amal ibadahnya dan tobatnya pun tidak diterima oleh Allah SWT.

Kalimat Bismillaahirrahmaanirrahiim dirangkum menjadi BISMILLAH,dirangkum lagi menjadi BISMI
.
Didalam kitab ini yang dijelaskan tentang rangkuman BISMI ,yaitu huruf ALIF ,BA,SIN DAN MIM.


1.MENERANGKAN HURUF ALIF






Huruf Alif didalam lafadz Bismillah sebenarnya Alif Ahadiyah. Dan disebut juga Alif dzatul wahid.

Alif sebagai tanda adanya alam Ahadiyah,yaitu tanda adanya dzat sejati.


Dan sebagai bukti nyata hanya ada Allah semata tidak ada yang lainnya. Yang mempunyai Cahaya Kehidupan.



Yaitu Hidup yang Menghidupi yang disebut Banyu Nur Alif (Air Cahaya Alif) atau disebut juga dengan Banyu sejati (Air Sejati) atau Ratu Ning Banyu (Penguasa Air).

Dan juga dinamakan Allah Yang Hidup atau Satu Rupa Yang merupakan tempat Menyatunya antara Hidup dan Mati.
Didalam alam ini masih berupa wujud mahdhi / wujud dzat sejati/ wujud tunggal, hidup tunggal, rasa tunggal ,belum ada yang lainnya dan disebut LATA'YUN ,yaitu Dzat yang wujud dengan sendirinya tanpa ada yang mewujudkan,hidup sendiri tanpa ada yang menghidupkan.


Dalilnya terdapat didalam kitab suci Al Qur’anul Karim , "Qul huwallahu ahad" artinya Katakanlah Wahai Muhammad kepada seluruh umat,kalau sebenarnya Allah SWT adalah dzat tunggal,rasa tunggal/Esa yang menjadikan alam dunia dan seisinya .



2.MENERANGKAN HURUF BA'






Huruf Ba didalam lafadz Bismillah menunjukkan adanya alam Wahdah. Adanya alam wahdah menunjukkan sifat sejati.


Dan disebut Sejatinya Muhammad. 


atau Hakekat Muhammadiyah.

Dan juga disebut nyatanya Dzatullah, adanya sejati Nurullah, dan disebut sejatinya Nur Muhammad, dan nyata kenyataannya Allah yang telah menjadikan seluruh alam dunia.

Jadi harus mengertilah bahwa Alif didalam lafadz Bismillah adalah yang menjadikan semua hidup dan semua ruh .



Sedangkan huruf Ba' yang menjadikan wujud nyata semua alam  


Oleh karena itu hidupnya semua alam dunia dikarenakan adanya Alif (Bathin) dan Ba (Dhohir) didalam lafadz Bismillah.
Karena itu Alif dan Ba didalam lafadz bismillah itulah yang menjadi BAPAK dan IBU seluruh Alam dunia.

Dan Alif lafadz Bismillah itu disebut Nurullah sedangkan Ba lafadz Bismillah itu disebut sejatinya Nur Muhammad .Kemudian Nurullah dan Nur Muhammad menyatu menjadi satu kesatuan yang tak terpisah sehingga tidak dapat lagi dibedakan.


Didalam kehidupan nyata berkumpulnya Nurullah dan Nur Muhammad disebut sebagai kumpulnya antara pria sejati dan wanita sejati yang disebut sebagai Nur Ma’an.

Dalilnya ada didalam kitab suci Al-Qu’anul Karim : "Nuurun ‘ala nuurin yahdillaahu linuurihi man yasyaau yakhribullaahul amtsaala linnaasi wallaahu bikulli syaiun ‘aliim."

Dengan adanya Nur tersebut,sebenarnya Allah SWT ingin memberitahukan kepada semua makhluk ciptaan-Nya dan agar manusia mengetahui bahwa sebenarnya DIA maha mengetahui terhadap semua ciptaan-Nya.




3.MENERANGKAN HURUF SIN

Huruf Sin didalam lafadz Bismillah itu menunjukkan adanya alam wahidiyat, yaitu adanya ilmu yang tiga dan Asma yang tiga pula.

Yang disebut dengan ilmu yang tiga adalah :


-Ahadiyat,


-Wahdat,


-Wahidiyat.

Dan yang disebut Asma yang tiga adalah :


-Allah,


-Muhammad


-Adam.

Sesungguhnya Allah SWT adalah Dzat Sejati, Muhammad adalah Sifat Sejati, dan Adam adalah Asma Sejati ,yaitu nyatanya Rasul.


Rasul adalah Nur yang hidup dari Nurullah yaitu nyatanya Adam.

Dan Adam yang menjadi Bapaknya semua manusia dibumi ini


4.MENERANGKAN HURUF MIM

Huruf Mim didalam lafadz Bismillah menunjukkan adanya Roh Idlafi. Dan Roh Idlafi menyatakan adanya manusia sejati, dan menunjukkan adanya af’al sejati.

Rangkaian Huruf Sin dan Mim menunjukkan adanya Alam Arwah ,Alam Misal, Alam Ajsam dan Alam Insan Kamil , yaitu nyatanya Asma Allah yang merupakan asma dzat mutlak.

Nyatanya Muhammad adalah sebagai pengganti dzat yang nyata.


Sehingga sejatinya Allah adalah Dzat nyata yang diwujudkan didalam Muhammad.
Dan disebut dhohirnya Muhammad tetapi Hakekatnya ALLAH atau Nyatanya Allah Ta’ala.

Nyatanya Muhammad yaitu nyatanya Alam Ajsam yaitu nyatanya asma rasul dan rupanya Adam Idlafi.

Yang menjadi badan dan nyawa / Rasa Tunggal. D
an bagi yang mengetahui arti dua kalimat syahadat berarti sudah mengerti sejatinya Allah dan mengerti sejatinya Muhammad, mengerti sejatinya dhahir dan mengerti sejatinya bathin,yaitu dhahirnya nabi bathinya wali,dhahirnya Muhammad bathinya Allah.


Dan disebut jasad Muhammad hidupnya adalah Allah. Dan yang sudah mengerti sejatinya badan dan mengerti sejatinya hidup,yaitu nyata sejatinya bapak dan ibu. 

Sifat Jalal itu Nurullah yaitu lanang ( Pria) sejati dan sifat Jamal itu Nur Muhammad yaitu wadon(Wanita) sejati .
Sifat Jalal itu kuasa mengeluarkan besi. Sifat Jamal itu kuasa mengeluarkan batu.

Bercampurnya besi dan batu menjadi api.
Ibaratnya api itu adalah bercampurnya raga dan hidup/jasad dan ruh .


Dan tidak akan ada anak kalau tidak ada ibu dan bapak.. 
Dan tidak akan ada Wahidiyah kalau tidak ada Ahadiyah dan Wahdah.

Jadi Ahadiyah melahirkan Wahdah,Wahdah melahirkan Wahidiyah, Wahidiyah melahirkan semua alam yang lainnya .

Ahadiyah maqamnya dzat Wahdah maqamnya sifat Wahidiyah maqamnya asma semua yang ada dialam maqamnya Af’al dan tidak mungkin ada af'al bila tidak ada asma.


Tidak ada asma kalau tidak ada sifat ,sebab semua af'al , Asma, Sifat adalah hakekatnya Dzat. 

Jadi apabila hamba sudah bisa fana’ Dzat dan fana’ Sifat serta fana’ Af’al, akan bisa Kamal.

Kalau sudah bisa Kamal akan bisa Qohar.
yaitu keadaan dhahir dan bathin sudah bisa kumpul menjadi satu .

Makanya kalian harus mengerti berkumpulnya antara jasad, roh, rasa Allah yang mendalam itu seperti bercampurnya pria dan wanita. itulah kenyataannya kenapa manusia harus menikah ....


WALLOHU A'LAM  

PENCARIAN HIDUP MENUJU KEKASIH SEJATI

JANGAN SUKA MENGANGGAP SESUATU YG TIDAK COCOK ITU ADALAH SESAT NAMUN SIKAPILAH SAMPAI KAU BENAR'' MEMAHAMINYA ...

KARENA JIKA KAU MENILAI CIPTAANNYA MAKA NISTALAH DIRIMU ... KARENA ALLOH MAHA MENILAI PADA APA'' YANG KAU SANGKAKAN











AlkisAnnabila